Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN


DIREKTORAT RUMAH KHUSUS
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PENYEDIAAN PERUMAHAN
PROVINSI PAPUA

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)

KEGIATAN :
PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS PAPUA 5
(KAB. JAYAPURA 1)

LOKASI :
KABUPATEN JAYAPURA, PROVINSI PAPUA

TAHUN ANGGARAN 2020


RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT ( RKS )

A. KETERANGAN MENGENAI PEKERJAAN

A.1. Pekerjaan yang dimaksud dalam persyaratan ini ialah :


a. Pembersihan lapangan ( site ), pembuatan Direksi keet termasuk Gudang bahan
dan Los kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi :
~ Pembangunan Rumah Batu
~ Pembangunan Jalan Lingkungan

Lokasi : Kabupaten Jayapura

A.2. Disamping hal tersebut di atas, pemborong diminta bantuannya untuk mengurus
dan menghubungi / Jawatan / Instansi Pemerintah setempat guna mendapatkan
penyelesaian seperti dibawah ini dan menjadi beban pemborong :
a. Perijinan ( IMB ).
b. Pemasangan Papan Nama Pekerjaan.

B. PENJELASAN UMUM DAN TATA TERTIB

B.1. Lapangan kerja akan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti waktu
pemberian penjelasan pekerjaan dan dianggap bahwa pemborong mengetahui benar
- benar letak, batas batas tanah maupun keadaan pada waktu itu.

B.2. Pemborong wajib menyerahkan pekerjaan hingga lengkap selesai yaitu membuat,
menyuruh buat, memasang serta menyediakan bahan - bahan, alat - alat dan lain -
lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

B.3. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan pengawas untuk ikut
menyaksikan, sejauh tidak ditentukan lain untuk dapat pengesahannya.

B.4. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong diharuskan mengajukan Jadwal Waktu


Pelaksanaan ( time schedule ).

B.5. Setiap permohonan dari pemborong atau persetujuan / pengesahan dari setiap
pengawas dianggap berlaku sah dan mengikat jika dilakukan secara tertulis.

B.6. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini harus bennar - benar
diteliti mengenai mutu, ukuran maupun jumlah.

B.7. Cara - cara penimbunan bahan - bahan dilapangan diharuskan memenuhi sayarat -
syarat teknis serta dapat dipertanggung jawabkan.
C. JAMINAN KESELAMATAN BURUH

C.1. Pemborong yang telah ditentukan sebagai pemenang dan setelah penanda tanganan
kontrak, diwajibkan mengasuransikan seluruh pekerjaannya kedalam Perum Astek
sesuai SK Gubernur Nomor : 138 / GIJ / 1984 dan 139 / GIJ / 1984, tanggal 19
Juni 1984.

C.2. Besarnya Astek 0,5 % dari harga kontrak pekerjaan yang harus disetorkan ke Perum
Astek lewat BPD atau Bank yang ditunjuk.

C.3. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
C.4. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong wajib menyediakan segala keperluan /
kebutuhan yang diperlukan untuk keselamatan kerja para pekerja ( misalnya peti
PPPK ).
C.5. Pemborong dalam menjamin kesejahteraan para pekerja, harus mematuhi peraturan
– peraturan perburuhan yang berlaku di Indonesia.

D. PENJELASAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN

D.1. Semua uraian yang disebut dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengikat dan
akan dinyatakan lebih lanjut mengenai masing - masing bagian dalam pasal - pasal
selanjutnya digunakan sebagai dasar / pedoman guna pelaksanaan.

D.2. Dalam hal ini bagian - bagian pekerjaan yang tidak disebut dalam uraian ini, maka
pelaksanaannya satu dan lain sesuai dengan gambar rencana.

D.3. Jika terdapat perbedaan - perbedaan antara gambar dan uraian ini pemborong
diwajibkan menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahannya.

D.4. Jika terdapat gambar - gambar kerja yang kurang atau tidak jelas, pemborong boleh
melengkapinya atas petunjuk dan persetujuan Direksi / pengawas.

D.5. Jika ada perbedaan ukuran yang terdapat pada gambar, maka ukuran - ukuran yang
terdapat dengan skala terbesarlah yang berlaku.

E. UKURAN DAN SATUAN

Peil ( 0.00 ) ditetapkan sama tinggi dengan lantai.


Semua ukuran dalam Bestek ini dinyatakan dalam Cm atau Mm.
Ukuran dibawah duga dinyatakan dengan tanda ( - ).
Ukuran diatas duga dinyatakan dengan tanda ( + ).
Semua gambar - gambar jangan diukur, jika dalam gambar tersebut terdapat ukuran -
ukuran yang tidak jelas atau kurang / tidak tertulis, dapat ditanyakan kepada Direksi /
pengawas.
F. PEKERJAAN BETON

Yang harus dikerjakan ialah pekerjaan beton yang dinyatakan dalam gambar.

F.1. Pekerjaan beton tidak bertulang dengan campuran 1 PC : 3 PSR : 5 KRL dipakai pada
semua lantai kerja dengan ketebalan beton minimal 5 cm.

F.2. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1 PC : 2 PSR : 3 KRL :


~ Untuk semua pondasi batu kali, sloof dan kolom beton.
~ Untuk semua balok lantai, dan ring balk beton.

G. PEKERJAAN BETON BERTULANG

G.1. Pekerjaan Tulangan :


a. Tulangan baja untuk semua pekerjaan beton harus sesuai dengan gambar kerja.
b. Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah berubah ketika
beton dicor.
c. Tulangan baja harus betul - betul bebas dari bekisting dengan menempatkan
potongan -
potongan kecil yang terbuat dari beton (tahu beton) diantara tulangan dan
bekisting.
d. Antara tulangan - tulangan yang lebih dari satu lapis, harus dipasang satu sama
lain dengan potongan baja sebagai ganjal.
e. Selanjutnya harus memenuhi syarat - syarat PBI. 1971.

G.2. Besi Beton :


a. Digunakan besi beton biasa jenis bulat polos ( plain round steel bars ) dari jenis U-
24 ( tegangan leleh - karakteristik = 2.400 Kg/ Cm2 ).
b. Besi beton yang dipergunakan tidak boleh cacat seperti serpihan, retak
gelembung, lipatan atau bagian - bagian yang tidak sempurna. Pada percobaan
lengkung 180 derajat tidak terlihat adanya tanda – tanda getas.
c. Besi beton yang tidak memenuhi syarat - syarat tersebut harus segera disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam sesudah ada
perintah Direksi / Pengawas.
d. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat yang lepas.
e. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitet besi lunak dengan tebal kurang lebih
1 mm, selanjutnya harus memenuhi syarat- syarat dalam PBI.1971.
f. Apabila dalam pelaksanaan terdapat penyambungan besi ( over lap ), maka
pelaksanaannya untuk beton tekan adalah 28.D ( dia meter ) dan beton tarik
adalah 40 .D ( dia meter ).

G.3. Penggantian Besi :


Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.
a. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan yang terdekat dengan catatan, Harus ada persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas ).
c. Penggantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah sambungan yang dapat menyulitkan pengecoran atau
getaran.
d. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi adalah menjadi
tanggung jawab pemborong.

G.4. A c u a n ( Bekisting ) :
a. Bahan yang digunakan sebagai acuan ( bekisting ) harus dari bahan yang baik
dan dipasang sesuai dengan ukuran - ukuran yang telah ditetapkan / yang
diperlukan didalam gambar konstruksi dan bahan ini harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
b. Semua sambungan - sambungan dalam pekerjaan acuan ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga pada waktu pengecoran air semen dari adukan beton
tidak mengalir keluar.
c. Acuan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan getaran - getaran
vibrator dan kejutan - kejutan lain yang mungkin diterima, tanpa menyebabkan
acuan tersebut berubah bentuk selama diadakan pengecoran.
d. Pemakaian ikatan - ikatan pada acuan dengan kawat - kawat tidak
diperkenankan.
e. Pemborong harus bertanggung jawab penuh terhadap ketetapan semua ukuran -
ukuran acuan tersebut.
f. Pembongkaran acuan boleh dilaksanakan setelah memenuhi syarat - syarat yang
tercantum dalam PBI.1971 dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

G.5. Mutu Beton :


a. Mutu beton yang digunakan adalah K.175.
b. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh pemborong dengan percobaan hancur
kubus / beton dari Laboratorium.
c. Pengambilan contoh adukan beton ( benda uji ) yang akan ditest harus disaksikan
oleh Pengawas.
d. Jumlah benda uji dibuat sesuai dengan ketentuan dalam PBI.1971 dan mutu beton
harus diperiksa untuk umur 3 ( tiga ) hari, untuk setiap macam adukan yang
diambil contohnya. Hasil dari pemeriksaan laboratorium harus segera diserahkan
kepada Direksi / Pengawas Lapangan.

G.6. Persyaratan Bahan :


a. A i r .
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau
larutan - larutan minyak, asam garam basah dan bahan - bahan organis lainnya.
Apabila air tersebut didapat dari sumber lain ( mata air dan sebagainya ), maka
segala biaya penyambungan, pemakaian air dan pembongkarannya kembali
adalah beban pemborong. Penggunaan air agar mengikuti dan memenuhi syarat -
syarat sebagaimana diuraikan serta dinyatakan dalam PBI.1971.
b. Pasir Beton.
Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan batuan yang bersih dan tidak boleh
mengandung kotoran / lumpur lebih dari 5% dan juga memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan syarat - syarat yang tertera dalam PBI.1971.
c. Kerikil.
Kerikil yang digunakan harus bersih, bermutu baik dan berbentuk pecahan tidak
bulat, licin ataupun mempunyai gradasi berkisar antara 2 s/d 3 cm diameternya
dan kekerasan sesuai dengan syarat - syarat yang terera dalam PBI.1971.
d. Portland Cement ( PC ).
• Digunakan Portland Cement biasa mempunyai kwalitas minimal sama
dengan S - 400 berdasarkan kwalitas / kwalifikasi yang ditetapkan dalam NI
–8
• Sedapat mungkin dari satu macam merk dan bila terpaksa dipakai merk lain
harus disetujui dahulu oleh Direksi.
• Kantong - kantong PC yang rusak jahitannya dan robek - robek, maka PC
ini diperkenankan untuk dipergunakan, kecuali untuk pekerjaan -
pekerjaan yang bukan pekerjaan konstruksi.
• PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak boleh
dipergunakan.
• Selanjutnya harus memenuhi syarat - syarat sebagaimana diuraikan dalam
PBI.1971.

G.7. Pelaksanaannya.
a. Pengecoran.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
• Pengecoran beton harus dilakukan dengan baik dengan menggunakan alat
getar (vibrator) untuk menjamin kepadatan dari beton.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian pengecoran harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
• Setelah pengecoran, maka beton harus selalu dalam keadaan basah secara
terus menerus selama tidak kurang dari 7 ( tujuh ) hari dalam keadaan masa
pengerasan.
• Hubungan / sambungan harus pada tempat yang disetujui Direksi. Sebelum
pengecoran baru dilakukan, maka pada bagian yang lama, semua air - air,
kotoran - kotoran dan sebagainya harus dihilangkan dari permukaan
sambungan. Permukaan harus dikasarkan, dibersihkan dan dibasahi serta
ditutup dengan lapisan tipis grout terdiri dari campuran dengan volume
yang sama antara semen dan pasir untuk menjamin suatu ikatan yang baik.

b. Lubang - lubang dan Pipa - pipa.


• Pemasangan dan lubang- lubang pada beton harus disiapkan sebelum
persetujuan Pengawas Lapangan.
• Pipa - pipa dan lubang - lubang pada beton tidak boleh sampai merugikan
kekuatan konstruksi sesuai dengan persyaratan dalam PBI.1971.

H. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

H.1. Persyaratan Bahan :


a. Portland Cement ( PC ).
Semen untuk pekerjaan pasangan dan plesteran, sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
b. P a s i r.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur
yang dikandung tidak boleh lebih dari 5 % dan harus memenuhi persyaratan PUBI
1970 atau NI-3.
c. A i r.
Air yang digunakan untuk pasangan dan plesteran sama dengan air yang
digunakan untuk pekerjaan beton.
d. Batu tela.
Batu tela harus mempunyai rusuk - rusuk yang tajam dan siku. Bidang - bidang
sisinya harus datar, tidak menunjukan retak – retak. Ukuran batu tela harus sama
dan memenuhi syarat NI-10 dan PUBI 1970 ( NI-3 ).
e. Perbandingan Campuran :
1. Campuran 1 PC : 2 PSR digunakan untuk :
a.1. Pasangan trasraam ( kedap air )
b.1. Plesteran trasraam dan plesteran beton kedap air.
c.1. Pekerjaan pemasangan plint dan keramik.
d.1. Semua dinding km/wc setinggi 150 cm dari peil lantai.
e.1. Semua bak mandi dan bak cuci.
f. 1. Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai 60 cm dibawah lantai.
2. Campuran 1 PC : 3 PSR digunakan untuk :
a.2. Pesteran beton bertulang biasa ( tidak kedap air ).
b.2. Plesteran sponing.
c.2. Rollag pasangan batu tela.
d.2. Pemasangan keramik yang menempel pada pasangan atau dinding.
e.2. Untuk spesi / adukan keramik dibawah lantai.
3. Campuran 1 PC : 4 PSR digunakan untuk :
a.3. Pasangan pondasi batu kali.atau menyusuaikan daerah setempat
b.3. Pasangan batu tela tidak kedap air.
c.3. Plesteran dinding tidak kedap air (bagian luar dan bagian dalam).
f. Syarat - syarat Pelaksanaan :
1. Pemasangan Batu Tela.
Semua batu tela yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam air hIngga
jenuh dan harus bebas dari segala kotoran sebelum dipasang. Cara
pemasangannya harus lurus dan batu tela yang pecah tidak boleh melebihi 5 %.
Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi dari satu meter, untuk 1/2
batu tela yang luasnya yang melebihi 12 m2 harus diberi rangka penguat dari
besi beton bertulang. Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi
dengan air minimal 7 hari. Pasangan tidak boleh diterobos perancak. Seluruh
campuran adukan harus memakai mesin pengaduk. Pengadukan dengan
tangan hanya boleh dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan. Tempat
adukan tidak boleh langsung diatas tanah, tetapi harus memakai alas ( kayu dan
lain - lain ). Lubang tembok diatas kosen yang bentangannya lebih dari 100 cm,
harus dipasang balok latei beton bertulang.
2. Plesteran Dinding dan Sponing.
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disirami
dengan air. tebal plesteran minimal 1,5 cm dan maksimal 2 cm. Plesteran yang
baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses pengeringan,
plesteran harus selalu disiram dengan air agar tidak retak – retak rambut akibat
proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari. Adukan hanya boleh
dicampur dengan mesin pengaduk, dan campuran dengan tangan hanya dapat
dilaksanakan atas ijin Pengawas Lapangan. Plesteran untuk dinding yang akan
dicat tembok atau dikapur, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas
bekas pakai atau dengan kertas sak semen. semua beton yang akan diplester
harus dibuat kasar dahulu dengan cara membetelnya, agar plesteran dapat
melekat dengan baik. Sponing harus rata, siku dan tajam pada sudutnya.

I. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING

I.1. Persyaratan Bahan :


a. K e r a m i k.
Keramik yang dipakai adalah type kelas I atau berkwalitet baik dan disetujui
Direksi/ Pengawas. Ukuran keramik 30/30 cm atau sesuai dengan gambar
rencana, Untuk lantai dan dinding km/wc memakai keramik anti slip dengan
ukuran 20/20 cm, type dan jenis disetujui Direksi/ Pengawas.
b. Lantai Cor.
Lantai cor diberi rangka besi 6 mm pada ruang - ruang yang ditentukan sesuai
gambar rencana dengan ketebalan adalah 5 - 7 cm.

I.2. Macam Pekerjaan :


a. Pekerjaan lantai meliputi pemasangan keramik serta pekerjaan lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan lantai.
b. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan pada ruang - ruang lantai sesuai gambar.
c. Pekerjaan lantai cor dilaksanakan sesuai gambar dan disetujui Pengawas
Lapangan.
d. Pekerjaan dinding partisi meliputi pembatas antar ruang dalam sesuai dengan
gambar terlampir.
e. Pekerjaan pemasangan dinding keramik dilaksanakan pada dinding km / wc, bak
air, bak cuci, serta tempat - tempat tertentu sesuai gambar.

I.3. Syarat - syarat Pelaksanaan :


a. Lantai Keramik.
Untuk lantai keramik yang dipasang diatas pasir harus sesuai gambar dan
dipadatkan dengan baik. Pemasangan keramik harus dengan adukan 1 PC : 3 PSR
dengan ketebalan adukan 5 cm untuk dipasang diatas pasir yang dipadatkan,
atau 3 cm untuk dipasang diatas lantai beton. Celah antara keramik lebarnya 3
mm. Setelah pemasangan cukup kering baru disiram pasta semen sesuai warna
keramik, kemudian dibersihkan dengan serbuk gergaji.
b. Pemotongan Keramik.
Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan. jika terpaksa harus
dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari setengah ukuran
keramik. pemotongan harus dilakukan dengan teliti, hati - hati dan rapih.

J. PEKERJAAN KAYU

J.1. Persyaratan Bahan :


a. Kayu yang dipakai dari kayu kelas I yang berkwalitas baik, tua kering dan tidak
bercacat, pecah – pecah serta tidak terdapat kayu mudahnya ( spint ).
b. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan
pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 15 %, Untuk pekerjaan kayu yang kasar
harus kurang dari 20 %. Kelembaban tersebut untuk kayu yang dikirimkan
ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Mutu dan kekeringan kayu selama pelaksanaan, harus dijaga dengan
menyimpannya ditempat yang kering dan terlindung dari hujan dan panas,
khususnya kosen - kosen dan rangka pintu yang telah distel.

J.2. Macam Pekerjaan :


Konstruksi dan macam pekerjaan kayu menggunakan jenis kayu sebagai berikut
a. Kayu Besi ( kayu kelas I )
~ Semua kosen, rangka pintu dan jendela.
~ Semua lisplank.
~ dinding
~ Semua jalusi
b. Kayu Kelas II
~ Semua rangka plafon.
~ Semua list profil plafon.

J.3. Syarat - syarat Pelaksanaan :


a. Semua pekerjaan kayu yang tampak dan sisi bawah rangka langit - langit, harus
diserut rata. Khususnya kayu untuk kosen, rangka pintu / jendela dan bidang -
bidang kayu yang dipolitur / teak oil harus benar - benar rata, licin dan
diselesaikan dengan memuaskan.
b. Semua sambungan kosen dan rangka harus dikerjakan dengan penuh keahlian,
rapat dan rapih.
c. Semua sambungan kayu memanjang lubang dan pen harus dimeni.
d. Semua pekerjaan kayu yang akan diplitur harus diketam rata dan licin serta tidak
ada lubang atau mata kayunya.

K. PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA DAN KACA

K.1. Lingkup Pekerjaan :


a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan dan pemasangan
kosen / kaca pada tempat - tempat sesuai dengan gambar kerja.
b. Mengatur pekerjaan kosen dengan pekerjaan - pekerjaan bidang lain yang
bersangkutan terutama pekerjaan kaca.
c. Membuat gambar - gambar kerja serta perhitungan - perhitungan apabila
diminta dan disesuaikan dengan gambar rencana dan RKS.

K.2. Kaca dan Cermin.


a. Produksi dari pabrik terkenal.
b. Mempunyai bidang licin, sejajar, tidak bergelombang - gelombang dan tidak
menunjukan efek lensa.
c. Ukuran disesuaikan dengan gambar atau atas petunjuk- petunjuk Pengawas
Lapangan.
d. Tebal disesuaikan dengan gambar kerja.

K.3. Macam Pekerjaan :


a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
penggosok tepi serta tenaga kerja untuk pemasangan kaca.
b. Pemasangan kaca pada kosen sesuai gambar kerja.

K.4. Cara Pelaksanaan :


a. Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen, kelonggarannya cukup sehingga
pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
b. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca. List kayu dipaku
dengan sekrup kuningan.
c. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut - sudutnya.
d. Kaca yang dipasang pada kosen, semua sudutnya harus ditumpulkan dari sisi
tepinya hingga tidak tajam.
e. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan yang retak / pecah atau tergores
harus diganti.

L. PEKERJAAN CAT, POLITUR DAN KAPURAN

L.1. Persyaratan Bahan :


a. Pengertian cat dalam hal ini adalah : emulsi, enamel, fernis, serta pelapis lainnya
yang dipakai sebagai dasar cat perantara dan cat akhir.
b. Cat pigmen harus dimasukan dalam kaleng, untuk cat tembok maksimum 15 liter
/ kaleng, cat kayu maksimum 10 kg / kaleng, cat logam maksimum 12 kg /
kaleng. Pada kaleng harus tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk
pemakaiannya, formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatannya.
c. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
d. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu, menggunakan merk
yang sama dengan merk cat yang dipilih.
e. Cat meni yang digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan
cat.
f. Untuk politur, teak oil dan fernis yang akan digunakan, harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
g. Bahan pengencer yang digunakan dari produksi pabrik sesuai bahan yang
diencerkan.

L.2. Macam Pekerjaan :


a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang - bidang, eksterior dan interior
seperti yang dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat dengan cat kayu semua bidang - bidang permukaan kayu yang nyata -
nyata harus dicat seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Memolitur dan menteak oil semua bidang permukaan kayu seperti panil daun
pintu dan lain - lain seperti tertera dalam gambar.
d. Memeni dengan kayu untuk semua bidang yang akan dicat kayu termasuk bidang
sambungan dan potongan kayu. memeni besi untuk semua bidang yang akan
dicat besi, termasuk beugel, angker, bout dan sebagainya serta memeni semua
bidang kayu dan besi yang tertanam dalam tembok.
e. Mencat semua bidang plafon dengan cat tembok.

L.3. Syarat - syarat Pelaksanaan :


a. Cat Tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
dengan memakai kain dibasahi air, setelah kering, didempul pada tempat yang
bergelombang sehingga permukaannya rata dan licin, kemudian dicat paling
sedikit dua kali dengan roller 20 cm sampai baik, atau dengan cara yang telah
ditentukan pabrik.
b. Cat Kayu.
Menggunakan cara seperti petunjuk pabriknya atau sebelum pekerjaan cat
dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas amplas sampai halus,
didempul pada tempat yang bergelombang, selanjutnya diplamur hingga
permukaannya menjadi rata / licin, kemudian dicat minimum 2 kali sapuan.
Pengecatan dilakukan pada tempat yang bebas dari panas matahari secara
langsung.
c. Cat besi.
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi setelah terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel, pengecatan minimum dua kali
sapuan. Pengecatan dilakukan diluar ketika keadaan mendung dan hujan tidak
diperkenankan.
d. Cat Meni Kayu.
Bidang kayu yang akan dimeni harus bersih dan dalam keadaan kering.
Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat - serat kayu yang dicat.
e. Politur, Teakoil, Fernis dan Pinotex.
Semua bidang yang akan dipolitur, diteakoil, difernis dan dipinotex harus digosok
sampai halus dengan batu apung. Untuk pekerjaan politur harus dilakakukan
berkali - kali sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.
f. Rencana Pengecatan.
Rencana pengecatan seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Untuk Pekerjaan : Interior : Exterior :
Plesteran Cat dasar alkali + 2 x cat Cat dasar alkali + 3 x cat
emulsi
Plafon 2 x cat emulsi 2 x cat emulsi
Pintu - pintu dan 2 x teak oil 2 x teak oil
teakwood
tertentu
Pintu - pintu kayu cat dasar pigmen + 2 x cat dasar pigmen + 2 x cat
lain enamel enamel
Lisplank kayu cat dasar pigmen + 2 x cat dasar pigmen + 2 x cat
enamel enamel

M. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

M.1. Persyaratan Bahan :


a. Kunci tanam merk Royal dengan assesorisnya dipasang pada semua pintu, dengan
sistem penguncian dua slaag ( 2 x putar ).
b. Engsel yang digunakan adalah engsel besar dari bahan tembaga atau engsel nylon.
c. Grendel tanam menggunakan mutu yang baik , ukuran panjang kurang lebih 20
cm untuk pintu, dan 10 cm untuk jendela.
d. Grendel kosong/ isi buatan dalam negeri.
e. Hak/ kait angin buatan dalam negeri.
f. Besi neut dan angker dari besi beton diameter 9 mm.
g. Untuk alat - alat gantung dan kunci khusus, kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh terlebih dahulu guna mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

M.2. Macam Pekerjaan.


a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu sesuai rencana pada
gambar.
b. Pada setiap pintu hall dipasang kunci khusus sesuai petunjuk Direksi.
c. Memasang 3 buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 buah engsel pada setiap
daun jendela.
d. Memasang grendel pada daun pintu km / wc.
e. Memasang hak / kait angin pada jendela panil kaca / jungkit dan pada pintu
dobel.

M.3. Syarat - syarat Pelaksanaan :


a. Semua pemasangan harus rapih sehingga pintu dan jendela dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah, lancar dan ringan.
b. Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua kunci harus diminyaki agar berfungsi
dengan baik.

N. PEKERJAAN BAHAN PENUTUP ATAP

N.1. Persyaratan Bahan :


a. Bahan.
Bahan penutup atap yang digunakan adalah atap Genteng metal.
b. Macam Pekerjaan.
Pemasangan sempurna penutup atap sesuai ketentuan dari pabriknya, atau harus
dilaksanakan dengan penuh keahlian.
N.2. Syarat - syarat Pelaksanaan.
a. Cara Menyimpan.
~ Sebelum dipasang lembaran Genteng metal dijaga agar tetap kering dengan
meletakannya ditempat terlindung.
~ Jika ditutup dengan lembaran plastik / terpal, pastikan agar terdapat cukup
aliran udara.
~ Penumpukan dilakukan diatas dasar yang rata.
b. Cara Pemasangan.
~ Pemasangan Genteng metal harus sangat berhati – hati dan teliti, pemasangan
dari bawah keatas dan pemotongan pada sudut nok harus rapih agar tidak
terjadi cipratan air hujan.

N.3. Rangka kap yang dipakai adalah dengan baja ringan bahan metal tebal 1 mm,
gording bahan metal dan listplank papan kayu besi 2/25 cm.

N.4. Tidak dibenarkan Pekerjaan dilaksanakan tanpa ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Setiap jenis pekerjaan yang akan dikerjakan harus
mengetahui Pemberi Tugas dan Pengawas lapangan.

O. PEKERJAAN PLAFON

O.1. Persyaratan Bahan :


a. T r i p l e k s.
Tripleks yang dipakai adalah produksi dalam negeri yang bermutu baik dan
telah disetujui oleh pengawas dengan ukuran yang digunakan adalah 60 x 120
cm dengan ketebalan 4 mm.
b. Teakwood.
Teakwood yang dipakai adalah produksi dalam negeri yang bermutu baik dan
telah disetujui oleh pengawas dengan ukuran yang digunakan adalah 60 x 120
cm atau sesuai dengan petunjuk gambar rencana dengan ketebalan 4 mm.

O.2. Macam Pekerjaan.


a. Memasang plafon tripleks dan teakwaood pada bagian ruang - ruang yang
dinyatakan dalam gambar rencana.
b. Memasang kerangka plafon dengan menggunakan rangka kayu kelas II
dimensinya sesuai ukuran dalam gambar sehingga membentuk bidang - bidang
yang datar.

O.3. Syarat - syarat Pelaksanaan :


a. Sebelum lembaran penutup plafon dipasang, kontraktor wajib memeriksa bahan
kerangka kayu untuk bidang plafon tersebut apakah letak, pola dan ukurannya
sudah sesuai petunjuk gambar.
b. Permukaan bawah kerangka plafon harus diserut rata agar lembaran plafon
dapat menempel dengan baik, rata dan tidak bergelombang.
c. Celah / nat antara lembar plafon berupa garis lurus berwarna hitam dengan
lebar 4 mm. Untuk hal tersebut, sebelum plafon dipasang maka permukaan
bawah rangka plafon yang sudah diserut halus, harus dicat hitam terlebih
dahulu minimal 2 kali sapuan.
d. Seluruh struktur kerangka harus mempunyai hubungan yang kuat dan ditahan
dengan baik oleh struktur atap, lantai dan dinding.
e. Plafon harus dilindungi terhadap rayap dengan cara penyemprotan " garam
wolhman" atau dengan cat anti rayap seperti " Pinotex " dan lain - lain.
P. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

P.1. S i s t e m.
a. Sistem instalasi listrik didalam proyek ini secara keseluruhan menggunakan
sumber daya dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan tegangan kerja
220/380 volt, 3 phase, 50 getaran /detik serta cadangan daya ( jika terdapat
gangguan di PLN ) dari Generator Set ( genset ).
b. Pada setiap unit bangunan ditempatkan sub - sub panel tersendiri, dan pada sub
panel tersebut dilakukan pengelompokan dari jenis beban yang berbeda yaitu
antara beban penerangan dan beban stop kontak sehingga diharapkan beban -
beban itu tidak saling mempengaruhi dan lebih mudah maintenancenya.
c. Distribusi untuk kebutuhan seluruh sub panel maupun panel lainnya, dilakukan
melalui suatu " panel utama distribusi" yang terpisah dan ditempatkan pada
ruang kontrol panel tersendiri.

P.2. Lingkup Pekerjaan.


Yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik di proyek ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan penerangan / armeture yang disyaratkan sesuai
gambar rencana dan RKS, termasuk pengamatannya dari titik nyala lampu
sampai dengan panel pembagi.
b. Pengadaan dan pemasangan stop kontak biasa, stop kontak khusus, fan maupun
stop kontak tenaga, termasuk pengamatan dari titik nyala stop kontak sampai
dengan panel - panel pembagi.
c. Pengadaan dan pemasangan " panel utama distribusi" maupun panel - panel
pembagi beserta perlengkapan pendukungnya.
d. Pengadaan dan pemasangan kabel - kabel feeder ( toovoer ) dari gardu / kios
travo ke panel utama distribusi, maupun dari panel utama distribusi ke panel -
panel pembagi dan unit peralatan utama yang ada beserta perlengkapan
pendukungnya.
e. Pengadaan dan pemasangan rak kabel ( cable tray ) yang diperlukan, beserta
perlengkapan pendukungnya.
f. Pelaksanaan pekerjaan finishing akibat adanya pekerjaan instalasi listrik.
g. Melakukan pengurusan permohonan penyambungan daya yang diperlukan
untuk system instalasi yang terpasang.
h. Melakukan pengujian untuk semua instalasi listrik yang terpasang sesuai yang
diisyaratkan.
i. Menyerahkan surat jaminan instalatur yang telah disyahkan oleh instansi yang
berwenang.
j. Melakukan pendidkan bagi operator dari pemberi tugas, mengenai sistem
instalasi listrik yang terpasang.
k. Menyerahkan gambar pelaksanaan pekerjaan ( as built drawing ) rangkap 4
yang diserahkan menjelang penyerahan pertama.
l. Melakukan " masa pemeliharaan " dan jaminan dari instalasi yang terpasang.

P.3. Persyaratan Teknis.


a. Sistem Illuminasi.
Secara umum sistem illuminasi meliputi lampu - lampu, assesoris, peralatan
serta benda yang diperlukan untuk operasi lengkap dan sempurna dari semua
peralatan / fixture. sistem ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dan
ditunjuk dalam gambar rencana.
~ Kwalitas dan Pengerjaan :
.. Semua material dan assesoris bermutu baik.
.. Disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
.. Menghasilkan fixture penerangan dari peralatan penerangan klas utama
yang setara dengan standar utama.
.. Pengerjaannya harus kelas satu.
.. Fixture harus sesuai dengan gambar spesifikasi.
~ Material :
.. Harus dari bahan yang tidak mudah menyala atau terbakar.

b. Fixture / Armature.
~ Lampu yang dipakai terdiri dari jenis sebagai berikut :
- Lampu philips SL. 18 watt; dan Lampu Philips SL.14watt.
- Fitting lampu dengan nominal voltage 250 - 300 volt, kwalitas Philips
Holland.
- Ballast dengan power faktor minimal 0,5 yang harus diperbaiki dengan
kondensator. Body armature terbuat dari plat baja dengan ketebalan 0,7
mm dan dicat bakar sebagai finishing Sebelumnya harus dicat anti karat,
pembuatan reflektor harus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
efek bayangan atau " glare " pada bidang kerja. Pengerjaan atas body
armature adalah lokal dengan kwalitas artolite.
c. Pemasangan Lampu / Armature.
~ Semua fixture / armature dan perlengkapannya harus dipasang oleh tenaga
berpengalaman, dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
~ Untuk pemasangan harus disediakan "strap support" penggantung serta
bahan lain yang diperlukan untuk suatu pemasangan yang rapih dan baik.
~ Setelah fixture penerangan selesai dipasang, harus berfungsi dengan
sempurna dan bebas dari cacat / kekurangan.
~ Pada pemeriksaan terakhir, semua fixture dan perlengkapannya harus
menyala lengkap, kecuali dipersyaratkan lain.
d. Stop Kontak dan Saklar.
~ Tipenya adalah inbow atau out bow, pada tempat yang tidak dimungkinkan
dipasang cara inbow. Rated current minimal dari peralatan ini adalah 10 A
/250 volt, dengan kwalitas MK England.
~ Untuk pemakaian titik nyala stop kontak exhfan atau stop kontak khusus,
harus dari tipe yang dilengkapi dengan on / off swich, fush dan lampu
indikator.
~ Setiap pengadaan dan pemasangan stop kontak, harus sudah dilengkapi
stekker yang sesuai dengan tipe stop kontak yang digunakan.
e. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar.
~ Stop kontak dan saklar dipasang rata dengan tepi muka kotak atau plester
penutup dan rata dengan finishing dinding atau garis plafon dan jika
dipasang pada dinding / plafon dari konstruksi yang tidak dapat terbakar,
maka pemasangannya tidak lebih dari 0,63 mm ( 1/2" ) dibelakangnya,
kecuali dipersyaratkan.
~ Tinggi pemasangan diartikan dengan tinggi permukaan lantai sampai pusat
horizontal dari plat penutup. Tinggi pemasangan tidak disyaratkan jika
ketinggiannya mengganggu sistem mekanikal, struktur atau arsitektur atau
menyebabkan plat penutup membentang dinding yang mempunyai bahan
atau finishing berbeda. Untuk itu maka kotak out let harus digeser ke arah
horizontal sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan.
~ Jika pemasangan tidak tercatat atau dipersyaratkan, tinggi pemasangan
kontak saklar dinding harus 145 cm dan kotak stop kontaknya minimum 95
cm dari permukaan lantai atau sesuai kebutuhan. Jika ada lebih dari 5 saklar
atau stop kontak, penempatannya ditunjuk pada tempat yang sama, maka 2
deret kotak- kotak yang tunggal, ganda atau multi gang, sesuai dengan
kebutuhannya harus dipasang satu diatas lainnya dengan titik tengah
deretan tersebut harus berada 145 cm diatas permukaan lantai.
~ Kotak kontak dekat pintu atau jendela, harus dipasang dekat kosen pinggir,
pada sisi kunci.
f. Kabinet Panel Utama dan Panel - panel Pembagi.
~ Kabinet panel utama harus terbuat dari baja dan mempunyai ukuran yang
proporsional diperbesar menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan
ukuran pada kabel yang dipakai terlampau sesak. Pada setiap kabinet harus
ada cara - cara memasang, mendukung dan menyetel.
~ Ketebalan kabinet untuk " panel utama distribusi" ( MDB ), minimal 2 mm.
sedangkan untuk panel - panel pembagi, ketebalan minimalnya 1,6 mm.
~ Semua kabinet panel harus dicat anti karat dan finishingnya cat bakar ( duko
) minimum 2 kali. warna cat finishing, ditentukan kemudian oleh Direksi.
~ Tinggi pemasangan untuk kabinet panel penerangan / stop kontak harus 2
meter diatas permukaan lantai dan dasarnya minimum 45 cm diatas
permukaan lantai untuk kabinet panel utama.
~ Setiap rangka / frame kabinet harus dilengkapi dengan "cath and flat key
lock" dengan masing - masing anak kunci, serta dilengkapi "bracket" agar
tidak mudah terbuka apabila panel ini tidak terkunci.
g. Panel Utama Distribusi ( Switch Board ).
~ Secara umum swich board terbuat dari plat baja / logam ( metal cladlucase )
dan dicat. Konstruksi harus dari rangka baja, diperkuat dan dilas menjadi
struktur yang kakuh, tidak rusak pemasangan akibat tegangan - tegangan
lebih. Bagian rangka atas harus ditutup, sisi belakang dapat dilepas dan
dapat dicapai baik dari depan maupun dari belakang.
~ Semua indikator, meter control dan sebagainya, ditempatkan dan
dikelompokan pada tutup depan yang berengsel. Engsel harus terpasang
tersembunyi dan tutup sisi depan dilengkapi dengan kunci.
~ Semua sumber yang diperlukan untuk circuit control, instrumen dan lain -
lain, harus cukup lover untuk ventilasi guna membatasi dari kenaikan suhu
dari peralatan yang mengandung arus sesuai syarat dalam standard VDE
bagi peralatan ditempat tertutup ( in door ). Pada bagian belakang yang
dapat dilepas, harus mempunyai konstruksi skrup atau baut.
~ Neutral bar " harus diisolasi terhadap kabinet dan dipasang pada ujung -
ujung yang berlawanan dengan "mains" serta mempunyai terminal yang
diberi nomor selaku tempat mencatat cadangan/spare pada gambar
perencanaan. Penghubung yang memerlukan mouting dll, harus diadakan
untuk kemungkinan pemasukan komponen lain dikemudian hari. disamping
"phase bar" dan neutral bar harus disediakan pula " grounding bar " yang
telanjang tak terisolasi, yang dipasang pada kabinet.
h. Kabel dan Kawat.
~ Kabel dan kawat meliputi tegangan rendah, control accessories, peralatan
dan barang lain yang diperlukan untuk melengkapi sistem. kabel dan kawat
tegangan rendah 600 volt atau lebih kecil, kecuali dipersyaratkan lain, harus
dari tipe : NYY, NYA dan NYFGBY yang sesuai dengan SPLN serta melalui
suatu pengujian.
~ Kawat berpenampang lebih dari 10 mm2 harus multi stranded dan tidak
boleh ada kawat yang lebih kecil dari 2,5 mm2. kecuali untuk sambungan
antar lampu satu saklar dan kawat untuk pemakaian "remote control" yang
kurang dari 30 meter panjangnya.
i. Pemasangan dan Penyambungan Kabel.
~ Semua kabel penerangan dan stop kontak, harus terpasang dalam conduit
union 3/4" dan dipasang dengan klem, diberi penguat/ pendukung sesuai
dengan keperluan dimaksud.
~ Semua kabel yang terpasang lurus atau sejajar, hanya boleh mempunyai jari -
jari lengkung minimal 15 x diameter kabel.
~ Pemborong harus menyediakan built insert, sleeve dan lain - lain peralatan
tambahan yang dibutuhkan, yang harus dipendam didalam tembok/ beton
atau pekerjaan pemasangan kabel ditempat lain yang tertentu.
~ Pemasangan kabel yang menyeberangi selokan, jalan atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis atau pipa beton yang dilapisi
dengan pipa PVC tipe AW didalamnya, dengan penampang minimal 2,5 x
penampang kabel.
~ Pemasangan kabel didalam tanah, harus minimal sedalam 75 cm dengan
ketebalan pasir pengalas 10 cm, kemudian diurug lagi dengan pasir setebal
15 cm, baru ditutup pelindungsebelum diurug kembali.
~ Pada rute kabel untuk setiap 25 m dan setiap belokan, harus diberi tanda
galian kabel dengan arah tanah kabel.
~ Pada prinsipnya setiap penarikan kabel toever / feeder yang berada dalam
bangunan didalam tanah, tidak dibenarkan adanya sambungan.
~ Penarikan kabel yang menuju panel - panel hendaknya disetiap ujung kabel
dekat panel, diberi sling dengan panjang +2 m.
~ Dalam menyambung / menghubungkan kabel pada minal busbar dari panel,
harus digunakan sepatu / kabel schoen. pemasangan sepatu kabel pada
kabelnya harus menggunakan timah patri. Untuk ukuran - ukuran kecil
dapat dilakukan dengan press tangan atau hydrolis.
j. Pentanahan / Grounding.
~ Seluruh peralatan/ asesoris listrik yang menggunakan atau terbuat dari metal
seperti panel armature, harus mempunyai hubungan kawat / kabel ketanah
guna menyalurkan kemungkinan timbulnya arus lebih akibat kebocoran /
short circuit.
~ Sistem pentanahan dari kabel - kabel dapat digunakan kawat BBC atau single
- core kabel NYA yang memiliki penampang setingkat lebih kecil dari pada
penampang kabel toevoernya.
~ Untuk " grounding rod " dapat digunakan tembaga atau tembaga batangan
dengan diameter tidak kurang dari 2 cm dan panjang 6 m terpasang vertikal
lurus kebawah dan mempunyai tahanan tanah minimal.

Q. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING DAN SANITASI

Q.1. S i s t e m.
Pada dasarnya pemborong diwajibkan mengikuti sistem plumbing yang ditetapkan
dalam gambar rencana dan buku spesifikasi. jika terdapat ketidak sesuaian
dilapangan, pemborong diwajibkan memintah penjelasannya kepada pengawas
lapangan.

a. Air Bersih.
Kebutuhan air bersih untuk seluruh bangunan ini diambil dari jaringan air
bersih yang ada dari PDAM, atau " jet pump " yang terletak dihalaman seperti
tertera pada gambar rencana ( site plan ) dan ditampung pada reservoir bawah
selanjutnya dipompakan kereservoir atas yang berfungsi sebagai penyimpan
kebutuhan air bersih tiap bangunan. dari reservoir atas, air bersih ini
didistribusikan kefictures tiap bangunan secara grafitasi. air dari overflow dan
dari pengurasan.
b. Sanitasi.
Untuk menampung seluruh air buangan / bekas dari tiap bangunan serta
limpahan air hujan, dibuatkan saluran drainase selanjutnya dialirkan kesaluran
drainase kompleks.
c. Air Buangan dan Kotoran.
Untuk seluruh bangunan, digunakan sistem sebagai berikut :
~ Air kotoran dan wc/ urinoir, dialirkan ke septick tank dan bidang resapan.

Q.2. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan material dan peralatan serta
pemasangan dilapangan sampai seluruh sistem berjalan dengan lancar, sesuai
tujuan perencanaan yang meliputi :
a. Penyediaan dan pemasangan pipa hingga mengeluarkan air dengan debit yang
sesuai spesifikasi.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa galvanis dari jet pump ke reservoir bawah dan
dari reservoir bawah ke reservoir atas, lengkap dengan peralatannya.
c. Pengadaan dan pemasangan pipa air bersih dari reservoir atas sampai ketiap
fictures masing – masing bangunan, lengkap dengan peralatannya dan sesuai
gambar rencana.
d. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan / kotor untuk seluruh bangunan,
dari pipa jenis PVC sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknik.
e. Pembuatan septick tank beserta bidang resapannya lengkap dengan manhole
dan bak kontrol, sesuai gambar rencana serta spesifikasi teknik untuk tiap
bangunan. Menguji seluruh bangunan perpipaan sesuai persyaratan dalam
spesifikasi teknik.
f. Mengadakan pemeliharaan / service selama masa pemeliharaan.
g. Membuat gambar seluruh instalasi yang terpasang dan menyerahkan kepada
pemberi tugas, dan pengawas lapangan masing - masing sebanyak 4 rangkap.

Q.3. B a h a n.
a. Pipa Air bersih.
➢ Untuk seluruh suplai air bersih, baik dari jet pump sampai ke reservoir
bawah / atas maupun dari reservoir atas sampai ke ficture unit, terbuat dari
" gslvanized iron pipe" ( GIP ) medium class sesuai persyaratan BS 1387 /
1967 atau standard lain yang telah disetujui pemberi tugas.
➢ Permukaan pipa yang digalvanized harus jernih dan kelihatan mengkilap
seperti kristal. pipa yang cacat akan ditolak.
➢ Fitting atau assesoris pipa yang digunakan, jenisnya harus sama pula dengan
pipa yang dipakai.
➢ Katup penutup / gate valve, terbuat dari bahan perunggu yang mempunyai
seri 150.
➢ Sambungan pipa menggunakan sambungan ulir/ screwed.
penyambungannya terlebih red lead cement" dengan memakai pita ( tape )
khusus. pada tempat - tempat khusus, digunakan sambungan flanged yang
menyambungkannya harus dilengkapi ring type gasked agar sambungannya
lebih terjamin.
➢ Tikungan/belokan vertikal dan horizontal faupo elbow atau bend,
dikerjakan sedemikian rupa hingga sudut sambungan antara dua pipa tidak
boleh lebih besar dari pada sudut yang paling kecil.
➢ Semua ujung terakhir dan tidak dilanjutkan lagi, harus ditutup dengan dop
/ plug atau blank flanges.
➢ Semua pipa yang tampak maupun yang ditanam, diharuskan diberi lapisan
pelindung dengan lead meni ( untuk yang ditanah, dapat pula dilindungi
dengan lapisan aspal ). Sebelum pipa disambungkan ke ficture, harus diuji
dahulu ( test ficture ) dari kebocoran.
➢ Pada prinsipnya pengujian dilakukan secara bagian per bagian dan panjang
pipa maksimum 100 meter.
➢ Biaya pengujian dan alat - alat uji yang diperlukan maupun biaya
perbaikannya, menjadi tanggungan pemborong.

b. Saluran Air diluar Bangunan, Air Kotoran dan Buangan.


➢ Pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan untuk :
- Pembuatan saluran drainase luar guna menampung air buangan tiap
gedung/ bangunan. Bahan yang dipakai untuk saluran sesuai gambar
rencana. jalur pembuangannya sesuai dengan gambar.
- Penggalian tanah untuk saluran drainase, pemasangan pipa dan
perlengkapannya, harus diikuti pula dengan penimbunan/ pengurugan
kembali dengan segera, sesuai cara yang disebut dalam pasal berikut
ini.Penggalian tanah guna pembuatan reservoir untuk hydrant.
➢ Pekerjaan Urugan Tanah.
- Harus sesuai dengan syarat - syarat pekerjaan urugan tanah.
- Urugan tanah untuk pemasangan pipa baru dilaksanakan setelah urugan
pasir ke sekeliling pipa yang dipasang telah selesai dikerjakan. sebelum
dilaksnakan, harus dimintakan persetujuannya dari Direksi.
➢ Pekerjaan Urugan Pasir.
- Pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir pasangan khusus dan
memenuhi syarat teknis yang diminta.
- Urugan pasir sekeliling pipa harus 10 cm, kecuali pipa yang memotong
jalan harus diurug penuh dengan pasir dan diatasnya dipasang kembali
pondasi jalan yang kena galian pipa.
➢ Instalasi Air Bekas/ Kotor dalam Bangunan.
- Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air kotor adalah PVC class
D memenuhi syarat.
➢ Fitting/ Asessoris Pipa.
Fitting/ asessoris pipa harus dibuat dari bahan yang sama dan satu pabrik.
- Untuk sambungan pipa dari GIP digunakan sambungan ulir/ screwed.
- Untuk pipa PVC dilakukan bagi yang berdiameter 2" keatas, digunakan "
rubber ring joint" sedangkan yang dibawah diameter 2 " digunakan "
solvent cement".
- Semua pekerjaan pemasangan pipa harus sesuai dengan ketentuan
berikut ini :
o Penanaman pipa dalam tembok harus tersembunyi sesuai dengan
point sebelumnya.
o Pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
yang keluar dari pipa dan tidak ada rongga udara. letaknya harus
lurus, untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan sampai 2 %
minimal.
o Setiap perubahan arah dibuat dengan tanda ( Y ) atau ( T ) pada
sanitair yang dilengkapi dengan lubang pembersih ( clean out ).
kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana.
o Untuk menghindarkan udara yang kurang sedap dalam ruangan
perlu adanya neut (pelepas udara) yang dipasang pada pipa
pembuangan air kotoran dan pada tempat - tempat lain yang
dianggap perlu. diujung pipa induk air kotor dalam shaft digabung
menjadi satu neut menuju atap dengan diameter 4".
o Ujung - ujung pipa dan lubang - lubang harus segera ditutup selama
pemasangan guna mencegah adanya kotoran kedalam pipa
pasangan.
o Pengujian pekerjaan instalasi diuraikan dalam pasal berikut dan ini
perlu dilaksanakan sebelum pekerjaan finishing dilakukan.
o Pengujian dari seluruh sistem perpipaan air kotor / bekas ini
dilakukan setelah selesai pemasangan dengan cara - cara yang
memebuhi persyaratan pengujian dan disaksikan oleh Direksi /
Pembari tugas. Biaya pengujian dan peralatan uji, menjadi tanggung
jawab kontraktor.

- Septicktank dan Bidang Resapan.


o Terbuat dari beton bertulang yang kedap air sesuai gambar rencana.
Septicktank ini terbuat dari 2 kompartemen yaitu :
~ Bagian pengendapan.
~ Bagian pengumpul lumpur/ sirat.
o Pipa septicktank ini dilengkapi dengan pipa inlet dan out let serta
pipa udara ( vent ).
o Manhole / lubang pemeriksa juga merupakan salah satu
perlengkapan yang ditutup dari plat beton bertulang.
o Jumlah septicktank adalah sesuai dengan gambar rencana.
o Air buangan dari septicktank dibuang ke bidang resapan dengan
melalui bak kontrol.
o Pipa bidang resapan menggunakan pipa PVC berlobang dengan
diameter 4".
o Pipa PVC dalam bidang resapan dikelilingi dengan batu kerikil.
o Untuk bgidang resapan dibuat lapisan tertentu antara lain :
~ Tanah urugan.
~ Lapisan ijuk.
~ Lapisan kerikil.
~ Lapisan batu kali / gunung.
~ terakhir lapisan pasir.
o Pelaksanaan dari pembuatan bed ini harus disesuaikan dengan
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
o Posisi ukuran bidang resapan disesuaikan kondisi permukaan air
setempat.

Q.4. Persyaratan Pemasangan.


a. Diameter yang dimaksud adalah diameter yang sesuai dengan gambar rencana.
b. Jenis bahan pipa yang dipakai adalah GIP dan PVC yang sesuai standart masing
- masing atau setara yang disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
c. Alat penyambung ( fitting dll ) harus menggunakan bahan yang sama dengan
pipanya. Penyambungan harus dilakukan dengan ulir yang dikedap air jika
diperlukan. sebelum penyambungan dilakukan, ulir harus dilapisi dengan red
lead cement dan memakai pintalan benang atau pita yang khusus untuk
penyambungan ini.
d. Pemasangan pipa pada dinding diusahakan agar tidak terlihat dari luar/
ditanam dalam tembok.
e. Semua pipa dan perlengkapannya, sesudah dipasang harus diuji dengan
tekanan hidrostatik sebesar 12 gk / cm2 selama 30 menit. selama pengujian
berlangsung, jarum manometer tidak diperbolehkan turun.
f. Semua peralatan penguji dan biaya pengujian ditanggung pemborong.

R. PEKERJAAN SANITAIR

R.1. Persyaratan Bahan :


a. Alat perlengkapan sanitair dan asessorinya adalah produksi dalam negeri,
warna standar sebagai berikut :
- Kloset jongkok / duduk sesuai dengan gambar rencana.
b. Bak cuci / mandi dari bahan kedap air dilapisi keramik sesuai gambar rencana.
c. Floor drain almunium.
d. Kran air ditentukan oleh pemberi tugas/ Direksi.

R.2. Macam Pekerjaan.


a. Memasang alat perlengkapan sanitair pada dinding atau lantai.
b. Memasang pipa - pipa penghubung antara alat - alat sanitair dan pipa maupun
pembuangan ( kotoran, air kotor / bekas ).
c. Membuat bak - bak cuci dilapisi keramik dengan ukuran 10 / 20 cm atau
sesuai gambar rencana dilengkapi pipa air bersih, kran dan pipa pembuangan /
penguras.

R.3. Syarat - syarat Pelaksanaan.


a. Alat - alat sanitair haurs dipasang dalam keadaan kokoh / rapih pada dinding /
lantai sesuai gambar dan tidak terjadi kerusakan pada alat - alat tersebut akibat
pemasangan Pemasangannya menggunakan skrup kuningan, dipasang dilos -
los dudukannya pada dinding / lantai tersebut.
b. Penyambungan pipa pada alat - alat sanitair tidak boleh bocor dan harus
dilengkapi dengan packing karet.
c. Untuk membuat alat - alat saniter lainnya seperti bak air, bak cuci harus
mengikuti ketentuan - ketentuan teknis di bab - bab lain yang nyata - nyata
berkaitan selain petunjuk pada gambar rencana.

S. PEKERJAAN PEMBERSIHAN HALAMAN/ FINISHING

S.1. Pekerjaan pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai bagian dari pekerjaan
sampai masa pemeliharaan berakhir, dan pelaksanaannya mengikuti petunjuk
Direksi / Pengawas Lapangan.

Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya akan tetapi menyangkut pekerjaan ini, maka pemborong
wajib menyelesaikannya sesuai petunjuk Direksi.

Anda mungkin juga menyukai