Anda di halaman 1dari 11

AL- ISLAM II

ETIKA SOSIAL

DOSEN PENGAMPU

SALMAN. S,Ud., M.Pd

DISUSUN OLEH

NADILA
190801027

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS STUDI ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


A.   Pengertian Etika

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti

watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan

perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk

jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan

melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan dan terwujud dalam

sikp dan dola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Menurut

Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran.

Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai

manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat,

wejangan peraturan, perintah dan  semacamnya yang bersifat turun temurun. Jadi moralitas

adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup sedangkan etika

adalah perwujudan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.

Pada dasarnya keduanya memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus

melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya moralitas langsung mengatakan “inilah caranya

harus melangkah”, Sedangkan  etika justru mempersoalkan “apakah harus melangkah dengan


cara ini dan mengapa harus dengan cara ini”

B.    Pembagian Etika

Dalam kaitannya dengan nilai dan norma, kita menemukan 2 macam etika:

Etika deskriptif, berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai

dan pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas

konkrit yang membudaya

2
Etika normatif, berbicara mengenai norma-norma yang menentukan tingkah

laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak

sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

Perbedaannya adalah etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil

keputusan tentang perilaku dan sikap yang   mau diambil sedangkan etika normatif memberi

penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang diputuskan.

Secara umum norma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Norma khusus, contohnya bermain bola

Norma umum, terdiri dari:

ü  Norma sopan santun, contohnya cara bertemu, makan, duduk dan sebagainya

ü  Norma hukum, lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh hukum terhadap para penggarnya

ü  Norma moral, yakni aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.

Penilaiannya bukan berdasarkan profesi tetapi manusia yang menjalankan profesi tertentu.

C.      Sistematika Etika

       Etika secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori:

Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia

bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak ukur dalam menilai

baik buruknya suatu tindakan.

Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam

bidang kehidupan yang khusus. Penerapan seperti “bagaiman saya mengambil

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang lakukan

yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar”

ü  Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri

3
ü  Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai

anggota manusia  

D.      Pendapat dan Aliran dalam Etika

1.      Etika Deontology

Deontologi berarti kewajiban (duty) maksudnya bahwa manusia ditekankan untuk

berbuat baik. Menurut etika ini suatu tindakan dikatakan baik bukan nilai berdasarkan akibat

atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik

pada dirinya sendiri.

Menurut Immanuel Kant (1764 – 1804), kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri

terlepas dari apa pun juga. Dalam menilai seluruh tindakan kita, kemauan baik harus selalu

dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya.

Ada 2 pokok yang ditekankan oleh Kant:

Tidak ada di dunia ini yang dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan baik.

Tindakan yang baik adalah tindakan yang dijalankan demi kewajiban.

2.      Etika Teleologis

Teori ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai atau

berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

            Ada 2 aliran etika teleologis

Egoism

Menurut aliran yang dapat dinilai baik itu adalah sesuatu yang memberi mandaat bagi

kepentingan diri, kepada vakunya. Sebab itu orang seperti ini disebut egoisme 

Utilitarianisme

4
Paham ini menilai baik dan tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari segi

kegunaan atau faedah yang didatangkannya.

Dikenalkan ada 2 jenis yaitu:

ü  Utilisme Individual

Paham ini menganggap seseorang boleh bersikap sesuai dengan situasi yang menguntungkan

dirinya. Jadi boleh berpura-pura hormat, bersikap menjilat asalkan perbuatan membwa

keuntungan bagi individu 

ü  Utilisme Sosial

Paham ini beranggapan demi  untuk kepentingan orang banyak tidak ada berdusta, tidak apa

bermulut manis. Dipakai dalam kelangkaan politis atau diplomatik

Egoism menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan dan akibat dari tindakan

bagi diri sendiri, sedangkan utilisme menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan

tujuan dan akibat dari tindakan bagi banyak orang.

3.      Universitas

Berarti umum. Universalisme sebagai ajaran etika berarti sesuatu dapat dinilai baik bila dapat

memberikan kebaikan kepada orang banyak. Universalisem berarti memikirkan kepentingan

umum dimana kepentingan individu tidak terpadat di dalamnya.

4.      Intuitionisme

Berasal dari kata intuition: ilham, bisikan kalbu. Paham ini berpendapat bahwa baik buruknya

atau susah tidaknya dapat merupakan suatu pertimbangan rasa yang timbul dari bisikan

kalbu. Bukan merupakan pemikiran secara analisis tapi dengan jalan perenungan dan semadi.

Menurut psikologi dan sosiologi, ada 2 sumber kekuatan yang mempengaruhi perbuatan dan

kelakuan seseorang:

5
 Ekstern  : pengaruh pergaulan, ajaran/pendidikan, kebudayaan

 Intern  : pengaruh cara berpikir, karsa/kemauan, insting, dan kejiwaan.

5.      Hedonism

Berasal dari kiat hedone : pleasure : kesenangan. Prinsipnya bahwa sesuatu dianggap baik

sesuai dengan kesenangan yang didatangkan. Jadi semua yang mendatangkan kesusahan

dianggap tidak baik.

Pengatnut ajaran ini biasanya boros dan memburu kesenangan tanpa melihat halal-

haramnya   

6.      Eudemonisme

Berasal dari kata eudaemonisme : happy : bahagia, dengan menitik beratkan pada rasa.

            Prinsip ajaran menilai baik buruk sesuatu berdasarkan ada tidaknya kebahagiaan yang

didatangkan. Walau menempuh jalan yang susah tapi didapatkan perasaan bahagia maka cara

ini dianggap baik oleh aliran ini.

7.      Altruisem

Berasal dari kata alteri : others : prinsipnya mengutamakan kepentingan orang sebagai lawan
kepentingan diri sendiri.

8.      Tradisional

Berasal dari kata tradisional : kebiasaan, adat-istiadat. Menurut paham ini susah tidaknya

dinilai dari sebagai kebiasaan atau adat istiadat  yang berlaku. Apa yang memperkukuh tradisi

dianggap baik dan yang menentang dianggap tidak baik.

E.   Etika Pergaulan Sosial

Etika pergaulan sosial adalah sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan karena bagaimana

bisa seseorang hidup tanpa melakukan interaksi yakni melakukan pergaulan dengan orang di

6
sekelilingnya. Sebab, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang yang selalu

berhubungan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan

serta  memerlukan bantuan orang lain.  Adapun yang menjadi dasar dalam etika adalah:

a)       Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.

b)       Memberi perhatian kepada orang lain.

c)       Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.

d)      Bersikap ingin membantu.

e)       Memiliki rasa toleransi yang tinggi.

f)        Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.

1.      Etika pergaulan dengan orang yang lebih Tua

“Sebagian tanda memuliakan Allah adalah menghormati orang Islam yang telah putih

rambutnya (tua).” (H.R Abu Daud)

“Tiada seorang Pemuda yang menghormati orang yang tua usianya, melainkan Allah akan

menyediakan orang-orang yang akan hormati jika ia telahtua usianya.” (H.R Tirmidzi)

“ Tidak termasuk golongaku yang tidak menyayangi orang yang lebih (muda), dan tidak

mengerti hak-hak orang yan lebih tua. Bukanlah termasuk golonganku orang yang menipu

kami, seorang mukmin yang lain, seperti mencintai dirinya sendiri.” ( Tarbani dari Damrah)

Yang dimaksud lebih tua disini adalah para orang tua kita yaitu nenek, paman, bibi,

dan orang lain yang lebih tua dati kita. Kita wajib menghormati mereka yakni orang tua yang

telah memelihara, membesarkan,mendidik, dan membiayai hidup kita. Karena tidak sedikit

pengorbanan yang mereka lakukan untuk membesarkan anak-anaknya.  Namun, tidak

selayaknya kita mengabaikan apa yang diperintahkannya, serta kewajiban menghormatinya

7
serta menuruti segala nasehat dan perhatiannya. Oleh karena itu tentulah kita harus memilii

etika yang baik kepada mereka yakni dengan menghormati, serta bersikap sopan dan santun.

Agama Islam juga mengajarkan agar kita selalu berlaku hormat dan sopan kepada

semua orang yang lebih tua, dari merekalah kita memperoleh pengalaman, memperoleh ilmu

untuk bekal masa yang akan datang. Sebagaimana janji Rasulullah pula seseorang yang

menghormati orang yang lebih tua darinya maka kelak dia juga akan dihormati pada masa

tuanya.

Adapun etika berbicara dengan orang yang lebih tua yakni: berbicara bersopan dan

santun, memperhatikan ia ketika sedang berbicara, tidak boleh sombong dalam berbicara

minsal berkedik pinggang hal tersebut dinamakan kurang adat. Contoh lain saat bertanya

kepada orang lain yakni sedang dalam kereta atau mobil, maka jika hendak bertanya maka

turunlah dari kereta atau mobil yang dikendarai karena hal tersebut merupakan upaya yang

kita lakukan menghargai orang yang ditanyai dan terlihat lebih sopan.

2.       Etika Pergaulan dengan orang yang sebaya

“ Orang mukmin terhadap mukmin lainnya, tak ubahnya bagaikan suatu bangunan yang
bagian-bagiannya (satu sama lain kuat) kuat menguatakan.” (HR. Muslim)

“ Barang siapa yang berjalan dalam upaya memenuhi kebutuhan saudaranya, dan usaa ini

berhasil adalah lebih baiak dari pada beri’tikaf sepuluh tahun.” (HR. Baihaqi)

Sebaya disini berati sama usianya, maka dari itu pergaulan sebaya sangatlah peting karena hal

tersebut selalu dilakukan hampir setiap hari dilingkungan masyarakat, oleh sebab itu

diperlukan etika yang baik dalam pergaulan sosial antara sebaya ini.

3.       Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim

۟ ‫ُوا قَوْ ۢ ًما ب َج ٰهَلَ ٍة فَتُصْ بح‬


َ‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰنَ ِد ِمين‬ ِ ِ
۟ ‫صيب‬ ٌ ۢ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِن َجٓا َء ُك ْم فَا ِس‬
ِ ُ‫ق بِنَبَإ ٍ فَتَبَيَّنُ ٓو ۟ا أَن ت‬

8
“ Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa satu berita,

maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpa suatu musibah kepada suatu kaum

tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kami menyesal atas perbuatanmu.”( QS.

Al-Hujarat:6)

Maksud dari ayat diatas yakni pergaulan antara sesama muslim berkaitan dengan peraturan-

peraturan tentang pergaulan umat islam antar satu golongan dengan golongan yang lain.

4.      Etika Pergaulan Dengan Yang Berbeda Agama

‫ٰيَٓأ َيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓائِ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ أَ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

“ Hai manusia, sesunggunhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling

mengenal...”(QS. Al-Hujarat: 13)

Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan yang berbeda agama. Sebab

pada dasarnya mereka juga merupakan makhluk ciptaan Tuhan hanya saja berbeda

keyakinan. 

5.        Etika makan bersama

ٌ ِ‫ت ٱل َّش ْي ٰطَ ِن ۚ إِنَّهۥُ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّمب‬


‫ين‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ُكل‬
۟ ‫وا ِم َّما فِى ٱأْل َرْ ض َح ٰلَاًل طَيِّبًا َواَل تَتَّبع‬
ِ ‫ُوا ُخطُ ٰ َو‬ ِ ِ

“ Hai manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi dan janganlah

kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagimu

(QS. Al-Baqarah: 168)

Adapun yang menjadi etika dalam makan bersama antara lain adalah:

9
a)      Berpakaian sopan. Kebiasaan makan tanpa berbaju, itu hanya berlaku bila anda makan

sendirian dalam kamar sendiri. Tetapi bila anda diundang kedalam suatu tempat untuk makan

bersama maka hendaklah memakai pakaian yang sopan.

b)      Bunyi mulut, kebiasaan mengecap makanan atau mengunyah dengan mulut berbunyi

(seperti kuda makan) ini dala salah satu etika yang harus di ubah apabila sedang makan

bersama.

c)      Gerak dan sikap. Etika juga membatasi gerak dan sikap ketika makan bersama.

d)     Cungkil gigi. Ini juga merupakan etika yang harus diperhatikan,  banyak masyarakat

dalam makan bersama setelah selesai makan mencungkil gigi yang membuat orang lain jijik.

e)      Bangkit bersama. Apabila dalam jamuan makan bersama, bila telah selesai makan

hendaklah menunggu yang lain selesai jangan bangkit terlebih dahulu, karena bila terjadi hal

tersebut, menyebabkan adanya pandangan kurangnya kesopanan pada pada diri kita.

6.      Etika Pergaulan Dalam Menerima Tamu

Menerima tamu berarti menerima hadirnya orang datang dari luar. Adapun etika yang perlu

diperhatikan dalam hal menerima tamu adalah:

a)      Berpakaian yang sopan saat menerima tamu

b)      Menghormati tamu

c)      Berbicara yang lemah lembut dan sopan terhadap tamu, dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

10
Salam Baharuddin, 1997 ETIKA SOSIAL Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. PT
RINEKA CIPTA, Jakarta
Robert C. Solomon, 1984. Etika: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
http://jenjitpuriningtias.wordpress.com/2013/09/10/dunia-pergaulan-dan-etika-dalam-
pergaulan/ (diambil Rabu,26-03-2014 jam 13:55)
www.bimbingan.org/pentingnya-etika-dalam-kehidupan-masyarakat.html (diambil, Rabu,
26-03-2014. jam 14:02 

11

Anda mungkin juga menyukai