Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIKA

Disusun Oleh:

Katsir Ad Dimassiqi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIkes) Muhammadiyah Aceh


BANDA ACEH TAHUN AJARAN
2018-2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Al-Qur’an adalah petunjuk suci untuk umat islam dalam semua aspek kehidupan dunia
dan akhirat. Sebagai wahyu Ilahi, Al-Qur’an berisi sunatullah dalam bentuk kode. Yang
dimaksudkan dengan sunatullah adalah hukum Allah tentang alam, tentang semua AlmahlukNya.
Sunatullah yang sudah diketahui manusia disebut kaidah ilmiah atau hukum-hukum ilmu
pengetahuan yang merupakan temuan ilmiah dari manusia.

Kedalaman dan ruang lingkup yang begitu luas dan sunatullah harus menghadapi
keterbatasan dari bahasa manusia, yaitu bahasa arab. Oleh karena itu sunatullah dalam ayat-ayat
Al-Qur’an harus dinyatakan dalam bentuk yang sangat padat, terkonsentrasi, kental, dan yang
paling penting adalah dinyatakan dalam bentuk yang tersamar dan terselubung dalam bentuk
kode yang hanya bisa ditangkap dengan isyaratnya. Tugas pembaca Al-Qur’an adalah memecah
kode untuk menyingkap misteri yang terkandung dalam suatu ayat, untuk memeras saripati dari
terjemahan artinya, maupun dari tafsir dan taqwilnya. Situasinya sekarang bertambah jelas.
Terdapat dua simpul dalam hubungan antara sunatullah dan temuan ilmu pengetahuan dan listrik
(scientific findings) pada simpul (hulu) terdapat sunatullah yang terkode, tersamar dalam ayat
Al-Qur’an. Sedangkan pada simpul (hilir) terdapat temuan iptek dalam satu atau lebih disiplin
iptek.
Oleh karena itu penulis membuat judul “Dalil Al-Qur’an yang menyangkut listrik” untuk
mengetahui bagaimana dasyatnya listrik dalam Al-Qur’an.

1.2  Rumusan Masalah

a)      Sebutkan dalil naqli tentang Listrik!

b)      Bagaimana tafsir ayat tersebut?


c)      Jelaskan tentang pengertian dan teori listrik!

d)     Bagaimana Analisis tentang ayat tersebut?

 1.3  Tujuan

Untuk mengetahui              :

1. Dalil naqli tentang listrik


2. Pengertian dan teori tentang listrik.
3. Ayat al-qur’an yang menyangkut listrik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dalil Naqli tentang listrik

isyarat listrik dalam Al Quran’an.QS. Al Baqarah: 20

20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

2.2 Pengertian Listrik

            Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan


aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui,
seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik juga bisa
menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio.

Dalam listrik, muatan menghasilkan medan elektromagnetik yang dilakukan ke muatan lainnya.


Listrik muncul akibat adanya beberapa tipe fisika:

 muatan listrik: sifat beberapa partikel subatomik yang menentukan interaksi


elektromagnetik. Substansi yang bermuatan listrik menghasilkan dan dipengaruhi oleh
medan elektromagnetik
 medan listrik (lihat elektrostatis): tipe medan elektromagnetik sederhana yang dihasilkan
oleh muatan listrik ketika diam (maka tidak ada arus listrik). Medan listrik menghasilkan
gaya ke muatan lainnya
 potensial listrik: kapasitas medan listrik untuk melakukan kerja pada sebuah muatan
listrik, biasanya diukur dalam volt
 arus listrik: perpindahan atau aliran partikel bermuatan listrik, biasanya diukur
dalam ampere
 elektromagnet: Muatan berpindah menghasilkan medan magnet. Arus listrik
menghasilkan medan magnet dan perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik

Pada teknik elektro, listrik digunakan untuk:

 tenaga listrik yang digunakan untuk menghidupkan peralatan


 elektronik yang berhubungan dengan sirkuit listrik yang melibatkan komponen listrik
aktif seperti tabung vakum, transistor, diodadan sirkuit terintegrasi

Fenomena listrik telah dipelajari sejak zaman purba, meskipun pemahaman secara teoritisnya
berkembang lamban hingga abad ke-17 dan 18. Meski begitu, aplikasi praktisnya saat itu masih
sedikit, hingga di akhir abad ke-19 para insinyur dapat memanfaatkannya pada industri dan
rumah tangga. Perkembangan yang luar biasa cepat pada teknologi listrik mengubah industri dan
masyarakat. Fleksibilitas listrik yang amat beragam menjadikan penggunaannya yang hampir tak
terbatas seperti transportasi, pemanasan, penerangan, telekomunikasi, dan komputasi. Tenaga
listrik saat ini adalah tulang punggung masyarakat industri modern

. Secara tegas Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.

“Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
(sebagai anugrah) dari-Nya”
Jadi, dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur’an.
Sebelum menjawab pertanyaan, ada dua catatan yang perlu diperhatikan.

Pertama, ketika Al-Qur’an berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, terlihat secara
jelas bahwa pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Misalnya uraian Al-Qur’an tentang kejadian alam.
“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah satu yang padu, kemudian Kami (Allah) pisahkan keduanya, dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?”.
Ayat ini dipahami oleh banyak ulama kontemporer sebagai isyarat tentang teori Big
Bang (Ledakan Besar) yang mengawali terciptanya langit dan bumi. Para pakar boleh saja
berbeda pendapat tentang makna ayat tersebut, atau mengenai proses terjadinya pemisahan langit
dan bumi. Yang pasti, ketika Al-Qur’an berbicara tentang kekuasaan dan kebesaran Allah, serta
keharusan beriman kepada-Nya.

Ini berarti sains dan hasil-hasilnya harus selalu mengingatkan manusia terhadap
kehadiran dan kemahakuasaan Allah SWT, selain juga harus memberi manfaat bagi
kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi rabbik.

Kedua, Al-Qur’an sejak dini memperkenalkan istilah sakhara yang maknanya bermuara


pada kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang teknik.

Ketika Al-Qur’an memilih kata sahkara yang arti harfiahnya menundukkan atau
merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan segala manfaat yang dapat diraih
darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.

2.3 Ayat-ayat Al-Qur’an

1. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah
timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S.
An-Nuur : 35)

2. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara)
petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah : 19)

3. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah : 20)

4. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir,
seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud." (Q.S. Fushshilat : 13

5. Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari
langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu.
Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar
petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka
bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami
berikan kepada Musa keterangan yang nyata. (Q.S. An-Nisaa’ : 153)

6. Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan
mereka melihatnya. (Q.S. Adz-Dzaariyaat : 44)

7.Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan
harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. (Q.S. Ar-Ra’d : 12)

8. Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa
yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (Q.S.
An-Nuur : 43)

9. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk


(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Q.S. Ar-Ruum :
24)

10. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu
sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu
menyaksikannya". (Q.S. Al-Baqarah : 55)

11. Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih
menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang
menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Fushshilat : 17)

12. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya. (Q.S. Ar-Ra’d : 13)

13. Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami
halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan
hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (Q.S. Faathir : 9)

14. Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun
mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (Q.S.
Ar-Ruum : 48)

15. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Q.S. Al-A’raaf :
57)

16. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-
nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. Al-Baqarah : 164)
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Al-Qur’an adalah sumber segala ilmu ALLAH SWT. Ayat-ayat dapat diibaratkan mata air dan
sumber yang mengalirkan sungai-sungai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai
temuan-temuan. (pendekatan hulu) berangkat dari temuan iptek, menuju ayat-ayat Al-Qur’an
bertujuan menemukan ayat-ayat yang mungkin menjadi sumber utama temuan tersebut.
Konfirmasi Al-Qur’an diharapkan dapat disimpulkan secara sementara terhadap temuan-temuan
iptek tersebut. Pendekatan ini bisa produktif jika ilmuan dapat mengambil ketentuan dan
terihlami oleh Al-Qur’an untuk memperkaya dan menyempurnakan temuan-temuan iptek
mereka.

Dari satu ayat memancar banyak sekali inspirasi untuk permasalan listrik, antisipasi jawaban dan
penjelasan suatu masalah. Sedangkan pendekatan ke hilir ini harus ditindaklanjuti oleh upaya
yang tak kenal lelah untuk penelitian pengembangan maupun pengkajian untuk meraih
penemuan iptek yang baru. Dalam kapasitas ini, Al-Qur’an menunjukkan mu’zijatnya sebagai
penggerak awal untuk kegiatan penelitian dan pengembangan bagi ilmuan islam.

Al Qur’an tidak akan berubah sejak diturunkan hingga akhir zaman, sedangkan sains dapat
berubah temuannya dari masa kemasa karena bertambahnya informasi/data yang diperoleh
sebagai akibat makin canggihnya peralatan/teknologi dan berkembangnya fisika dan matematika.
Dan pendapat bahwa mempercayai kebenaran Al Qur’an adalah sikap yang tidak bisa ditawar.
Apabila sains tampak menemukan suatu yang tidak serasi dengan Al Qur’an, ada dua
kemungkinan penyebabnya: sains belum lengkap datanya dan belum terungkap semua gejala
yang berkaitan sehingga kesimpulannya meleset, atau pemahaman terhadap ayat yang
bersangkutan kurang benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik
https://www.alquranpedia.org/2018/07/16-ayat-al-quran-tentang-listrik.html

Anda mungkin juga menyukai