003.RCFA - BEU.IV.2020 - Analisa Penyebab Kontaminasi Air Pada Oli Turbin Unit 1
003.RCFA - BEU.IV.2020 - Analisa Penyebab Kontaminasi Air Pada Oli Turbin Unit 1
NOMOR : 003/RCFA/BEU/IV/2020
REVISI : 00
TANGGAL : 30 April 2020
Disusun Oleh :
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 18
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 19
i|Page
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8. Drain Air dari MOT Unit #1 dan Oli yang tercampur air ........................................................... 7
Gambar 9. Tampilan Dcs Unit#1 Saat Muncul High Temp Bearing Front Turbine .................................... 7
Gambar 11. Pekerjaan perbaikan dan leak test pada oil cooler .............................................................. 11
ii | P a g e
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Failure Defense Task Kontaminasi Air pada oli Turbin .............................................................. 17
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2. Monitoring Temperatur Oil Turbin Sisi Inlet Cooler Unit#1 ........................................................ 10
Grafik 3. Diagram Fault Tree Analysis Kemungkinan Penyebab Kontaminasi air pada oli turbin ............ 12
iii | P a g e
BAB I. PENDAHULUAN
2|Page
BAB II. DATA PERALATAN
2.1 Prinsip Kerja & Fungsi Peralatan
2.1.1 Fungsi Minyak Pelumas Turbin
Minyak pelumas turbin berfungsi untuk rnemberikan pelumasan
pada bearing turbin dan juga bearing generator. Turbin uap dilengkapi oleh bearing
sebagai bagian untuk mengurangi gesekan antara poros (bagian yang berputar)
dengan casing (bagian yang diam). Bearing dilengkapi dengan Fluida pelumas / oli
yang bersirkulasi dan bertekanan. Journal Bearing digunakan mengkompensasi
gaya berat dari turbin, sedangkan untuk mengkompensasi gaya aksial yang timbul
akibat aliran uap air di dalam turbin, digunakanlah Thrust Bearing. Bearing-bearing
ini digunakan untuk mengunci gerakan rotor pada arah aksial dan radial. Keausan
material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan yaitu
dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan
benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung
diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak
pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau
memberi pelumasan.
4|Page
Gambar 3. Lube Oil Cooler
DC Oil Pump ini digerakkan oleh motor listrik DC yang biasanya dipasok dari
baterai. Pompa ini hanya memasok minyak pelumas untuk bantalan dan
hanya digunakan dalam keadaan darurat, yaitu bila pasokan minyak dari pompa lainnya
terganggu.
5|Page
AC Oil Pump digerakkan oleh motor listrik AC dan memasok minyak pelumas
ke turbin bila pompa minyak pelumas utama tidak mampu memasok, misalnya
ketika putaran rendah atau pada saat start turbin
Exhause Oil Fan Berfungsi untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam
oli. Oli yang terus bersirkulasi akan menyebabkan panas dan mengeluarkan gas
sehingga harus dikeluarkan dari Main Oil Tank.
Pompa Pelumas Utama ( Main Oil Pump ) ini dikopel dengan poros turbin,
pompa ini berfungsi untuk memberikan pasok minyak pelumas pada turbin ketika
turbin telah berputar pada putaran normal atau mendekati putaran normalnya. Selain
itu, pompa pelumas utama juga memasok minyak untuk keperluan sistem governor
seperti, power oil dan pilot oil. Pressure kerja pada saat Main Oil Pump running yaitu
0,08 – 0,12 MPa.
6|Page
2.2 Data dan Gambar Pendukung
Operator turbin melakukan drain pada main oil tank (MOT) Unit#1 dan diperoleh
keluaran pada sisi drain berupa air. Apabila dilihat pada hasil drain tersebut sudah
tercampur kandungan air pada oli turbin yang mengakibatkan terpisah antara oli dan air
berupa free water seperti gambar dibawah ini,
Gambar 8. Drain Air dari MOT Unit #1 dan Oli yang tercampur air
Pelumas oli turbin akan membentuk lapisan film di permukaan bearing yang
bergesekan dengan poros turbin. Kontaminasi air di dalam oli pelumas dapat merusak
lapisan film pelumas yang terbentuk pada bearing. Air yang ikut ke dalam lapisan film akan
membentuk bubble, berekspansi, dan membentuk ledakan kecil pada lapisan film tersebut.
Hal tersebut ditandai dengan kenaikan temperature pada bearing turbin sisi front seperti
terlihat pada tampilan DCS dibawah ini,
Gambar 9. Tampilan Dcs Unit#1 Saat Muncul High Temp Bearing Front Turbine
7|Page
BAB III. PEMBAHASAN DAN ANALISA
Proses shutdown normal unit#1 dilakukan karena peralatan oil purifier tidak dapat
beroperasi dengan baik dikarenakan kondisi strainer inlet oil purifier sudah kondisi
ngeblock ditandai adanya alarm yang mengakibatkan interlock tidak dapat dioperasikan
sebagaimana mestinya sehingga saat dirunning maka oil purifier kondisinya sering trip.
Selain itu, tidak tersedianya sparepart filter oil purifier karena penggunaan filter oil purifier
hanya dapat digunakan sekali pakai (tidak bisa dilakukan cleaning).
8|Page
3.2 Identifikasi Gangguan
Minyak pelumas turbin memiliki kemampuan mengabsorb air ketika dalam kondisi
temperatur tinggi. Ketika temperatur oil semakin turun, sehingga pada kondisi saturated,
oil melepaskan air, sehingga pada temperatur rendah air mengendap dan
menjadi dissolved water. Dissolved water ini yang merusak bearing dan menciptakan
kerak partikel yang mengotori pada sistem pelumas sehingga menjadi partikel padat
pengotor pada oli. Partikel padat kemudian merusak bearing turbin dan impeler pompa oil.
Beberapa pengotor yang harus dibersihkan untuk memperpanjang life time oil turbin.
Apabila dilihat pada grafik monitoring Level MOT Unit#1 terlihat bahwa pada tanggal 9
April 2020 terjadi kenaikan level oli yang dimungkinkan sudah terjadi kontaminasi air pada
pelumas oli turbin karena kondisi normal berada pada level 50
60
55
50
45
40
16:00
20:00
00:00
04:00
08:00
12:00
16:00
20:00
00:00
04:00
08:00
12:00
16:00
20:00
00:00
04:00
08:00
12:00
16:00
20:00
00:00
04:00
08:00
12:00
16:00
20:00
Ketika air mengkontaminasi pada sistem pelumas oli turbin maka akan
menyebabkan beberapa hal terjadi antara lain:
1. Korosi pada komponen turbin.
2. Memperpendek umur bearing turbin.
3. Memperpendek life time minyak pelumas oli turbin.
4. Mengurangi performance minyak pelumas oli turbin.
5. Menyebabkan abrasi pada bearing turbin
9|Page
Gesekan yang terjadi antara bearing turbin dengan poros turbin merupakan
gesekan dinamis atau gesekan kinetik. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan
material. Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat
gesekan yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua
permukaan benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak
langsung diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak
pelumas diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi
pelumasan. Apabila dilihat berdasarkan grafik monitoring temperatur oli turbin sisi inlet oil
cooler terlihat bahwa terjadi kenaikan temperatur pada tanggal 12 April 2020 yang
menandakan bahwa gesekan antara bearing dengan poros turbin sudah semakin parah,
yang dimungkinkan lapisan film yang terbentuk dari pelumas oli turbin sudah tidak ada dan
sudah tidak terjadi pelumasan diantara bearing turbin dengan poros turbin.
Maks Temp Oil Cooler (oC) Temp Oil Cooler Inlet Unit #1
10 | P a g e
3.3 Temuan di lapangan
Tanggal 16 April 2020 dilakukan drain oli pada oil cooler lalu cek kebocoran tubing
dengan metode HP pump start dengan pressure 1.2 MPa maka ditemukan satu titik
kebocoran sisi tube Oil Cooler seperti gambar dibawah ini
Tanggal 17 April 2020 dilakukan Remove up chamber chamber oil cooler dan
tanggal 18 April 2020 dilakukan Pemasangan plug pada tube yang bocor. Kegiatan Leak
test dilakukan pada tanggal 21 April 2020 dengan menahan pressure 8 bar (oli keluar dari
antara inner casing dan tube bundle). Lek test dilanjutkan pada tanggal 22 April 2020
dengan menggunakan hand pump pada pressure 14 bar di tahan selama 20 menit dan
tidak ditemukan kebocoran baru. Oil cooler juga dilakukan leak test pada tanggal 23 April
2020 dengan menggunakan HP pump dengan pressure 1,3 MPa selama 6 menit dan tidak
ditemukan indikasi kebocoran tube. Oleh karena itu, kebocoran oil cooler pada sisi tube
(sisi oli) yang menyebabkan masuknya air ke dalam main oil tank unit #1 dan sudah
selesai dilakukan perbaikan.
Gambar 11. Pekerjaan perbaikan dan leak test pada oil cooler
11 | P a g e
Kemungkinan Penyebab
Tabel diagram di bawah ini memperlihatkan general root cause sebelum dilakukan analisa tiap kemungkinan penyebab.
Grafik 3. Diagram Fault Tree Analysis Kemungkinan Penyebab Kontaminasi air pada oli turbin
12 | P a g e
3.4 Analisa Pembahasan
A. Man Power
Kompetensi
Kompetensi personil sangat dibutuhkan dalam melakukan pengoperasian oil cooler sehingga
proses perpindahan panas yang terjadi antara oli turbin dan cooling water dapat bekerja secara
optimal dan pengoperasian harus dilakukan sesuai dengan instruksi kerja. Oleh karena itu perlu
dilakukan sharing knowledge antara operator turbin dengan operator control room sehingga terjadi
pemerataan pengetahuan antar operator.
Pengalaman
Pengalaman personil sangat dibutuhkan dalam melakukan pemecahan masalah saat terjadi
kontaminasi air pada oli turbin sehingga dapat segera dilakukan antisipasi pencegahan terhadap
kejadian berulang pada permasalahan yang sama. Adapun operator yang belum memiliki
pengalaman pada permasalahan kontaminasi air pada oli turbin dapat melakukan benchmarking ke
unit yang sejenis dan perlu dilakukan training dalam menambah pengetahuan megenai perpindahan
panas pada oil cooler.
B. Machine
Glandseal Leakage
Kemungkinan glandseal leakage akibat labyrinth seal yang rusak ataupun over clearence
dapat menyebabkan kontaminasi oli turbin sehingga uap perapat masuk kedalam pelumasan
turbin. Selain itu, apabila valve pada glandseal steam sistem leak trough akan menjadi kesulitan
bagi operator dalam mengatur tekanan dan suhu gland steam sesuai parameter.
13 | P a g e
C. Material
D. Method
Instruksi Kerja
Pengoperasian oil cooler harus sesuai dengan instruksi kerja yang telah disusun oleh
rekan-rekan kontraktor pada saat commissioning. Apabila terdapat perbedaan maupun
improvement dalam hal pengoperasian maka perlu dilakukan review kembali terhadap
Instruksi kerja supaya sesuai dengan kondisi aktual di lapangan dan menghindari adanya
human error.
E. Environmental
Udara Lembab
Kondisi lingkungan yang lembab akan mempercepat dalam proses kondensasi yang
terjadi di dalam tangki oli sehingga terbentuknya butiran air hasil dari proses kondensasi
terhadap gas yang timbul pada perpindahan panas di bearing turbin menjadi lebih cepat. Oleh
karena itu, perlu adanya heater dalam menjaga suhu pada main oil tank supaya kondisi oli
tetap sesuai dengan parameter operasi.
14 | P a g e
F. Measurement
15 | P a g e
BAB IV. KESIMPULAN & REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kajian RCFA tentang kontaminasi air pada oli turbin maka dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Kenaikan temperatur pada bearing turbin sisi front merupakan dampak dari kontaminasi air
di dalam oli pelumas yang merusak lapisan film pelumas yang terbentuk pada bearing.
Gesekan antara bearing dengan poros turbin akan menaikkan temperatur return oil pada
main oil tank sehingga lube oil inlet oil cooler juga mengalami kenaikan suhu.
2. Kontaminasi air pada oli turbin dapat dimungkinkan dari sudut pandang man power seperti
kurangnya kompetensi dan pengalaman operator dalam pengoperasian oil cooler dan hal-
hal yang harus dilakukan dalam pemecahan masalah saat terjadinya kontaminasi air.
3. Kontaminasi air pada oli turbin dari sudut pandang machine seperti kebocoran pada tube
oil cooler, kinerja exhaust fan menurun yang menyebabkan kandungan gas mengalami
kondensasi pada main oil tank, dan glandseal leakage akibat labyrinth seal yang rusak
ataupun over clearance
4. Kontaminasi air pada oli turbin dari sudut pandang material seperti oli mengalami oksidasi
sehingga oli bersifat asam kemudian oli menyebabkan korosi pada material bearing turbin
maupun oil cooler bahkan labyrinth seal serta buruknya kualitas gasket maupun material
tube oil cooler yang mengalami korosi.
5. Kontaminasi air pada oli turbin dari sudut pandang method seperti penyesuaian IK dan SOP
pengoperasian lube oil turbin pada saat start-up unit yang belum sesuai dengan kondisi
actual dilapangan.
6. Kontaminasi air pada oli turbin dari sudut pandang environmental yaitu terbentuknya butiran
air hasil dari proses kondensasi akibat lingkungan yang lembab.
7. Kontaminasi air pada oli turbin dari sudut pandang measurement seperti belum tersedianya
pressure gauge dan pressure transmitter dalam monitoring parameter operasi turbin dan
level transmitter yang belum dilakukan kalibrasi secara rutin.
8. Berdasarkan hasil analisa pembahasan dan temuan dilapangan maka penyebab dominan
dari kontaminasi air terhadap oli turbin yaitu sisi material berupa oil cooler leakage.
16 | P a g e
4.2 Rekomendasi / FDT
Usaha dalam mencegah terjadinya gangguan yang sama terulang kembali maka Failure
Defense Task (FDT) yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
No Root Cause FDT Timeline Failure Defense Task (FDT) Work Type Frequency PIC
Kurangnya
pemerataan Jangka Knowledge Sharig Rutin As
1 TRAINING SDM
Kompetensi Pendek Required
operator
Operator
Jangka As
2 Kurang Benchmarking dan Training TRAINING SDM
Pendek Required
Pengalaman
Sementara Tube dilakukan
Oil Cooler Jangka As
3 plugging dan change over oil CM HAR
Leakage Pendek Required
Kinerja exhaust Jangka Monitor pressure exhaust
4 CD Every Shift OP
Fan menurun Pendek fan dan inspeksi rutin
Labyrint Seal Kontrol temperatur dan
Jangka
5 Rusak atau pressure steam header CD Every Shift OP
Pendek
overclearence
Degradasi oli Jangka Purifikasi oli dan ganti secara As
6 OVERHAUL HAR
akibat oksidasi Pendek periodik Required
Kerusakan
Jangka Penggantian gasket secara As
7 Gasket Oil OVERHAUL HAR
Panjang periodik Required
Cooler
Instruksi Kerja
belum sesuai Review IK start-up Unit
Jangka As
8 dengan REVIK OP
Pendek Required
tahapan start
up
SOP Parameter Review SOP start-up Unit
Jangka As
9 operasi belum REVSOP OP
Pendek Required
lengkap
Pemasangan heater pada oil
Jangka As ENG
10 Udara Lembab tank ECP
Panjang Required
Pemasangan Pressure
Sistem kontrol Jangka As
11 Indicator pada inlet oil cooler ECP ENG
Abnormal Panjang Required
Kalibrasi Metering secara
Metering tidak Jangka
12 rutin CD 4 Week HAR
terkalibrasi Panjang
Tabel 2. Failure Defense Task Kontaminasi Air pada oli Turbin
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Description Of Basic Design of Boiler, Steam Turbine, and Generator PLTU 2x7 MW Nett.
Contractor Document Review. Albok Boiler Industries
Karim Gaos Abdul, dkk.2018.Pengaruh Ground Granulated Blast Furnace Slag Terhadap Sifat
Fisika Semen Portland.Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.
https://artikel-teknologi.com/sistem-sealing-pada-turbin-uap/
https://artikel-teknologi.com/bahaya-kandungan-air-di-dalam-minyak-pelumas-dan-cara-
menghilangkannya/
https://nanangpowerplant.wordpress.com/2013/01/26/analisa-alat-turbin-oil-purifier-filter/
18 | P a g e
LAMPIRAN
19 | P a g e
14:00 29 35 6 59,32 59 40 19 64 60 53
16:00 29 35 6 59,32 59 40 19 64 61 53
18:00 30 35 5 59,32 59 40 19 65 61 53
20:00 30 35 5 59,55 60 40 20 64 62 53
22:00 31 34 3 59 60 40 20 64 60 53
00:00 30 35 5 59 59 40 19 66 65 53
02:00 30 34 4 59 59 40 19 64 60 52
04:00 30 34 4 59,32 59 40 19 65 59 53
06:00 29 35 6 59,33 59 40 19 65 59 53
08:00 29 34 5 60,36 59 40 19 65 59 53
10:00 29 35 6 59,32 60 41 19 66 60 54
10 April 2020
12:00 30 35 5 60,32 60 41 19 67 61 54
14:00 30 36 6 61,28 60 41 19 66 61 54
16:00 30 36 6 61,28 60 41 19 66 61 54
18:00 30 36 6 61,28 60 41 19 68 62 54
20:00 30 36 6 61,28 60 41 19 67 62 54
22:00 29 36 7 61,28 60 41 19 68 62 54
00:00 30 36 6 60,32 59 41 18 65 60 54
11 April 2020
02:00 30 35 5 60,36 59 41 18 64 59 54
20 | P a g e
04:00 29 35 6 60,28 59 41 18 65 59 53
06:00 29 35 6 59,32 59 41 18 64 59 53
08:00 29 34 5 58,28 59 41 18 63 58 53
10:00 29 35 6 58,28 60 41 19 66 60 54
12:00 30 35 5 60,4 60 41 19 68 62 55
14:00 30 36 6 61,28 60 41 19 67 63 55
16:00 31 36 5 61,2 60 41 19 67 63 55
18:00 31 37 6 61,2 60 41 19 67 62 54
20:00 31 37 6 61,24 60 42 18 67 63 56
22:00 31 37 6 60,28 62 44 18 69 64 57
00:00 31 36 5 59,32 61 43 18 67 63 58
02:00 30 36 6 59,32 61 43 18 66 61 58
04:00 30 36 6 59,28 61 43 18 66 61 56
06:00 29 35 6 59,28 61 43 18 65 61 57
12 April 2020
08:00 29 35 6 58,32 61 44 17 67 61 57
10:00 30 36 6 58,28 63 45 18 70 64 58
12:00 31 36 5 59,36 64 47 17 71 66 62
14:00 31 37 6 60,32 65 48 17 72 68 63
21 | P a g e
16:00 31 37 6 59,32 65 47 18 70 66 64
18:00 31 38 7 59,32 65 47 18 70 65 64
20:00 31 37 6 58,28 65 47 18 68 64 61
22 | P a g e