Anda di halaman 1dari 38

Kebijakan Dana

Transfer Khusus
di Masa Pandemi
COVID-19
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
DIREKTORAT DANA TRANSFER KHUSUS

JAKARTA, 15 JUNI 2020


Evaluasi Kondisi APBN 2020
“Pandemi Covid 19 telah mengubah secara sangat signifikan perencanaan, penganggaran,
dan pelaksanaan APBN-APBD TA 2020”
COVID-19 MERUBAH ARAH PEREKONOMIAN
GLOBAL SECARA DRASTIS
Optimisme pemulihan global seketika berubah menjadi ancaman resesi pasca pandemi COVID-19

Proy. pertumbuhan Kerugian ekonomi global


ekonomi global 2020 akibat COVID-19
Proyeksi Januari Potensi PDB global yang hilang di 2020-2021
sebelum COVID-19 3,3% (IMF)

~$5 triliun =
Proyeksi Maret/April
setelah COVID-19 -2,2% (EIU (Citigroup & JP Morgan)
)
-1,9% -1,1% seukuran ekonomi
Jepang
(Fitch (JP Morgan)
)

Resesi ekonomi global tersebut disebabkan disrupsi sisi demand-supply

Dampak ekonomi : Langkah pencegahan yang ekstrim


• Penurunan pendapatan masyarakat dan tak terhindarkan:
• Penurunan permintaan/konsumsi
• Penurunan output akibat distancing/WFH/lockdown
• Peningkatan pengangguran
• Penurunan output akibat gangguan rantai pasokan
• Potensi kebangkrutan 3
COVID-19 BERIMBAS BESAR BAGI
EKONOMI NASIONAL
Harus direspon dengan kebijakan extraordinary untuk melindungi masyarakat, dunia usaha dan
stabilitas sektor keuangan

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 Potensi dampak sosial penurunan


pertumbuhan (juta orang)

Sebelum COVID-19 5,3% Kemiskinan


+3,78 +1,16
(APBN 2020)

-0,4% 2,3% Pengangguran +5,23 +2,92


Sesudah COVID-19
(berat) Skenario Skenario
(sangat berat)
Sangat Berat Berat

Sama halnya dengan dunia dan negara-negara lain, ancaman COVID-19 pada perekonomian
Indonesia sangat signifikan

Eskalasi COVID-19 dan perlambatan ekonomi yang tajam harus dimitigasi dampaknya pada
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, kesinambungan dunia usaha, serta stabilitas
sektor keuangan – melalui kebijakan extraordinary

Dengan berbagai langkah extraordinary, Pemerintah berupaya menjaga agar pertumbuhan tidak menuju
skenario sangat berat 4
BANYAK MASYARAKAT BERPOTENSI KEHILANGAN
PEKERJAAN DAN PENGHASILAN
Dukungan pemerintah mutlak diperlukan untuk menghindari lonjakan pengangguran & angka kemiskinan

5
APBN 2020 MENGALAMI PERUBAHAN YANG
SIGNIFIKAN
APBN 2020 mengalami perubahan besar, deficit melebar melebihi 3% PDB

6
Kebijakan DAK Fisik
dalam penanganan COVID-19
“DAK Fisik turut berperan membantu penanganan COVID-19, salah satunya dengan
pengadaan ventilator”
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK 2020

Bidang Baru
• Penguatan fokus pemanfaatan untuk meningkatkan kualitas SDM dan daya
saing daerah melalui pendidikan, kesehatan (termasuk pengentasan stunting),
• Bidang Sosial
infrastruktur daerah, pelayanan publik, kepariwisataan, dan lainnya
• Bidang Transportasi Laut
• Sinkronisasi program dengan Dana Desa dan K/L untuk mendukung program
prioritas nasional, seperti pengentasan stunting maupun penyediaan pelayanan
publik di daerah
Subbidang Baru
• Refocusing bidang, subbidang, dan menu kegiatan DAK Fisik
• Bidang Pendidikan (PAUD)
• Bidang Kesehatan (Penurunan
Angka Kematian Ibu, dan RS dan • Penguatan peran APIP Daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pemantauan
Puskesmas Pariwisata) dan evaluasi pelaksanaan
• Bidang Jalan (Keselamatan Jalan)
• Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaporan daerah antara lain melalui
Menu pemanfaatan tekonologi informasi
Kegiatan Baru
• Menu Penanganan Sungai
8
KEBIJAKAN DAK FISIK 2020
dalam Penanganan COVID-19 #1

PENGHENTIAN PENGADAAN DAK FISIK

Seluruh Bidang DAK Fisik diberhentikan pengadaannya kecuali Kesehatan dan Pendidikan
• Untuk subbidang Gedung Olahraga (GOR) dan Subbidang Perpustakaan Daerah pada
Bidang Pendidikan juga termasuk yang dihentikan proses pengadaan barang/jasanya.

Penghentian proses Pengadaan Barang/Jasa untuk DAK Fisik selain Bidang Kesehatan dan Pendidikan
terhitung mulai ditetapkannya surat Menteri Keuangan Nomor: S-247/MK.07/2020 yaitu pada
tanggal 27 Maret 2020.
Namun demikian, bagi kontrak yang telah ditandatangani paling lambat tanggal 27 Maret 2020 dan
telah diinput dalam aplikasi OMSPAN paling lambat tanggal 28 Maret 2020, maka pelaksanaan
kegiatan fisiknya akan dilakukan penyaluran sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 130/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan DAK Fisik.

9
KEBIJAKAN DAK FISIK 2020
dalam Penanganan COVID-19 #2

REFOCUSING KEGIATAN Kegiatan pada Subbidang Pelayanan Rujukan dan


Penguatan RS Rujukan:
 Pembangunan/Rehab ruang isolasi
 Mobile X-RAY
 Ventilator
 Syringe Pump
Refocusing kegiatan pada Bidang  Infusion Pump
Kesehatan untuk 3 Subbidang yaitu:  Suction Pum
 Pelayanan Rujukan
 Penguatan RS Rujukan Kegiatan pada Subbidang Pengendalian Penyakit:
 Pengendalian Penyakit  Box, Infectious sample transport
 Backpack Sprayer
 Decontamination Station Portable
 Virus Transport Media (VTM)

10
KEBIJAKAN DAK FISIK 2020
dalam Penanganan COVID-19 #3

RELAKSASI PENYALURAN KEGIATAN COVID-19


Sesuai PMK 35/PMK.07/2020 syarat
penyaluran:
 Rencana Kegiatan (RK)
 Daerah menyatakan lengkap dan
mengajukan penyaluran melaui
OMSPAN
 300 Daerah mengusulkan refocusing sebesar Rp826,6 miliar
 280 Daerah disetujui refocusing dengan nilai Rp769,1 miliar
 Terdapat 96 daerah mengusulan RK-Covid lebih dari 1
Subbidang sehingga total 376 daerah/subbidang :
 188 pada Pelayanan Rujukan
 28 pada RS Rujukan
 160 pada Pengendalian Penyakit
 Telah disalurkan Rp768,9 miliar
11
PENYALURAN DAK FISIK COVID-19

RINCIAN REALISASI PENYALURAN


No Subbidang Anggaran (Rp) Realisasi Salur (Rp)

1 Pelayanan Rujukan 528.060.203.553 527.845.342.101

2 Penguatan RS Rujukan 144.037.691.115 144.037.691.115

3 Pengendalian Penyakit 97.067.864.223 97.067.864.223

Total 769.165.758.891 768.950.897.439

12
RENCANA KEBIJAKAN DAK FISIK 2020
dalam Penanganan COVID-19

PENGALOKASIAN CADANGAN DAK FISIK


Dukungan APBN untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pemda melalui cadangan DAK Fisik sebesar Rp.8,7T

TUJUAN STRATEGI KEBIJAKAN TINDAK LANJUT

Dalam Perpres 54/2020 terdapat  Kriteria kegiatan yang akan didanai:  Koordinasi dengan KL dan
alokasi Cadangan DAK Fisik yang belum • Bersifat padat karya, menggunakan material dan Bappenas untuk penentuan menu
dialokasikan ke daerah, yang ditujukan tenaga kerja lokal, misal: pembangunan embung, kegiatan.
untuk pencegahan, penanganan, jalan usaha tani, irigasi sederhana, sanitasi, dan  Penerbitan pagu alokasi.
dan/atau mengatasi dampak COVID-19, air minum.  Penyesuaian aplikasi (KRISNA dan
termasuk dalam rangka pemulihan • Daya dukung tinggi terhadap perekonomian OMSPAN).
ekonomi. Berdasarkan pemetaan, akan daerah, seperti konektifitas pada Kawasan
dialokasikan Rp.8,7T untuk pemulihan Strategis, pariwisata pada Kawasan Prioritas
ekonomi. Nasional.
• Dapat diselesaikan dengan cepat (3 – 5 bulan).
 Menggunakan Rencana Kegiatan DAK Fisik TA 2020 yang
telah disetujui, namun tidak berlanjut karena dihentikan
pengadaannya.
 Penyaluran dipercepat menjadi 2 tahap, masing-masing
50%
13
Kebijakan DAK Non Fisik
dalam penanganan COVID-19
“ Insentif bagi tenaga medis yang bertugas menangani COVID-19 merupakan salah satu
kebijakan dalam DAK Non Fisik”
ARAH KEBIJAKAN DAK NONFISIK TA 2020
Triliun Rupiah
 Meningkatkan kualitas SDM, terutama bidang
pendidikan dan kesehatan dengan alokasi berbasis (73,1%) (96,0%)
(91,7%) (93,4%)
140,00
kinerja. 88,66
105,56
115,30 125,74

 Menyempurnakan unit cost dan memutakhirkan data 120,00 (94,6%)


sasaran yang mencerminkan kebutuhan riil daerah. 100,00
97,23

 Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mengejar


ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan publik. 80,00
 Menambah menu kegiatan pengawasan obat dan 60,00 121,21 123,45 131,04 128,77
makanan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), 102,74
115,09

untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. 40,00


 Menyalurkan Dana BOS dari RKUN langsung ke
20,00
sekolah
o Mendukung Konsep Merdeka Belajar (besaran 0,00
dana 70% di semester I) 2015 2016 2017 2018 2019 2020
o Salur Lebih Cepat (tanpa harus menunggu sekolah Alokasi Realisasi
lain dalam daerah/wilayah yang sama)
o Lebih Akurat (diinput langsung oleh Sekolah) >>
berbasis Dapodik, aplikasi BOS Salur, dan aplikasi
RKAS
o Akuntabilitas Terjaga (tetap ditatausahakan dalam
APBD) >> akan diatur dalam Permendagri tentang
Dana BOS
15
Kebijakan BOK TA 2020 Dalam Rangka
Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19
Relaksasi penyaluran dan perluasan penggunaan BOK
KMK 6/MK.07/2020 ttg Penyaluran DAK Fisik Bid Kesehatan Surat Edaran Menkes No HK.02.01 /MENKES/215/2020 ttg
dan BOK dalam rangka Pencegahan dan/atau Penanganan Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan untuk
Covid19 (Tgl 14 Maret 2020) Pencegahan dan/atau Penanganan Corona Virus Desease 2019
(Covid-19) TA. 2020
Poin dari diterbitkannya KMK 6/MK.07/2020 terkait BOK, Perluasan menu kegiatan bantuan operasional kesehatan
yaitu; pada DAK Nonfisik, yaitu;
1. Penyaluran Dana BOK Tahap I dilaksanakan dengan 1. Dana BOK Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas
dapat digunakan untuk kegiatan surveilans COVID- 19,
tidak mensyaratkan laporan realisasi Tahun Anggaran
untuk memenuhi kebutuhan, antara lain :
sebelumnya dan tidak memperhitungkan sisa dana di
- APD
RKUD (terdapat 396 Daerah). - Masker
2. Penyaluran Tahap II Dana BOK dilaksanakan dengan - Hand Sanitizer
ketentuan : - Sarung Tangan
- Bahan Disinfektan
a. Menyampaikan Laporan Realisasi Penyerapan dan
- Formulir Penyelidikan Epidemologi & Pemantauan
Penggunaan Tahun 2019 dan Laporan Realisasi Kontak
Penyerapan dan Penggunaan Tahap I Tahun 2020.
2. Dana BOK Provinsi, Kabupaten/Kota dapat digunakan
b. Memperhitungkan Sisa Dana di RKUD Tahun untuk pengambilan dan/atau pengiriman rujukan
Anggaran Sebelumnya ( bagi 396 daerah). pengujian spesimen Covid-19 ke Laboratorium yang
ditunjuk pemerintah.
16
Realisasi BOK TA 2020

Penyaluran Tahap I Penyaluran Tahap I Penyaluran Tahap I Penyaluran Tahap I


No. Nama Pemda Pagu BOK 2020 Total salur Tahap I 2020 No. Nama Pemda Pagu BOK 2020 Total salur Tahap I 2020
Gelombang I 2020 Gelombang II 2020 Gelombang I 2020 Gelombang II 2020
1 Provinsi Aceh 352,379,705,000 93,738,605,000 82,451,241,000 176,189,846,000 18 Provinsi Sulawesi Utara 181,114,629,000 32,522,316,000 58,034,996,000 90,557,312,000
2 Provinsi Sumatera Utara 560,519,916,000 9,541,077,000 270,718,871,000 280,259,948,000 19 Provinsi Sulawesi Tengah 250,473,080,000 13,923,949,000 111,312,587,000 125,236,536,000
3 Provinsi Sumatera Barat 252,198,635,000 71,726,371,000 54,372,943,000 126,099,314,000 20 Provinsi Sulawesi Selatan 480,725,293,000 78,536,497,000 161,826,144,000 240,362,641,000
4 Provinsi Riau 224,887,418,000 36,685,662,000 75,758,044,000 112,443,706,000 21 Provinsi Sulawesi Tenggara 315,062,791,000 84,790,015,000 72,741,376,000 157,531,391,000
22 Provinsi Bali 106,156,657,000 26,065,808,000 27,012,519,000 53,078,327,000
5 Provinsi Jambi 194,453,630,000 69,905,981,000 27,320,832,000 97,226,813,000
23 Provinsi Nusa Tenggara Barat 178,164,325,000 - 89,082,160,000 89,082,160,000
6 Provinsi Sumatera Selatan 329,089,635,000 - 164,544,814,000 164,544,814,000
24 Provinsi Nusa Tenggara Timur 511,277,875,000 18,044,508,000 237,594,424,000 255,638,932,000
7 Provinsi Bengkulu 175,524,409,000 - 87,762,201,000 87,762,201,000
25 Provinsi Maluku 216,470,395,000 16,156,527,000 92,078,668,000 108,235,195,000
8 Provinsi Lampung 287,567,490,000 29,437,753,000 114,345,988,000 143,783,741,000
26 Provinsi Papua 540,795,715,000 - 270,397,848,000 270,397,848,000
9 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 23,000,756,000 - 11,500,378,000 11,500,378,000
27 Provinsi Maluku Utara 190,180,376,000 4,760,534,000 90,329,651,000 95,090,185,000
10 Provinsi Jawa Barat 932,501,940,000 312,076,800,000 154,174,165,000 466,250,965,000 28 Provinsi Banten 195,947,040,000 9,686,139,000 88,287,377,000 97,973,516,000
11 Provinsi Jawa Tengah 775,624,980,000 237,212,580,000 150,599,900,000 387,812,480,000 29 Provinsi Bangka Belitung 69,059,592,000 21,124,902,000 13,404,891,000 34,529,793,000
12 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 98,419,265,000 35,229,837,000 13,979,794,000 49,209,631,000 30 Provinsi Gorontalo 95,448,057,000 3,589,587,000 44,134,440,000 47,724,027,000
13 Provinsi Jawa Timur 809,008,594,000 - 404,504,287,000 404,504,287,000 31 Provinsi Kepulauan Riau 88,848,863,000 - 44,424,430,000 44,424,430,000
14 Provinsi Kalimantan Barat 310,937,484,000 - 155,468,739,000 155,468,739,000 32 Provinsi Papua Barat 176,030,183,000 - 88,015,088,000 88,015,088,000
15 Provinsi Kalimantan Tengah 224,906,004,000 28,171,339,000 84,281,660,000 112,452,999,000 33 Provinsi Sulawesi Barat 85,504,032,000 - 42,752,014,000 42,752,014,000
16 Provinsi Kalimantan Selatan 226,406,868,000 21,921,991,000 91,281,440,000 113,203,431,000 34 Provinsi Kalimantan Utara 63,531,838,000 29,067,694,000 2,698,224,000 31,765,918,000
17 Provinsi Kalimantan Timur 186,415,275,000 22,950,689,000 70,256,946,000 93,207,635,000 9,708,632,745,000 1,306,867,161,000 3,547,449,080,000 4,854,316,241,000

Catatan :
- Pemda yang disalurkan pada Gelombang I sudah memperhitungkan sisa Dana di RKUD tahun sebelumnya (sebanyak 146
Pemda – sebelum KMK Relaksasi diterbitkan)
- Pemda yang disalurkan pada Gelombang II belum memperhitungkan sisa Dana di RKUD tahun sebelumnya (relaksasi sebanyak
396 Pemda) 17
Kebijakan BOK Tambahan TA 2020
Diterbitkannya PMK 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan TKDD TA 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi COVID-
19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional
BOK Tambahan
DIBERIKAN
Penambahan Alokasi BOK Tambahan dengan tujuan untuk
memberikan insentif kepada tenaga kesehatan di daerah yang Selama 3 bulan mulai Bulan Maret 2020 dan dapat diperpanjang
terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19 hingga 6 bulan
DIALOKASIKAN
PENYALURAN
Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dengan memperhatikan :
• Jumlah RSUD dan Puskesmas rujukan • Melalui pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD
• Jumlah tenaga kesehatan yang ditugaskan • Sesuai rekomendasi Kemenkes
• Rekomendasi disusun mempertimbangkan usulan daerah
• Rincian per daerah yang akan ditetapkan melalui Kepmenkeu • Rekomendasi memuat informasi daerah, nakes yang menerima
• Pagu Nasional BOK Tambahan ditetapkan sebesar Rp3,7 triliun insentif, dan besaran dana
• Belum terdapat realisasi penyaluran s.d saat ini
BESARAN INSENTIF SETINGGI-TINGGINYA
PELAPORAN
a. Dokter Spesialis Rp15.000.000,00/OB
b. Dokter Umum/Dokter Gigi Rp10.000.000,00/OB
• Laporan realisasi pembayaran disampaikan ke DJPK (format
sesuai lampiran PMK.35/PMK.07/2020)
c. Perawat dan Bidan Rp 7.500.000,00/OB • Paling lambat 15 Desember 2020
d. Tenaga Medis Lainnya Rp 5.000.000,00/OB
Mekanisme sesuai dengan : PENGANGGARAN Dana BOK Tambahan dianggarkan
Kepmenkes No HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang Pemberian dalam APBD Tahun Anggaran 2020 sesuai dengan
Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan yang ketentuan peraturan perundang-undangan
Menangani Covid-19 18
Kebijakan BOKB TA 2020 Dalam Rangka
Pencegahan dan/atau Penanganan Covid-19

DASAR HUKUM

Keputusan Kepala Pemberian


Pemberian honorarium
Badan Kependudukan Petugas Lapangan KB honorarium PLKB
dan Keluarga Perluasan dan/atau non ASN dalam rangka Non ASN mengacu
Berencana Nasional penambahan menu memberi Komunikasi, pada PMK No
Nomor 84/KEP/BI/2020 DAK Nonfisik BOKB Informasi dan Edukasi 78/PMK.02/2019
tentang Pemanfaatan TA 2020 (KIE) pencegahan tentang Standar
DAK Nonfisik/BOKB TA dan/atau penanganan
2020 Untuk Biaya Masukan TA
COVID-19
Pencegahan dan/atau 2020
Penanganan Covid-19

19
Kebijakan HIBAH
dalam penanganan COVID-19
“Daerah yang sangat terdampak terhadap COVID-19 akan mendapatkan stimulus dari
Pemerintah dalam bentuk HIBAH”
DEFINISI

Hibah Penanganan Pandemi COVID-19 adalah hibah yang


berbentuk uang dan bersumber dari penerimaan dalam negeri
dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan dampak akibat pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19)

Bentuk Hibah Sumber Hibah

• Hibah Penanganan Pandemi COVID-19 • Hibah Penanganan Pandemi COVID-19


berbentuk uang bersumber dari penerimaan dalam negeri

21
PENGANGGARAN HIBAH PENANGANAN
PANDEMI COVID-19

Berdasarkan usulan pendanaan EA,


Kementerian Teknis/Executing Usulan pendanaan dilampiri
Menteri Keuangan selaku BUN c.q.
Agency (EA) menyampaikan usulan dengan hasil reviu Aparat
Direktur Jenderal Anggaran
pendanaan kepada Menteri Pengawas Internal Pemerintah
menerbitkan penetapan
Keuangan selaku Bendahara kementerian/lembaga pemerintah
pergeseran BA BUN untuk Hibah
Umum Negara nonkementerian
Penanganan Pandemi COVID-19

Hasil reviu Aparat Pengawas Hibah Penanganan Pandemi


Internal Pemerintah COVID-19 dapat diberikan untuk:
Usulan pendanaan dan pergeseran
kementerian/lembaga pemerintah • Penanganan pandemi Corona
anggaran BA BUN dilaksanakan
nonkementerian digunakan Virus Disease 2019 (COVID-19)
sesuai dengan ketentuan peraturan
sebagai dasar pelaksanaan reviu • Penanganan dampak sosial
perundang-undangan
atas RKA BA BUN Pengelolaan dan/atau ekonomi akibat
Hibah Daerah (BA 999.02) pandemi COVID-19

22
ALOKASI HIBAH PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DAN
PENGHITUNGAN ALOKASI PER DAERAH

Penghitungan alokasi Hibah


Penanganan Pandemi COVID-19 per
Berdasarkan penetapan pergeseran
daerah berdasarkan:
BA BUN , EA menghitung alokasi
dan daftar nama Pemerintah Direktorat Jenderal Perimbangan
Daerah calon penerima Hibah Keuangan bersama dengan EA
Penanganan Pandemi COVID-19 dan melakukan pembahasan alokasi dan
mengusulkan kepada KPA BUN dituangkan dalam berita acara hasil
Pengelolaan Hibah Daerah • arah dan prioritas nasional pembahasan alokasi Hibah
• sebaran bencana dan besarnya dampak
pandemi
• sinkronisasi program/kegiatan hibah dengan
sumber pendanaan lainnya
• kesiapan daerah
• pertimbangan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perUUan

Berdasarkan berita acara hasil


SPPH disampaikan oleh Direktorat pembahasan alokasi Hibah, Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan Jenderal Perimbangan Keuangan
kepada Pemerintah Daerah calon atas nama Menteri Keuangan
Penerima Hibah menerbitkan Surat Penetapan
Pemberian Hibah/SPPH

23
SPPH DAN PHD

Bersedia Penandatanganan PHD berlaku paling lama 12 bulan terhitung


sejak ditandatangani.
Perjanjian Hibah
Surat Daerah (PHD) PHD dapat dilakukan perubahan, dalam hal:
Kesediaan / 1. Terdapat perubahan besaran Hibah
Penolakan 2. Terdapat usulan perubahan atau
amandemen dari EA yang disetujui oleh
Menolak
DJPK dan Kepala Daerah penerima Hibah
BAB II BENTUK DAN SUMBER HIBAH
Surat Pembatalan
Atau
Pemerintah Daerah calon Melebihi
penerima menyampaikan Batas Direktur Jenderal Perimbangan
surat kesediaan/penolakan Waktu Keuangan atas nama Menteri
mengikuti program hibah Keuangan menerbitkan dan
paling lama 30 hari setelah menyampaikan surat pembatalan
tanggal penerbitan SPPH SPPH, dengan tembusan kepada EA

24
PETUNJUK TEKNIS DAN RENCANA KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS RENCANA KEGIATAN

EA menyusun petunjuk teknis Hibah Paling sedikit memuat:


Penanganan Pandemi COVID-19 yang • petunjuk penggunaan/pelaksanaan
ditetapkan oleh menteri atau pimpinan • cakupan kegiatan Berdasarkan SPPH, Pemerintah Daerah
lembaga pemerintah non-kementerian • kriteria daerah penerima menyusun rencana kegiatan
• sasaran (output) dan biaya
• mekanisme perhitungan alokasi
KPA BUN Pengelolaan Hibah Daerah
bertanggung jawab sepenuhnya secara Berkoordinasi dengan Kementerian
formal atas pelaksanaan tugas dan Keuangan c.q. DJPK
fungsi perencanaan, penelaahan, dan Dalam rangka penyusunan rencana kegiatan,
penetapan alokasi anggaran Hibah gubernur atau bupati/walikota atau pejabat
Penanganan Pandemi COVID-19 yang diberi kuasa berkoordinasi dengan EA
dan dituangkan dalam berita acara koordinasi
Gubernur atau bupati/walikota
bertanggungjawab sepenuhnya secara
formal dan materiil atas pelaksanaan
dan penggunaan dana program/kegiatan
yang bersumber dari Hibah Penanganan Pemerintah Daerah menyampaikan rencana
Pandemi COVID-19 kegiatan kepada EA untuk mendapat
persetujuan

25
PENYALURAN HIBAH PENANGANAN
PANDEMI COVID-19 #1

Dilaksanakan melalui tatacara pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD

Dilaksanakan paling lambat tanggal 23 Desember

Dilakukan sesuai dengan tahapan penyaluran yang diatur melalui Keputusan Dilengkapi dokumen
Menteri Keuangan pendukung sbb:
• SPTJM
• Berita Acara Pembayaran
Dilakukan sesuai dengan capaian kinerja berdasarkan hasil verifikasi yang • Surat Pertimbangan/
dilakukan oleh EA Rekomendasi Penyaluran Hibah
dari EA
Dilakukan setelah KPA BUN Pengelolaan Hibah Daerah menerima surat permintaan • Laporan Penggunaan Dana Hibah
penyaluran Hibah dari kepala daerah atau pejabat yang diberi kuasa paling • Rekap SP2D
lambat tanggal 15 Desember
• Dokumen lain yang
dipersyaratkan dalam PHD
Dalam hal tanggal 15 Desember dan 23 Desember bertepatan dengan hari libur atau hari
yang diliburkan, batas waktu sebagaimana dimaksud adalah pada hari kerja berikutnya

26
PENYALURAN HIBAH PENANGANAN
PANDEMI COVID-19 #2

Dalam hal KPA BA BUN Pengelolaan


Hibah Daerah tidak menerima surat
permintaan penyaluran Hibah Hibah Penanganan Pandemi Penyelesaian kegiatan sesuai
Penanganan Pandemi COVID-19 dan COVID-19 tidak dapat dilakukan dengan rencana kegiatan
dokumen pendukung yang penyaluran kepada Pemerintah menjadi tanggung jawab
dipersyaratkan dari Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
Daerah sampai dengan batas waktu,
maka:

Dalam hal terdapat sisa dana


Hibah Penanganan Pandemi Pemotongan DAU/DBH
Dalam hal Pemerintah Daerah COVID-19 yang belum dilaksanakan dengan
telah menyelesaikan kegiatan disetorkan ke RKUN sampai memperhatikan jumlah sisa
penanganan pandemi COVID- dengan 6 (enam) bulan dana Hibah Pandemi COVID- Tata cara pemotongan
19 dan output telah tercapai, terhitung sejak batas akhir 19 yang belum disetorkan ke DAU/DBH dilaksanakan sesuai
namun masih terdapat sisa waktu penyelesaian output, RKUN dan/atau kriteria yang dengan ketentuan peraturan
dana Hibah di RKUD maka sisa Menteri Keuangan c.q. ditentukan oleh PPA BUN perundang-undangan
dana Hibah tersebut Direktur Jenderal Pengelolaan Hibah Daerah
disetorkan ke RKUN Perimbangan Keuangan dapat yang bersumber dari
melakukan pemotongan Penerimaan Dalam Negeri
DAU/DBH

27
PENYALURAN HIBAH PENANGANAN
PANDEMI COVID-19 #3

Penganggaran Hibah Penanganan Pandemi COVID-19 dalam


APBD dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri mengenai pedoman penyusunan APBD

Penatausahaan dan pelaporan Hibah Penanganan Pandemi


COVID-19 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai pengelolaan hibah dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah

28
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Kementerian Keuangan dan EA melakukan


pemantauan dan evaluasi atas kinerja
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan Hibah
Dalam hal penyaluran hibah Penanganan Pandemi COVID-19 dalam rangka
dihentikan, Pemerintah Daerah pencapaian target dan sasaran yang ditetapkan
menyelesaikan kegiatan Hibah dalam PHD sesuai dengan kewenangan
Penanganan Pandemi COVID-19
dalam PHD menggunakan dana
dari APBD
Pemantauan dan evaluasi
dapat dilakukan secara mandiri
dan/atau bersama-sama

Penghentian penyaluran Dalam hal terdapat penyimpangan dan/atau


Hibah Penanganan Pandemi penyalahgunaan hibah dari maksud dan tujuan
COVID-19 dilaksanakan oleh pemberian Hibah dalam PHD, berdasarkan hasil
KPA BUN Pengelolaan Hibah pemantauan dan evaluasi, Menteri Keuangan
Daerah dapat menghentikan penyaluran hibah setelah
mendapat pertimbangan dari EA
29
Kebijakan Fiskal dan TKDD 2021
“Dampak dari pandemi Covid 19 akan sangat mewarnai perencanaan dan penganggaran
APBN-APBD TA 2021 utamanya untuk pemulihan ekonomi"
ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2021
Transisi Menuju Normal Pasca Pandemi Covid-19: Percepatan Pemulihan Sosial - Ekonomi dan Penguatan Reformasi
untuk keluar dari Middle Income Trap

31
KEBIJAKAN FISKAL 2021
Mendukung pemulihan dan penguatan fondasi ekonomi nasional

TEMA Percepatan Pemulihan Sosial - Ekonomi dan Penguatan


KEBIJAKAN FISKAL Reformasi untuk Keluar dari Middle Income Trap
RECOVERY DAN REFORMASI BELANJA REFORMASI PENDAPATAN
1. Reformasi Kesehatan: pemulihan dan penguatan 1. Reformasi Pendapatan: mendukung
sistem kesehatan & health security preparedness pemulihan dunia usaha dan optimalisasi
melalui inovasi kebijakan
2. Reformasi Program Perlindungan Sosial: pemulihan
dan penguatan program bansos dan pengalihan 2. Reformasi PNBP: kebijakan dan
subsidi pengelolaan PNBP yang antisipatif
terhadap volatilitas dan risiko dan
3. Reformasi Pendidikan: peningkatan kualitas SDM,
memberikan manfaat jangka panjang.
ICT, Litbang dan infrastruktur Pendidikan menuju
industry 4.0 (knowledge economy) 3. Dukungan Industri: mitigasi dampak
4. Reformasi TKDD: Quality control TKDD , mendorong untuk percepatan pemulihan ekonomi
Pemda dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan, dan restrukturisasi transformasi ekonomi
pendidikan
5. Reformasi Belanja: Fokus program prioritas (zero
based), berorientasi hasil (result based), efisiensi dan
antisipatif (automatic stabilizer)
32
KEBIJAKAN TKDD 2021
Mendukung pemulihan dan penguatan fondasi ekonomi nasional

Kondisi 2020 Fokus Kebijakan TKDD 2021


Selaian dampak kesehatan dan Upaya Pemulihan Ekonomi:
pelemahan ekonomi, Covid-19 •Pembangunan infra aksesibilitas & konektivitas kawasan sentra pertumbuhan
berdampak signifikan dalam ekonomi.
pelaksanaan APBD 2020: •Pembangunan & perbaikan fasilitas layanan sektor tertentu dengan
karakteristik penciptaan lapangan kerja,
•Volume APBD turun signifikan, •Perbaikan sistem pelayanan investasi daerah.
dimana belanja APBD secara nasional
turun hingga 30% (setara Rp383 T)
•Melanjutkan beberapa program DAK Prioritas yg ditunda di 2020.
Sinergi TKDD dan K/L dalam Human Capital Development (Pendidikan,
•Penanganan kesehatan dan Kesehatan):
peningkatan bansos untuk social •Pengetatan mandatory spending DTU utk Pendidikan dan Kesehatan.
safety net menyebabkan realokasi •Dukungan untuk program merdeka belajar.
belanja daerah secara besar-besaran •Peningkatan kemampuan pelayanan RS dan FKTP.
•Program-program pembangunan Peningkatan Belanja Infrastruktur Daerah
fisik hampir 50% ditunda atau •Pemanfaatan creative financing, seperti pinjaman daerah, penerbitan
dibatalkan Obligasi Daerah dan/atau KPBU.
•Pembangunan infrastruktur melalui mekanisme kerja sama antar Daerah.
•Dukungan TKDD untuk pelaksanaan creative financing melalui
skema pendanaan terintegrasi (integrated funding).
33
PENGUATAN KEBIJAKAN DTK
DTK yang sinergis dan harmonis dalam mendukung pemulihan ekonomi
dan pembangunan SDM

Reformasi Pengelolaan Mendukung Pemulihan Ekonomi


Dana Transfer Khusus dan Pembangunan SDM
• Berbasis program agar terjadi sinergi yang kuat antar • Pembangunan dan/atau perbaikan jalan pada
bidang dan antara belanja K/L dengan DTK, utamanya jalur penghubung utama arus distribusi
untuk DAK yang besifat penugasan, misal program logistik dan fasilitas pendukung pariwisata.
penguatan ketahanan pangan, program penanganan
stunting, program penyediaan infrastruktur berkelanjutan. • Mendukung peningkatan investasi di daerah
melalui dukungan operasionalisasi sistem
• Penganggaran DTK berbasis medium term planning,
pelayanan investasi di daerah.
agar sinergis dan berkelanjutan:
• Berbasis kinerja : capaian tahun n-1 menjadi salah • Mendukung konsep merdeka belajar, a.l reform
satu dasar pengalokasian dan target yang tegas untuk pengelolaan BOS.
setiap tahunnya; • Peningkatan kapasitas RS dan FKTP serta
• Peningkatan monitoring. penguatan BOK dalam kemampuannya untuk
menangani krisis kesehatan .
• DTK (dan Hibah) dapat menjadi insentif bagi pelaksanaan
creative financing (pinjaman, obligasi daerah, KPBU,
kerjasama antar daerah) : Integrated Funding

34
Tantangan, Isu, dan Kebijakan APBN TA 2021 - Dana Alokasi Khusus Fisik
Perkembangan Alokasi DAK Fisik (5 tahun terakhir) KEBIJAKAN DAK FISIK 2020
Rp100,00 ▪ Peningkatkan kualitas SDM dan daya saing daerah.
Rp89,40
Rp90,00 ▪ Sinkronisasi program dengan Dana Desa dan K/L.
Rp75,23
Rp80,00
Rp69,53 Rp69,33
Rp72,25 *) ▪ Penguatan peran APIP daerah untuk pemantauan dan evaluasi.
dalam triliunan rupiah

Rp70,00 Rp62,44 Rp64,17


Rp60,00
Rp62,10
Rp58,15 ▪ Kebijakan penanganan dampak Covid-19 dengan penambahan menu khusus
Rp50,00
covid di Bidang Kesehatan serta kebijakan penghentian dan efisiensi yang
Rp40,00
digunakan untuk penanganan COVID-19 dan dampaknya, secara terpusat,
Rp30,00 dalam bentuk pengadaan fasilitas kesehatan, jaring pengaman sosial,
Rp20,00 subsidi dll
Rp10,00
Rp0,00
2016 2017 2018 2019 2020 KEBIJAKAN DAK FISIK 2021
Pagu Realisasi Penyaluran
▪ Pengelolaan berbasis medium-term planning.
EVALUASI PELAKSANAAN DAK FISIK 2019 ▪ Refocusing dan simplikasi bidang dan kegiatan.
▪ Peningkatan sinergi dengan belanja K/L dan sumber dana lainnya.
▪ Adanya perubahan kebijakan penyaluran berupa persyaratan
reviu atas laporan realisasi penyerapan dan capaian output dari ▪ Fokus pemulihan ekonomi dg pembangunan fisik yg mendukung sector
Inspektorat Daerah tertentu dg daya ungkit tinggi untuk penciptaan lap kerja
▪ Keterbatasan SDM Inspektorat Daerah. ▪ Fokus pembangunan SDM untuk peningkatan kemampuan pelayanan
▪ Permasalahan dalam pengadaan barang/jasa di daerah dan kesehatan dan mendukung program merdeka belajar dari sisi
penyediaan barang melalui e-catalogue dan LPSE. penyedian sarpras pendidikan.
▪ Keterbatasan SDM pada Unit Layanan Pengadaan (ULP). ▪ Berbasis program (penanganan stunting, penanggulangan kemiskinan
▪ Masih ada beberapa daerah yang menyampaikan permohonan dan ketahanan pangan, dan penyediaan infrastruktur berkelanjutan
perpanjangan batas waktu penyaluran untuk pemulihan ekonomi)
35
Tantangan, Isu, dan Kebijakan APBN TA 2021 - Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Perkembangan Alokasi Dana Alokasi Khusus Nonfisik (5 tahun KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK 2020
terakhir) 1. Meningkatkan kualitas SDM terutama bidang pendidikan dan kesehatan
123,45 91,8%
140,00 94,6%
121,21 115,09 91,7% 93,4% 131… 2. Menyempurnakan unit cost dan memutakhirkan data sasaran.
100,0%

120,36
120,00 73,1% 105,56 115,30 3. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mengejar ketertinggalan
90,0%

102,74 97,23 80,0%

100,00
88,66 kuantitas dan kualitas layanan publik.
70,0%

60,0%
80,00

60,00
4. Penyaluran Dana BOS dari RKUN langsung ke sekolah
50,0%

5. Mendukung penanganan Covid-19 melalui Dana BOK


40,0%

30,0%
40,00

20,0%

20,00
10,0%

0,00 0,0%

2015 2016 2017 2018 2019 KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK 2021
(triliun Rupiah) Alokasi Realisasi %
1. Mendukung upaya pemulihan ekonomi melalui dukungan
operasionalisasi layanan investasi di daerah
EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK 2019
2. Mendukung penguatan SDM (Pendidikan dan kesehatan) melalui:
1. Penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan daerah;
2. Peningkatan capaian output dan outcome belum signifikan; a. dukungan program merdeka belajar dan pemberian remunerasi guru
3. Perencanaan dan Penganggaran DAK Nonfisik belum berbasis kinerja; dan
terintegrasi dengan TKDD lainnya maupun Belanja K/L; b. peningkatan kemampuan operasionalisasi pelayanan Faskes untuk
4. Belum optimalnya koordinasi OPD teknis dan OPD Pengelola mendukung pencegahan dan penangan krisis kesehatan
Keuangan di daerah; 3. Meningkatkan pengelolaan DAK Nonfisik melalui:
5. Pengalokasian DAK Nonfisik 2019 sebagian sudah berbasis a. Perencanaan berbasis output dan outcome
kinerja output; b. Pengalokasian dan penyaluran berbasis kinerja
6. Perlunya sinkronisasi pengalokasian DAK Nonfisik dengan
c. penguatan sinergi dengan DAK Fisik maupun Belanja K/L.
seluruh belanja sektoral
d. Integrasi pemantauan melalui integrasi aplikasi. 36
Tantangan, Isu, dan Kebijakan APBN TA 2021 – Hibah Daerah
Perkembangan Alokasi Hibah Daerah (5 tahun terakhir)
10.000
8.884
KEBIJAKAN HIBAH DAERAH 2020
9.000
8.000
7.078
7.621 1. Mendukung penyediaan layanan dasar umum Pemda bidang
7.000 6.244 6.241 perhubungan, sarana air minum, pengelolaan air limbah, irigasi,
6.000 5.423
5.118
Alokasi
sanitasi dan jalan daerah.
5.000
4.000 Realisasi
*dalam milyar
2. Sinkronisasi perencanaan hibah daerah dengan TKDD dan dana
3.000 lainnya yang berfokus prioritas nasional.
1.933
2.000 1.465 3. Percepatan pelaksanaan kegiatan dan penguatan pemantauan
1.000
dan evaluasi
0
2016 2017 2018 2019 2020
KEBIJAKAN HIBAH DAERAH 2021
EVALUASI PELAKSANAAN HIBAH DAERAH TA 2019
1. Mendukung penyediaan infrastruktur pelayanan publik
– Penguatan proses perencanaan Hibah Daerah agar 2. Mendukung pemulihan ekonomi daerah, utamanya konektifitas
dapat dilaksanakan tepat waktu 3. Penguatan hibah untuk penanganan bencana alam dan non-alam
– Perlu pengaturan dalam mekanisme penyaluran agar serta sebagai instrumen antisipatif atas perubahan kondisi
tidak menumpuk pada akhir tahun. perekenomian.
– Kurangnya pemahaman Pemda terkait pengelolaan 4. Percepatan kegiatan Hibah bersumber dari PHLN yang mendorong
Hibah. ketersediaan infrastruktur daerah.
– Koordinasi Executing Agency (K/L) dan Pemda belum 5. Sinkronisasi perencanaan hibah dengan TKDD dan dana lainnya.
optimal. 6. Mendukung creative financing 37
TERIMA KASIH
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
DIREKTORAT DANA TRANSFER KHUSUS

Anda mungkin juga menyukai