Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN LKS ZAT ADITIF ADIKTIF-PSIKOTROPIKA

BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN


CINTA LINGKUNGAN

Vitria Natauly, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati


Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

vitria_natauly@yahoo.co.id

Abstract: This research aimed to develop students worksheet of additive and


addictive-psychotropic material that have religious content and environtmental
awareness in order to create media of learning which can train and build religious
content and environtmental awareness. This research used research and
development method from Sugiyono (2008). In the other hand, this students
worksheet had five steps suitable with scientific approach. They were gazing,
asking, trying, reasoning, and networking. The results showed that teacher
response of the developed student worksheets in the content’s suitability aspect
was 86,67% the readable aspect was 82,32% and the attraction aspect was
80,00%. On the other hand, the results showed that students response the
developed student worksheets in the readable aspect was 88,59% and the
attraction aspect was 89,08%. Based on result, it can be concluded that student
worksheets has very high quality which were attractive, appropriate with material,
and readable.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS zat aditif dan
adiktif-psikotropika bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan
sehingga menghasilkan media pembelajaran yang mampu melatih dan
menumbuhkan nilai ketuhanan serta menyadari akan pentingnya melestarikan
lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono (2008). Selain itu, LKS ini memiliki tahapan
yang disesuaikan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Terdapat lima
tahapan dalam pendekatan ilmiah yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan membentuk jejaring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggapan
guru terhadap LKS yang dikembangkan pada aspek kesesuain isi sebesar 86,67%,
keterbacaan sebesar 82,32%, dan kemenarikan sebesar 80,00%. Diperoleh pula
rata-rata skor jawaban siswa dalam persen untuk aspek keterbacaan sebesar
88,59% dan kemenarikan sebesar 89,08%. Berdasarkan tanggapan tersebut dapat
disimpulkan LKS yang dikembangkan memiliki kualitas sangat tinggi yaitu telah
menarik, sesuai dengan materi, dan terbaca dengan jelas.

Kata kunci: lembar kerja siswa, muatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap
lingkungan, zat aditif dan adiktif-psikotropika.

1
PENDAHULUAN bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
Masalah serius yang sedang dihadapi peradaban dunia.
bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan
Dengan mengacu pada tujuan Pendidikan
yang sekarang ini terlalu berorientasikan
Nasional UU No.20 tahun 2003 pasal 3
pada pengembangan kognitif siswa dan
dan sesuai dengan standar kompetensi
kurang memperhatikan pengembangan
lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
karakter/afektif siswa, sehingga
pengembangan dimensi sikap,
mengakibatkan menurunnya kualitas sikap
pengetahuan, dan keterampilan yang
dan moral generasi muda. Mata pelajaran
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
yang berkaitan dengan pendidikan karakter
Dengan demikian proses pembelajaran
juga ternyata lebih menekankan pada
pada kurikulum 2013 secara utuh
aspek hafalan atau hanya sekadar
melahirkan kualitas pribadi yang
pengetahuan saja. Oleh sebab itu,
mencerminkan keutuhan penguasaan
pemerintah berusaha untuk merubah suatu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
sistem pendidikan yang tidak hanya
menekankan pada kognitif saja, tetapi juga
Kurikulum 2013 dirancang dengan
berorientasi pada karakter siswa. Salah
karakteristik mengembangkan
satu aspek yang berperan penting untuk
keseimbangan antara pengembangan sikap
mengatasi masalah tersebut adalah
spiritual dan sosial. Sesuai yang tertera
perubahan kurikulum. Yakni dengan
dalam Kompetensi Inti yang menyebutkan
merubah kurikulum yang lama menjadi
bahwa: KI-1. Menghargai dan menghayati
kurikulum 2013.
ajaran agama yang dianutnya; KI-2.
Menghargai dan menghayati perilaku
Kurikulum 2013 merupakan bagian dari
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
penyempurnaan kurikulum sebelumnya,
(toleransi, gotong royong), santun, percaya
yang berorientasi tidak hanya pada
diri, dalam berinteraksi secara efektif
pengembangan kognitif siswa tetapi lebih
dengan lingkungan sosial dan alam dalam
menekankan pada karakter siswa.
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk
Sehingga KI-1 lebih menekankan pada
mempersiapkan masyarakat Indonesia agar
aspek spiritual atau nilai ketuhanannya
memiliki kemampuan hidup sebagai
sedangkan KI-2 menekankan pada aspek
pribadi dan warga negara yang beriman,
sosial atau kecintaan terhadap
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
lingkungan.Sains Kimia untuk SMP kelas
serta berkontribusi pada kehidupan

2
VIII yang bermuatan nilai ketuhanan dan nilai ketuhanan dan kecintaanan terhadap
kecintaan terhadap lingkungan. lingkungan secara baik dan benar,
sehingga dapat membantu guru dan siswa
Berdasarkan hasil studi lapangan pada
dalam menyelesaikan permasalahan pada
guru kelas VIII dan siswa kelas IX di
kegiatan pembelajaran khususnya pada
delapan sekolah menengah pertama di
materi zat aditif dan psikotropika.Oleh
Bandar Lampung, 100% sudah
karena itu dilakukanlah penelitian yang
menggunakan LKS dalam kegiatan
berjudul “ Pengembangan LKS Zat Aditif
pembelajaran pada materi zat aditif dan
dan Adiktif-Psikotropika Bermuatan Nilai
psikotropika. Namun, 50% guru
Ketuhanan dan Kecintaanan terhadap
matapelajaran IPA belum membuat LKS
Lingkungan.”
sendiri melainkan menggunakan LKS yang
beredar di pasaran atau yang disediakan Peneltitan ini bertujuan untuk mengem-
oleh pihak sekolah. LKS yang digunakan bangkan LKS bermuatan nilai ketuhanan
masih belum bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan serta
dan kecintaan terhadap lingkungan, hal ini untuk mendeskripsikan karakteristik,
diterlihat dari pernyataan bahwa 62,5% tanggapan guru dan siswa.Terakhir untuk
guru tidak memahami konteks mendiskripsikan kendala-kendala yang
pembelajaran yang bermuatan nilai dihadapi selama penyusunan LKS
ketuhanan dan kecintaan terhadap bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
lingkungan. Dalam pembelajaran 100% terhadap lingkungan.
guru hanya sekilas mengaitkan nilai
Pengertian karakter menurut Ma’mur
ketuhanan dan kecintaan terhadap
(2011), karakter merupakan titian ilmu
lingkungan dengan materi yang diajarkan
pengetahuan dan keterampilan Menurut
yakni zat aditif dan adiktif-psikotropika.
Ramli (2003), pendidikan karakter
Sehingga guru maupun siswa menyatakan
memiliki esensi dan makna yang sama
bahwa 100% perlu dilakukannya
dengan pendidikan moral dan pendidikan
pengembangan LKS yang bermuatan nilai
akhlak. Tujuannya adalah membentuk
ketuhanan dan kecintaanaan terhadap
pribadi anak, supaya menjadi manusia
lingkungan.
yang baik, warga masyarakat, dan warga
Berdasarkan masalah dan fakta tersebut, negara yang baik. Oleh karena itu, hakikat
maka diperlukan lembar kerja siswa yang dari pendidikan karakter dalam konteks
mampu mengaitkan pembelajaran dengan pendidikan di Indonesia adalah pedidikan

3
nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur bahwa peserta didik ingin memahami
yang bersumber dari budaya bangsa lingkungan di manapun berada, baik
Indonesia sendiri, dalam rangka membina lingkungan kehidupan manusia secara
kepribadian generasi muda. Pengertian ini personal maupun kolektif. Nilai karakter
senada dengan sumber lain, Raharjo dalam hubungannya dengan lingkungan
(2010) pendidikan karakter merupakan sama halnya dengan peduli sosial dan
suatu proses pendidikan secara holistis lingkungan yakni sikap dan tindakan yang
yang menghubungkan dimensi moral selalu berupaya mencegah kerusakan pada
dengan ranah sosial dalam kehidupan lingkungan alam sekitarnya, dan
peserta didik sebagai fondasi bagi mengembangkan upaya-upaya untuk
bentuknya generasi yang berkualitas yang memperbaiki kerusakan alam yang sudah
mampu hidup mandiri dan memiliki terjadi dan selalu ingin memberi bantuan
prinsip suatu kebenaran yang dapat orang lain dan masyarakat yang
dipertanggungjawabkan. membutuhkan.

Menurut Rianto (2001) pendidikan Menurut Sriyono dalam Saputra (2013),


karakter secara garis besar dapat dapat Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah
dikelompokkan dalam tiga dimensi nilai satu bentuk program yang berlandaskan
akhlak yaitu: (1) akhlak terhadap Tuhan atas tugas yang harus diselesaikan dan
yang Maha Esa, dengan mencakup berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan
mengenal tuhan sebagai sang pencipta, pengetahuan dan keterampilan sehingga
tuhan sebagai pemberi, dan tuhan sebagai mampu mempercepat tumbuhnya minat
pemberi balasan; hubungan akhlak; (2) siswa dalam mengikuti proses
akhlak terhadap sesama manusia; (3) pembelajaran.
akhlak terhadap alam semesta. Dengan
Penggunaan media LKS ini diharapkan
demikian pembelajaran terse-but dapat
dapat memberikan manfaat dalam proses
dikaitkan dengan kompentensi inti pada
pembelajaran, hal ini seperti yang
kurikulum 2013. KI-1 berorientasikan
dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara
pada aspek spiritual dan KI-2 yang
lain yaitu : 1) Memperjelas penyajian
berorientasikan pada aspek sosial.
pesan dan informasi sehingga proses
Menurut Dewey dalam Hatimah (2008) belajar semakin lancar dan meningkatkan
menyatakan bahwa peserta didik sebagai hasil belajar. 2) Meningkatkan motivasi
mahluk sosial yang aktif dan percaya siswa dengan mengarahkan perhatian

4
siswa sehingga memungkinkan siswa 2) mengumpulkan informasi, 3) desain
belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan produk, 4) validasi desain, 5) perbaikan
dan minatnya. 3) Penggunaan media dapat desain, 6) uji coba produk dilakukan
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan pada kelompok terbatas, 7) revisi
waktu. 4) Siswa akan mendapatkan produk, 8) uji coba pemakaian dilakukan
pengalaman yang sama mengenai suatu untuk melihat efektifitas produk jika
peristiwa dan memungkinkan terjadinya digunakan dalam ruang lingkup yang
interaksi langsung dengan lingkungan lebih luas lagi, 9) revisi produk
sekitar. dilakukan apabila pemakaian pada skala
lebih luas terdapat kekurangan, dan 10)
Menurut Widjajanti (2010), secara rinci
pembuatan produk massal.
aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh
suatu LKS agar dapat dikategorikan Dalam penelitian dan pengembangan
menjadi LKS yang baik adalah: (1) LKS bermuatan nilai ketuhanan dan
pendekatan penulisan; (2) kebenaran kecintaan terhadap lingkungan ini
konsep; (3) Kedalaman konsep; (4) menggunakan metode penelitian dan
keluasan konsep; (5) kejelasan kalimat; (6) pengembangan menurut Sugiyono
kebahasaan; (7) evaluasi belajar; (8) (2008) dan hanya dilakukan sampai
kegiatan siswa/percobaan kimia; (9) tahap perbaikan desain meliputi
keterlaksanaan; (10) penampilan fisik. tanggapan guru dan siswa terhadap
desain produk yang dihasilkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan Subyek pada penelitian ini adalah LKS
dalam penelitian ini adalah metode zat aditif dan adiktif-psikotropika
penelitian dan pengembangan (Research bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
and Development). Menurut Sugiyono terhadap lingkungan. Lokasi pada
(2008), metode penelitian dan penelitian ini adalah delapan SMP di
pengembangan adalah metode penelitian Bandar Lampung pada tahap studi
yang digunakan untuk menghasilkan lapangan dan di salah satu Sekolah
produk tertentu, dan menguji keefektifan Menengah Pertama di kota Bandar
produk tersebut. Menurut Sugiyono Lampung pada tahap perbaikan desain
(2008) langkah-langkah penelitian terhadap tanggapan guru dan siswa.
pengembangan terdiri dari sepuluh
Sumber data dalam penelitian ini berasal
langkah, yaitu :1) potensi dan masalah,
dari guru mata pelajaran IPA kelas VIII

5
dan siswa kelas XI yang telah kepada guru dan siswa terhadap LKS
mendapatkan materi zat aditif danadiktif- yang dikembangkan.
psikotropika dengan mengisi angket pada
Pada penelitian pengembangan ini,
saat studi pendahuluan dan tahap
pengisian angket dilakukan pada studi
penyebaran angket di salah satu
lapangan dan tahap perbaikan desain
sekolah.Pada tahap studi pendahuluan,
dengan meminta tanggapan guru dan siswa
yang menjadi sumber data adalah hasil
ke salah satu sekolah di Bandar
pengisian angket dari 8 guru mata
Lampung.Pada studi lapangan, pengisian
pelajaran IPA dan 40 siswa-siswi yang
angket diisi oleh salah satu guru yang
tersebar di delapan Sekolah Menengah
mengajar IPA di SMP Bandar Lampung.
Pertama di Bandar Lampung.Sedangkan
Pengisian angket tanggapan guru dan
penyebaran angket di salah satu sekolah
siswa dilakukan guna mendapatkan
pada tahap perbaikan desain,yang
masukan dalam pengembangan LKS zat
dilakukan dan menjadi sumber data adalah
aditif dan adiktif-psikotropika bermuatan
hasil angket yang diisi oleh guru mata
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap
pelajaran IPA dan siswa-siswi salah satu
lingkungan.Sedangkan padatahap
Sekolah Menengah Pertama di Bandar
perbaikan desain, pengisian angket
Lampung yang telah mempelajari materi
dilakukan terhadap guru dan siswa untuk
zat aditif dan adiktif-psikotropika.
mengetahui tanggapan guru dan siswa
Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam terhadap LKS yang telah dikembangkan.
penelitian dan pengembangan ini yaitu
Angket digunakan pada saat validasi dan
yang pertama adalah penelitian untuk
pada tahap perbaikan desain LKS
studi pendahuluan yang terdiri dari studi
bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
pustaka dan studi lapangan, tahap kedua
terhadap lingkungan pada materi zat
perencanaan dan pengembangan produk
aditif dan adiktif-psikotropika. Validasi
LKS bermuatan nilai ketuhanan dan
LKS bermuatan nilai ketuhanan dan
kecintaan terhadap lingkungan yang
kecintaan terhadap lingkungan oleh
terdiri dari penyusunan desain produk
pakar pendidikan kimia dilakukan untuk
awal, validasi produk dan revisi produk.
mengetahui kesesuaian isi, konstruksi,
Dan tahap ketiga adalah perbaikan
dan keterbacaan LKS yang
desain setelah dilakukan penyebaran
dikembangkan.Validasi dilakukan
angket kesalah satu sekolah di Bandar
dengan memperlihatkan LKS, kemudian
Lampung guna meminta tanggapan

6
meminta validator untuk mengisi angket memberikan gambaran frekuensi dan
validasi kesesuian isi, konstruksi, dan kecenderungan dari setiap jawaban
keterbacaan LKS bermuatan nilai berdasarkan pertanyaan angket dan
ketuhanan dan kecintaan terhadap banyaknya responden (pengisi angket).
lingkungan yang telah disediakan. Pada c. Memberi skor jawaban
tahap perbaikan desain, pengumpulan responden.Penskoran jawaban
data dilakukan dengan memberikan responden dalam uji kesesuaian dan uji
LKS, kemudian meminta guru dan siswa kemenarikan berdasarkan skala Likert.
mengisi angket yang telah disediakan Tabel 2. Penskoran pada angket
berdasarkan skala Likert
setelah membaca LKS bermuatan nilai
ketuhanan dan kecintaan terhadap No Pilihan Jawaban Skor
lingkungan. 1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
Adapun kegiatan dalam teknik analisis
4 Tidak Setuju (TS) 2
data angket kelayakan LKS bermuatan 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
nilai ketuhanan dan kecintaanan terhadap
d. Mengolah jumlah skor jawaban
lingkungan. Teknik analisis data angket
responden. Pengolahan jumlah skor
uji keterbacaan dan kelayakan LKS
(  S ) jawaban angket adalah sebagai
bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
terhadap lingkungan menggunakan cara berikut adalah :

sebagai berikut: 1) Skor untuk pernyataan Sangat

a. Mengode atau klasifikasi data, bertu- Setuju (SS)

juan untuk mengelompokkan jawaban Skor = 5 x jumlah responden

berdasarkan pertanyaan angket. Dalam 2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)

pengodean data ini dibuat buku kode Skor = 4 x jumlah responden

yang merupakan suatu tabel berisi 3) Skor untuk pernyataan Ragu (RG)

tentang substansi-substansi yang Skor = 3 x jumlah responden

hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan 4) Skor untuk pernyataan Tidak

yang menjadi alat ukur substansi Setuju (TS)

tersebut ser-ta kode jawaban setiap Skor = 2 x jumlah responden

pertanyaan tersebut dan rumusan 5) Skor untuk pernyataan Sangat

jawabannya. Tidak Setuju (STS)

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan Skor = 1 x jumlah responden

klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

7
e. Menghitung persentase jawaban angket i. Menafsirkan persentase angket secara
pada setiap item dengan menggunakan keseluruhan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut: tafsiran Arikunto (1997).

% X in 
 S  100% Tabel 3. Tafsiran skor (persen)
S maks Persentase Kriteria
(Sudjana (2005) dalam Surya,2010)
80,1%-100% Sangat tinggi
Keterangan :
60,1%-80% Tinggi
% X in = Persentase jawaban angket-i
40,1%-60% Sedang
 S = Jumlah skor jawaban 20,1%-40% Rendah
S maks = Skor maksimum yang
0,0%-20% Sangat rendah
diharapkan

g. Menghitung rata-rata persentase angket HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
untuk mengetahui tingkat kelayakan
dan keterbacaan pada LKS bermuatan A. Hasil Penelitian
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap Hasil penelitian ini terdiri dari hasil studi
lingkungandengan rumus sebagai pustaka dan hasil studi lapangan saat
berikut: analisis kebutuhan. Hasil pustaka terdiri

%X i 
 %X in
dari hasil studi literatur dan hasil studi
n kurikulum. Studi literatur yang dilakukan
(Sudjana (2005) dalam Surya, 2010)
yaitu studi literatur seputar lembar kerja
Keterangan :
siswa (LKS), muatan nilai ketuhanan dan
% X i = Rata-rata persentase angket-i kecintaan terhadap lingkungan, metode

%X in = Jumlah persentase angket-i pendekatan ilmiah(scientific approach),

n = Jumlah butir soal serta penelitian dan pengembangan yang

h. Menvisualisasikan data untuk berkaitan dengan pengembangan LKS zat

memberikan informasi berupa data aditif dan adiktif-psikotropika bermuatan

temuan dengan menggunakan analisis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap

data non statistik yaitu analisis yang lingkungan yang digunakan sebagai

dilakukan dengan cara membaca tabel- tinjauan pustaka pada bab sebelumnya.

tabel, grafik-grafik atau angka-angka Hasil dari studi kurikulum ini diperoleh

yang tersedia. analisis SKL-KI-KD, analisis konsep,


silabus, dan RPP. Sedangkan untuk hasil
studi lapangan terdiri dari hasil analisis

8
LKS yang digunakan oleh guru, LKS yang lingkungan. Dan LKS yang digunakan
beredar di pasaran, dan hasil angket pada dalam pembelajaran tidak hanya terdiri
studi lapangan. dari soal-soal saja, namun juga terdapat
materi. Dikarenakan materi yang kurang
Berdasarkan hasil angket terhadap guru
lengkap, sebagian siswa mengaku
pada studi lapangan didapatkan bahwa
kesulitan dalam mengerjakan latihan soal
100% guru di 8 SMP di Bandar Lampung
yang terdapat dalam LKS. Seluruh guru
sudah menggunakan LKS dalam kegiatan
maupun siswa di SMP Bandar Lampung
pembelajaran materi zat aditif dan adiktif-
mengganggap perlu dilakukannya
psikotropika. Namun, 50% guru bidang
pengembangan LKS zat Aditif dan
studi belum membuat LKS sendiri
Adiktif-Psikotropika bermuatan nilai
melainkan menggunakan LKS yang
ketuhanan dan kecintaan terhadap
beredar di pasaran dan yang telah
lingkungan dalam membantu
disediakan oleh pihak sekolah.
permasalahan yang dihadapi guru dan
Didapatkan pula LKS yang digunakan
siswa dalam proses belajar mengajar.
sebagian besar guru di delapan Sekolah
Menengah Pertama di Bandar Lampung Hasil pengembangan dalam penelitian ini
masih belum bermuatan nilai ketuhanan adalah penyusunan desain produk awal
dan kecintaan terhadap lingkungan. Hal yaitu konstruksi dan desain LKS, hasil
ini terlihat dari pernyataan bahwa 62,5% validasi ahli, dan perbaikan desain setelah
guru tidak memahami konteks meminta tanggapan guru dan
pembelajaran yang bermuatan nilai siswa.Konstruksi dari LKS zat aditif dan
ketuhanan dan kecintaan terhadap adiktif-psikotropika bermuatan nilai
lingkungan. Dan guru hanya sekilas ketuhanan dan kecintaan terhadap
mengaitkan nilai ketuhanan dan kecintaan lingkungan terdapat bagian pendahuluan,
terhadap lingkungan dengan materi yang bagian isi dan bagian penutup.Untuk
diajarkan yaitu zat aditif dan adiktif- bagian pendahuluan terdapat halaman luar
psikotropika. yang didesain untuk menarik minat siswa
ketika pertama kali memandang LKS ini.
Berdasarkan hasil angket terhadap siswa
Selain itu, bagian pendahuluan terdapat
pada studi lapangan, didapatkan pula
halaman dalam, prakata, daftar isi,
57,5% siswa menyatakan bahwa LKS yang
kompetensi inti, kompetensi dasar,
digunakan belum bermuatan nilai
indikator serta petunjuk umum
ketuhanan dan kecintaan terhadap

9
penggunaan LKS. Berikut adalah gambar pendekatan ilmiah (scientific approach)
cover luar dan dalam yang dihasilkan: yang memiliki tahapan dimana setiap
tahapan membantu siswa untuk menemu-
kan jawaban dari setiap pertanyaan. Dan
tahapan yang dimiliki metode pendekatan
ilmiah ini dapat menggali kemampuan
siswa untuk menumbuhkan nilai
ketuhanan dalam jati diri siswa dan rasa
peduli serta cinta terhadap lingkungannya.
Terdapat identitas LKS yang terdiri dari

Gambar 1. Halaman luar (cover luar) dari ilustrasi berupa pesan moril yang
produk yang dihasilkan. mengandung nilai ketuhanan dan kecintaan
terhadap lingkungan. Terdapat pula
tahapan-tahapan pendekatan ilmiah yakni
tahap mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan membentuk jejaring.
Terdapat pula kolom refleksi yang
merupakan renungan bagi siswa agar
menumbuhkan nilai ketuhanannya dan rasa
kecintaan terhadap lingkungan. Berikut
adalah gambar kolom refleksi yang
Gambar 2. Halaman dalam (cover dalam) dihasilkan:
dari produk yang dihasilkan
Refleksi
Pada bagian isi dari LKS zat aditif dan Tuhan telah menciptakan berbagai tumbuh-
tumbuhan di alam semseta, sehingga dapat
adiktif-psikotropika bermuatan nilai
dimanfaatkan oleh umat manusia. Dari segala
ketuhanan dan kecintaan terhadap tumbuh-tumbuhan tersebut dapat digunakan
sebagai zat pewarna alami dengan aroma/wangi
lingkungan ini dibuat menjadi 2 bagian
tertentu. Berbeda pewarna yang digunakan
yakni kegiatan 1 dan kegiatan 2. Pada berbeda pula aroma/wangi yang dihasilkan.
Dengan keteraturan tersebut terbukti bahwa
kegiatan satu mencakup materi zat aditif
sangat besar kebesaran Tuhan.
dan pada kegiatan dua mencakup materi
zat adiktif dan psikotropika. Selain Gambar 3. Kolom refleksi dari produk
bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan yang dihasilkan
terhadap lingkungan, LKS ini Sedangkan untuk bagian penutup terdapat
dikembangkan menggunakan metode evaluasi, daftar pustaka, dan halaman

10
belakang. Berikut adalah gambar cover Setelah melakukan perbaikan dengan
belakang yang dihasilkan: mengacu pada saran dan masukan dari
validator, langkah selanjutnya adalah
melakukan penyebaran angket tanggapan
kepada satu guru bidang studi IPA, 20
siswa kelas VIII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung. Guru yang dijadikan penilai
pada LKS ini merupakan guru bidang studi
IPA lulusan Pendidikan Biologi yang
dianggab telah berpengalaman dalam
mengajarkan IPA khususnya materi zat
aditif dan adiktif-psikotropika. Pada tahap
Gambar 4.Halaman belakang (cover
ini guru diminta untuk memberikan
belakang)
tanggapan terhadap LKS zat aditif dan
Setelah LKS zat aditif dan adiktif-
adiktif-psikotropika bermuatan nilai
psikotropika yang bermuatan nilai
ketuhanan dan kecintaan terhadap
ketuhanan dan kecintaan terhadap
lingkungan ini meliputi penilaian
lingkungan selesai disusun, maka
kesesuaian isi, keterbacaan, dan
dilakukanlah validasi ahli. Validasi ahli
kemenarikan, sedangkan siswa hanya
ini dilakukan oleh dosen ahli pendidikan
diminta untuk memberikan tanggapan
kimia Universitas Lampung pada tanggal
tentang kemnarikan dan keterbacaan LKS.
30 Januari 2014. Validasi ahli meliputi
Adapun hasil yang diperoleh dari uji coba
aspek kesesuaian isi, aspek konstruksi, dan
terbatas disajikan pada tabel di bawah ini.
aspek keterbacaan. Berikut ini merupakan
Tabel 5. Hasil perbaikan desain terhadap
hasil yang diperoleh dari validasi yang
tanggapan guru dan siswa
telah dilakukan.
No Aspek Rata- Rata- Kriteria
Tabel 4. Hasil validasi ahli yang rata rata
dinilai tanggap tanggap
Aspek yang Rata-rata
No. Kriteria an guru an
dinilai penilaian
siswa
Kesesuaian isi Sangat
1. 94,00% 1 Kesesu 86,67% - Sangat
Tinggi
aian isi tinggi
Konstruksi Sangat
2. 96,00% 2 Keterba 82,32% 88,59% Sangat
Tinggi
caan tinggi
Keterbacaan Sangat
3. 90,59% 3 Kemen 80,00% 89,08% Sangat
Tinggi
arikan tinggi

11
B. Pembahasan pendahuluan yang terdiri dari halaman
depan, halaman dalam, kata pengantar dan
Pada pembahasan ini akan dibahas tentang
daftar isi, kompetensi inti, kompetensi
karakteristik LKS zat aditif dan adiktif-
dasar, indikator, dan petunjuk umum
psikotropika bermuatan nilai ketuhanan
penggunaan LKS, b) bagian isi yang
dan kecintaan terhadap lingkungan,
terbagi menjadi 2 sub bagian yakni
kendala-kendala yang dihadapi dalam
kegiatan 1 membahas zat aditif dan
pengembangan, dan faktor pendukung
kegiatan 2 membahas zat adiktif-
pengembangan produk.
psikotropika, dan c) bagian penutup yang
LKS zat aditif dan adiktif-psikotropika terdiri dari evaluasi, daftar pustaka, dan
bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan halaman belakang.
terhadap lingkungan memiliki karakteristik
Dalam mengembangkan LKS zat aditif
yaitu : 1) LKS ini dapat menumbuhkan
dan adiktif-psikotropika bermuatan nilai
nilai ketuhanan dalam jati diri siswa dan
ketuhanan dan kecintaan terhadap
melatih rasa peduli serta menimbulkan
lingkungan sangat membutuhkan literatur-
kecintaan terhadap lingkungan, 2) pada
literatur yang dapat menginspirasi dan
setiap kegiatan pada LKS tersedia kolom
memotivasi untuk menumbuhkan ide
refleksi guna menumbuhkan rasa syukur
cemerlang sehingga penyusunan LKS
atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan
dapat terselesaikan dengan baik. Terdapt
yang Maha Esa dan menyadari akan
pula kendala-kendala yang dihadapi saat
pentingnya menjaga kelestarian
pengembangan produk. Berikut ini
lingkungan dari penyalahgunaan zat aditif
merupa-kan beberapa kendala yang
dan adiktif-psikotropika, 3) LKS yang
dihadapi dalam proses pengembangan
disusun memiliki tahapan-tahapan yang
LKS zat aditif dan adiktif-psikotropika
disesuaikan dengan tahapan pendekatan
bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan
ilmiah (scientific approach), Pertimbangan
terhadap lingkungan adalah :
penggunaan tahapan ini disebabkan karena
a. Terbatasnya faktor finansial dalam
dengan tahapan tersebut siswa dapat
pengembangan LKS bermuatan nilai
menumbuhkan nilai ketuhanan dan
ketuhanan dan kecintaan terhadap
kecintaan terhadap lingkungan. Hal ini
lingkungan. Dalam pengembangan
sesuai dengan KI-1 dan KI-2 pada
LKS ini dibutuhkan dana yang tidak
kurikulum 2013 yang menekankan pada
sedikit terutama dalam biaya
aspek spiritual dan sosial, 4) memiliki
penggandaan saat dilakukannya
bagian-bagian berupa a) bagian

12
perbaikan desain terhadap tanggapan lingkungan. Selain itu, berdasarkan hasil
guru dan siswa. penelitian dan pembahasan dalam
b. Kurangnya antusias guru untuk mengisi penelitian ini, maka dapat disimpulkan
angket dan memperhatikan LKS yang bahwa:
dibagikan secara detail. 1. LKS zat aditif dan adiktif-psikotropika
c. Kurangnya referensi untuk bermuatan nilai ketuhanan dan
pengembangan LKS yang bermuatan kecintaan terhadap lingkungan memiliki
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap karakteristik yaitu : 1) LKS ini dapat
lingkungan sehingga sulit dalam menumbuhkan nilai ketuhanan dalam
mengembangkan LKS tersebut. jati diri siswa dan melatih rasa peduli
d. Keterbatasan waktu yang disediakan serta menimbulkan kecintaan terhadap
pihak sekolah dalam melakukan lingkungan, 2) pada setiap kegiatan
penyebaran angket tanggapan guru dan pada LKS tersedia kolom refleksi guna
siswa. menumbuhkan rasa syukur atas nikmat
Faktor-faktor yang menjadi pendukung yang diberikan oleh Tuhan yang Maha
dalam pengembangan LKS bermuatan Esa dan menyadari akan pentingnya
nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap menjaga kelestarian lingkungan dari
lingkungan pada materi zat aditif dan penyalahgunaan zat aditif dan adiktif-
adiktif-psikotropika adalah 1) antusias dari psikotropika, 3) LKS yang disusun
dosen pembimbing I dan pembimbing II, memiliki tahapan-tahapan yang
2) antusias validator dari dosen pendidikan disesuaikan dengan tahapan pendekatan
kimia Universitas Lampung, 3) antusias ilmiah (scientific approach), 4)
guru dan siswa pada penyebaran angket memiliki bagian-bagian berupa a)
terhadap desain produk di sekolah, dan 4 ) bagian pendahuluan yang terdiri dari
sikap kooperatif pihak sekolah pada tahap halaman depan, halaman dalam, kata
perbaikan desain produk yang dihasilkan. pengantar dan daftar isi, kompetensi
inti, kompetensi dasar, indikator, dan
SIMPULAN DAN SARAN
petunjuk umum penggunaan LKS, b)
A. Simpulan bagian isi yang terbagi menjadi 2 sub
bagian yakni kegiatan 1 yang
Simpulan penelitian ini adalah dihasilkan
membahas zat aditif dan kegiatan 2
lembar kerja siswa (LKS) zat aditif dan
yang membahas zat adiktif-
adiktif-psikotropika bermuatan nilai
psikotropika, dan c) bagian penutup
ketuhanan dan kecintaan terhadap
yang terdiri dari evaluasi, daftar

13
pustaka, dan halaman belakang, 5) LKS kurangnya antusias guru untuk mengisi
ini memiliki tingkat kesesuaian isi angket dan memperhatikan LKS yang
sebesar 94,00%, tingkat keterbacaan dibagikan secara detail, 3) kurangnya
90,59%, dan tingkat konstruksi sebesar referensi untuk pengembangan LKS
96,00 % yang semuanya termasuk yang bermuatan nilai ketuhanan dan
dalam katagori sangat tinggi. kecintaan terhadap lingkungan sehingga
2. Tanggapan guru terhadap LKS zat aditif sulit dalam mengembangkan LKS
dan adiktif-psikotropika bermuatan nilai tersebut, 4) keterbatasan waktu yang
ketuhanan dan kecintaan terhadap disediakan pihak sekolah dalam
lingkungan yang dikembangkan adalah penyebaran angket kepada guru dan
sudah sangat baik dengan persentase siswa di salah satu sekolah di Bandar
nilai rata-rata aspek kesesuaian isi Lampung.
sebesar 86,67%, keterbacaan sebesar
B. Saran
82,32%, dan kemenarikan sebesar
80,00%. Berdasarkan penelitian yang telah
3. Tanggapan siswa terhadap LKS zat dilakukan, disarankan bahwa.
aditif dan adiktif-psikotropika
1. LKS zat aditif dan adiktif-psikotropika
bermuatan nilai ketuhanan dan
bermuatan nilai ketuhanan dan
kecintaan terhadap lingkungan yang
kecintaan terhadap lingkungan yang
dikembangkan adalah sudah sangat baik
dikembangkan ini hanya dilakukan
dengan persentase nilai rata-rata aspek
sampai perbaikan desain terhadap
keterbacaan sebesar 88,59%, dan
tanggapan guru dan siswa sehingga
kemenarikan sebesar 89,08%.
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
menguji efektifitasnya secara luas.
pengembangan LKS kimia berbasis
2. LKS yang dikembangkan ini hanya
keterampilan proses sains ini adalah 1)
menampilkan materi zat aditif makanan
terbatasnya faktor finansial dalam
dan zat aditif-psikotropika sehingga
pengembangan LKS bermuatan nilai
diharapkan peneliti lain untuk
ketuhanan dan kecintaan terhadap
melakukan pengembangan LKS serupa
lingkungan. Dalam pengembangan
pada materi kimia yang lain.
LKS ini dibutuhkan dana yang tidak
sedikit terutama dalam biaya
penggandaan saat dilakukannya
penyebaran angket ke sekolah, 2)

14
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2005. Media pembelajaran.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hatimah, I. 2008. Metode Penelitian.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Ma’mur. 2011. Buku Panduan


Internalisasi Pendidikan Karakter di
sekolah. Yogjakarta: Divapers.

Raharjo. 2010. Pendidikan Karakter


sebagai Upaya MenciptakanAkhlak
Mulia, dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balitbang
Kementrian Pendidikan Nasional.

Ramli. 2003. Pendidikan Moral dalam


Keluarga. Jakarta: Grasindo.

Rianto, M. 2001. Budi Pekerti dalam


PPKn Kini dan Masa Depan.
Surabaya: Depdiknas Dirjen
Dikdasmen.

Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS


Faktor-Faktor Penentu Laju Reaksi
Berbasis Keterampila Proses Sains.
(Skripsi). Bandar Lampung:
Universitas Lampung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R& D.
Bandung: Alfabeta.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media


Animasi Kimia dan LKS Praktikum
Berbasis Keterampilan Generik Sains
Siswa Kelas XI IPA. (Skripsi). Bandar
Lampung: Universitas Lampung.

Widjajanti, E. 2010. Penilaian Lembar


Kerja Siswa Materi Konsep Atom, Ion
Dan Molekul. (Jurnal). Yogyakarta:
UNY.

15

Anda mungkin juga menyukai