KEGIATAN :
PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS PAPUA 5
(KAB. JAYAPURA 1)
LOKASI :
KABUPATEN JAYAPURA, PROVINSI PAPUA
A.2. Disamping hal tersebut di atas, pemborong diminta bantuannya untuk mengurus
dan menghubungi / Jawatan / Instansi Pemerintah setempat guna mendapatkan
penyelesaian seperti dibawah ini dan menjadi beban pemborong :
a. Perijinan ( IMB ).
b. Pemasangan Papan Nama Pekerjaan.
B.1. Lapangan kerja akan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti waktu
pemberian penjelasan pekerjaan dan dianggap bahwa pemborong mengetahui benar
- benar letak, batas batas tanah maupun keadaan pada waktu itu.
B.2. Pemborong wajib menyerahkan pekerjaan hingga lengkap selesai yaitu membuat,
menyuruh buat, memasang serta menyediakan bahan - bahan, alat - alat dan lain -
lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
B.3. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan pengawas untuk ikut
menyaksikan, sejauh tidak ditentukan lain untuk dapat pengesahannya.
B.5. Setiap permohonan dari pemborong atau persetujuan / pengesahan dari setiap
pengawas dianggap berlaku sah dan mengikat jika dilakukan secara tertulis.
B.6. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini harus bennar - benar
diteliti mengenai mutu, ukuran maupun jumlah.
B.7. Cara - cara penimbunan bahan - bahan dilapangan diharuskan memenuhi sayarat -
syarat teknis serta dapat dipertanggung jawabkan.
C. JAMINAN KESELAMATAN BURUH
C.1. Pemborong yang telah ditentukan sebagai pemenang dan setelah penanda tanganan
kontrak, diwajibkan mengasuransikan seluruh pekerjaannya kedalam Perum Astek
sesuai SK Gubernur Nomor : 138 / GIJ / 1984 dan 139 / GIJ / 1984, tanggal 19
Juni 1984.
C.2. Besarnya Astek 0,5 % dari harga kontrak pekerjaan yang harus disetorkan ke Perum
Astek lewat BPD atau Bank yang ditunjuk.
C.3. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
C.4. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong wajib menyediakan segala keperluan /
kebutuhan yang diperlukan untuk keselamatan kerja para pekerja ( misalnya peti
PPPK ).
C.5. Pemborong dalam menjamin kesejahteraan para pekerja, harus mematuhi peraturan
– peraturan perburuhan yang berlaku di Indonesia.
D.1. Semua uraian yang disebut dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat dan
akan dinyatakan lebih lanjut mengenai masing - masing bagian dalam pasal - pasal
selanjutnya digunakan sebagai dasar / pedoman guna pelaksanaan.
D.2. Dalam hal ini bagian - bagian pekerjaan yang tidak disebut dalam uraian ini, maka
pelaksanaannya satu dan lain sesuai dengan gambar rencana.
D.3. Jika terdapat perbedaan - perbedaan antara gambar dan uraian ini pemborong
diwajibkan menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahannya.
D.4. Jika terdapat gambar - gambar kerja yang kurang atau tidak jelas, pemborong boleh
melengkapinya atas petunjuk dan persetujuan Direksi / pengawas.
D.5. Jika ada perbedaan ukuran yang terdapat pada gambar, maka ukuran - ukuran yang
terdapat dengan skala terbesarlah yang berlaku.
Yang harus dikerjakan ialah pekerjaan beton yang dinyatakan dalam gambar.
F.1. Pekerjaan beton tidak bertulang dengan campuran 1 PC : 3 PSR : 5 KRL dipakai pada
semua lantai kerja dengan ketebalan beton minimal 5 cm.
G.4. A c u a n ( Bekisting ) :
a. Bahan yang digunakan sebagai acuan ( bekisting ) harus dari bahan yang baik
dan dipasang sesuai dengan ukuran - ukuran yang telah ditetapkan / yang
diperlukan didalam gambar konstruksi dan bahan ini harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
b. Semua sambungan - sambungan dalam pekerjaan acuan ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga pada waktu pengecoran air semen dari adukan beton
tidak mengalir keluar.
c. Acuan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan getaran - getaran
vibrator dan kejutan - kejutan lain yang mungkin diterima, tanpa menyebabkan
acuan tersebut berubah bentuk selama diadakan pengecoran.
d. Pemakaian ikatan - ikatan pada acuan dengan kawat - kawat tidak
diperkenankan.
e. Pemborong harus bertanggung jawab penuh terhadap ketetapan semua ukuran -
ukuran acuan tersebut.
f. Pembongkaran acuan boleh dilaksanakan setelah memenuhi syarat - syarat yang
tercantum dalam PBI.1971 dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
G.7. Pelaksanaannya.
a. Pengecoran.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
• Pengecoran beton harus dilakukan dengan baik dengan menggunakan alat
getar (vibrator) untuk menjamin kepadatan dari beton.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian pengecoran harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
• Setelah pengecoran, maka beton harus selalu dalam keadaan basah secara
terus menerus selama tidak kurang dari 7 ( tujuh ) hari dalam keadaan masa
pengerasan.
• Hubungan / sambungan harus pada tempat yang disetujui Direksi. Sebelum
pengecoran baru dilakukan, maka pada bagian yang lama, semua air - air,
kotoran - kotoran dan sebagainya harus dihilangkan dari permukaan
sambungan. Permukaan harus dikasarkan, dibersihkan dan dibasahi serta
ditutup dengan lapisan tipis grout terdiri dari campuran dengan volume
yang sama antara semen dan pasir untuk menjamin suatu ikatan yang baik.
J. PEKERJAAN KAYU
N.3. Rangka kap yang dipakai adalah dengan baja ringan bahan metal tebal 1 mm,
gording bahan metal dan listplank papan kayu besi 2/25 cm.
N.4. Tidak dibenarkan Pekerjaan dilaksanakan tanpa ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Setiap jenis pekerjaan yang akan dikerjakan harus
mengetahui Pemberi Tugas dan Pengawas lapangan.
O. PEKERJAAN PLAFON
P.1. S i s t e m.
a. Sistem instalasi listrik didalam proyek ini secara keseluruhan menggunakan
sumber daya dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan tegangan kerja
220/380 volt, 3 phase, 50 getaran /detik serta cadangan daya ( jika terdapat
gangguan di PLN ) dari Generator Set ( genset ).
b. Pada setiap unit bangunan ditempatkan sub - sub panel tersendiri, dan pada sub
panel tersebut dilakukan pengelompokan dari jenis beban yang berbeda yaitu
antara beban penerangan dan beban stop kontak sehingga diharapkan beban -
beban itu tidak saling mempengaruhi dan lebih mudah maintenancenya.
c. Distribusi untuk kebutuhan seluruh sub panel maupun panel lainnya, dilakukan
melalui suatu " panel utama distribusi" yang terpisah dan ditempatkan pada
ruang kontrol panel tersendiri.
b. Fixture / Armature.
~ Lampu yang dipakai terdiri dari jenis sebagai berikut :
- Lampu philips SL. 18 watt; dan Lampu Philips SL.14watt.
- Fitting lampu dengan nominal voltage 250 - 300 volt, kwalitas Philips
Holland.
- Ballast dengan power faktor minimal 0,5 yang harus diperbaiki dengan
kondensator. Body armature terbuat dari plat baja dengan ketebalan 0,7
mm dan dicat bakar sebagai finishing Sebelumnya harus dicat anti karat,
pembuatan reflektor harus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
efek bayangan atau " glare " pada bidang kerja. Pengerjaan atas body
armature adalah lokal dengan kwalitas artolite.
c. Pemasangan Lampu / Armature.
~ Semua fixture / armature dan perlengkapannya harus dipasang oleh tenaga
berpengalaman, dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
~ Untuk pemasangan harus disediakan "strap support" penggantung serta
bahan lain yang diperlukan untuk suatu pemasangan yang rapih dan baik.
~ Setelah fixture penerangan selesai dipasang, harus berfungsi dengan
sempurna dan bebas dari cacat / kekurangan.
~ Pada pemeriksaan terakhir, semua fixture dan perlengkapannya harus
menyala lengkap, kecuali dipersyaratkan lain.
d. Stop Kontak dan Saklar.
~ Tipenya adalah inbow atau out bow, pada tempat yang tidak dimungkinkan
dipasang cara inbow. Rated current minimal dari peralatan ini adalah 10 A
/250 volt, dengan kwalitas MK England.
~ Untuk pemakaian titik nyala stop kontak exhfan atau stop kontak khusus,
harus dari tipe yang dilengkapi dengan on / off swich, fush dan lampu
indikator.
~ Setiap pengadaan dan pemasangan stop kontak, harus sudah dilengkapi
stekker yang sesuai dengan tipe stop kontak yang digunakan.
e. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar.
~ Stop kontak dan saklar dipasang rata dengan tepi muka kotak atau plester
penutup dan rata dengan finishing dinding atau garis plafon dan jika
dipasang pada dinding / plafon dari konstruksi yang tidak dapat terbakar,
maka pemasangannya tidak lebih dari 0,63 mm ( 1/2" ) dibelakangnya,
kecuali dipersyaratkan.
~ Tinggi pemasangan diartikan dengan tinggi permukaan lantai sampai pusat
horizontal dari plat penutup. Tinggi pemasangan tidak disyaratkan jika
ketinggiannya mengganggu sistem mekanikal, struktur atau arsitektur atau
menyebabkan plat penutup membentang dinding yang mempunyai bahan
atau finishing berbeda. Untuk itu maka kotak out let harus digeser ke arah
horizontal sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan.
~ Jika pemasangan tidak tercatat atau dipersyaratkan, tinggi pemasangan
kontak saklar dinding harus 145 cm dan kotak stop kontaknya minimum 95
cm dari permukaan lantai atau sesuai kebutuhan. Jika ada lebih dari 5 saklar
atau stop kontak, penempatannya ditunjuk pada tempat yang sama, maka 2
deret kotak- kotak yang tunggal, ganda atau multi gang, sesuai dengan
kebutuhannya harus dipasang satu diatas lainnya dengan titik tengah
deretan tersebut harus berada 145 cm diatas permukaan lantai.
~ Kotak kontak dekat pintu atau jendela, harus dipasang dekat kosen pinggir,
pada sisi kunci.
f. Kabinet Panel Utama dan Panel - panel Pembagi.
~ Kabinet panel utama harus terbuat dari baja dan mempunyai ukuran yang
proporsional diperbesar menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan
ukuran pada kabel yang dipakai terlampau sesak. Pada setiap kabinet harus
ada cara - cara memasang, mendukung dan menyetel.
~ Ketebalan kabinet untuk " panel utama distribusi" ( MDB ), minimal 2 mm.
sedangkan untuk panel - panel pembagi, ketebalan minimalnya 1,6 mm.
~ Semua kabinet panel harus dicat anti karat dan finishingnya cat bakar ( duko
) minimum 2 kali. warna cat finishing, ditentukan kemudian oleh Direksi.
~ Tinggi pemasangan untuk kabinet panel penerangan / stop kontak harus 2
meter diatas permukaan lantai dan dasarnya minimum 45 cm diatas
permukaan lantai untuk kabinet panel utama.
~ Setiap rangka / frame kabinet harus dilengkapi dengan "cath and flat key
lock" dengan masing - masing anak kunci, serta dilengkapi "bracket" agar
tidak mudah terbuka apabila panel ini tidak terkunci.
g. Panel Utama Distribusi ( Switch Board ).
~ Secara umum swich board terbuat dari plat baja / logam ( metal cladlucase )
dan dicat. Konstruksi harus dari rangka baja, diperkuat dan dilas menjadi
struktur yang kakuh, tidak rusak pemasangan akibat tegangan - tegangan
lebih. Bagian rangka atas harus ditutup, sisi belakang dapat dilepas dan
dapat dicapai baik dari depan maupun dari belakang.
~ Semua indikator, meter control dan sebagainya, ditempatkan dan
dikelompokan pada tutup depan yang berengsel. Engsel harus terpasang
tersembunyi dan tutup sisi depan dilengkapi dengan kunci.
~ Semua sumber yang diperlukan untuk circuit control, instrumen dan lain -
lain, harus cukup lover untuk ventilasi guna membatasi dari kenaikan suhu
dari peralatan yang mengandung arus sesuai syarat dalam standard VDE
bagi peralatan ditempat tertutup ( in door ). Pada bagian belakang yang
dapat dilepas, harus mempunyai konstruksi skrup atau baut.
~ Neutral bar " harus diisolasi terhadap kabinet dan dipasang pada ujung -
ujung yang berlawanan dengan "mains" serta mempunyai terminal yang
diberi nomor selaku tempat mencatat cadangan/spare pada gambar
perencanaan. Penghubung yang memerlukan mouting dll, harus diadakan
untuk kemungkinan pemasukan komponen lain dikemudian hari. disamping
"phase bar" dan neutral bar harus disediakan pula " grounding bar " yang
telanjang tak terisolasi, yang dipasang pada kabinet.
h. Kabel dan Kawat.
~ Kabel dan kawat meliputi tegangan rendah, control accessories, peralatan
dan barang lain yang diperlukan untuk melengkapi sistem. kabel dan kawat
tegangan rendah 600 volt atau lebih kecil, kecuali dipersyaratkan lain, harus
dari tipe : NYY, NYA dan NYFGBY yang sesuai dengan SPLN serta melalui
suatu pengujian.
~ Kawat berpenampang lebih dari 10 mm2 harus multi stranded dan tidak
boleh ada kawat yang lebih kecil dari 2,5 mm2. kecuali untuk sambungan
antar lampu satu saklar dan kawat untuk pemakaian "remote control" yang
kurang dari 30 meter panjangnya.
i. Pemasangan dan Penyambungan Kabel.
~ Semua kabel penerangan dan stop kontak, harus terpasang dalam conduit
union 3/4" dan dipasang dengan klem, diberi penguat/ pendukung sesuai
dengan keperluan dimaksud.
~ Semua kabel yang terpasang lurus atau sejajar, hanya boleh mempunyai jari -
jari lengkung minimal 15 x diameter kabel.
~ Pemborong harus menyediakan built insert, sleeve dan lain - lain peralatan
tambahan yang dibutuhkan, yang harus dipendam didalam tembok/ beton
atau pekerjaan pemasangan kabel ditempat lain yang tertentu.
~ Pemasangan kabel yang menyeberangi selokan, jalan atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis atau pipa beton yang dilapisi
dengan pipa PVC tipe AW didalamnya, dengan penampang minimal 2,5 x
penampang kabel.
~ Pemasangan kabel didalam tanah, harus minimal sedalam 75 cm dengan
ketebalan pasir pengalas 10 cm, kemudian diurug lagi dengan pasir setebal
15 cm, baru ditutup pelindungsebelum diurug kembali.
~ Pada rute kabel untuk setiap 25 m dan setiap belokan, harus diberi tanda
galian kabel dengan arah tanah kabel.
~ Pada prinsipnya setiap penarikan kabel toever / feeder yang berada dalam
bangunan didalam tanah, tidak dibenarkan adanya sambungan.
~ Penarikan kabel yang menuju panel - panel hendaknya disetiap ujung kabel
dekat panel, diberi sling dengan panjang +2 m.
~ Dalam menyambung / menghubungkan kabel pada minal busbar dari panel,
harus digunakan sepatu / kabel schoen. pemasangan sepatu kabel pada
kabelnya harus menggunakan timah patri. Untuk ukuran - ukuran kecil
dapat dilakukan dengan press tangan atau hydrolis.
j. Pentanahan / Grounding.
~ Seluruh peralatan/ asesoris listrik yang menggunakan atau terbuat dari metal
seperti panel armature, harus mempunyai hubungan kawat / kabel ketanah
guna menyalurkan kemungkinan timbulnya arus lebih akibat kebocoran /
short circuit.
~ Sistem pentanahan dari kabel - kabel dapat digunakan kawat BBC atau single
- core kabel NYA yang memiliki penampang setingkat lebih kecil dari pada
penampang kabel toevoernya.
~ Untuk " grounding rod " dapat digunakan tembaga atau tembaga batangan
dengan diameter tidak kurang dari 2 cm dan panjang 6 m terpasang vertikal
lurus kebawah dan mempunyai tahanan tanah minimal.
Q.1. S i s t e m.
Pada dasarnya pemborong diwajibkan mengikuti sistem plumbing yang ditetapkan
dalam gambar rencana dan buku spesifikasi. jika terdapat ketidak sesuaian
dilapangan, pemborong diwajibkan memintah penjelasannya kepada pengawas
lapangan.
a. Air Bersih.
Kebutuhan air bersih untuk seluruh bangunan ini diambil dari jaringan air
bersih yang ada dari PDAM, atau " jet pump " yang terletak dihalaman seperti
tertera pada gambar rencana ( site plan ) dan ditampung pada reservoir bawah
selanjutnya dipompakan kereservoir atas yang berfungsi sebagai penyimpan
kebutuhan air bersih tiap bangunan. dari reservoir atas, air bersih ini
didistribusikan kefictures tiap bangunan secara grafitasi. air dari overflow dan
dari pengurasan.
b. Sanitasi.
Untuk menampung seluruh air buangan / bekas dari tiap bangunan serta
limpahan air hujan, dibuatkan saluran drainase selanjutnya dialirkan kesaluran
drainase kompleks.
c. Air Buangan dan Kotoran.
Untuk seluruh bangunan, digunakan sistem sebagai berikut :
~ Air kotoran dan wc/ urinoir, dialirkan ke septick tank dan bidang resapan.
Q.3. B a h a n.
a. Pipa Air bersih.
➢ Untuk seluruh suplai air bersih, baik dari jet pump sampai ke reservoir
bawah / atas maupun dari reservoir atas sampai ke ficture unit, terbuat dari
" gslvanized iron pipe" ( GIP ) medium class sesuai persyaratan BS 1387 /
1967 atau standard lain yang telah disetujui pemberi tugas.
➢ Permukaan pipa yang digalvanized harus jernih dan kelihatan mengkilap
seperti kristal. pipa yang cacat akan ditolak.
➢ Fitting atau assesoris pipa yang digunakan, jenisnya harus sama pula dengan
pipa yang dipakai.
➢ Katup penutup / gate valve, terbuat dari bahan perunggu yang mempunyai
seri 150.
➢ Sambungan pipa menggunakan sambungan ulir/ screwed.
penyambungannya terlebih red lead cement" dengan memakai pita ( tape )
khusus. pada tempat - tempat khusus, digunakan sambungan flanged yang
menyambungkannya harus dilengkapi ring type gasked agar sambungannya
lebih terjamin.
➢ Tikungan/belokan vertikal dan horizontal faupo elbow atau bend,
dikerjakan sedemikian rupa hingga sudut sambungan antara dua pipa tidak
boleh lebih besar dari pada sudut yang paling kecil.
➢ Semua ujung terakhir dan tidak dilanjutkan lagi, harus ditutup dengan dop
/ plug atau blank flanges.
➢ Semua pipa yang tampak maupun yang ditanam, diharuskan diberi lapisan
pelindung dengan lead meni ( untuk yang ditanah, dapat pula dilindungi
dengan lapisan aspal ). Sebelum pipa disambungkan ke ficture, harus diuji
dahulu ( test ficture ) dari kebocoran.
➢ Pada prinsipnya pengujian dilakukan secara bagian per bagian dan panjang
pipa maksimum 100 meter.
➢ Biaya pengujian dan alat - alat uji yang diperlukan maupun biaya
perbaikannya, menjadi tanggungan pemborong.
R. PEKERJAAN SANITAIR
S.1. Pekerjaan pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai bagian dari pekerjaan
sampai masa pemeliharaan berakhir, dan pelaksanaannya mengikuti petunjuk
Direksi / Pengawas Lapangan.
Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan ini, maka pemborong
wajib menyelesaikannya sesuai petunjuk Direksi.