Makalah PKT

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PENAMPILAN”

Tugas ini disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah pengembangan
kepribadian terpadu

Dosen pengampu: Wulan Fauzia, M.Pd

Di susun oleh

Kelompok 8

Dhea Putri Herdiani (181230162)

Melani Agustini (181230168)

Azriel Sani Akbar (181230175)

Iin Fatimah (181230184)

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SULTAN MAULANA HASANUDIN

BANTEN

2020
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat iman dan sehat beserta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penampilan”. Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terpadu,
sekaligus berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam belajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dengan keterbatasan
yang kami miliki. Oleh karena itu, tegur sapa dari pembaca sangat kami terima dengan tangan
terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Serang, 28 April 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Penampilan..................................................................................................2
B. Jenis penampilan..........................................................................................3
C. Hubungan penampilan dan kepribadian......................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran ...........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penampilan fisik seseorang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Keuntungan serta kemudahan di dalam relasi sosial diperoleh dari penampilan fisik
seseorang yang menarik, seperti pada sebuah konsep pemikiran bahwa kecantikan
seseorang seringkali disertai dengan berbagai hal positif. Penampilan fisik juga hal
yang pertama kali dilihat saat seseorang berinteraksi dengan orang lain, oleh karena
itu tidak heran jika setiap individu sangat memperhatikan penampilan fisiknya.
Emslie (dkk, dalam Larsen, dkk, 2009) menyebutkan walaupun antara laki-laki dan
perempuan sejatinya sama-sama memperhatikan norma keindahan, wanita dilaporkan
lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan fisiknya daripada pria.
Seseorang yang mempunyai penampilan fisik yang menyenangkan dapat dinilai lebih
oleh orang disekitarnya (Gazit, 2010). Penampilan diri (grooming) merupakan hal
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentu saja ingin selalu
tampil serasi dan menarik agar disukai oleh orang lain. Penampilan diri merupakan
salah satu kajian sekaligus menjadi ciri suatu perkembangan kepribadian seseorang.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penampilan?
2. Apa yang dimaksud dengan penampilan diri?
3. Apa yang dimaksud dengan penampilan fisik?
4. Apa hubungan antara penampilan dengan kepribadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penampilan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari penampilan diri.
3. Untuk mengetahui pengertian dari penampilan fisik.
4. Untuk mengetahui hubungan antara penampilan dengan kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penampilan
Penampilan adalah image. Merupakan representasi dari citra diri dan
kepribadian seseorang. Cara berpakaian dan berdandan seseorang juga merupakan
cerminan kepribadian dan menjadi bagian dari pola perilaku seseorang. Maka ketika
seseorang berpenampilan rapi dalam berpakaian, hal tersebut menunjukan bahwa
orang tersebut menaruh perhatian pada dirinya.
Penampilan adalah suatu hal yang menjadi sebuah prioritas bagi banyak
orang,khususnya penampilan luar. Setiap manusia menginginkan penampilan terbaik
dalam setiap kegiatan terlebih bagi wanita, penampilan adalah suatu hal yang sangat
diperhatikan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Penampilan disini mengacu pada
penampilan secara keadaan fisik manusia itu sendiri.
B. Jenis Penampilan
1. Penampilan diri
Penampilan diri merupakan keberadaan seseorang yang dapat dilihat
secara visual atau penampilan lahiriah seseorang (fisik). Penampilan diri
mempengaruhi dan menunjang kepercayaan diri, kematangan diri, kesuksesan
dalam pekerjaan, karier atau dunia profesi, yang pada akhirnya mempengaruhi
kepribadian seseorang.
Penampilan sempurna merupakan sebuah hal yang diinginkan oleh
setiap wanita, karena dengan penampilan yang sempurna dapat membuatnya
menjadi lebih percaya diri dalam setiap kegiatanya, hal ini berpengaruh dalam
aktivitas kesehariannya, perempuanyang tampil dengan penampilan terbaik
tentu akandengan percaya diri dengan apa yang dia lakukan. Penampilan
menjadi sebuah daya dukung tersendiri bagi setiap orang, disadari ataupun
tidak penampilan akan berpengaruh dalam kesehariannya.Orang yang tampil
dengan penampilan terbaiknya tentu bisa mengeluarkan kemampuan
terbaiknya dalam segala situasihal ini karena mereka menjalani harinya
dengan rasa percaya diri, sedangkan orang yang tidak tampil dengan sempurna
akan lebih cenderung tidak percaya diri dengan apa yang dia lakukan, karena
dia merasa ada yang kurang dari penampilannya dan menjadi beban tersendiri
baginya, sehingga dia tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam
menjalani aktivitasnya sehari-hari.

2
Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar penampilan pribadi/ diri
a. Memelihara personal hygiene, lingkungan, dan perusahaan.
b. Memelihara presentasi atau penampilan pribadi.
c. Mengidentifikasi sikap tubuh yang baik.
Bila faktor tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan
standar penampilan pribadi dapat berjalan dengan baik pula. Hygiene adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna dalam menegakkan hidup
sehat. Hygiene mencakup hygiene pribadi atau kesehatan perorangan, hygiene
lingkungan. Hygiene pribadi mencakup pemeliharaan yang cermat, yang
dilakukan seseorang untuk memelihara kesehatan dan kecantikan diri melalui
aturan-aturan hidup yang sehat dan tindakan-tindakan yang memelihara dan
memupuk integritas jiwa. Hygiene lingkungan meliputi tindakan-tindakan
yang mengatur agar lingkungan hidup memberi kemungkinan terbaik seperti
udara yang bersih dan sirkulasi udara yang lancar, air yang bersih, saluran air
yang bersih dan lancar serta bebas dari kebisingan serta polusi.
2. Penampilan fisik
Penampilan fisik seseorang seringkali dipersepsikan sebagai petunjuk
mengenai siapa orang tersebut (identitas sosial), baik dari segi busananya,
aksesories (kaca mata, gelang, kalung, anting-anting, cincin, sepatu, tas, dsb),
maupun karakteristik tubuhnya, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model
rambut, dan sebagainya.
Walaupun sebagian besar orang hanya secara sepintas menyadari
pakaian orang lain, namun ternyata bagaimana cara berpakaian seseorang
menunjukkan informasi tentang orang tersebut. Pakaian tidak bisa
menciptakan seseorang menjadi sesuatu, tetapi baju, ketampakterawatan
(grooming, misalnya rambut tersisir rapi), dan penampilan fisik umum lainnya
seringkali menjadi dasar dari kesan pertama dan relatif berkelanjutan.
Menurut Gordon Allport, melalui persepsi visual yang sangat singkat,
terjadilah suatu proses mental yang kompleks, yang dalam waktu singkat telah
menghasilkan penilaian tentang jenis kelamin, usia, ukuran, kebangsaan,
profesi dan status sosial, bersamaan dengan perkiraan tentang temperamen,
kekuasaan, keramahtamahan, kerapian, bahkan kejujuran dan integritas orang
yang diamati tersebut. Pakaian juga menggambarkan identitas tentang jenis

3
kelamin, usia, kelas sosial ekonomi, status, peran, keanggotaan dalam suatu
kelompok, kepribadian ataupun mood, kondisi fisik, juga waktu dalam sejarah.
Sikap juga sering diasosiasikan dengan pakaian, yaitu dalam hal: keinginan
untuk menyesuaikan diri (konform), keinginan untuk mengekspresikan diri,
keinginan untuk kepuasan estetis, nilai-nilai prestige (gengsi), keinginan untuk
terlibat/berpartisipasi secara sosial, kenyamanan fisik, dan ekonomi. Banyak
bukti empiris mendukung pandangan bahwa seseorang yang berpakaian baik
(well dressed) lebih diterima oleh orang yang belum dikenal daripada orang-
orang yang berpakaian buruk (not well dressed), sehingga dapat meningkatkan
keefektifan hubungan interpersonal. Penelitian Kleinke (1986) menunjukkan
bahwa orang yang berpakaian formal, rapi, dan bersih menerima pertolongan
(dikabulkan permohonannya) lebih besar daripada orang-orang yang
berpakaian sederhana atau sembarangan. Pakaian juga mempengaruhi
kepercayaan diri (self-confidence).
Pada suatu penelitian awal Hurlock (1929), semua subjek penelitian
yakin bahwa estimasi mereka tentang seseorang dipengaruhi oleh pakaian
orang tersebut, dan 97% subjek merasakan adanya peningkatan rasa percaya
diri saat mereka berpakaian bagus (well dressed).
Namun beberapa peneliti memandang bahwa ada kalanya pakaian yang
mahal/mewah justru menjadi penghambat dalam berkomunikasi, misalnya saat
seorang tokoh masyarakat berbicara mengenai peningkatan kesejahteraan
masyarakat/keluarga miskin, sedangkan ia berpakaian mahal, maka orang pada
umumnya akan mengabaikan perkataannya, bahkan mencemoohkan. Mahatma
Gandhi merupakan contoh pemimpin yang memahami pandangan ini dan
berhasil menjalin hubungan yang lebih baik dengan masyarakat guna
menanamkan pengaruhnya, justru dengan berpakaian sederhana. Walaupun
tidak selalu tepat, seringkali orang membuat kesimpulan berdasarkan logika
mengenai karakteristik seseorang dari penampilannya. Sebagai contoh: orang
berkacamata mungkin disimpulkan sebagai orang yang mengalami kerusakan
mata; kerusakan mata tersebut diakibatkan oleh terlalu banyak membaca;
orang yang banyak membaca dianggap sebagai orang pandai; konsekuensinya,
orang yang berkacamata disimpulkan sebagai orang yang pandai. Pada masa
sekarang, bentuk/model kacamata yang dipakai seseorang ikut menentukan
penilaian terhadap orang tersebut. Orang berkacamata tebal mungkin dianggap

4
sebagai orang pandai, mungkin pula dianggap sebagai orang yang lugu;
sementara bentuk kacamata besar dengan aneka warna bingkai dan kaca lebih
dikaitkan dengan fashion.
Cara penampilan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, dan
tujuan. Pada akhirnya, cara penampilan yang dipilih seseorang akan
mempengaruhi/ menentukan/membentuk tingkah laku pribadi orang tersebut.
Sebagai contoh, karena alasan agama, seorang wanita muslim memutuskan
untuk berjilbab, atau seorang wanita Katolik memutuskan untuk menjadi
seorang biarawati (dan berpakaian khas biarawati); dengan berpakaian
demikian, ia akan menjaga tingkah lakunya agar sesuai dengan tuntutan
agamanya. Seorang yang berjas dasi dengan sepatu pantofel tentu akan merasa
risih bila harus memanjat pohon, berbeda dengan saat dia sedang memakai
celana jeans, T-shirt, dan sepatu kets.
3. Hubungan penampilan dengan kepribadian
Kepribadian adalah sifat-sifat dan watak sebagai ciri khas tingkah laku
dan kebiasaan seseorang yang nampak dari keaktifan fisik maupun mental dan
sikapnya. Kepribadian berhubungan dengan sikap, dan dipengaruhi oleh:
 Cara berfikir,
 Cara berkomunikasi, atau cara berbicara
 Kecakapan atau intelegensi atau tingkat pendidikan,
 Kesehatan jasmani, dan
 Keseimbangan emosi seseorang
Kesehatan jasmani banyak dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan seseorang seperti :
 Pola makan, seperti makan empat sehat lima sempurna, terutama sayur
dan buah-buahan, diet yang teratur, dsb.
 Perawatan diri, seperti mandi, dan gosok gigi secara teratur, pemakaian
busana yang selalu bersih dan rapih, olah raga teratur, cara
berdandan,dsb
 Pemakaian kosmetika, dan
 Iklim atau cuaca dan sinar matahari
Penampilan yang baik, seseorang harus selalu nampak rapih, bersih, sehat dan
memiliki cita rasa yang tinggi.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sangat penting bagi seseorang berpenampilan menarik, karena hal tersebut
merupakan bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang serta akan sangat
berpengaruh dalam berkomunikasi dengan orang lain. Untuk berpenampilan menarik
tidak hanya pakaian yang harus diperhatikan, melainkan faktor eksternal yang
mempengaruhinya seperti senyum, kebersihan, dan bau badan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata kuliah ini, agar dapat
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, penulis
ucapkan terima kasih.

6
DAFTAR PUSTAKA
Elly Ratna Candra, 1978, Rahasia Make Up, Surabaya : Penerbit Indah
Kinkin S. Basuki. (2001). Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Herlina. file.upi.edu- UPI Repository.

Anda mungkin juga menyukai