Anda di halaman 1dari 50
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 202¢ TENTANG PENGUKURAN INDEKS PENGELCLAAN KZEUANGAN DAERAH Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA 2SA_ MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIX INDONESIA, bahwa untuk menilai kualitas kinerja tata kelcla keuangan daerah, perlu dilaxukan pengukuran -ndexs pengelolaan keuangan daerak; bahwa Menteri Dalam Negeri melakukan per=binaan terhadap pengelolaan keuangan daerah bagi pemer:ntah daerah provinsi dan gubernur sebagai wekil pemerintah pusat bagi pemerintah daerah kabupaten/kota; bahwa berdasarken —_per-imbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapsan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentarg Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangar: Daerah; Pasal 17 ayat (3) Uncang-Undang Dasar Negara Reputlik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 3¢ Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Repuslik Indonesia Tahun 20C8 Nomor 166, Tambahan Ler:beran Negara Republik Indenesia Nomor 4916); Undang-Undang Nomor 2¢ ‘Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2074 Nomor 244, Tambahan Lembaran Menetapkan -2- Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana tela beberapa kali diubah, terakhir dengen Urdang- Uncang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Xedua atas Undang-Uncang Nomor 23 Tahun 2014 -enteng Pererintahan Daerah (Lerabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 :entang Pembinaan dan Pengawasan _—Penyelenggeraan Pemerintahan Daerah (Lerbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 yang selanjutnya disebut Dimensi IPKD adalah suetu Desaran. 10. lL. yang terdiri dari indikator-incikator sengukuran indeks pengelolean keuangan daerah Pengelolaan Keuangan Daerah eéalah keseluruhen kegiatan yang meliputi perencanaan, pengenggeran, pelaksanaan, penatausahaar, peleporan, pervanggungjawaban, © dan pengawasan keuangan daerah. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur peryelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yeng menjadi kewenangan daerah otonom. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daeren yang selanjucrya disingkat_ RPJMD adalah —doxumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun Rencana Pembangunan Tahunan Daerah selazjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daereh yarg selanjuxrya disingkat_ REPD adalah — doxumen perencenaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun Kebijakan Umum Anggaran Pendepatan dan Belan;a Daerah yang selanjutnya disingkat KUA adalah doxtmen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belan‘a, dan pembiayean serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tanun. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yarg selanjucrya disingkat PPAS acalah program prioritas dan icerikan kepada Ferangkat Daerah untuk setiap program setagai patokan batas maksimal anggaran yang acuan delam penyusunan rencana kerja dan anggaran Perangkat Daerah. Anggarar. Pendapatan Belanja Daerah yang sela~ disingkat APBD adalah reacana keuangan tahunan. patnya, daerah yang ditetapkan dengaa Peraturan Daerah. Laporan Keuangan Pemerinta‘a Daerah yang selazjutnya disingkat LKPD adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolean keuangan daeral: selakt: entitas pelaporan selama satu pericde pelaporan. Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan -4- adalah laporan pemeriksaar. atas LKPD untuk tehun pelaporan. 12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urisan pemerintahan dalam negeri 13. Badan Penelitian dar: Pengembangan Kementeriar: Dalem Negeri yang selarjutnya disebut Badan L:toarg Kemendegri adalah satuan unit kerja Kementerian Dalam Negeri yang memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangen di bidang pemer-ntahan dalam negeri. Pasal 2 Peraturan Menteri ini bertujuan unzuk: a. mengukur kinerja tata keloi keuangan daerah yang efektif, tertentu; sien, transparan dan akuntabel dalam pericde b. memacu dan memotivasi pemeriatah provinsi dan kabupaten/kota dalam —meningkatkan _kinerja Pengeiolaan Keuangan Daerah. c. melakukan publikasi atas hesil pengukuran IPKD bagi Pemerintah Daerah provinsi, kabupaten, dan kota d.memberixan penghergaan kepada Pemerintah Deerah yang memiliki IPKD yang berpredikat terbaik secaza nasional; dan ©. meningxetkan peran Aperat Pengawas internal Pemerintah dalam mewujudken pengawasan Pengelolzan Keuanga2 Daerah yang transparan dan akuntabel. BAB IL KEWENANGAN DAN SUMBER DATA, PENGUKURAN INDEKS PENGELCLAAN KEUANGAN DAZRAH Pasal 3 (1) Menteri melalui Kepala Badan Litbang Kemendagri melakukan pengukuran IPKD provinsi. (2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melalui bacan penelitian dan pengembangan daerah provins: atau (3) a Se sebutan lain -nelakukan —pengukuran —IPKD kabpaten/kota. Pengukuran IPKD sebagaimana dimaxsud pada ayat (1) can ayat (2) dilakukan terhadap dokumen perercanaan pembargunan daerah, perganggaran, _pelaxsanaan, penyerepan anggaran, dan Laroran Hasil Pemeriksaan atas LKPD 1 (satu) tahun sebeium tahun berjalan. Pasal 4 Pengukuran IPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 eyat (1) dilakukan dengan scenggunakan deta yang bersumber dari: &, Dirextorat Jenderal Bina Pembangunan Deereh Kementerian Dalam Negeri terkait dokumen 2PJMD daa RKPD; b. Dirextorat Jenderal Bina Keuangan Deer: U, Kementerian Dalam Negeri terkait dokumen PPAS dan APBD; c. Pemerintah Daerah terkait dengan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan LKPD; . Sistem Informasi Pemerintahan Daerah; ¢. Tim Evaluasi dan Pengewasan Realisasi Anggaran terkait dengan dokumen dan informasi penyerapan anggaran; dan f Badan Pemeriksa Keuargan terkait dokumen dan informasi opini atas LKPD. Pengukaran IPKD di kabupaten/kota oleh rcvinsi sebagaimana dimaksud dalam: Pasal 3 ayat (2) dilecakan Cengan menggunakan data yang bersumber dari: «. Bapgeda kabupaten/ikota terkait dokamen FJMD dan RKPD; b. Badan Pengelola Keuangen Provinsi terkait dokumen KUA-PPAS, dan APBD; c, Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilen ?revinsi terkait dengan dokumen can informasi op-ai atas LKPD; dan a a -6- Sistem Informasi Pemerircahan Daerah. Pasal 5 Menteri dalam melakukan pengukuran IPKD prcvinsi sebagaimana dimaksud delam Pasal 3 QQ) membentuk tim yang susunar. xeanggotaanaya meliputi: a. Penenggung Jawab : Kezua Wekil Ketua Sekretaris Kelompok Kerja,’ Anggota Kepala Badan Perelitian can Pengembangan. Kepala Pusat Litbang, Pembangunan dar. Keuangen Deerah, Badan Penelitier cen Pengembangan. Direktur Perercaneen Anggaran Daerah Direktorat Jenderal Bina Keuangen Deerah. Kepala Bidang Keuarigen Deerah. Direktur perencanaen, Evaluasi, dan Inicrmasi Pembangunan Deereh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daeraa, Direktur Pelaksanaan Gen Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Direktorat Jenderal Bina Keuangen Deerah, Kepala Biro Eckum Sexretariat Jenderal, Direktur Evaiuasi -Kinerja._ can Peaingkatan Kapasitas Daerah Direktorat Cenderal Otonomi Daerah, dan Fejadat Steuktural, Fungsionai Peneliti dan/atau Fungsional Lannya di_—_lingkungan Kementerian Dalam Negeri (2) “a dan Kementerian/Lembaga sesuai dengan kebutuhar. Gubernur sebaga: wakil Pemerintah Pusat melakaken pengukuran IPKD kabupaten/kota _sebaga’mana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) membentuk tim yang susunan keanggotaannya meliputi: a. Penenggung Jawab : Sekretaris Daerah ?rovirsi. b. Ketua : Kepala Badan Perelitian dan Pengembargan Deereh Previnsi Atau Sebutan La:n. c. Wakil Ketua : Pejabat Pengelola Keuangen Deerah. d. Sekretaris : Sekretaris Badan Penelitien den Pengembangan Deereh Provinsi Atau Sebutan Lan. e. Kelompok Kerja, : Kepala Perangkat Daeraia dan Anggota Pejabat Struktural, Fungsional Peneliti dan/atau Fungsional Lainnya di_—_ilingkungen Pemerintah Daereh provinsi den/atau lembaga lain sesuai dengan kebutuhan. BAB ill DIMENSI INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pasal 6 IPKD diuxur melalui 6 (enam) dimensi meliputi: kesesuaien dokum-en perencaraan dar: penganggaren; pengalokasian anggazan belania dalam APBD; transparensi pengeloiaan keuangan daerah; penyerapan anggarar; kondisi keuangan daerah; dar. opini Badan Pemeriksa Kevargan atas LKPD. Pasal 7 Kesesuaian dokumen perencazaen dan pengarggaran sebagaimana dimaksud dalam Fasal 6 huruf a mencakup indikator: a. kesesuaian nomerklatur prog-ar: RPJMD dan RKPD; b, kesesuaien nomerklatur program RKPD dan KUA-?PAS; cc. kesesuaien nomerklatur prog-arn KUA-PPAS can APBD; a. kesesuaian pagu program RK?D dan KUA-PPAS; daa kesesuaian pagu program KUA-PPAS dan APBD. Pasal 8 Pengalokasian anggaran belanja dalam APBD sebegaimana dimaksud dalam Pasal 6 Luruf b mencakup: a. a (2) penyediaan alokasi anggaren belanja un-uk fungsi pendidiken sebesar 29% (dua puluh persen); penyediaan alokasi anggaran belanja untuk urusen Kesehatan sebesar 16% (sepuiuh persen) diluar g penyediaan elokasi aaggaran elanja untuk infrastruktur sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari penerimaan dana trarsfer; dan. penyediaan alokasi anggaran belanja untuk memenuxi Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan ketertuen peraturan perundang-undangan, Pasal 9 ‘Transparansi pengelclaan kevangan daerah sebagaimana dimaks:d dalam Pasal 6 huruf ¢ mencakup indike’ a. ketezatan waktu; dan b. keteraksesan Ketepatan waktu sebageimana dimaksud pada vat (7) huruf a merupakan penguxuran terhadap penyajien dokumen perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, den pertanggungjawaban keuangan daerah oleh Pemevinteh Daerah melalui Sistera Informasi Pemerintahan Daereh secara tepat wakti dengan memperhatikan esa penyajiar: informasi dokumer. peling lama 30 (tige pulua) hari Kalender setelah dicetapkan sesuai_ dengen ketentuan peraturan perunda=g-undangan (3) Keteraksesan sebagaimana dimaksud pada ayat () huruf b, merupakan pengukuran techadap penyajian dckumen perencanaan, —pelaksanazn, —pelaporan, — den pertanggungjawaban keuanger. daerah yang dapat diakses etau diunduh secara umum dan terbuka untuk publik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daeran, sekurang-kurangrya selama éua tahun anggaran. Pasal 10 Penyerapan anggaran sebagaimara dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, mencakup indikator yang disesuaikan dengen struktur anggaran belanja dalam APBD meliputi penyerapar: a. anggaran belanja operasional b. _anggsran belanja modal; cc. anggaran belanja tidak terduga, dan anggaran belanja transfer. Pasal 11 Kondisi keuargan daerah sebagaimana dimaksud dalam ?asal 6 huruf e mer.cakup indikator: a. kemandirian keuangan; b. feksibilitas keuangan; c. solvabilitas operasional; d. — solvabilitas jangka pendek; e. — solvabilitas jangka panjang; den f, _ solvabilitas layanan. Pasal 12 Opini Badan Pemeriksa Keuangen atas LKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f dilekukan bercasarkan opiai Badan Pemeriksa Keuengan atas _KPD yang dicucit selama 3 (tiga) tahun terakhir berturut-turu:. ~10- Pasal 13 Untuk daeral yang masih mengg-nakan struktur acggeran belanja sesvai peraruran percndang-undangan sedelum berlakunya peraturan pemerirtah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dimensi_—_penyerapan —_anggeran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huraf d, menggunakan indikator yang meliput. penyerapar: a. anggarar: belanja pegawai; anggaran. belanja bunga; anggarar: belanja subsid anggarar: belanja hibah; anggarar: belanja bantuan so: anggarar. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, anggarar. belanja “idek terduga; rome ao anggarar: barang dar: jasa; daz anggarar: belanja :nodel. BABIV PENGUKURAN INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pasal 1¢ Penentuan bo2ot Dimensi IPKD sebagaimana dimaksud dalan Pasal 6 citetapkan sebagai berikut a. kesesuaian dokumen perencenaan dan pengazggeran sama dergan 15 (lima belas); b. pengalckasian anggaran belanja dalam APBD sama dengan 20 (dua pu‘uh}; c. transparansi Pengelo‘aan Kevengan Daerah sama dengan 15 (lima elas); d. _ penyerapan anggaran sama dengan 20 (dua puluh); e. kondisi keuangan deerah sama dengan 15 (ina belas); dan f. opini Badan Pemeriksa Keuangan atas LKPD sama dengan 15 (lima belas) (2) () (2) (1) (2) (3) Te Pasal 18 Pemeringxatan hasil pengukuran IPKD — previnsi dilakckan secara nasional. Pemeringkatan hesil penguk~ran IPKD kabupaten,koca dilakukan terhaéap kabupaten/kota dalam -egional masing-masing provinsi. Pasal 16 Pengekuran IPKD diiakukan cengan menjumlah seurh hasil yerkalian masirg-masing bobot dimens: dan indeks dimersi. Ketenzuan lebih lanjut mengenai teknis pengukuran PKD sebegaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lamp:ran yang merupakan begian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 17 Has] pengukuran IFKD sebegaimana dimaksud ala: Pasal 15, dikelompokan erdasarkan kemampuen keuargan dacrah. Kemampuan keuangan daereh sebagaimana dimaksud pada ayet (1) meliputi: a. tnggi; b. sedang; dan c. rendah. Pengelompokan kemampusn keuangan_—daereh sebagaimana dimaksud pada ayat i2), sesuai dengen keten-uan peraturan perundazg-undangan. Pasal 18 Hasil pengukuran IPKD sebegsimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) metiputi: peringkat bai der-gan nilai A: peringkat perlu perbaikan dengan nilai B; dan peringkat sangat perlu perbai‘can dengan nilai C, (1) (2) (3) @) (2) (3) (4) -32- Pasal 19 Hasil pengukuran IPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), uncuk pemerintah provinsi dite-epkan setiap takun dengan Keputusen Menteri. Hasii pengukuran IPKD sebegeimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), untuk pemerintah kabupaten/kota ditetapkan setiap tahun dengar. Keputusan Guberrcr. Guternur menyampaikan laporan hasi pezguuran IPKD 2emerintah —-kabupaten/kota _sebagaiznana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri paling lambat Bulan Jwii tahun bericutnya. Pasal 20 Dalam. rangka pemberiax penghargaan _ kepada Pemerintah Daerah provi daerah kabupaten dan daeran kota atas pengukuran IPKD dengan norinasi peringkat baik, Menteri menetapkan predikat :erbaik secara nasional. Predikat :erbaik secaza nasicnal sebagaimana dimaksud pada aya: (1) meliput:: a. 1 (satu) daerah provins: yang berpredike: cerbaik untuk masing-masing kategori_ kemampuan keuengan daerak: tinggi, sedang dan rendak; b. 1 (satu) daerah kabupaten yang berpred:kat -erbaik untuk masing-masing Kategori kemma-npuan keuengan daerak: tinggi, sedang dan rendah’ den 1 (setu) daerah kota yang berpredikat terbaik untuk semua kategori kemampuan keuangar. daerah tinggi, sedang den renda® Hasil pengukuran IPKD agi Pemerintah Daerah berpredikat terbaik secara nasional _sebagaimana dimaksud pada ayat (2}, dapat dijadikan dasar dalam pemberian insentif sesuai dengan ketentuan eraturan perundarg-undangar. Menteri memberikan peaghargaan _—sebegaimana dimaksud pada ayat (1) secara nasional pada Bulan Agustus setiap takun. a (2) (2) (3) Pasal 27 Berdasarkan hasil pengukuran iPKD bagi Pemerintz Daerah dengan peringkat sangat perl _perbaixen sebagaimana dimaksud dala: Pasal 18 huru! c, Menteri menetapkan predixat terburux secara nasiona.. Predikat terburuk secara_nasional _ sebage:rmana dimaksuc pada ayat ‘1) melip~ a, 1 (satu) daerah provinsi yang berpredikat terburuk untuk masing-mesing kategori_ kemempuan keuangan tinggi, sedang, ian rendah; b. 1 (satu) daerah ‘kabupaten yang berprediket terburuk untuk —smasing-masing _kategori kemampuan kevangan tinggi, sedang, dan zendeh; dan ¢. 1 (satu) daeral: kota yang berpredikat terburck untuk semua ketegori kemarnpuan keuangen “inggi, sedang, dan rendah. BABV PENDANAAN Pasal 22 Pendanaen dalam pengukurar. IPKD Pemerintah provinsi bersumber pada Aaggaran Pendapatan dan Belenja Negara. rinten Pendanaan dalam rangka pengukuran IPKD Pe: kabupaten/kota d:-bebankan pada APBD provin: Sel ‘i pendanaen sebagaimaza di:maksud pada vat (1) dan ayat (2), pendanaan dapat berasal dari sumer jaa yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ke-ent peraturan perundang-undangen. Pasal 23 Pengukuran IPKD untuk pertama kali dilakukan terhadep dokumen perencanaan pembanguan daerah, perganggaran, pelaksanaan, penyerapan anggaran, —laporan__hasil pemeriksaan etas LKPD Tahun 2012 -14- BAB VI KETENTUAN P=NUTUP Pasal 2¢ Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ise Agar setiap orang mengetzhuinya, _memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri :n: dengan penempetannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Maret 2020 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd MUHAMMAD TITO KARNAVIAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 2020 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2C2G NOMOR 284 799603 1001 -16- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI CALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 202¢ TENTANG PENGUKURAN INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TEKNIS PENGUKURAN “NDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengukuran IPKD dapat cilavukan mela‘ui beberapa langkah sebagai beriku: A. PENGUKURAN INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAE Pengukuran IPKD dilakukan berdasarkan dimensi IPKD dergan ~ sebagai berikut: 1 napan esuaian Dokumen Perencanaan den Penga~ggaran (D.1) kesesuaian nomenklatur program RPJMD den RKPD (D.1.1) Penilaiar. terhadap kesesuaian program RPJMD dar. RKPD dilakukan dengar memperhatikan nemenklatur program tercantum antsra cckumen RPJMD dan RKPD. Apabila cores‘! program pada -nasing-masing urusan pemerintehan dan po congkat daerah yang tercantum daiam RPJMD. dicermati ada xesesuccan dengan nomenklatar program pada masing-masing urusen pemerintahan’ dan perangkat daerah calam RKPD, wake din‘ memilic kesesuaiar. dan diberikan skor 1, Sebatlk nya, apa nomenkiatur program pada masing-mesing urusan pemerintakan dan perangkat Caera’ yang tercantum deiam RPJMD, dicermat: ticak memiliki kesesuaan atau tidak ditemukan dengan meliat nomenklatur program pada masing-mesing urusan pemerntakan dan perangka: daerah dalarn RKFD, maka dinilai tidak mem kesesuaian dan dibecikar. skoz 0. Penentuan sxor kesesuaian antara Program RPJMD daa RKPD adalah dengan merjumlehkan skor mesing-masing program yang sesuai dan yang tidak sesuai, den selanj-tnya dibagi dergan jum_ah selurua program ada masing-masing arusan pemerintahan cao perangkat daerak. pada RPJMD aiau REPD (jumlah tovl = jum‘ah skor yang terbesar). orsculasi untuk penentuan skor antes mah progrem tersetut edal: b sebagai be tumlah Skor Kesestalan Program Skor D.i.1 Contoh simalesi penghitungan skor kesesuaian antara program RPJMD dan RKPD sebagaimana ditujukar pada tebel berikut: Tabel 1.1 Penentuan Sker Kesest:aian nomenklavur program RPJMD dan RKPD [No[RPUMD[RKPD [Penilaian Penentuan Skor | | [Program A | Program A | Sesuai 1 | Jumlah sesuai = = | [27 TBrogram B | Program B | Sesuai T| Jumlah tidak sesuai = 5 | 3 i Program € Gdak Sesuai [| Jumlah Progra = 9 | ia [- tidak sesual !C j 5. | Program E Pi Sesuai 1 | é |: | Program F | tidak ses C i - “T Program G | tidak sesuai | C | ProgramH |- tidak sesuai | C | i | Program? Program! | Sesuai T [__ [Fetal al _I mie a a Keterangan: 1. Program yang dinilai adalah program pada urusan pemer-ntahan daerah. 2. Untuk program sesuai diberi nilai 1, dan ticak sesvai diber: nile 0. b. kesesuaian nomenkiatur program RKPD can KUA-PPAS (D.1.2: Penilaian terhadap kesesueian program RKPD dan KUA-PPaS dilakukan - dengen memperhatikan nemenklatur program yang tercantum artara dokumen RKPD dan KUA-PPAS. Apabila nomenklatur program pada m: ing-masing urusan pemer-ntahan dan perangkat daerah yang :ercantum celam RKPD, dicermati aca kesesuaian dengaa nomenklatur program pada masing-masing urusan pemerintakan daa perangkat daereh dalam KUA-PPAS, maxa dinilai mexniliki kesesuaian dan diberikar. skor i. Sebaiiknya, epabia nomenkiatur program pada masing-masing urisan pemer-ntahan dan perangkat dacrah yang tercantum dalam RKPD, dicermati tidak memiliki esuaian atau Udak ditemukan dengan melihat nite nomenklatur program pada masing-masing urusan pemerirtanan dan perangkat caerah dalam KUA-PPAS, -naka dinilai tidak memi‘iki kesesuaian dan diberikan skor 0. Penentuar: sker kesesuaian antara Program RKPD dan XUA- PPAS adalal. dengar menjumlankan skor masing-mas:ng program yang sesuai dan yarg tidak sesuai, dan selanjutnya ditagi dengan jumlah selurvh program pada masing-masing urusan pemerirtahan dan perangkat daciah pada RXPD dar. KUA-PPAS (jum‘en total program yang terbesar). Formuiasi untuk penentuan skor anteza jumlah skor kesesuaian dengan jumlah program tersebut adalah sebagai berikut: Jumtah Kesesuaian P-agram Jtalah Programe Sker D i. Contoh simvias: pengukuran kesesuaian antara program RKPD dan KUA-PPAS sebagaimena ditujukan pada takel berikut: Tabel 12 Penentuan Skor Kesesuaian nomenkiatur program RKPD dar: KUA-PPAS | KUA-PPAS | Penilaian [i [Program A | Program A Tsesuai |= ~ 2 | Program B- {Progra B ‘Tsesuai ~~) = | Jumlah tdak sestai = + 3 |- [Program C | Tidak sesuai Jumiah Program = 9 ic | Program i D [ Program D sesuai [= | Skor D.1 2 = capes (8 [Program Ee /- tidak sesuai | 16 | Program Fj Program F | sesuai ape oe (7 |Program G | Program G | sesuai ay : : ‘Program H | tidak sesuai | 9 Program I tidak sesuai | 9 [| Total Keterangan: 1. Program yang dinilei adalah program pada urusan pemerintakan daerah. 2. Untuk program sesuai diberi nilai 1, dan udak sesuai diberi n:.ai 0 ge kesesuaian nomer:klatur program KUA-PPAS dan APBD (D.1.3) Penilaian ternacap kesesuaian program KUA-PFAS dan AP3D dilakukan dengan memperhatikan nomenklatur program yang tercantum antara dokumen KUA-PPAS dan APBD. Apabila nomenklatur progran pada masing-masing ucusan pemerirtazen dan perangkat daerah: yang tercantum dalam KUA-PPAS, dicermati ada kesesuaian dengan nomenklatur pregram pada masing-masng urusan pemerintahan dan perangkat caerah dalam APBD, mska dinilai memiliki keseeuaian dan ciberikar. skor 1. Sebaliknya, apabila nomenklatur program pada mesing-masing urusan pemerirtazan dan perangkat deerah yang tercantum dalam KUA-PPAS, d:cermati tidak memil:ki kesesuaian atau tidak citemukan dengan melihat nomenklatur program pada masing-masing urusan pemerintakan dan perangkat dacrah dalam APBD, maka dinilai tidak memiliki kesesuaian dan diberikan skor 0. Penentuen sko> kesesuaian antera Program KUA-PPAS can APBD adalah dengan menjumlaikan skor masing-masing program yang sesuai dan yang tidak sesuai, dar. selanjutnya dibagi cengan jumlah seluruh program pada masing-masing urusan pemerittahan dan perangkat daerah pada KUA-PPAS can APBD (umlak twtal program yang -erbesar). Formulasi untak penentuan sker ancara jumlah skor kesesuaian dergan jumlak program tersebut adalah sebagai berilut: Stor D.1, Jummlah Prograr Centoh simulasi pergukuran kesesuaiar antara program KUA-PPAS dan APBD sebagaimana ditajukan pada t2bel berikcut: Tabel 1.3 Penentuan Skor Kesesuaian nomentcatur program KUA-PPAS dan APBD KUA-PPAS | APBD | Penilaian Sesuat 1” Jumiah sesuai YT Jumiah tidak sesua: = 4 ‘0 Jumilah Progra:n = 9 [No] KUA-PPAS| APBD | Penilaian ~~ Penentuar. Skor 5 |- | Prog-am E ak sesuai [0 Skor DLE [6 | Program F |Prog-amF | Sesuai ‘umrlah kesesuatan program Jumlah Program: 7 | Program G | Program G | Sesuei [8 | Program H | - | tidak sesuai [ie ioe = 0.558 9 | - Program | tidak sesuai L | Total ~ - i = - Keterangan: if 2s cr Program yang dinilai adalah program pada urusan pemerirtakan daerah, Untuk program sesuai diberi nilai 1, dan tidek sesuai diberi nilai 0. kesesuaian pagu program RKPD dan KUA-PPAS (D.1.4) Penilaian terhadap kesesuaian jumlah pagu per program: RKPD dan KUA-PPAS yang dilakukan dengan rnempethatikan kesesuaien antara pagu per program yang tercantum antara dokumen RKPD can KUA-PPAS, kemudian dijumlahkan kesesua:annya setelah dilekcaken scoring. Jumlah scoring kesesuaian pegu program pada masing- masing urusan pemerintahan den perangkat daerah yang tercan“am dalam RKPD dibandingkan dengan KUA-PPAS telah ciperciek maka dapat diketahui jumlah kesesuaian pagu program Apabila jumlah pagu per program antara RKPD dan KUA-PPAS abila memiliki kesesuaian maka diberikan sor 1. Sebaliknye, ep: jumlah pagu per program antara RKPD dan KUA-PPAS tidak memitiki kesesuaian atat: jumiahnya berbeda, maka ciberikan skor 0. Penentuan skor kesesuaian antara kesesuaian jumlah pega per program RKPD dan KUA-PPAS adalah cengan menjurmlahie sxor masing-masing pagu per program pada urusan pemerintahan dan organisasi yang tercantum delam RKPD daa KUA-PPAS yang sestai dan yang tidak sesuai, selanjutnya dibegi dengan jumlah seluruh program pada masing-masing urusan pemerintahan dan pe:angkat daerah pada RKPD dan KUA-PPAS (jumlah total program yerg terbesar). Formuiasi untuk penentuan sker kesesuaian pagu program tersebut adalah sebagai berikut: Skor D.1.4 Contoh simulasi pengukuran Kesesuaiar antara pagu RKPD dan KUA-PPAS se!zagaimena ditujukan pada tade. berikut: Tabel 1.4 Penentuan Skor Kesesuaian pagu. program RXPD dan KUA-PPAS. | Program: Pag No [KUA- KUA- Penentuan Sker RKPD |PPAS | RKPD | PPAS | [7 | Program | Program | Rp A | Sesuai Jumlah sesui = 3 A A Jumlah tidak sesuai 2 |Program | Program |RpB | Rp B- | Tidak sesuai 01-6 B |B | (kurang dari! | Jumlah Prograra = 9 pagu) Tidak Sesua’ | 0 | Skor D.1.4 = | | : | Jumlah kesesuciaa pagu | i Program | Tidak sesuai 10 jumlah Frogran D (tidak i ' dianggarkan; | $= 0333 | 5 | Program | Tidak sesuai c ! je Hl | (Anggaran i i Baru munci) | Program | RpF ' RpP [ Sesuai 1 | F | | Program” Sentai T iole iG 1] | ~ Tidak sesua. [0 | ! (Arggaran Bara | i | mencul) i 9 Rpt |- Tidak sesua. | 0 iy I | (ticak i 1 Lt | dianggarkan) | I | brea” t 7 t il = Keterangan: 1. Pagu yang dinilai adalah pagu program pasa urusan pemerintahan da’ 2. Untuk page sesuai diberi nilai 1, dan tidak sesuai diberi nilai 0. 2 kesesuaian pagu program KUA-PPAS dan APBD (D.1.5) Penilaian terhedap kesesuaian jumlah pagu per program KUA- PPAS dan APBD yang dilakukan dengan memper‘iatikan kesesvaian antara pagu per program yang tercantum antara dokumen KUA-PPAS dan APBD, kemudiar: dijumlahkan kesestiaiannya setelak dilekukan scoring, Jumlak scoring kesesuaian pagu program pada masiag- masing urusan pemerintahan daa perangsat daerah yang terzanta dalam KUA-PPAS ditandingkan dengan APBD t dapat diketahui jumleh kesesuaian pagu program. h Cipezoleh maka Apabila jumlah pagu per program antera KUA-PPAS dan APBD memiliki kesesuaian maka diberikan sor 1. Sebaliknya, apabila jumlah pagu per program antera KUA-PPAS dan APBD tidak memilixi kesesuaian atau jumlahnya berbeda, make d:berikan skor 0. Penentuan sker kesesuaian antara kesesuaian jumlah ag per program KUA-PPAS dan APBD adalah cengan menjumlahkan sker masing-masing pagu per program pada urasan pemerintahan den organisasi yang tercantum dalam KUA-PPAS dan APBD yang sesuai dan yang tidak sesuai, selarjutnya dibagi dengan jumlah selurch program pada masirg-masing urusan pemerintahan dan perangkat dacrah pada KUA-PPAS dan APBD (jumlah total program yeng terbesar), Formulasi antuk penertuan sker kesesuaiar pagu program tersebut adalah sebagai berikut: Jah kesesualan zagu Jutnlah Progeare Skor D.1.5 oPEls Conteh simulasi pengukuran kesesuaian antara pagu KUA-PPAS dan APBD sebagaimana ditujukan pada tabel berikut: Tabel 1.5 Penentuan Skor Kesesuaian pagu program KUA-PPAS dan AP3D rogram Pagu ~ iP 7 No | KUA- ~ KUALT Penentuan Skor } PPAS | APBD PPAS | APBD { ' L = = [1 [Program | Program |RpA’/Rp A” | Sesuai Jumlah sesuai | jA A | | [2 |Program Program [Rp |RpB | Tidak sesuai [0 | Jumlah tidak | | |B B |B | sesuai=6 | 3 | Program | - i Rpts Tidak Sesuai_ [0 |Jumlah | @ c | | | Prograr: = | [4 {Program [Program ]- | RpD- |Tidaksesuai_ |O | ! | Ip D ! | | | Skor D.1S = [S| Brogan [Rp [Aida sesuat 0] _Jumlak sesca, | (e ‘Sesuai_ vr] . | i [| 7 3-038 | \7~ Sesvai eine) i = | | 8 Tidak sesuai [0 | i 1 | L a hep anton, =~ ! i? jProgram [~~ RpT | Tidak sesuai i | | | "1 | ! 1 }———. “| | Keterangan: ~ ~ 1. Pagu yang dinilai ada‘a’ pagu program pada urusan pemerintahar: = 2. Untuk pagu sesuai diveri nilai 1, dar: tidak sesuai diberi nilai 0. G1 Ublepe Ueaeasuesuad Uaiad uatarajop ustensasay (suaump NYU UyLTOIp Sues yoqog —°z ch Joqoq TTexIP PIeI-eIex JOxs YeTepY ({"G) uEseBBueBuad uRp EELS AUNYOp MeLEUSoY SUOMI] SHOPUL | suesue 91934 (s'T-a} Gady uep S¥dd-VAN ned eseue uepmsasay | he (pT-a) Svdd-VAX | uep gaya n8ed ese uerensssoyy e| bbb U- (ETO) AMIV TPP BVdd-VAM He BOTT soso |amepjuewou —ereiue —_uvyensasay 0 s \ {@T-G) Svdd-vo YeB UP Cae | H TEED FEE OFEET OF EEN + HPO =|_SSS'0 | wrEABord —_myPpuatoN _weTENsesay 99'9 = s (Crd) Gaya uesuep CINGda SLX bbb'O =| STO TGeTawTai Tia =- weioid _myepfustuou _vennsosoy, tT rasyper| ueresdueduog Uep UeeURoUOJ0g Tatyog HeTENsasay SySpUy MEMIpBULsg erer-e36r s03i5 | soenpuy | OL PaeL sNgLIOq ppqe) eped unity eueureseges uRseB3ueFuod wep uReURoUD.ed LoUMYOP MePMsosey UEMyNEued iseINUNTS YoOIWOD qoqog x VIELeTeI IOYS =1'C S4OPUL annie PeBeqas iseMuo} UeBuop ysorodyp (1°q) uereSHBueBued wep weire. arad uautEDyop uerensasay isuounp syapur uemynBuod yseq exeur ‘seye Ip sJoTEpPUY SuIseur-Buiseur joys weywsvpseq wAUIN{LEpg a Pengalokasian Anggaran Belanja Dalam APBD 9.2) Dimensi Pengalokasian anggaran belanja calam APBD merupaken salah satu dimensi yang diukur dalam IPKD. Indikator-indikator yang terdapat dalam dimensi Pengalokasian anggzren belanja daiar APBD merupakan beberapa amanat peraturan perundang-undangan (mandatory spending). Indikator-ndikator yang digunakan -erdiri dari: a. Alokasi jumlah belanja untuk fungsi perdidikan sebesar minimal 20% dari APBD. b. Alokasi jumlah belanja untuk urusen kesehatan setesar m-rimal 10% dari APBD di luar gaji. c. Alokasi jumlah belanja untuk infrastruktur yang langsung dalam alokasi dana transfer sebesar minimal 25% dari Dana Trans‘er Umum, d. Aickasi belanja untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Penentuen Sker untuk masing-masing indikator pada elanja dalam APBD (D.2) adaiah skor rata-rata dikali bobot. 2, Bobot yang diberikan untuk dimensi pengalokasian anggaran belanja dalam APBD ada‘a’ 20. ‘Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah (C.3i Dimensi transparansi pengelolaar. kevangan daerah mencakup indikater: 1) ketepatan waktu; dan 2) keteraksesan, Pengukuran atas ketepavan waktu dan ketera‘csesan tersebut ciakukan terhadap beberapa dokum-en yaitu: 1. Informasi Ringkasan Dokumen RKPD. 2. Informasi Kebijakan mum Anggaran. 3. Informasi Ringkasan Dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran 4. Informasi Ringkasan Dokumen RKA SKPC. 5. 10. le 12, 13, 14. 15. 16. 17. 18. 19, - 28 - Informasi Rirgkesan Dokumen RKA PPKD Informasi Ringkasan Dokumen Rancanga= Peraturan Daerah tentarg APBD. Informasi Peraturan Daerah tentang APBD. Informasi Peraturan Kepala Daereh tentang Penjabaran APBD. Informasi Rir-gkesan DPA SKPD. Informasi DPA PPKD. Informasi Realisasi ?endapatan Daerah. Informasi Realisasi Belanja Daerah. Informasi Realisasi Pembiayaan Daerah. Informasi Ringkasan Dokumen Rancangar: Perubahan APBD. Informasi Peraturan Deerah tentang Perutahan APBD. Informas: Peraturan Kepala Daerah tenteng Penjabaran Perubahan APBD. Informas: Ringkasan RKA Perubahan. Informas: Rencana Umum Pengacaan. Informas: SK Kepala Daerah tentang Pejazat Pengeloia Keuang= Daerah. Informasi Peraturan Kepala Daerah tentarg Kebijakan Alc:ntaasi. Informasi Laporan Arus Kas. Informasi Laporan Realisasi Anggaran Selerch SKPD. Informasi Laporar: Realisasi Anggaran PPED. Informasi Nezaca. Informasi GaLK Pemerintah Daerah. Informasi Laporar. Kevangan BUMD/Percsahaan Daerak. Informasi Laporan Akuntabilitas dan K:nerja Tahunar Pemer‘rteh Daerah. Informasi Penetapan Perda Pertanggungjawaban Pelaksa7aan AP3D Informasi Opini BPK. a rr cas es 1 1 | | | | caadv Suvuos| yore = uemnyezeg «= ueBuoUEy | _os'o ile __ SL SLOG HEN —___z [woumsjoq _ueserjdumy _isvursopry 10% Madd | | oso at{ of} st gt0e fume 11 | requasoN 9g | very doumyjog ueseysuRY wRULOH | | ads ooo i) o| SL -{ = Lye uoutnjoq: uestaSurr iseanoye uereBduy uoseld UEP seIEOL ooo | ol o SL ee uoumyod — ueswyfury — seUTO;Ly |__ 000 o o| SL : 2 t oO} oO} —— oe 0011 tL tl es) oe] pe) poze et | ptoe mw og | cual vounyog wesesBumy secret | 1 _ EO IES ’ £ _ Lt (eg) | oxen) | uedeiouog | TEN | «SL/s | He | yessup mssuel, uesasye1oq0y | sAWa | ME | _ | eave, | vamnyoq aereme | | _ mae ueredoroy, | 7 _ ores ur oo Sees ueStreney, uvejopSueg Isteredsuesy SuIUTG SyapU] re Pars, qrojtiog Joqey eped ueynfnyp exrewredeqes (°C) Yersep weuENay UeLjojeSued sueredsueN IsuOUNp SyapUT ISEIMUIS yOIYD - 6 - oso uy 9 SL og} ¥e9 LOZ HAL FT| STOT TO 6 | Suey; yRseeq WEIMpeseg IseUNONY aay teyeqnieg teBueouRy | oso tl 0 SL oe -| st0z 42qox10 § = oumpjog _uesexiury wouropur| br a os = et yz FGOMIO S | _ og__wrese oma | | yereg! | oso I o| st] oe) st toe tne 2) g10z Sed Le os. L o| su} oe] 6st) tow mes | stoz sea te | | yesser | oso ol og} 6st] gtoz mr 2) stoz sea te | ueredepuog —ysesyeo _rsetus0juy | I |, __90°0 0 oe | i foe oe on dd Vda fee cree | 00°0 | a SL oe - > > GdNs Vdd Ueseysingy isear0oy i ~ “~ T Uday auequfites Bassa oso _. si| oe] tz] stot orem b| prog sec ez | ueseECl ered oso) Tj 0 SLi oe] a] St0z FEW | _4 a) sj + | re & arep) | (ue | fave | ay | SUCH | ase | sounieg yep roprem weyedory, | JOpeSIPUL A] a ere ae eee eee Tf) eee) |e er Pee eetocn | aesnO1ocnoni 1 sclocecircl emer woRsaN ISPULIOFUT | +z | ! | Qida weressuy| | | _os‘o 1 o| _st| oe] tez| stozseqome | stoz sea te| sesieoy _uesodery rogue | 8S. days ymps ueessuy _ ty 0} si|_oe Isc] 91oz GOO L| STO SG LE | SHS —_uELOde —_wsuUUIONL| Z| ovo 1 |) Gal Gall es orozrme 2} stozseate! Sey srry uesodey yseunsoyuq| 1¢ suey uexeliqay Sueyue ' | |__os‘o 1 o| st! oe] esz| orozsmsn8y6| stoz don o¢ | yersed eedoy_uemypieg mseuno;y | yesaec] ueiuenoy vjopBuog reqUlog _98'0 7 o| st] oe} 06% otoztdye | prog seq g | Seer) yesoea ejedoy We seUIOTU oot i a} s| oe] oe | stozseqonio ot | __st-dag of | ueepeBuag wnuin euwousy isemIoFuy ; 5 ae aaay | 0071 a: 1} __s| oe] 9¢|_stoessqonios| st -dog 6 | weyeqning vu uesoxfuny euros 2 | OHIO S| __St-dos 6 | woyuqnuad Vike uss ovinnl jeeutont | | | Cea weyeqnied uereqefuag Buea L000 o| oo} se og Seema —-) [ereg viedey_vermesog sseunoyi Z 9 s % € fac joo ft i (eH) | (ee uedeyous, (PH) | essun posse, | uesosye10193} wove jm fo | ese uotemao¢t on yerme —_ __ nem weredoroy | | Jovey!PU] -te- ic VIVU-VLVE T _ “vi0L| 2 |o gtog Be g| ueeursyejeg = eqeatefun33uejrog epiog — uedejaueg yseurz0yeT | mde tudo yseuLio;u | aaav | yersed Yejupaueg uemmyey efroury | rap SeI-Tiquuumaly wesodeT (swrLOpUL 9107 | eruqey 6T | Ue8uenay rere tenyrstiog Gnd ueiodey. —_seuts0juy | Yesseg YEyULEWY ype TSeULIOFT] | yerume yeSun jes8uey, uesosxei9}9y, nem weyedayey, L woumsjoq. -33- Keterangan: 1. Ketepatan waktu penyajian. Nile 1 diberikan —_jika informasi/do:cumen pengelolaan BAU. 2. Keteraksesan. Nilai 1 diberikan jika inforzaasi/dokumen pengelolaan keuangan daerah yang diukur telah tersedia untuk diakses atau diunduh secara umum dan terbuka untuk publik melalui situs jaringan resmi pemerintah daerah cau Sistem Informasi Pemerintahan Daerak- dan nilai 0 diberika= untuk kondisi sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, meka pengukuran indeks rate- rata dengan bobot. 2. Bobot yang diberikan untuk dimensi erikut ‘ueing ZT weduap cures neye Seem luypiem weep cduiey yuef Sued vsuTEdeenay ueqifemox aeouey ueqifemay GRR SRERSTepsey [Mmueuour ome qwoep ysruyoured wendurewray yepucd ueyynfmusm yapued eySuef ueSuenoy sentqraos | eSuee srytreaqos -uvseB3ue aporiod HlUepos YerULtouod eUOIeLodO UWAoq (eyLuoUE s{LQELL ‘oT uegag [e101 _ uvjedepuod uvyyseyfuour urepep qeioep yeiuioutod uendurewsy ueyedniour feuojserado _seimiqeajos | feuorseiody seymquajos, “(fnoodoo sqap) Buen seyisedvy upyey3ujuad ney uvjedepuod ueyeysurusd Inpe|UL "eq “voUNTUOy UBWyBUIUEd tdepeysuo saqum | | ueSuunoy vxep saquuls uRspeyBuluous jedep weep Yyeyapeured isipuoy nrens yerepe ueBuenay SeyEAapL | _ueBULDoY SeMGEELL | | (emegod efuejaq + ueqylemey e103) | “yefou seny undnew (iadou uremp ro uvwedepuod yeror aoquins-zaquinis Lep Hfeq ‘eduyNeSued neze vAUREpUOy ‘avd mo, zeny 1p uevtrepuad saqums depeyse) wejuos yepR yeroep qequpoued istpuoy nyens yprepe UeBuENoy WemIpUEMoy | _URSUENay UeINpUCUIDY |. enenea sd i O}eATPUT Ten | yeioeg ueSurensy tstpuoy sores "PUT /SEIMUAIO,| re pqen, -2e- jeyeresswur yao uequiunp wep uR_yLUNE sgnpnpuad yepunt Suet yyqnd ueundepd seypeny cexueyeyeduow | deyay 30950 [POL wep ueyerpaduour «MUN = yezoup — enuomed | uendwewey — ueyynfunuew —ueuesey —_seyyqeafos i ee 1 vepin! _Beurdey — senitiqear’ Bur{ued eBuef ueqyfemoy, deqaa 10se IO, eyNUAIOY istuyoq. exSuel uvgifemey KqnuoMoW unpep YRIsep YeruLoured | uendwewoy exedniom Suefied eySuel seiqeaiog “Suefued soyeHIpUL oN | -ge- -39- ‘Tata Cara Penilaian: a. Menentukan kelompok acuan pemeris daerah yang setara didasarkan atas tipe pemerintahan yait= pemerintah provirsi dan kabupaten/kote. b, Menghitung indeks indikator. Indeks indikator dihivung berdasarkan hesil sembagian antaza nilai aktual dan dikurangi nilai minimum dar. nilai maksirvum ¢iuzangi nilai minimum, Nilai :ninimum adalah nilai terendah dari semua e-a yang diobservesi sclama pericde pengamatan. Nilai_maksimum adalah nilai aktuel tertinggi dari semua daca yang diobservasi selama periode pengamatan. Indeks akan memiliic: nilai ter cggi 1 dan nilai terendah 0. nila aktual ~ ale minimum (nila maksimum — nilai minimum) Indeks :ndikator = c. Menghitung jindeks dimensi yang cihitung dengar cara menjumlahkan semua indeks indikater dibagi dengan jumlah indikator yang membentuk dimensi, Indeks Indikator = (I indikator-1 + I indiketo>-2 +...+1 indikatoz-n) : m d. Menghitung indeks kondisi keuangan pemerintah dacrah. Indeks kondisi keuangan (IKK) pemerincah daerah adalah ra’ tertimbang dari indel indeks dimensi. IKK dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh hasil perkalian masing-masirg 90b9: indeks dimensi. zor Keterangan: FCIs indeks kondisi xeuangen; YDI = total indeks dnensi; dan n= jumah dimensi -40- Contoh data dan informasi mengenai kon¢isi keuangan daereh yang bersumber dari LKPD dan dokumen lair sebagaimana pada tabel berikut it ‘Tabel 5.2 Data dan Informasi Kondisi Keuengan Deerat: No | Alcan. [1 [Kas dar: setara kas - 59 | {2 VInvestasi Jk. Pendelc 0 [3] Kewajiban Lancar ; TF 034,928.325.24 [q]Total Asset Tetap lee 2,478 ,659,646.379.90 5 | 2 yang | D 12,934,928 .325.24 | 3,899, 192,985.313.51 643,207,672.956,00 707,929,899 ,6C6.50 | 10 | Total PAD 7675,745,156,501 51] @ | Belanja Pegawa. rir | Total Pendapaten LO 3,992,353,232,782 41 2 TotalBebanLO "3,283, 208,651,405 02 | 13 |DAKLO TO 643,207,672,956.00 [14 | Sumiak Pendaduic | “3,627,982 | Keterangan: 1. Sumber data dan :nformasi mengenai xondisi keuangan daerah diperoieh dari LKPD ‘LRA, nerace, dan LC) 2. Jumlah penduduk diperoleh dari doksmen atau leporen ye>g diterbitkan olen Kemendagti -41- Contoh simulasi basil pengukuran masing-masing indikator pada xond:si keuangan dalam 1 provinsi dengan mengganakan rumus ci atas sebagaimana digambarkan pada tabe! berikut: ‘Tabel 5.3 Hasii Pengukuran Masing-Masing Indikator Fada Kondis: Keuangan Daiam 1 Provinsi — ce T No Indikater Ramus Kem - PAD / totailo4 Hasil = 1. | Kemandirian keuangan pendapatan. 2. | Fleksibilitas | itotal pendapatan — keuangan DAK) i {tota! kewajiban + belanje i pegawai) 3. | Solvabilitas (Total pendapatan LO | operasional - pendapatan DAK} LO} / tote! beban LO. (Kas dan setara kas — 4. |Solvabilitas Jk. | Pendek investasi jangke | 1 le | pendex)/ kewajiban io |Jancar } Solvabilitas ‘Foal asset tetap | | Tiangka panjeng | kewajiban — jangka | anjang asse: telap V1 jumiah penduduk Selanjutnya, apavila selcruh provirsi telah &:bitung kondisi jorodrp inqasiey p'g Toqu wped UMUIETI INE -uvimsiuesiog Sues Yesoep Ip yApnpuod eyep wep g's jour wped eqep ussuap uLsTErsosip exereyyp “oquns Sued ¢'¢ joqe? eped snuins ueyeunsdusur ueRUop uEyyensosip wey isurseid pT MIUN o[seI aeBUrYR UE —C -¢°g joqes eped wep uryeunSBuow uEyMEPELp pT 1owow eped N isuLAosd rym o1ses uMBuTaTUd 7 _ _ _ navuwsoxy voz Lex6ss06vere2c | 20°91 , sey | LSOGVErSLE| __—-AeO'S _ s96'rezse = gec'og| L800 $09'06E96" | 90'so6z | 900T | ZLLOREHET oos‘escoPocgo8zty | 20"S1 gBt'pieev9 oor’ LosozezoveaRee| Gia S96'L6GhS8| _ostoRecoeosLoers! | _ _¥86'9 | yopued Suefueg jeuoseredg} uvuenoy} — ueBueney | ueuedey serquates, eysuep | | upon | wyBuep seniqeajos | senuqeaog | semis | wemmpueuoy, | | |__ semmqeaios | | td -eb- ae. Berdasarkan ‘nasil penghitungan rasic 15 Provinsi diatas, make dap: dilakukan penghitungan :ndeks rasic provins: pada indikator i dengan menggunakan rumus: (ella aetual pada penghitungan reso -nilal minimal pada rasio tersebu) ee (oils maksineal—silal minimal) in= Indikator n (l= kemandirian keuangan, i2= fleksibilitas keuangar. solvabilitas operasioral, i4= solvabilitas jx. pendek, iS= solvabilizas jangka panjang, dan :6= solvabi cas layanen). suisuiaasa f ysujaosg | Tsupaorg, _000'0 L60'0 o00't Al si1'o | uevexey |__ senmqeatog | Suvfieg exBuer | yopusg eySuep | Teuorsesado ueBueney, : | seuqeaos | SPINIGISNaIa | seuiqeatos smmgeajos | JSuIAOId GT ANAUN oIsey sypuy ueSuMarysueq ss PqRL -ob- uefuenoy uREEpuewsy | ISULAOTY uu TwofUNG Joqes vped eULUITEBEQas IsUIAOIg GT HIN OFSe1 SROPUL EESUNYBUEd emus YSey YOU age Keterangan: 1. Untuk menghitung Indeks rasio in Provinsi ny l0s9=080) 9262 9.505 (0.88 1467) 2. Penghitungan indeks rasio i lainnya dan indeks rasio untuk 1¢ Previnsi lainnya, mengikuti ntoh penghitungan indeks rasio Provins: N. Selanjutnya untuk :nenghitung IKK Provinsi N diperoleh dari rata-rata indeks Provinsi N. Sebagazmana contoh sisqulas: Derikut ini: 0,536+0.405 +04 H140,16140,026 _ Penghitungan IKK Provinsi N = - Bobot yang diberikan untuk dimensi kondisi keuangan daerah adalah 15, maka hasil penghitungan IKK Provinsi N dikali dengan bobot adalah: IKK Provinsi N x 15= 15 x C.362 = 5,42. 6. Opini BPK (D.6) Pemberian opini atas LKPD dilakukar cleh BPK sesuai dengan amanat peraturan 2erurdang-undangan, Unrak memberikan opin: atas LKPD antara lain harus sesuai dengan standar akuntansi, kecukupan bukti, sistem pengendalien internal, dan ketaatan perundang-undangan. Berdasarkan hasil opini BPK atas LKPD, maxa dalam pengukurar. skor dimensi opini BPK dipercieh dengan cera: 1. Apabila pemerintah dacrah memperoleh spini WTP secara 3 zahun terakhir berturut-turut akan diberikan sker i. 2. Apabiia pemerintah dacrah me:nperolek. opini WTP secara 2 tahun (dalam masa 3 vahun terakhiz berturut-turut akan diberiker skor 2/3 (0.667). 3. Apabila pemerintah daerah memperoleh opini WTP secara 1 tahun {dalam masa 3 tabun terakhir berturus-turui akan diberikan skor 1/3 (0,834). 4. Apabila pemerintal: daerah memperolek opini disclaimer diber-ikan skor 0. Contoh: Provinsi N selama 2 tahun terexhir secara bervarct-rarut memperoleh opini WTP, -naka diberi sker tert=gg1 yaitu 1 Bobot dimensi cpini BPK adala’ 15. ~47- Selanjutnya, untuk menghitung :ndeks dimensi opini BPK atas LKPD adalah skor x bobot. Hasil pengukuran indeks dimensi Opini BPK adalah sxor x bobot = 1 x18= 15. 7. Indeks Pengelolaen Keuargan Daerah (IPKD) Pengukuran IPKD cilakukan dergan menjurlah selurua basil indexs dimensi. Sehingga has:] pengukuren IPKD sebage:mana tabel berikut ini Tabel 7.1 sil Pengukuran IPED [Xe] Dimensi L Indeks 1 “Total Indeks IPD: (7 | Kesesuaian dokumen| 666 | || perencanaan dan | penganggaran (D.1) ' eee arggaran | belanja dalam APBD (D.2} 3 | Transparansi pengelolaan | keuangan (D.3) anggaran (D4)! keuangan dacrah 6 | Opini BPK (D.6) page| PEMERINGKATAN DAK PENGATEGORIAN BERDASARXAN HASIL PENGUKURAN IPKC Setelah seluruh pr bupater/xota telah diketakui rilai king >erdasarkan nilai IPKD dari yang tertinggi hingga yang terendah. Ccntoh rekapitulasi hesil winsi ata. IPKD-nya, kemudian disusun dan diré pengukuran IPKD untuk 20 provinsi sebagaimana pada tabel berilcut ini: ‘Tabel 1 Pemeringketan Daerah NO PROVINS) [ IPKD Provinsi A 75 424 Provinsi B 72 325 i Provinsi C 78.425 | Provinsi L Provinsi M_ 14 | Provinsi N | Provinsi C "| Provinsi © “| Provinsi R Provinsi $ -49- Setelah data tersusun petingkatnya kemudian dihitung niai rata- rata/nilai tengah ‘MEAN) dari keseluruhen nilai 1?KD dan stardar deviasi/simpang balcanya (STDE 72.708, dan STDEV=6.544. Dari takel di atas diketahu: MEAN= Pengkategoriar. hasil IPKD dilakukar berdasarkan karakterstis distribusi normal. I?KD dikategor‘kan BACK bila nilai

Anda mungkin juga menyukai