Anda di halaman 1dari 24

4.

1 MENENTUKAN UMUR RENCANA JALAN


Berdasarkan data perencanaan umur rencana perkerasan jalan adalah 20 tahun

4.2 MENGHITUNG BEBAN LALU LINTAS RENCANA


a.) Menghitung Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan ( E )
Diketahui
Tabel 4.2.1 Jenis dan jumlah kendaran
Berat Total Konfigurasi JUMLAH
Jenis Kendaran
(Ton) Sumbu kendaraan/dua arah
Sepeda Motor - - 1500
Mobil Penumpang 2 1.1 758
Bus Besar 9 1.2 458
Truck Sedang 2 Sumbu 8.3 1.2 158
Truck 3 Sumbu 25 1.2.2 98
Truck 4 Sumbu Trailer 42 1.2 - 22 58

1.) Mobil Penumpang (distribusi beban depan = 50 % ; beban belakang = 50%)


E = STRT + STRT
Beban Sumbu (ton) 4 Beban Sumbu (ton)4
= +
5.4 5.4

0.5 x 2 4 0.5 x 2 4
= +
5.4 5.4

= 0.00235

2.) Bus Besar (distribusi beban depan = 34 % ; beban belakang = 66%)


E = STRT + STRG
Beban Sumbu (ton) 4 Beban Sumbu (ton)4
= +
5.4 8.16

0.34 x 9 4 0.66 x 9 4
= +
5.4 8.16

= 0.38390

3.) Truk sedang 2 sumbu (distribusi beban depan = 34% ; beban belakang = 66%)
E = STRT + STRG
Beban Sumbu (ton) 4 Beban Sumbu (ton)4
= +
5.4 8.16

0.34 x 8.3 4 0.66 x 8.3 4


= +
5.4 8.16
= 0.27769

4.) Truk 3 sumbu (distribusi beban depan = 25% ; beban belakang = 75%)
E = STRT + SDRG

ABD LATIF / F 111 17 058


Beban Sumbu (ton) 4 Beban Sumbu (ton)4
= +
5.4 13.76
0.25 x 25 4 0.75 x 25 4
= +
5.4 13.76

= 5.24222

5.) Truk 4 sumbu trailer (distribusi beban depan = 18% ; tengah = 28% ; belakang = 54%)
E = STRT + STRG + SDRG
Beban Sumbu (ton) 4 Beban Sumbu (ton)4 Beban Sumbu (ton)4
= + +
5.4 8.16 13.76

0.18 x 42 4 0.28 x 42 4 0.54 42 4


= + +
5.4 8.16 13.76

= 15.53620

b.) Menghitung Beban Standar Untuk 2 Arah ( W18 )


W18 = E x Juml. Kendaraan

1.) Sepeda Motor


W18 = 1500

1.) Mobil Penumpang (2 Ton)


W18 = 0.00235 x 758
= 1.7828884109

2.) Bus Besar (9 Ton)


W18 = 0.38390 x 458
= 175.82831312

3.) Truk sedang 2 sumbu (8,3 Ton)


W18 = 0.27769 x 158
= 43.875567846

4.) Truk 3 sumbu (25 Ton)


W18 = 5.24222 x 98
= 513.73770027

5.) Truk 4 sumbu (42 Ton)


W18 = 15.53620 x 58
= 901.0996801

Maka W18 Kumulatif = 1636.3241

ABD LATIF / F 111 17 058


Dimana :
DD : Distribusi Arah, dari data perencanaan diketahui distribusi arah 35
-65%, maka diambil nilai terbesar yaitu 65%

DL :

Distribusi Lajur, dari data perencanaan diketahui fungsi jalan sebagai jalan Arteri
kelas III, dimana lebar jalur minimum untuk jalan arteri adalah 8 m. Maka
diambil 1 lajur 2 arah, berdasarkan Tabel Faktor distribusi lajur Pt T-01-2002-B
didapatkan DL sebesar 100 %
W18 per hari = W18 Kumulatif
= 1636.3 Beban Gandar Standar
W18 per tahun = W18 per hari x 365 x DD x DL
= 388217.9 ESAL

c.) Menghitung Beban Standar Tunggal Kumulatif Selama Umur Rencana ( W t )


g : Tingkat pertumbuhan lalu lintas sebesar = 5 %
n : Umur rencana yaitu = 20 tahun

Wt = W18 x R
( 1 + 0,01 x 5)
R = = 33.06595
0,01 x 5

Wt = 388217.9 x 33.06595

= 12836795.4 Beban Gandar Standar

Wt 12836795.4
LER = =
365 x n 365 x 20
12836795.4
= = 1758.47 kend/hari
7300

ABD LATIF / F 111 17 058


4.3 Perhitungan CBR segmen

Tabel 4.3.1 Pada segmen 1

No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0+000

0+100

0+200

0+300

0+400

0+500

0+600

0+700

0+800

0+900

1+000

1+100

1+200

1+300

1+400

1+500

1+600

1+700

1+800

1+900
Stasiun

Nilai CBR 6 5 5 4 6 5 4 6 7 7 5 6 4 6 4 6 4 5 5 6

CBR SEGMEN 1
8

5
NILAI CBR

0
0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900

STAsiun

Gambar 4.1 Diagram CBR tanah dasar segmen 1 berturut-turut per 100 meter sepanjang rencana trase jalan

Tabel 4.3.2 Pada segmen 2


No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2+000

2+100

2+200

2+300

2+400

2+500

2+600

2+700

2+800

2+900

3+000

3+100

3+200

3+300

3+400

3+500

3+600

3+700

3+800
Stasiun 3+900

Nilai CBR 4 4 5 6 8 5 6 6 7 7 8 7 8 9 7 8 9 9 8 8

CBR SEGMEN 2
10

6
NILAI CBR

0
2+000 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900 3+000 3+100 3+200 3+300 3+400 3+500 3+600 3+700 3+800 3+900

STAsiun

Gambar 4.2 Diagram CBR tanah dasar segmen 2 berturut-turut per 100 meter sepanjang rencana trase jalan
2. Penentuan Harga CBR Cara Analitis
a. CBR Segmen 1
CBR rata-rata = 5.30
CBR max = 7
CBR min = 4
R = 3.18

CBR segmen = CBR Rata-rata - CBR max - CBR min


R
= 4.36

b. CBR Segmen 2
CBR rata-rata = 6.95
CBR max = 9
CBR min = 4
R = 3.18

CBR segmen = CBR Rata-rata - CBR max - CBR min


R
= 5.38

c. CBR Segmen 3
CBR rata-rata = 9.1
CBR max = 12
CBR min = 7
R = 3.18

CBR segmen = CBR Rata-rata - CBR max - CBR min


R
= 7.56

Rata-rata jumla CBR dengan metode grafis

CBR segmen(123) = CBR segmen 1 + CBR segmen 2 + CBR segmen 3

= 4,36 + 5,0 + 8,0

= 5.787

Rata-rata jumla CBR dengan metode analitis

CBR segmen(123) = CBR segmen 1 + CBR segmen 2 + CBR segmen 3

= 4,36 + 5,38 + 7,56

= 5.766

Sehingga di gunakan CBR terndah yaitu metode analitis dengan rata-rata CBR 5,767

Muh Adam Paturusi Hs


F 111 17 188
4.4 MENGHITUNG NILAI CBR EFEKTIF DAN MODULUS RESILENT
a.) Nilai CBR Pada Segmen 1
Karena nilai CBR design segmen 1 yang diperoleh dari perhitungan adalah 4,36% <
6% maka nilai CBR efektif adalah :
Diketahui :
- Diasumsikan tebal lapisan tanah dasar adalah 100 cm
- Diasumsikan tebal lapisan tanah asli (h1) adalah 60 cm
- Diasumsikan tebal lapisan tanah timbunan (h2) adalah 40 cm
- Nilai CBR tanah timbunan pilihan adalah 24%

((ℎ1∛𝐶𝐵𝑅+ℎ2∛𝐶𝐵𝑅)/100)^ ((60𝑥∛7,56+40𝑥∛24)/100)
CBR Efektif =3 =^3

= 9.718

MR = 1500 x CBR Efektif


= 1500 x 8,347
= 14577.15 Psi

b.) Nilai CBR Pada Segmen 2


Karena nilai CBR design segmen 2 yang diperoleh dari perhitungan adalah 5,38 % <
6% maka nilai CBR efektif adalah :
Diketahui :
- Diasumsikan tebal lapisan tanah dasar adalah 100 cm
- Diasumsikan tebal lapisan tanah asli (h1) adalah 60 cm
- Diasumsikan tebal lapisan tanah timbunan (h2) adalah 40 cm
- Nilai CBR tanah timbunan pilihan adalah 24%

((ℎ1∛𝐶𝐵𝑅+ℎ2∛𝐶𝐵𝑅)/100)^ ((60𝑥∛5,38+40𝑥∛24)/100)
CBR Efektif =3 =^3

= 10.723

MR = 1500 x CBR Efektif


= 1500 x 10,723
= 16084.32 Psi

c.) Nilai CBR Pada Segmen 3


Karena nilai CBR design segmen 3 yang diperoleh dari perhitungan adalah 7.56% >
6% maka nilai CBR efektif adalah :

MR = 1500 x CBR Efektif


= 1500 x 7,56
= 11346.05 Psi
4.5 MENENTUKAN BESARAN BESARAN FUNGSIONAL SISTEM PERKERASAN JALAN
1.) Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (Ipo)
Berdasarkan data perencanaan, diketahui lapis permukaan berbahan laston
dengan modulus elastisitas sebesar 375.000 psi dan Roughness sebesar
1000 mm/km. Maka diperoleh Indeks permukaan pada awal umur rencana
Ipo = 4

Tabel 4.5.1 Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana (IP0)


Jenis Lapisan Perkerasan IP0 (Ketidakrataan*) (IRI,mm/km)
≥4 ≤ 1.0
LASTON
3.9 - 3.5 > 1.0
3.9 - 3.5 ≤ 2.0
LASBUTAG
3.4 - 3.0 > 2.0
3.4 - 3.0 ≤ 3.0
LAPEN
2.9 - 2.5 > 3.0
Sumber : (Pt T-01-2002-B)

2.) Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (Ipt) 1758.4651251


Dari hasil perhitungan diperoleh nilai LER (Wt) > 1000 ( 1758 > 1000 ).

Tabel 4.5.2 Daftar V, Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt)
LER Klasifikasi Jalan
(Lintas Ekivalen Rencana) lokal kolektor arteri tol
< 10 1.0 - 1.5 1.5 1.5 - 2.0 -
10 - 100 1.5 1.5 - 2.0 2 -
100 - 1000 1.5 - 2.0 2.0 2.0 - 2.5 -
> 1000 - 2.0 - 2.5 2.5 3.0
Sumber : buku petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen

Maka nilai Ipt untuk fungsi jalan Ateri sebesar 2,0-2,5 maka diambil 2,5

3.) Indeks Permukaan Jalan Hancur (Ipf)


Nilai Indeks permukaan jalan hancur diambil maksimum 2,0

4.) Rekomendasi Tingkat Reliabilitas


Nilai rekomendasi tingkat reliabilitas untuk jaringan jalan inter urban
dengan fungsi jalan Arteri, maka nilai rekomendasi tingkat reliabilitas
adalah 75-95% diambil 95%

5.) Deviasi Standar Keseluruhan (S0)


Deviasi standar keseluruhan harus dipilih mewakili kondisi setempat.
Rentang S0 adalah 0,4-0,5 diambil 0,5
Deviasi standar keseluruhan harus dipilih mewakili kondisi setempat.
Rentang S0 adalah 0,4-0,5 diambil 0,5

6.) Nilai Penyimpangan normal standar untuk tingkat reliabilitas tertentu (ZR)
Berdasarkan nilai reliabilitas = 95 %, maka nilai ZR adalah -1.645

Tabel 4.5.3.Nilai Penyimpangan normal standar (standard normal deviate )


untuk tingkat reabilitas tertentu
Reabilitas, R ( % ) Standar normal deviate, ZR
50 0.000
60 -0.253
70 -0.524
75 -0.674
80 -0.841
85 -1.037
90 -1.282
91 -1.34
92 -1.405
93 -1.476
94 -1.555
95 -1.645
96 -1.751
97 -1.881
98 -2.054
99 -2.327
99.9 -3.090
99.99 -3.750
Sumber : (Pt T-01-2002-B)

7.) Menentukan Koefisien Drainase (m)


Dikethui : Air hilang pada sistem drainase dalam waktu per 2 jam.
a.) Berdasarkan Pt T-01-2002-B drainase tersebut dinyatakan kualitas
drainase sangat baik
b.) Jumlah hujan per tahun :
18 kali hujan 1 jam
27 kali hujan 2 jam
29 kali hujan 3 jam
Maka presentase jumlah hujan pertahun adalah :

= ((1𝑥18)+(2𝑥27)+(3𝑥29))/365𝑥24 x
100%
= 1.82 %
Berdasarkan Tabel Koefisien Drainase pada Pt T-01-2002-B
maka nilai didapat berkisar 1,30-1,35 , diambil 1,35
4.6 MENENTUKAN KOEFISIEN KEKUATAN RELATIF SETIAP LAPISAN (a)
1.) Lapis Permukaan Beton Aspal
Berdasarkan data perencanaan dengan nilai modulus elastisitas sebesar
375.000 psi dan dengan hasil plot grafik pada gambar 4.5.2

gambar 4.6.1 Grafik untuk memperkirakan koefisien kekuatan relatif lalpisan


permukaan beton aspal bergradasi (a1)

maka di dapatkan a1 :
a1 = 0.402
2.) Lapis Pondasi Atas ( Base )
Berdasarkan data perencanaan, diketahui lapis pondasi atas dengan agregat
kelas A dengan nilai CBR sebesar 97% maka dengan hasil plot grafik pada
gambar 4.5.2

gambar 4.6.2 Variasi koefisien kekuatan relatif lapis pondasi granular (a2)

mendapatkan nilai a2 sebesar 0,138. Serta didapatkan modulus elastisitas


sebesar 27500 Psi.

= 29760 Psi
a1 = 0.138
3.) Lapis Pondasi Bawah ( Sub Base )
Berdasarkan data perencanaan, diketahui lapis pondasi bawah dengan
agregat kelas B dengan nilai CBR sebesar 55% maka dengan hasil plot
grafik pada gambar 4.5.3

gambar 4.6.3 Variasi koefisien kekuatan relatif lapis pondasi granular (a3)

Didapatkan nilai a3 sebesar 0,125 serta modulus elastisitas sebesar 17900 Psi

= 17900 Psi
a3 = 0.125
375,000
Tabel 4.8.1 Hasil perhitungan dan plot SN
ANALITIS NOMOGRAM
SEGMEN
SN1 SN2 SN3 SN1 SN2 SN3

1 1.90072 2.30789 2.49140 1.9 2.3 2.49

2 1.90072 2.30789 2.40196 1.9 2.3 2.4

3 1.90072 2.30789 2.73221 1.9 2.3 2.73


4.9 MENENTUKAN TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN RENCANA
4.8.1 SEGMEN 1
SN1 1.90072
D1 = = = 4.728 inci = 12.0 cm
a1 0.402

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan beton aspal dengan ESAL 150.001 -
500.000 adalah 2,5 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 4,728 inci, maka untuk D1
digunakan 4,728 inci = 12,0 cm
D1 = 12 cm 4.72 inci

Structure Number ( SN1 )


SN1* = a1 x D1 = 0.402 x 4.72
= 1.899 inci
SN2 - SN1*
D2 =
a2 x m2
2.31 - 1.899
=
0.138 x 1.35
= 2.194 inci = 5.6 cm

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan Pondasi agregat dengan ESAL
150.001 - 500.000 adalah 4 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 2,194 inci, maka
untuk D2 digunakan 4 inci = 10 cm
D2 = 10 cm 4 inci

Structure Number ( SN2 )


SN2* = a2 x m2 x D2 = 0.138 x 1.35 x 3.94
= 0.733 inci
SN3 - ( SN1* + SN2* ) 2.491 - ( 1.899 + 0.733 )
D3 = =
a3 x m3 0.125 x 1.35
= -0.837 inci -2.126 cm

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan Pondasi agregat dengan ESAL
150.001 - 500.000 adalah 4 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan -0,837 inci, maka
untuk D3 digunakan 4 inci = 10 cm
D3 = 10 cm 4 inci

Structure Number ( SN3 )


SN3* = a3 x m3 x D3 = 0.125 x 1.35 x 3.937
= 0.664 inci
Sketsa Tebal Lapis Perkerasan Jalan Rencana
Lapis Aspal Beton 12 cm

Lapis Pondasi Atas 10 cm

Lapis Pondasi Bawah 10 cm

Tanah Dasar

Gambar 4.8.1 Tebal perkerasan lentur pada segmen 1

4.9.2 SEGMEN 2
SN1 1.90072
D1 = = = 4.728 inci = 12.009 cm
a1 0.402

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan beton aspal dengan ESAL 150.001 -
500.000 adalah 2,5 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 4,547 inci, maka untuk D1
digunakan 4,728 inci = 12,0 cm
= 12 cm 4.72 inci

Structure Number ( SN1 )


SN1* = a1 x D1 = 0.402 x 4.724
= 1.899 inci
SN2 - SN1*
D2 =
a2 x m2
2.308 - 1.899
=
0.138 x 1.35
= 2.194 inci = 5.5719 cm

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan Pondasi agregat dengan ESAL
150.001 - 500.000 adalah 4 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 2,194 inci, maka
untuk D2 digunakan 4 inci = 10 cm
D2 = 10 cm 4 inci

Structure Number ( SN2 )


SN2* = a2 x m2 x D2 = 0.138 x 1.35 x 3.94
= 0.733 inci

SN3 - ( SN1* + SN2* ) 2.402 - ( 1.899 + 0.733 )


D3 = =
a3 x m3 0.125 x 1.35
= -1.367 inci -3.473 cm

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan pondasi agregat dengan ESAL
150.001 - 500.000 adalah 4 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan -1,367 inci , maka
untuk D3 digunakan 4 inci = 10 cm
D3 = 10 cm 4 inci

Structure Number ( SN3 )


SN3* = a3 x m3 x D3 = 0.125 x 1.35 x 3.937
= 0.664 inci

Sketsa Tebal Lapis Perkerasan Jalan Rencana


Lapis Aspal Beton 12 cm

Lapis Pondasi Atas 10 cm

Lapis Pondasi Bawah 10 cm

Tanah Dasar

Gambar 4.8.2 Tebal perkerasan lentur pada segmen 2

4.9.3 SEGMEN 3
SN1 1.90072
D1 = = = 4.728 inci = 12.0 cm
a1 0.402

Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan beton aspal dengan ESAL 150.001 -
500.000 adalah 2,5 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 4,547 inci, maka untuk D1
digunakan 4,728 inci = 12,0 cm
D1 = 12.0 cm 4.7 inci

Structure Number ( SN1 )


SN1* = a1 x D1 = 0.402 x 4.724
= 1.899 inci

SN2 - SN1*
D2 =
a2 x m2
2.308 - 1.899
=
0.138 x 1.35
= 2.194 inci = 5.6 cm
Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan pondasi agregat dengan ESAL
2.000.001 - 7.000.000 adalah 6 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 2,194 inci, maka
untuk D2 digunakan 6 inci = 15 cm
D2 = 10 cm 4 inci
Structure Number ( SN2 )
SN2* = a2 x m2 x D2 = 0.138 x 1.35 x 3.94
= 0.733 inci
SN3 - ( SN1* + SN2* ) 2.732 - ( 1.899 + 0.733 )
D3 = =
a3 x m3 0.125 x 1.35000
= 0.58982 inci 1.498 cm
Menurut Pt T-01-2002-B Tebal minimum untuk lapisan pondasi agregat dengan ESAL
2.000.001 - 7.000.000 adalah 6 inci sedangkan pada perhitungan didapatkan 0,589 inci, maka
untuk D3 digunakan 6 inci = 15 cm
D3 = 10 cm 4 inci

Structure Number ( SN3 )


SN3* = a3 x m3 x D3 = 0.125 x 1.35 x 3.94
= 0.664 inci

Sketsa Tebal Lapis Perkerasan Jalan Rencana


Lapis Aspal Beton 12 cm

Lapis Pondasi Atas 10 cm

Lapis Pondasi Bawah 10 cm

Tanah Dasar
Gambar 4.8.3 Tebal perkerasan lentur pada segmen 3
Berdasarkan hasil perhitungan untuk setiap segmen, di dapatkan tebal perkerasan pada 3
segmen, yaitu :
D1 = 12 cm
D2 = 10 cm
D3 = 10 cm

Tabel 4.9.1 Tebal minimum lapisan permukaan berbeton aspal dan lapis pondasi agregat (in
LASBUTA Lapis pondasi
Beton aspal LAPEN
Lalu-Lintas (ESAL) G agregat
inci cm inci cm inci cm inci cm
< 50.000*) 1,0*) 2.5 2 5 2.0 5.0 4.0 10
50.001 - 150.000 2.0 5.0 - - - - 4.0 10
150.001 - 500.000 2.5 6.25 - - - - 4.0 10
500.001 - 2.000.000 3.00 7.5 - - - - 6.0 15
2000001 - 7.000.000 3.5 8.75 - - - - 6.0 15
> 7.000.000 4.0 10.0 - - - - 6.0 15
4.1 Perencanaan anggaran biaya (RAB) pembuatan jalan diperhitungkan untuk setiap segmen.
Dalam hal ini setiap segmen 1, segmen 2 dan segmen 3 yang telah diperhitungkan memiliki tebal
yang sama, sehingga dalam perhitungan RAB dapat disatukan.

> Segmen 1 dan 2

Diketahui :

0. 1 5 2
- Lebar Lajur = 4.00 m (Untuk jalan kolektor)
- Kemiringan jalan = 3.0 %
- Kelas jalan I dengan panjang jalan = 4000 m
- Tebal lapis permukaan = 12.0 cm = 0.12 m
- Tebal lapis pondasi atas = 10 cm = 0.10 m
- Tebal lapis pondasi Bawah = 10 cm = 0.10 m
- Tebal Timbunan Pilihan (Sirtu) = 40 cm = 0.40 m
- Lebar Bahu = 2 m

20.152%
Lapis Permukaan (Laston)
Lapis Pondasi Atas (LPA)
Agregat Kelas A
Lapis Pondasi Bawah (LPB)
Agregat Kelas B
Timbunan Pilihan (SIRTU)
Tanah Dasar (CBR 4.4%)
Bahu Jalan
Agregat Kelas C

3% 3%
4% 2% 2% 4%
6% 6%
200 Cm 350 Cm 350 Cm 200 Cm

2m 4,0 m 4,0 m 2m

Gambar 4.10.1 Potongan Melintang Jalan Segmen 1 dan 2


Penyelesaian:
a. Perhitungan Volume Bahan Untuk Lapis Permukaan (surface)

Volume Lapis Permukaan


V = P x L x T
= 4000 x 4.00 x 0.12
1 0 Cm

350 Cm

3,75 m = 1920 m 3

= 1920 m3 x 2.0
= 3840 m 3

b. Perhitungan Volume Bahan Untuk Lapis Pondasi Atas (base)

Volume Lapis Pondasi Atas


15 C m

350 Cm

V = P x L x T
3,75 m = 4000 x 4.00 x 0.10
= 1600 m3
= 1600 m3 x 2.00
= 3200 m3

c. Perhitungan Volume Bahan Untuk Lapis Pondasi Bawah (subbase)

Volume Lapis Pondasi Bawah


V = P x L x T
= 4000 x 4.00 x 0.10
4 7 C m

3 50 Cm

3,75 m = 1600 m3
= 1600 m3 x 2.00
= 3200 m3

d. Untuk timbunan pilihan

Volume timbunan pilihan


V = P x L x T
= 4000 x 4.00 x 0.40
= 6400 m 3
20 C m

3 50 Cm

3,75 m = 6400 m3 x 2.00


= 12800 m3

Lapis Permukaan menggunakan Laston


Diketahui - Volume lapis permukaan 3840.00 m3
- Berat Isi campuran 2.221 ton/m3

Penyelesaian :
Volume Last = 3840.00 x 2.221
= 8528.64 ton

Tabel 4.10.1 Rekapitulasi Anggaran Biaya


Bahan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga Keterangan
Laston 8528.64 ton Rp 2,300,000.00 Rp 19,615,872,000.00 Dalam Kota Palu

Lapis Pondasi
3200.00 m3 Rp 268,000.00 Rp 857,600,000.00 Dalam Kota Palu
Agregat Kls B
Lapis Pondasi
3200.00 m3 Rp 198,000.00 Rp 633,600,000.00 Dalam Kota Palu
Agregat Kls B

Sirtu 12800.00 m3 Rp 105,000.00 Rp 1,344,000,000.00 Dalam Kota Palu


JUMLAH Rp 22,451,072,000.00
a. Lapis permukaan (Laston) per meter panjang jalan
V = P x L x T
= 1 x 4.0 x 0.12
= 0.48 m 3

= 0.48 x 2.00
= 0.96 m3

Volume material untuk bahu jalan


V = P x L x T
10 Cm

= 4000 x 2.0 x 0.12


200 Cm

= 960 m 3

= 960 m3 x 2.00
= 1920 m 3

b. Lapis pondasi atas per meter panjang jalan


V = P x L x T
= 1 x 4.0 x 0.10
= 0.40 m3
= 0.40 x 2.0
= 0.80 m3

Volume material untuk bahu jalan


V = P x L x T
15 Cm

200 Cm

= 4000 x 2.0 x 0.10


= 800.0 m3
= 800.0 m3 x 2.0
= 1600.0 m3

c. Lapis pondasi bawah per meter panjang jalan


V = P x L x T
= 1.0 x 4.0 x 0.10
= 0.40 m3
= 0.40 x 2.0
= 0.80 m3
47 C m

Volume material untuk bahu jalan


200 Cm

V = P x L x T
= 4000 x 2.0 x 0.10
= 800.0 m3
= 800.0 m3 x 2.0
= 1600.0 m3

d. Lapis permeter panjang jalan


V = P x L x T
= 1.0 x 4.0 x 0.40
= 1.60 m3
= 1.6 x 2.0

3.50
= 3.20 m3

Volume material untuk bahu jalan


20 C m

V = P x L x T
200 Cm

= 4000 x 2.0 x 0.40


= 3200.0 m3
= 3200.0 m3 x 2.0
= 6400.0 m3

Anda mungkin juga menyukai