Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

FLOUR ALBUS (KEPUTIHAN)

I. Konsep Teori

A. Definisi

Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau


peradangan yang terdapat pada alat kelamin dan umumnya diderita oleh
wanita.Infeksi ini merupakan akibat oleh organisme seperti bakteri, virus dan juga
dapat disebabkan karena pengaruh bahan kimia seperti cairan,krim yang digunakan
pada daerah organ intim.Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa keputihan dapat
disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui pasangan seksual.
Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus,
yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Leukorea adalah semua
pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi
klinik berbagai infeksi, keganasan atau tumor jinak organ reproduksi. Pengertian lebih
khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida pada genetalia wanita dan
disebabkan oleh organism seperti ragi yaitu candida albicans (Manuaba, 2001).
Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi
sehingga menjadi masalah yang serius antara lain:
 Infertilitas
 Radang penyakit panggul
 Pada wanita hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir
yang rendah.
Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-
masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut tidak
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini yang kemudian dapat menyebabkan
gangguan. Penyakit yang menyerang organ kewanitaan sangat beragam jenisnya,
antara lain yaitu keputihan, gangguan menstruasi, kanker payudara, kanker organ
reproduksi (leher rahim, rahim, ovarium), radang panggul, kista indung telur, dan
sebagainya.

B. Jenis Keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat fisiologis dan Patologis.
1. Keputihan Fisiologis
Jenis keputihan ini biasanya terjadi pada saat masa subur,serta saat sesudah
dan sebelum menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir
yang berlebih,itu adalah hal yang normal,dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal
serta tidak berbau.
Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri
 Cairan keputihannya encer
 Cairan yang keluar berwarna krem atau bening
 Cairan yang keluar tidak berbau
 Tidak menyebabkan gatal
 Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit

2. Keputihan Patologis
    Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal.jenis
keputihan ini sudah termasuk jenis keputihan penyakit. Keputihan patologis dapat
menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan
wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut:
-  Cairannya bersifat kental
-  Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu,atau berwarna kuning atau
sampai kehijauan.
-  Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal
-  Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap
-  Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita
-  Jumlah cairan yang keluar sangat banyak.

C. Etiologi
Ada berbagai macam penyebab keputihan,antara lain
1. Faktor kebersihan yang kurang baik.
Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik. Jika, daerah vagina
tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan berbagai macam penyakit salah
satunya keputhan. Hal ini menyebabkan kelembaban vagina mengalami
peningkatan dan hal ini membuat penyebab infeksi berupa bakteri patogen akan
sangat mudah untuk menyebarnya.
2. Stress
Semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol oleh otak, maka ketika
reseptor otak mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dan keseimbangan hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini dapat
menimbulkan terjadinya keputihan.
3. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat antibitok dalam jangka lama bisa menyebabkan sistem imunitas
pada tubuh wanita, dan obat antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan.
Sedangkan gangguan keseimbangan hormonal dapat juga disebabkan oleh
penggunaan KB.

Keputihan dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab, berikut ini merupakan
sebagian besar penyebab keputihan yang dialami oleh wanita Indonesia:
1. Menggunakan WC umum yang kotor, sehingga rawan terinfeksi oleh bakteri,
virus, jamur, dan sebagaianya.
2. Ketika selesai buang air kecil, hanya membasuh organ intim dengan tissue saja,
dan tidak membilasnya dengan air.
3. Menggunakan pakaian dalam yang sangat ketat, apalagi terbuat dari bahan
sintesis.
4. Melakukan cara pembilasan vagina dengan arah yang salah, umumnya melakukan
dari arah anus ke arah vagina, yang benar adalah dari vagina ke arah anus.
5. Kurangnya menjaga kebersihan organ intim.
6. Melakukan pertukaran pemakaian handuk/celana dalam dengan orang lain.
7. Mengalami stress dan kelelahan.
8. Tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi.
9. Sering menggaruk – garuk pada daerah organ intim.
10. Tinggal di lingkungan yang kotor.
11. Mandi dengan berendam air hangat. Jamur penyebab keputihan suka tinggal pada
daerah yang hangat.
12. Sering berganti pasangan seksual.
13. Memakai pembalut/pantyliner yang tidak berkualitas (terbuat dari bahan daur
ulang & mengandung pemutih).

Penyakit keputihan juga dapat disebabkan karena jamur,bakteri,virus dan parasit:


1. Jamur Monilia atau Candidas
Bercirikan memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat kentar, sangat
berbau tidak seda dan menimbulkan rasa gatal pada sekitar daerah vagina. Hal ini
dapat menyebabkan vagina mengalami radang dan kemerahan. Biasanya hal ini
juga dipicu oleh adanya penyakit kencing manis, penggunaan pil KB, serta tubuh
yang memiliki daya tahan rendah.
2. Parasit Trichomonas Vaginalis
Terjadi dan ditularkan melalui hubungan seks, bibir kloset atau oleh perlengkapan
mandi. Memiliki ciri, cairan yang keluar sangat kental, memiliki warna kuning
atau hijau, berbuih dan berbau anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan
gatal, tapi jika ditekan vagina akan terasa sakit.
3. Bakteri Gardnella
Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit encer,
memiliki bau ami dan berbuih. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal
yang sangat menggangu.
D. Tanda dan Gejala
Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada apa yang menjadi penyebab
keputihan yang di alami. Pada beberapa wanita ditemukan bahwa mereka tidak
mengalami gejala apapun. Akan tetapi umumnya mereka yang menderita keputihan
akan mengalami beberapa gejala berikut :
 Terasa gatal pada organ intim bagian dalam dan atau bagian luar.
 Terdapat cairan yang berwarna putih kekuningan dari saluran vagina, terkadang
berbusa dan memiliki bau yang menyengat/ tidak sedap.
 Mengalami rasa seperti “terbakar” saat buang air kecil.
 Merasa tidak nyaman pada organ intim.

Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan suatu gejala. Gejala keputihan


tersebut dapat disebabkan oleh factor fisiologis maupun factor patologis :
1.       Gejala keputihan karena factor fisiologis antara lain :
 Cairan dari vagina berwarna kuning
 Tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal
 Jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak
2.       Gejala keputihan karena factor patologis antara lain :
 Cairan dari vagina keruh dan kental
 Warna kekuningan, keabu-abuan, atau kehijauan
 Berbau busuk, amis, dan terasa gatal
 Jumlah cairan banyak

E. Dampak Kejiwaan
Wanita yang menderita keputihan biasanya mempunyai masalah dengan reaksi
kejiwaannya apalagi yang sudah memang mempunyai status kejiwaan yang
labil.Reaksi kejiwaan ini bermanifestasi sebagai berikut
1. Rasa kecemasan yang berlebihan, kecemasan ini muncul akibat adanya perasaan
malu atau terkena penyakit,atau tumbuhnya perasaan takut atau khawatir akibat
dari penyakit ini yang dapat menyebabkan kanker.
2. Enggan untuk bersenggama dengan suaminya,karena khawatir akan mengotori
suami / takut jika suami merasakan jijik dengan dirinya.selain itu perasaan nyeri
juga amat mengganggu .
3. Berusaha membatasi kegiatan sosialnya dalam pergaulan sehari-hari karena
khawatir tidak mampu melakukan tugasnya lagi dengan baik dan berusaha
menjauhi kesenangannya sehari-sehari seperti berolahraga atau mengerjakan hobi
nya karena merasa dirinya sakit,takut ketahuan orang lain,atau takut akan
merugikan lingkungan dengan menimbulkan bau yang tidak sedap.

F. Pencegahan
Berikut ini adalah berbagai cara untuk mencegah keputihan:
1. Bersihkan selalu organ intim. Bersihakan dengan menggunakan pembersih yang
tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan
produk pembersih terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar
susu dapat menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak
bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina
dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.
2. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum
atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat
terbersihkan, sehingga mengundang datangnya jamur pada vagina.
3. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencui vagina
sebelum anda berpakaian
4. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa
cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti
5. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng
menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di
daerah kewanitaan terganggu.
6. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap
keringat.
7. Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut
8. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.
9. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak.
Karena stress juga dapat memacu keputihan
10. Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak
mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera
mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.
Sumber : Penyebab Keputihan Pada Wanita
G. Pengobatan
Berikut ini beberapa solusi untuk mengatasi dan mecegah keputihan :
1. Sering-seringlah mengganti pembalut pada saat menstruasi.
2. Gunakan pembalut yang berkualitas, serta mengandung herbal dan berbagai
macam teknologi yang dapat membunuh virus, bakteri, jamur serta berbagai
macam organisme yang menjadi penyebab keputihan.
3. Usahakan untuk tidak menggunakan toilet yang kotor, pastikan toilet yang Anda
gunakan bersih.
4. Jalani hidup dengan pola yang teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat
dengan cukup serta hindari stress yang berkepanjangan.
5. Gunakan pantyliner yang berkualitas
Pemeriksaan dokter baiknya segera dilakukan bila perempuan mengalami
keputihan. Tujuannya : Menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam hal ini
mencari darimana keputihan itu berasal dan jenis keputihan

Berbagai obat penawar muncul ditanah air kita dari yang murah sampai yang
mahal untuk mengobati berbagai penyakit termasuk keputihan.pada pengobatan
keputihan dikenal berbagai macam cara:
1. Sebagai penawar saja banyak di jual larutan antiseptik mulai dari Betadine vaginal
kit,Intima,detol yang digunakan untuk membersihkan cairan keputihan dari liang
senggama,akan tetapi tidak untuk membunuh kuman penyebabnya.
2. Obat pemusnah atau pemungkas keputihan yang disebabkan oleh kuman dapat di
obati dengan menggunakan antibiotika tergantung pada kuman penyebabnya dan
resistensinya seperti  penggunaantetrasiklin,penisilin,thiamfenikol,doksisiklin,atau
eritromisin di tambah dengan pengobatan lokal tablet liang senggama berisikan
tetrasiklin yang dicampur dengan amfoterisin atau polimiksin.
3. Melakukan penghancuran lokal pada adanya kutil dileher rahim,liang senggama
atau bibir kemaluan,atau melakukan pembedahan. Dilakukan operasi berupa
pengangkatan sebagian jaringan leher rahim dengan menggunakan kawat
berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut kebawah
menggunakan pisau bedah yang disebut sebagai konisasi.
II. Asuhan Keperawatan                  
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, Umur, Pendidikan,agama, suku / bangsa, status perkawinan, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama, Umur, Pendidikan,agama, suku / bangsa, status perkawinan, alamat
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran, TTV
2. Kulit
Lesi, turgor, kelembaban kulit, cyanosis, tanda peradangan
3. Kepala
Warna rambut, bentuk kepala, benjolan
4. Penglihatan
Konjungtiva, membran mukosa, reflek terhadap cahaya, gangguan penglihatan
5. Hidung
Bentuk hidung, pernafasan, fungsi penciuman
6. Telinga
Bentuk telinga, sekret, fungsi pendengaran
7. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah merah muda, gusi berwarna merah muda. jumlah gigi
lengkap, tidak terdapat adanya lubang, karang gigi / plak (-).
8. Leher
 Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
 Tekanan vena jugularis (-).
 Tidak ada pembatasan gerak leher.
9. Dada / pernafasan
 Bentuk simetris, Retraksi dinding dada (+).
 Fremitus vokal dextra & sinistra simetris.
 Bj 1 dan Bj 2 tunggal, tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan.
10. Abdomen
Bentuk simetris, kembung, nyeri tekan, pembesaran hati, bunyi timpani,
kembung, peningkatan bising usus
11. Sistem reproduksi
Jenis kelamin, merarche, pola menstruasi, lama menstruasi, disminorhoe selama
menstruasi
12. Ekstremitas atas  &  bawah.
 Akral hangat, bentuk tangan simetris dextra dan sinistra, jumlah jari lengkap.
Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas atas.
 Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda oedema. Jumlah jari
lengkap. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas bawah.

D. Kebutuhan Fisik, Psikologis, Sosial dan Spiritual


1. Aktivitas  &  Istirahat.
Aktifitas sehari-hari, istirahat (siang,malam)
2. Personal Hygiene
Pola mandi, gosok gigi, sumber air, ganti baju dan celana dalam
3. Nutrisi
Pola makan dan minum
4. Eliminasi
Pola BAB dan BAK, keluhan / gangguan dalam pola eliminasi
5. Seksualitas
Lama menikah, Frekuensi hubungan dengan suami ( coitus ),
6. Psikososial
Cemas / tidak terhadap penyakitnya
7. Spiritual
Agama
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan rasa terbakar, bau  atau gatal-gatal
akibat infeksi.
2. Ansietas berhubungan dengan lamanya  penyembuhan penyakit dan gejala yang
muncul.
3. Kelelahan berhubungan dengan disfungsi seksual (penurunan libido, depresi) rasa
penolakan oleh seksual pasangan.
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan peraasaan malu karena penyakit
yang diderita,
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit yang terpajan.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.

C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan rasa terbakar, bau  atau gatal-gatal
akibat infeksi.
Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul segera
actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan
(asosiasi Studi Nyeri Internasional) ke serangan mendadak atau pelan intensitasnya
dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi
dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik:
Data subjektif:
 Laporan secara verbal
Data objektif
 Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri
 Gerakan melindungi
 Tingkah laku berhati – hati
 Muka topeng
 Gangguan tidur (mata sayu,tampak capek,sulit atau gerakan kacau,menyeringai)
 Terfokus pada diri sendiri
 Focus menyempit (penurunan persepsi waktu,kerusakan proses berfikir
penurunan interaksi dengan orang dan lingungan)
 Tingkah laku distraksi,contoh jalan – jalan,menemani orang lain dan atau
aktivitas berulang.
 Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan darah,perubahan
nafas,nadi dan dilatasi pupil).
 Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke
kaku).
 Tingkah laku ekspretif (contoh:gelisah merintih,menangis,waspada iritabel,nafas
panjang atau berkeluh kesah)
 Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor – faktor yang berhubungan:
 Agen injuri (biologi,kimia fisik,psikologis)
NOC:
 Pain level
 Pain control
 Comfort level
Criteria hasil:
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,mampu menggunakan teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri,mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengunakan menajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
NIC:
Pain Manegement
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor presipitas.
 Observasi reasi non verbal dan ketidaknyamanan
 Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
 Kaji kultur yang mepengaruhi respon nyeri
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan control
nyeri masa lampau
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
 Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitas nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non farmakologi dan
interpersonal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas,dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian
lebih dari satu tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri.
 Tentukan pilihan analgesic pilihan,rute pemberian dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV,IM untuk pengobatan nyeri
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali
 Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi aktifitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)

b. Ansietas berhubungan dengan lamanya  penyembuhan penyakit dan gejala yang


muncul.
Definisi:
perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidak nyamanan atau ketakutan yang disertai
respon autonom (summer tidak efektif atau tidak diketahui oleh individu),perasaan
keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan
peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk
mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tndakan – tindakan.
Ditandai dengan:
 Gelisah
 Insomnia
 Resah
 Ketakutan
 Sedih
 Fokus pada diri
 Kekhawatiran
 Cemas
NOC:
 Anxiety control
 Coping
 Impulse control
kriteria hasil:
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Mengidentifikasi,mengungkapkan,dan menunjukkan teknik untuk mengontrol
cemas
 Vital sign dalam batas normal
 Postur tubuh,ekspresi wajah,bahasa tubuh,dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
NIC:
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
 Gunakan pendekatan yang menenangkan
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur berlangsung
 Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress
 Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
 Berikan informasi factual mengenai diagnosis,tindakan prognosis
 Dorong keluarga untuk menemani anak
 Lakukan back/neck rub
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenai situasi yang menimbulkan kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan dengan cara yang tepat

c. Kelelahan berhubungan dengan disfungsi seksual (penurunan libido, depresi) rasa


penolakan oleh seksual pasangan.
Batasan karakteristik :
    Ketidakmampuan mengembalikan energy setelah tidur
    Kekurangan energy
    Lelah
    Lesu tanpa gairah
    Meningkatkanya keluhan fisik
    Konsentrasi melemah
    Penampilan menurun
    Libido menurun
    Mengantuk
Faktor yang berhubungan :
Psikologis,stress, cemas, depresi, situasional, kejadian hidup negative, fisiologis,
kehamilan, kondisi fisik, lemah, anemia, gangguan tidur, status penyakit dan
malnutrisi.
NOC
    Energy conservation
    Self care : ADLs
    Nutritional status : food and fluid intake
Kriteria hasil :
    Mampu melakukan aktivitas sehari-hari ( ADLs) secara mandiri
    Melaporkan peningkatan energy
    Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuannya
NIC
Manajemen Strategi :
 Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas
 Berikan periode istirahat selama aktivitas
 Monitor intake nutrisi untk memastikan kecukupan sumber energy
 Bantu klien memenuhi kebutuhan perawatan diri
 Monitor ttv sebelum, selama, dan sesuah melakukan aktivitas.

d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan peraasaan malu karena penyakit
yang diderita
Batasan karakteristik :
    Gangguan tidur
    Penyalahgunaan bahan kimia
    Penurunan penggunaan dukungan social
    Konsentrasi yang buruk
    Kelelahan
    Mengeluhkan ketidakmampuan koping
    Perilaku merusak terhadap diri/orang lain
    Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
Faktor-faktor yang berhubungan :
    Pebedaan gender dalam strategi koping
    Tingkat percaya diri tidak adekuat
    Ketidakpastiaan
    Support sosial tidak efektif
    Derajat pengobatan tingkat tinggi
    Krisis situsional/maturisional
NOC
    Koping control
    Impulse control
Kriteria Hasil :
    Klien mampu mengidentifikasi periaku koping efektif
    Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol stress
    Vital sign dalam batas normal
    Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas
NIC
Peningkatan koping
    Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit dan konsep diri
    Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
    Hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan
    Dukung penggunaan sumber spiritual jika diminta
    Sediakan informasi actual tentang diagnosis
    Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek oerawatan saat ini
    Dukung penggunaan mekanisme deefensif yang tepat
    Dukung keterlibatan keluarga dan cara yang tepat
    Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapat terjadi
    Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien

e. Resiko infeksi berhubungan dengan penularan penyakit yang terpajan.


Definisi: Peningkatan resiko masuknya organisme pathogen
Faktor-faktor resiko:
    Prosedur infasif
    Ketidakcakupan pengetahuan untuk menghindari paparan pathogen
    Trauma
    Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
    Ruptut membrane amnion
    Agen farmasi (immunosupresan)
    Malnutrisi
    Peningkatan paparan lingkungan pathogen immunosupresi
    Ketidakadekuatan imun buatan
    Tidak adekuat pertahanan sekunder (penekanan respon Inflamasi)
    Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan
    Penyakit kronik
Kontrol Risiko
    Mengetahui risiko
    Memonitor factor risiko lingkungan
    Memonitor factor risiko dari tingkah laku
    Mengembangkan strategi control risiko secara efektif
    Memodifikasi gaya hidup
    Berpatisipasi dalam sceening untuk mengidentifikasi resiko
    Memonitor perubahan status kesehatan
NOC
    Immune status
    Knowledge: Infection Kontrol
    Risk Control
Kriteria hasil:
    Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
    Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
    Jumlah leukosit dalam batas normal
    Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC:
Infection Control (Kontrol Infeksi)
 Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri,
tumor, dan adanya fungsiolaesa
 Catat dan laporkan nilai laboratorium
 Kaji warna kulit, kelembaban tekstur, dan turgor, cuci kulit dengan hati-hati,
gunakan hidrasi dan pelembab seluruh muka
 Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial
 Cuci tangan sebelum dan setelah tindakan keperawatan
 Gunakan standar precaution dan gunakan sarung tangan Selma kontak dengan
darah, membrane mukosa yang tidak utuh
 Ganti IV line sesuai dengan aturan yang berlaku
 Pastikan perawatan aseptic pada IV line
 Pastikan teknik perawtan luka secara tepat
 Dorong pasien untuk istirahat

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.


Definisi:
Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik
Batasan karakteristik:
Memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku
tidak sesuai
Factor yang berhubungan:
 Keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah/
 Kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi
 Pengetahuan tentang proses penyakit:
Indikator
 Familiar dengan proses penyakit
 Mendeskripsikan proses penyakit
 Mendeskripsikan factor penyebab
 Mendeskripsikan factor risiko
 Mendeskripsikan efek penyakit
 Mendeskripsikan tanda dan gejala
 Mendeskripsikan perjalanan penyakit
 Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas
 Mendeskripsikan tanda dan gejala dari komplikasi
 Mendeskripsikan tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi lainnya
NOC:
    Knowledge: disease process
    Knowledge: health behavior
Kriteria Hasil:
o Paisen dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis
dan program pemgobatan
o Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
o Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
o Mengajarkan proses penyakit
o Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (mental, kemampuan untuk
melihat, mendengar nyeri, kesiapan emosional, bahasa dan budaya)
o Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya
o Menjelaskan proses penyakit (pengertian: etiologi, tanda, gejala) transmisi, dan
efek jangka panjang pada ibu dan fetus
o Diskusikan perubahan gaiya hidup yang bias untuk mencegah komplikasi atau
mengontrol proses penyakit
o Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan
o Berikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan second opinion
o Anjurkan pada pasien untuk mencegah atau meminimalkan efek sampping dari
penyakitnya.

Daftar Pustaka

Adhi Djuanda, prof. Dr.1999. Ilmu Penyakit kulit & Kelamin. Jakarta.

Anonim. 1992. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta EGC.

FKUI NANDA NIC-NOC.2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-NOC

Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta

Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates

Mochtar, Pustam. 1995. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.

                
 
LAPORAN PENDAHULUAN

FLOUR ALBUS ( KEPUTIHAN)


DI POLIKLINIK KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN

Oleh :

TITA NOVASIA, S.Kep


NIM. 16310551
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : TITA NOVASIA, S.Kep

NIM : 16310551

Ruang : Poliklinik Kandungan RSUD Ulin Banjarmasin

Judul : Laporan Pendahuluan Flour Albus (Keputihan)

Mengesahkan

Clinical Teacher Clinical Instruktur


Ria Anggara Hamba, Ns. M.Mkes

Anda mungkin juga menyukai