Disusun oleh :
Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap 4
Pada Keluarga Tn. S”. Penulis menyadari bahwa dengan bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
mendukung proses penulisan makalah ini sehingga membawa hasil yang
diharapkan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ns. Thomas Aquino Erjinyuare Amigo, S.Kep., M.Kep.,
Sp.Kep.Kom sebagai dosen pengampu “Makalah Asuhan Keperawatan
Keluarga Tahap 4 Pada Keluarga Tn. S” yang telah memberikan masukan
serta bimbingan dalam proses pembuatan makalah ini,
2. Bapak Muflih, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen koordinator
dalam stase keperawatan keluarga yang telah memberikan arahan dan
masukan serta bimbingan dalam proses stase keperawatan keluarga
3. Kepada keluarga Tn.S yang bersedia untuk menjadi responden dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga
4. Dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan. Namun penulis tetap berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Menurut hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 sebesar
258.704.986 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 129.988.690 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan 128.716.296 jiwa [ CITATION Kem172 \l 1057 ]. Dimana dari
data tersebut sudah mencakup jumlah kepala keluarga di Indonesia pada tahun 2016.
Keluarga sendiri merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan anggota keluarga [ CITATION Fri10 \l 1057 ]. Di Yogyakarta sendiri ada sekitar
3.606.111 jiwa penduduk [CITATION Kep18 \l 1057 ]. Adapun jumlah kepala keluarga di
Yogyakarta Semester I pada tahun 2017 ada sekitar 1.203.840 kepala keluarga dengan
jumlah kepala keluarga tiap Kabupaten adalah sebagai berikut Kulon Progo (149.172
kepala keluarga), Bantul (317.813 kepala keluarga), Gunung Kidul (243.512 kepala
keluarga), Sleman (359.844 kepala keluarga), dan Kota Yogyakarta (133.499 kepala
keluarga). Sedangkan menurut jenis kelamin, jumlah kepala keluarga pada semester I
tahun 2017 di Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: jumlah kepala keluarga laki-laki
(291.230 kepala keluarga) dan jumlah kepala keluarga perempuan (68.614 kepala
keluarga) [ CITATION Kep17 \l 1057 ].
Jumlah kepala keluarga tersebut terdiri atas beberapa kepala keluarga yang sedang
dalam tahap tumbuh kembang keluarga yang berbeda-beda. Dimana setiap keluarga tidak
dapat lepas dari masalah-masalah terkait tahap tumbuh kembang keluarga. Masalah-
masalah yang berkaitan dengan tahap tumbuh kembang keluarga salah satu contohnya
adalah masalah kesehatan. Adapun tugas tumbuh kembang keluarga tahap 4 (usia anak
sekolah) adalah sebagai berikut: menyosialisasikan anak - anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan membantu hubungan anak-anak yang sehat dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga [ CITATION Fri10 \l 1057 ].
Untuk itu, penting bagi perawat terutama perawat keluarga dan komunitas untuk
mengetahui dan memahami terkait asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap
tumbuh kembang sesuai dengan tahap tumbuh kembang keluarga yang tengah dikelola
agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum: mengetahui dan memahami konsep dasar serta asuhan
keperawatan pada keluarga tahap tumbuh kembang 4 (anak usia sekolah)
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui pengkajian keperawatan keluarga sesuai tahap tumbuh
kembang keluarga,
b. Mengetahui diagnosa keperawatan keluarga sesuai tahap tumbuh kembang
keluarga,
c. Mengetahui intervensi keperawatan keluarga sesuai tahap tumbuh
kembang keluarga,
d. Mengetahui evaluasi keperawatan keluarga sesuai tahap tumbuh kembang
keluarga.
A. KONSEP KELUARGA
Menurut Bozzet (1987) dalam Friedman (2010), siapa yang disebut keluarga oleh
pasien itulah yang disebut keluarga.
U.S. Bureau of The Census mendefinisikan keluarga yang berorientasi tradisional
yaitu keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan,
darah, atau adopsi dan tinggal dalam suatu rumah tangga yang sama [ CITATION Fri10 \l
1057 ].
Menurut Hanson (2005) dalam Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo & Hanson (2010),
keluarga mengacu pada dua orang individu atau lebih yang bergantung satu sama lain
baik dari segi emosi, fisik dan dukungan ekonomi dan semua orang dalam keluarga itu
merupakan anggota keluarga itu sendiri.
Keluarga menurut ilmu sosiologi adalah sebuah grup yang terdiri dari dua atau lebih
yang terikat oleh hubungan darah, pernikahan atau adopsi yang tinggal bersama
[ CITATION Bed10 \l 1057 ].
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan darah, pernikahan, adopsi atau dianggap
keluarga dan saling bergantung satu sama lain baik dari segi emosi, fisik dan dukungan
ekonomi yang tinggal di rumah yang sama atau di tempat yang berbeda.
Adapun tipe keluarga menurut bentuknya [ CITATION Fri10 \l 1057 ] adalah sebagai berikut:
1. Keluarga inti (nucler family): keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan
anak. Adapun jenis keluarga inti dibagi atas 2 jenis yaiut dual-earner family (kedua
pasangan bekerja) dan keluarga tanpa anak,
2. Keluarga adopsi: satu atau lebih anggota keluarga merupakan hasil
pengangkatan/adopsi dan telah disahkan secara hukum,
3. Keluarga asuh: dimana seorang anak akan diasuh oleh keluarga lain dikarenakan
orang tua dianggap tidak mampu atau tidak layak untuk mengasuh anak tersebut,
4. Extended family: dalam satu rumah ditinggali oleh keluarga inti dan orang lain
namun masih terikat hubungan darah, pernikahan atau kekeluargaan,
5. Keluarga orang tua tunggal: keluarga yang hanya terdiri atas satu orang tua bisa ayah
bisa ibu,
6. Keluarga orang tua tiri: merupakan bentuk keluarga yang salah satu atau lebih
anggotanya tidak berhubungan darah tapi hanya pernikahan,
7. Keluarga binuklir: keluarga yang terbentuk setelah perceraian,
8. Cohabiting family: keluarga yang terdiri dari sepasang laki-laki dan perempuan yang
memutuskan untuk tinggal bersama namun tidak terikat oleh hubungan darah
maupun pernikahan,
9. Keluarga homoseksual: keluarga yang terdiri atas dua atau lebih pasangan sesama
jenis yang memutuskan tinggal bersama dan memiliki ikatan satu sama lain lebih dari
sekedar teman tinggal.
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Dimana fungsi ini berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif [ CITATION
Fri10 \l 1057 ]:
1) Saling mengasuh: cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan
kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam keluarga
merupakan modal dasar dalam memberikan hubungan dengan orang lain di
luar keluarga/ masyarakat [ CITATION Fri10 \l 1057 ].
2) Saling menghargai: Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
i. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
j. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
[ CITATION Fri10 \l 1057 ]
pasangan
Ketidakpuas
an dengan
pemenuhan
kebutuhan
Akselerasi 0080 Ketidakefe Keluarga Keluarga
gejala ktifan mampu mampu
penyakit Manajeme mengenal mengenal
seseorang n masalah : masalah :
anggota Kesehatan 1602 a. Pengetah 5606 a. Pengajaran :
keluarga Keluarga uan : Individu
Kegagalan Proses 5604 b. Pengajaran :
melakukan Penyakit Kelompok
tindakan 1808 b. Pengetah 5510 c. Pengajaran :
mengurangi uan : Proses
faktor resiko Pengobat Penyakit
Kesulitan an 5616 d. Pengajaran :
dengan 1814 c. Pengetah Peresepan
regimen uan : obat-obatan
yang Prosedur 5250 e. Keluarga
ditetapkan Penangan mampu
Ketidaktepat an memutuskan
an aktivitas 1803 d. Pengetah :
keluarga uan : 5310 f. Dukungan
untuk Manajem pengambilan
memenuhi en stroke keputusan
tujuan 1804 e. Pengetah 5270 g. Inspirasi
kesehatan uan : harapan
Kurang Pencegah 5543 h. Dukungan
perhatian an stroke emosional
kepada 1606 f. Keluarga
penyakit mampu
memutus
kan :
Partisipan
dalam
keputusan
perawata
n
kesehatan
Keluarga Keluarga
mampu mampu merawat
merawat : :
1623 a. Perilaku 5616 a. Pengajaran :
patuh : Peresepan
Pengobat obat-obatan
an yang 2304 b. Pemberian
disaranka obat : Oral
n c. Manajemen
1502 b. Keteramp 0180 energi
ilan d. Peningkatan
interaksi 1850 tidur
sosial e. Peningkatan
1305 c. Pengatura 7110 keterlibatan
n keluarga
psikososi
al :
Perubaha
n hidup
Keluarga Keluarga
mampu mampu
memodifikasi memodifikasi
lingkungan : lingkungannya :
0902 a. Komunik 4920 a. Mendengar
asi aktif
0906 b. Pembuata 5020 b. Mediasi
n konflik
keputusan
c. Mempros
0907 es
informasi
Gagal 00188 Perilaku Keluarga Keluarga
melakukan kesehatan mampu mampu
tindakan cenderung mengenal mengenal
mencegah beresiko masalah: 5602 masalah:
masalah 2013 a. Keseimba a. Pengajaran :
kesehatan ngan gaya 5240 proses
Gagal hidup penyakit
mencapai 0907 b. Mempros 5510 b. Konseling
pengendalia es c. Pendidikan
n optimal informasi kesehatan
Meminimalk 1701 c. Kepercay
an aan
perubahan mengenai
status kesehatan
kesehatan :
Tidak merasaka
menerima n maupun
perubahan melakuka
n
1703 d. Kepercay
aan
mengenai
kesehatan
:sumber-
sumber
yang di
terima
e. Adaptasi
1301 anak
terhadap
perawata
n di
rumah
sakit
Keluarga Keluarga
mampu mampu
mengambil 4480 mengambil
1602 keputusan: keputusan:
a. Perilaku a. Dukunggan
promosi pengambilan
1702 kesehatan keputusan
b. Kepercay
aan
mengenai
kesehatan
1602 : control
yang di
terima
c. Partisipas
i dalam
keputusan
perawata
n
kesehatan
Modifikasi
lingkungan:
3007 b. Kepuasan
klien :
lingkunga
n fisik
1902 c. Kontrol
resiko
Memanfaatka Memanfaatkan
n fasilitas fasilitas
1603 kesehatan: 7400 kesehatan:
a. Perila a. Panduan
ku sistem
penca pelayana
rian n
keseh kesehata
atan n
Pernyataan 00060 Gangguan 2602 Keluarga 5520 Keluarga
menyalahka proses 2640 mampu 5606 mampu
n anggota keluaga 2602 mengenal 5604 mengenal
keluarga masalah : masalah :
pada Fungsi Fasilitasi
munculnya Keluarga Pembelajaran
masalah Normalisai Pengajaran
kesehatan Keluarga Individu
dalam Partisipasi Pengajaran
keluarga. Keluarga Kelompok
Menghindari Dalam
merawat Perawatan
anggota Profesional
keluarga. Keluarga Keluarga
Ketidakmam mampu mampu
puan untuk mengambil 5250 mengambil
menerima 1606 keputusan: keputusan :
bantuan. Partisipasi Dukung
Ketidakmam Dalam Pengambilan
puan Keputusan Keputusan
beradaptasi Perawatan
dengan Kesehatan
perubahan. Keluarga Keluarga
Ketidakmam mampu mampu merawat
puan untuk 2602 merawat : 7140 :
memenuhi 2602 Fungsi 7150 Dukungan
keutuhan 2604 Keluarga 5020 Keluarga
emosi Integritas 7130 Terapi Keluarga
anggota Keluarga Mediasi Konflik
keluarga. Normalisasi 4360 Pemeliharaan
Ketidakmam Keluarga 7100 Proses Keluarga
puan untuk Modifikasi
memnuhi 4350 Perilaku
kebutuhan 5400 Peningkatan
keamanan Integritas
anggota 7110 Keluarga
keluarga. Manajemen
Perubahan 7040 Perilaku
dalam tugas 7120 Peningkatan
ketersediaan 7170 Harga Diri
untuk
dukungan Peningkatan
emosi. Keterlibatan
Perubahan Keluarga
dalam pola Dukungan
komunikasi. Perawatan
Mobilisasi
Perubahan
Keluarga
ketersediaan
Fasilitasi
untuk
Kehadiran
menunjukka
Keluarga
n respon
kasih
sayang.
Mengurangi
Ganggua 00056 Ketidakma 0108 Keluarga 5400 Keluarga
n fungsi mpuan mampu 8274 mampu
social. Menjadi 2602 mengenal mengenal
Ganggua Orang Tua masalah : 7140 masalah :
n Perkembanga 4350 Peningkatan
perilaku n Anak : Usia Harga Diri
(misalny Anak Peningkatan
a deficit Pertengahan Perkembangan :
perhatian Fungsi Anak
penyimp Keluarga Dukungan
ngan Keluarga
oposisi. Manajemen
Kegagala Prilaku
n Keluarga 5440 Keluarga
tumbuh mampu mampu
kembang 1502 mengambil 7140 mengambil
. keputusan : keputusan :
Keterlam Keterampilan Peningkatan
batan Interaksi Sistem
perkemb Sosial Dukungan
angan Dukungan
kognitif. Keluarga
Performa
akademi
k rendah.
Riwayat
pengania
yaan.
Riwayat
trauma.
Asuhan
tidak
konsiste
n.
Bicara
negative
tentang
anak.
Frustasi
dengan
anak.
Menghu
kum.
Kurang
interksi
antara
orang tua
dan
anak.
Menolak
anak.
Lingkun
ganruma
h tidaj
aman.
Merasa
tidak
mampu
memnuh
i
Keluarga Keluarga
mampu mampu merawat
2211 merawat : 7110 :
2905 Kinerja Peningkatan
Pengasuhan 8274 Keterlibatan
Kinerja Keluarga
Pengasuhan : 5566 Peningkatan
Anak Usia Perkembangan
Pertengahan Anak
8300 Pendidikan
Orang Tua :
7140 Keluarga Yang
7150 Membesarkan
Anak
Peningkatan
Pengasuhan
Dukungan
Keluarga
Terapi Keluarga