Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Konsep Teori
A. Definisi
B. Jenis Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat fisiologis dan Patologis.
1. Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya terjadi pada saat masa subur,serta saat sesudah
dan sebelum menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir
yang berlebih,itu adalah hal yang normal,dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal
serta tidak berbau.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri
Cairan keputihannya encer
Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
Cairan yang keluar tidak berbau
Tidak menyebabkan gatal
Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit
2. Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal.jenis
keputihan ini sudah termasuk jenis keputihan penyakit. Keputihan patologis dapat
menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan
wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut:
- Cairannya bersifat kental
- Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu,atau berwarna kuning atau
sampai kehijauan.
- Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal
- Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap
- Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita
- Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.
C. Etiologi
Ada berbagai macam penyebab keputihan,antara lain
1. Faktor kebersihan yang kurang baik.
Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik. Jika, daerah vagina
tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan berbagai macam penyakit salah
satunya keputhan. Hal ini menyebabkan kelembaban vagina mengalami
peningkatan dan hal ini membuat penyebab infeksi berupa bakteri patogen akan
sangat mudah untuk menyebarnya.
2. Stress
Semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol oleh otak, maka ketika
reseptor otak mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dan keseimbangan hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini dapat
menimbulkan terjadinya keputihan.
3. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat antibitok dalam jangka lama bisa menyebabkan sistem imunitas
pada tubuh wanita, dan obat antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan.
Sedangkan gangguan keseimbangan hormonal dapat juga disebabkan oleh
penggunaan KB.
Keputihan dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab, berikut ini merupakan
sebagian besar penyebab keputihan yang dialami oleh wanita Indonesia:
1. Menggunakan WC umum yang kotor, sehingga rawan terinfeksi oleh bakteri,
virus, jamur, dan sebagaianya.
2. Ketika selesai buang air kecil, hanya membasuh organ intim dengan tissue saja,
dan tidak membilasnya dengan air.
3. Menggunakan pakaian dalam yang sangat ketat, apalagi terbuat dari bahan
sintesis.
4. Melakukan cara pembilasan vagina dengan arah yang salah, umumnya melakukan
dari arah anus ke arah vagina, yang benar adalah dari vagina ke arah anus.
5. Kurangnya menjaga kebersihan organ intim.
6. Melakukan pertukaran pemakaian handuk/celana dalam dengan orang lain.
7. Mengalami stress dan kelelahan.
8. Tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi.
9. Sering menggaruk – garuk pada daerah organ intim.
10. Tinggal di lingkungan yang kotor.
11. Mandi dengan berendam air hangat. Jamur penyebab keputihan suka tinggal pada
daerah yang hangat.
12. Sering berganti pasangan seksual.
13. Memakai pembalut/pantyliner yang tidak berkualitas (terbuat dari bahan daur
ulang & mengandung pemutih).
E. Dampak Kejiwaan
Wanita yang menderita keputihan biasanya mempunyai masalah dengan reaksi
kejiwaannya apalagi yang sudah memang mempunyai status kejiwaan yang
labil.Reaksi kejiwaan ini bermanifestasi sebagai berikut
1. Rasa kecemasan yang berlebihan, kecemasan ini muncul akibat adanya perasaan
malu atau terkena penyakit,atau tumbuhnya perasaan takut atau khawatir akibat
dari penyakit ini yang dapat menyebabkan kanker.
2. Enggan untuk bersenggama dengan suaminya,karena khawatir akan mengotori
suami / takut jika suami merasakan jijik dengan dirinya.selain itu perasaan nyeri
juga amat mengganggu .
3. Berusaha membatasi kegiatan sosialnya dalam pergaulan sehari-hari karena
khawatir tidak mampu melakukan tugasnya lagi dengan baik dan berusaha
menjauhi kesenangannya sehari-sehari seperti berolahraga atau mengerjakan hobi
nya karena merasa dirinya sakit,takut ketahuan orang lain,atau takut akan
merugikan lingkungan dengan menimbulkan bau yang tidak sedap.
F. Pencegahan
Berikut ini adalah berbagai cara untuk mencegah keputihan:
1. Bersihkan selalu organ intim. Bersihakan dengan menggunakan pembersih yang
tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan
produk pembersih terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar
susu dapat menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak
bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina
dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.
2. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum
atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat
terbersihkan, sehingga mengundang datangnya jamur pada vagina.
3. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencui vagina
sebelum anda berpakaian
4. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa
cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti
5. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng
menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di
daerah kewanitaan terganggu.
6. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap
keringat.
7. Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut
8. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.
9. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak.
Karena stress juga dapat memacu keputihan
10. Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak
mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera
mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.
Sumber : Penyebab Keputihan Pada Wanita
G. Pengobatan
Berikut ini beberapa solusi untuk mengatasi dan mecegah keputihan :
1. Sering-seringlah mengganti pembalut pada saat menstruasi.
2. Gunakan pembalut yang berkualitas, serta mengandung herbal dan berbagai
macam teknologi yang dapat membunuh virus, bakteri, jamur serta berbagai
macam organisme yang menjadi penyebab keputihan.
3. Usahakan untuk tidak menggunakan toilet yang kotor, pastikan toilet yang Anda
gunakan bersih.
4. Jalani hidup dengan pola yang teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat
dengan cukup serta hindari stress yang berkepanjangan.
5. Gunakan pantyliner yang berkualitas
Pemeriksaan dokter baiknya segera dilakukan bila perempuan mengalami
keputihan. Tujuannya : Menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam hal ini
mencari darimana keputihan itu berasal dan jenis keputihan
Berbagai obat penawar muncul ditanah air kita dari yang murah sampai yang
mahal untuk mengobati berbagai penyakit termasuk keputihan.pada pengobatan
keputihan dikenal berbagai macam cara:
1. Sebagai penawar saja banyak di jual larutan antiseptik mulai dari Betadine vaginal
kit,Intima,detol yang digunakan untuk membersihkan cairan keputihan dari liang
senggama,akan tetapi tidak untuk membunuh kuman penyebabnya.
2. Obat pemusnah atau pemungkas keputihan yang disebabkan oleh kuman dapat di
obati dengan menggunakan antibiotika tergantung pada kuman penyebabnya dan
resistensinya seperti penggunaantetrasiklin,penisilin,thiamfenikol,doksisiklin,atau
eritromisin di tambah dengan pengobatan lokal tablet liang senggama berisikan
tetrasiklin yang dicampur dengan amfoterisin atau polimiksin.
3. Melakukan penghancuran lokal pada adanya kutil dileher rahim,liang senggama
atau bibir kemaluan,atau melakukan pembedahan. Dilakukan operasi berupa
pengangkatan sebagian jaringan leher rahim dengan menggunakan kawat
berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut kebawah
menggunakan pisau bedah yang disebut sebagai konisasi.
II. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, Umur, Pendidikan,agama, suku / bangsa, status perkawinan, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama, Umur, Pendidikan,agama, suku / bangsa, status perkawinan, alamat
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran, TTV
2. Kulit
Lesi, turgor, kelembaban kulit, cyanosis, tanda peradangan
3. Kepala
Warna rambut, bentuk kepala, benjolan
4. Penglihatan
Konjungtiva, membran mukosa, reflek terhadap cahaya, gangguan penglihatan
5. Hidung
Bentuk hidung, pernafasan, fungsi penciuman
6. Telinga
Bentuk telinga, sekret, fungsi pendengaran
7. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah merah muda, gusi berwarna merah muda. jumlah gigi
lengkap, tidak terdapat adanya lubang, karang gigi / plak (-).
8. Leher
Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
Tekanan vena jugularis (-).
Tidak ada pembatasan gerak leher.
9. Dada / pernafasan
Bentuk simetris, Retraksi dinding dada (+).
Fremitus vokal dextra & sinistra simetris.
Bj 1 dan Bj 2 tunggal, tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan.
10. Abdomen
Bentuk simetris, kembung, nyeri tekan, pembesaran hati, bunyi timpani,
kembung, peningkatan bising usus
11. Sistem reproduksi
Jenis kelamin, merarche, pola menstruasi, lama menstruasi, disminorhoe selama
menstruasi
12. Ekstremitas atas & bawah.
Akral hangat, bentuk tangan simetris dextra dan sinistra, jumlah jari lengkap.
Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas atas.
Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda oedema. Jumlah jari
lengkap. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas bawah.
C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan rasa terbakar, bau atau gatal-gatal
akibat infeksi.
Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul segera
actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan
(asosiasi Studi Nyeri Internasional) ke serangan mendadak atau pelan intensitasnya
dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi
dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik:
Data subjektif:
Laporan secara verbal
Data objektif
Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati – hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu,tampak capek,sulit atau gerakan kacau,menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Focus menyempit (penurunan persepsi waktu,kerusakan proses berfikir
penurunan interaksi dengan orang dan lingungan)
Tingkah laku distraksi,contoh jalan – jalan,menemani orang lain dan atau
aktivitas berulang.
Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan darah,perubahan
nafas,nadi dan dilatasi pupil).
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke
kaku).
Tingkah laku ekspretif (contoh:gelisah merintih,menangis,waspada iritabel,nafas
panjang atau berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor – faktor yang berhubungan:
Agen injuri (biologi,kimia fisik,psikologis)
NOC:
Pain level
Pain control
Comfort level
Criteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,mampu menggunakan teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri,mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan menajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
NIC:
Pain Manegement
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor presipitas.
Observasi reasi non verbal dan ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Kaji kultur yang mepengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan control
nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitas nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
Analgesic Administration
Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian
lebih dari satu tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri.
Tentukan pilihan analgesic pilihan,rute pemberian dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV,IM untuk pengobatan nyeri
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali
Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi aktifitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan peraasaan malu karena penyakit
yang diderita
Batasan karakteristik :
Gangguan tidur
Penyalahgunaan bahan kimia
Penurunan penggunaan dukungan social
Konsentrasi yang buruk
Kelelahan
Mengeluhkan ketidakmampuan koping
Perilaku merusak terhadap diri/orang lain
Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
Faktor-faktor yang berhubungan :
Pebedaan gender dalam strategi koping
Tingkat percaya diri tidak adekuat
Ketidakpastiaan
Support sosial tidak efektif
Derajat pengobatan tingkat tinggi
Krisis situsional/maturisional
NOC
Koping control
Impulse control
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi periaku koping efektif
Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol stress
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas
NIC
Peningkatan koping
Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri
Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
Hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan
Dukung penggunaan sumber spiritual jika diminta
Sediakan informasi actual tentang diagnosis
Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek oerawatan saat ini
Dukung penggunaan mekanisme deefensif yang tepat
Dukung keterlibatan keluarga dan cara yang tepat
Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapat terjadi
Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien
Daftar Pustaka
Adhi Djuanda, prof. Dr.1999. Ilmu Penyakit kulit & Kelamin. Jakarta.
Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 16310551
Mengesahkan