Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua manusia, darimanapun dia berasal tentu mempunyai bahasa. Begitu


mendasar berbahasa ini bagi manusia, sama halnya seperti bernafas yang
begitu mendasar dan perlu dalam hidup manusia. Jika tidak mempunyai
bahasa, maka kita akan kehilangan kemanusiaan kita. Kita tidak lagi dapat
berfungsi sebagai homo sapiens (makhluk yang berpengetahuan).1 Bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan man usia.
Sebagaimana dikemukanan oleh Roqib bahwa secara kronologis fungsi
bahasa adalah untuk menyatakan ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dan sebagai alat untuk alat kontrol
sosial. Dengan bahasa, seorang akan melakukan komunikasi, baik ketika ia
akan menyampaikan sesuatu yang ada dalam benaknya maupun menerima
kabar dari orang lain.2

Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an dan hadis, juga sebagai bahasa ilmu
pengetahuan literatur keislaman. Hal ini berkorelasi dengan pelajaran-
pelajaran di pondok yang sumber ilmunya adalah al Qur’an. Mempelajari
bahasa Arab adalah kewajiban bagi umat islam. Karena kitab pedomannya
adalah al Qur’an dan menggunakan bahasa Arab. Hal ini bertujuan untuk
memahami dan mendalami makna kandungan di dalamnya. Seperti firman
Allah SWT surat Az Zukhruf ayat 3 :

Dalam era globalisasi ini bahasa mempunyai peran yang sangat penting,
terlebih fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa Arab sekarang ini

1
Rina Devianty, Jurnal : Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sumatera Utara, JURNAL TARBIYAH, Vol. 24 No. 2, Juli-Desember 2017,
hlm. 227.
2
Roqib M, Bahasa Arab Dalam Perspektif Gender Malang, Jurnal Bahasa Arab dan
Pengajaranya, 2004, hlm. 2.
sebagai salah satu bahasa internasional, sangat penting untuk dikuasai.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang digunakan secara luas dalam
segala aspek kehidupan terlebih bagi umat Islam. Menyadari betapa
pentingnya bahasa arab dikalangan umat Islam, maka pengajaran bahasa Arab
sendiri mungkin harus diterapkan di lembaga nonformal yang merupakan
salah satu upaya peningkatan kompetensi individu dalam pengajaran bahasa
Arab. Mengingat ke depan persaingan yang dihadapi dengan bangsa lain
maka tamatan suatu lembaga pendidikan nonformal selain harus mempunyai
kompetensi produktif juga harus mempunyai kompetensi bahasa, salah
satunya bahasa Arab.

Bahasa dan lingkungan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Bahasa adalah media atau alat yang digunakan dalam interaksi antara satu
orang dengan orang lain, sedangkan lingkungan adalah tempat tumbuh dan
berkembangnya bahasa. Bahasa secara sederhana didefiniskan sebagai sarana
atau alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama atau
di suatu lingkungan. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan
perasaan, ide, gagasanya sehingga dapat dimengerti oleh orang lain dan
sebaliknya.

Sedangkan, Lingkungan secara umum adalah suatu wilayah daerah atau


kawasan serta yang tercakup didalamnya. Lingkungan itu dapat melibatkan
sejumlah panca indra manusia khususnya pendengaran dan penglihatan.
Batasan dan situasi seperti itu memberi gambaran bahwa lingkungan bahasa
adalah situasi suatu wilayah tertentu dimana suatu bahasa tumbuh,
berkembang dan digunakan oleh para penuturnya. Dengan kata lain,
lingkungan bahasa mencakup situasi segala hal yang dapat didengar dan
dilihat oleh penutur pada wilayah tertentu dimana suatu bahasa digunakan.
Lingkungan bahasa itu adalah segala hal yang dapat didengar dan dilihat yang
turut mempengaruhi proses komunikasi berbahasa.3

3
Andiopenta purba, Jurnal : Peranan Lingkungan Bahasa Dalam Pemerolehan Bahasa
Kedua, FKIP Universitas Jambi, Pena, Vol. 3 No. 1 Juli 2013, hlm. 13-25.
Perkembangan zaman menuntut para generasi muda berkompetisi dalam
dunia pendidikan. Terutama keterampilan berbicara bahasa Arab. Dimana
bahasa Arab telah diakui oleh dunia sebagai bahasa internasional, maka sudah
sepatutnya para santri Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus mampu berbicara
bahasa Arab. Salah satu cara agar santri mampu berbicara bahasa Arab adalah
dibentuklah suatu lingkungan bahasa Arab. Tujuan dari dibentuknya
lingkungan bahasa arab salah satunya untuk meningkatkan kemampuan atau
keterampilan berbicara bahasa Arab.

Lingkungan bahasa arab di pondok Tahfidz Nurul Qur’an dapat dikatakan


menggunakan metode langsung dan metode ini mampu menunjang
penciptaan lingkungan bahasa arab dan mampu mengekploitasi kemampuan
siswa untuk mendapatkan kosakata secara alami dari para penutur bahasa
Arab di lingkungan pondok sehingga berdampak pada kemampuan siswa
dalam berbicara bahasa Arab. Dalam perjalananya, lingkungan bahasa
memberikan efek sangat baik untuk meningkatkan keterampilan bicara para
siswa. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari para siswa yang sudah
terbiasa menggunakan bahasa arab secara aktif. Lingkungan bahasa harus
aktif, sebab dengan keaktifan para siswa dalam berbicara bahasa arab dapat
menunjang kemampuan berbicara.

Sedangkan dalam bahasa Arab pengembangan keterampilan terbagi


menjadi beberapa macam, yaitu, Maharotul kalam, Maharotul Istima’,
Maharotul Kitabah,serta Maharotul Qiro’ah. Akan tetapi Peneliti
mengambil satu dari beberapa keterampilan tersebut yaitu, Maharotul Kalam.
Keterampilan berbicara ( maharoh al kalam) sering juga disebut dengan
istilah ta’bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan,
dimana (maharoh al-kalam) lebih menekankan kepada kemampuan lisan,
sedangkan ta’bir disamping secara lisan juga dapat diwujudkan dalam bentuk
tulisan. Oleh karena dalam pembelajaran bahasa Arab ada istilah ta’bir
syafahi (kemampua berbicara) dan ta’bir tahriri (kemampuan menulis).4

Keterampilan berbicara bahasa arab memberikan kelebihan tersendiri bagi


para santri. Ketika pergi ke luar negeri, tanpa repot siswa mampu berbicara
dengan lawan bicaranya yang berasal dari luar negeri. Seperti saat
menunaikan ibadah haji atau umro, tentu di sana semua akses jalan tempat
umu, maupun bahasa yang digunakan adalah bahasa arab. Dengan memiliki
keterampilan berbicara bahasa arab, para siswa akan sangat mudah untuk
berkomunikasi. Disamping itu, para siswa juga menghafal al Qur’an.
Sedangkan, al Qur’an sendiri menggunakan bahasa arab. Secara tidak
langsung, siswa akan memahami setiap kalimat yang ada dalam al qur’an.

Upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab di Pondok


Tahfidz Nurul qur’an terus menerus dilakukan. Bentuk upaya dari
pengembangan keterampilan berbicara bahasa Arab di Pondok tahfidz Nurul
Qur’an Kudus adalah memberikan program-program yang mampu menunjang
kemampuan santri-santri dalam berbicara bahasa Arab. Salah satu
programnya adalah menciptakan lingkungan bahasa arab, yang juga sebagai
bahan penelitian penulis untuk mengerjakan tugas akhir. Penciptaan
lingkungan bahasa arab di pondok Tahfidz Nurul Qur’an menekankan para
santri untuk memperoleh kosa kata secara alamiah. Bentuk pemerolehan ini
bisa berupa kosakata, kalimat, dan sebagainya dari para penutur bahasa arab
di lingkungan pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus. hasil dari penguasaan
kosakata bahasa Arab memberikan motivasi, rasa percaya diri, dan stimulus
para santri dalam berbicara bahasa Arab sehingga dengan demikian
lingkungan bahasa berperan dalam meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Arab.
Sejak pertama kali berdiri Pondok Tahfidz Nurul Qur’an di desain
sebagai pondok yang siswanya wajib menghafal Al Qur’an. Disamping

4
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang, UIN Maliki
Press, 2011, hlm. 137.
menghafal Al Qur’an, juga memiliki tujuan para siswanya mampu berbahasa
asing yaitu bahasa Arab dan Inggris sehingga dibentuklah lingkungan bahasa
yang dipimpin oleh al Ustadz Drs. H. Manshur, MSI. Mengapa harus bisa
berbahasa asing ? karena persaingan global semakin ketat dan Pondok
Tahfidz Nurul Qur’an mendidik para siswanya memiliki keunggulan
tersendiri, yaitu mampu berbicara bahasa Arab dan Inggris. Tentu
pembentukan lingkungan bahasa tidak seketika langsung jadi, akan tetapi
melalui berbagai proses. Diantaranya adalah Membuat peraturan resmi
tentang kewajiban berbahasa Arab, melarang para siswa berbahasa selain
Arab, memberikan kosakata bahasa Arab setiap hari, wajib menerapkan
kosakata yang telah diberikan dari pengurus bahasa kepada semua siswa, para
guru mengawasi siswa dalam berbicara, memberikan hukuman kepada siswa
yang melanggar dan sebagainya.
Ada beberapa Problematika dalam menciptakan lingkungan bahasa di
pondok tahfidz nurul quran, yang pertama terbatasnya kemampuan berbicara
bahasa arab siswa baru, sehingga memberikan dampak yang kurang baik
terhadap siswa lama yang sudah menggunakan bahasa arab sebagai bahasa
percakapan sehari-hari. Kedua, kosakata yang sulit diucapkan. Hal ini
menjadikan siswa mencampurkan bahasa arab dengan bahasa indonesia
ketika mengucapkan sebuah kalimat. Ketika, ada sebagaian guru yang tidak
memiliki keterampilan berbicara bahasa arab. Hal ini menyebabkan siswa
berbicara bahasa indonesia ketika berbicara denga guru tersebut.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “PERAN LINGKUNGAN BAHASA
TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRI
PONDOK TAHFIDZ NURUL QUR’AN KUDUS”

B. Fokus Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian, peneliti perlu membatasi
masalah yang akan diteliti sehingga penelitian difokuskan pada
permasalahan “Peran Lingkungan Bahasa Arab terhadap Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus”.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian tersebut maka


dapat dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan lingkungan bahasa Arab di Pondok Tahfidz


Nurul Qur’an Kudus?
2. Bagaimana pelaksanaan lingkungan bahasa terhadap keterampilan
berbicara bahasa Arab di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat lingkungan bahasa
terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab di Pondok Tahfidz
Nurul Qur’an Kudus?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakanya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui Lingkungan Bahasa Arab terhadap Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus.
2. Mengetahui Peran Lingkungan Bahasa Arab terhadap Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus.
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat Lingkungan Bahasa
Arab terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Arab di Pondok
Tahfidz Nurul Qur’an Kudus.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara akademis karya tulis ini diharapkan mampu memberikan
kontibusi terhadap pengembangan ilmu terutama tentang Peran
Lingkungan Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa
Arab di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Memberikan pengetahuan tentang Peran Lingkungan
Bahasa Arab terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa
Arab.
2) Melatih peneliti menulis karya tulis yang baik.
b. Bagi Pondok
1) Penulisan karya tulis ini diharapkan mampu menjadi
referensi tentang keterampilan berbicara bahasa Arab
dengan cara menciptakan lingkungan bahasa.
2) Karya tulis ini diharapkan mampu memberikan manfaat
serta sebagai cara mengembangakan keterampilan berbicara
bahasa Arab di pondok Tahfidz Nurul Qur’an Kudus.
c. Bagi Pendidik
1) Karya tulis ini diharapkan mampu menjadi sumber inspirasi
bagi pendidik dalam menciptakan lingkungan bahasa Arab
di lembaga formal maupun informal.
2) Memberikan kesempatan bagi pendidik dalam
pembelajaran keterampilan bahasa Arab dengan
menggunakan berbagai cara atau setrategi.
d. Bagi Peserta didik atau Santri
1) Memberikan kesempatan peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Arab.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terampil kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
keterampilan berbicara bahasa Arab.

Anda mungkin juga menyukai