Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

N DENGAN DIAGNOSA MEDIS


SOLUSIO PLASENTA DI RUANG VK UPT PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh :
SEPTYA FLORENSA
(2017.C.09a.0910)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh:


Nama : Septya Florensa
NIM : 2017.C.09a.0910
Program studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis Solusio Plasenta
Di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Tugas Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Isna Wiranti, S.Kep., Ners

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan
di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan III (PPK III) pada Program Studi S-1 Keperawatan. Selain itu,
Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun
kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang materi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan Keperawatan
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian Asuhan
Keperawatan ini.
4. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis menyelesaikan
Laporan Asuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan dimasa
yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
Palangka Raya, Juni 2020

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi
serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai
pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin
dari rahim (Rohani, 2011).
Solusio Plasenta atau pelepasan prematur plasenta, ablasio plasenta, atau
perdarahan aksidental didefinisikan sebagai pelepasan plasenta dari tempat implantasi
normal sebelum kelahiran janin.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 angka kematian ibu
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 359/100.000 kelahiran
(Kemenkes RI, 2014). Penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia sejak tahun 2010
sampai dengan tahun 2013 adalah perdarahan dan keguguran. Berdasarkan data dari
Direktorat Kesehatan Ibu, perdarahan menduduki posisi pertama penyebab kematian
ibu yaitu pada tahun 2010 dari 5 (perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, abortus
dan lain-lain).
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta
previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui
vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung
internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang
membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali
perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah
mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Yang paling utama dalam asuhan keperawatan pada periode pascapartum dini
ialah membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
Pendekatan perawatan ibu pasca melahirkan telah berubah dari model perawatan
orang sakit menjadi suatu perawatan yang berorientasi pada kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka diperoleh
rumusan masalah “Asuhan Keperawatan Pada Ny. N dengan Solusio Plasenta Di
Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya ?’’.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran asuhan
keperawatan dengan solusio plasenta.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan tentang konsep dasar teori solusio plasenta.
b. Menggambarkan pengkajian keperawatan maternitas pada Ny.N dengan
Solusio Plasenta.
c. Menggambarkan diagnosa keperawatan maternitas pada Ny.N dengan
Solusio Plasenta.
d. Menggambarkan rencana keperawatan maternitas pada Ny.N dengan
Solusio Plasenta.
e. Menggambarkan tindakan keperawatan maternitas pada Ny. N dengan
Solusio Plasenta.
f. Menggambarkan evaluasi keperawatan maternitas pada Ny. N dengan
Solusio Plasenta.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Teoritis
Menambah pengentahuan dan keterampilan bagi mahasiswa dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Solusio Plasenta
1.4.2 Praktis
1. Ilmu Pengetahuan
Mengembangkan ilmu pengetahuan terbaru khususnya dalam bidang
keperawatan serta dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua mahasiswa tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan Solusio Plasenta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Solusio Plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri yang terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. (Rukiyah &
Yulianti, 2014).
Solusio Plasenta ialah terlepasnya Plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin keluar. (F.Gary Cunningham,2012).
Solusio Plasenta merupakan terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri yang terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. (Rukiyah &
Yulianti, 2010).
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh
janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup
tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta terbentuk pada kira-kira
minggu ke-8 kehamilan berasal dari bagian konseptus yang menempel pada
endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin lahir. Fungsi
plasenta sendiri sangat banyak, yaitu sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan
bahan nutrisi untuk tumbuh kembangnya janin, sebagai alat respirasi, sebagai alat
sekresi hasil metabolisme, sebagai barrier, sebagai sumber hormonal kehamilan.
Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikroorganisme
penyakit mencapai fetus. Kebanyakan obat-obatan juga dapat menembus plasenta
seperti morfin, barbiturat dan anestesi umum yang diberikan kepada seorang ibu
sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir.
Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya, berbentuk bundar
atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm.
Beratnya rata-rata 500 gram. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang
dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena
permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak tempat untuk
melakukan implantasi. Permukaan fetal ialah yang menghadap ke janin, warnanya
keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-
pembuluh darah. Permukaan maternal yang menghadap dinding rahim, berwarna
merah dan terbagi-bagi oleh celah-celah/sekat-sekat yang berasal dari jaringan ibu.
Oleh sekat ini, plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon. Pada penampang sebuah
plasenta,yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk
oleh jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut piring penutup
(membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin,
chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari jaringan ibu disebut piring desidua atau
piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan sebagian dari desidua spongiosa,
yang kelak ikut lepas dengan plasenta. Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin
tumbuh dengan baik.
Salah satu fungsi plasenta adalah untuk perfusi dan transfer nutrisi, yaitu
sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh dan
berkembangnya janin di dalam rahim, berupa penyaluran zat asam, asam amino,
vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan karbondioksida dan sampah
metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
2.1.3 Etiologi
Solusio Plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa
keadaan tertentu dapat menyertai seperti: umur ibu yang tua (>35 tahun), karena
kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas; penyakit hipertensi menahun, karena
peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada; trauma
abdomen, seperti terjatuh telengkup, tendangan anak yang sedang digendong. Karena
pengecilan yang tiba-tiba pada hidramnion dan gamelli; tali pusat yang pendek,
karena pergerakan janin yang banyak atau bebas; setelah versi luar sehingga
terlepasnya plasenta karena tarikan tali pusat (Rukiyah & Yulianti, 2010).

2.1.4 Klasifikasi
1. Solusio plasenta ringan
a. Terlepasnya plasenta kurang dasri 1/4 bagian.
b. Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan.
c. Keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan.
d. Persalinan berjalan dengan lancer pervaginam.
2. Solusio plasenta sedang
a. Terlepasnya plasenta lebih dari 1/4 tetapi belum mencapai 2/3 bagian.
b. Dapat menimbulkan gejala klinik :
- Perdarahan dengan rasa sakit.
- Perut terasa tegang.
- Gerak janin kurang.
- Palpasi bagian janin sulit diraba.
- Auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang.
- Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol.
- Dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
3. Solusio plasenta berat
a. Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian.
b. Terjadi perdarahan disertai rasa nyeri.
c. Penyulit pada ibu.
2.1.5 Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya
terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak
jaringan plasenta, perdarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu, dan
tanda serta gejala pun tidak jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir, yang
pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan
darah yang berwarna kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang
telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi
menghentikan perdarahannya. Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah
besar, sehingga sebagian akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari
vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau
mengadakan ekstravasasi di antara serabut-serabut otot-otot uterus. Apabila
ekstravasasinya berlangsung hebat, maka seluruh permukaan uterus akan berbercak
biru atau ungu.
Hal ini dsebut uterus couvelaire (perut terasa sangat tegang dan nyeri)
akibatnya kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter, maka
banyak trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi
pembekuan intravaskuler di mana-mana, yang akan menghabiskan sebagian besar
fibrinogen. Dan terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan
darah tidak hanya di uterus, akan tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya.
WOC SOLUSIO PLASENTA Faktor imunologi serta penyakit lainnya seperti Hipertensi, infeksi, dan pendarahan

Terjadi peningkatan tekanan darah

Peredaran darah terganggu

Suplay darah ke janin tidak ada

Terjadinya pendarahan

Solusio
Plasenta

B1 (Breathing) B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone)

Terjadi gangguan Terjadinya pendarahan Perubahan fisiologis : Perubahan Masuknya nutrisi Otot uterus menegang
Suplai O2 ke janin Pembesaran uterus fisiologis :
Pembesaran uterus
Darah masuk ke selapuyt Nutrisi tidak dapat diabsorpsi
Otot tidak mampu berkontraksi
Ketidakseimbangan ketuban
Menekan vesika
suplai O2 dan CO2 Menekan vesika
urinaria Perubahan
Darah keluar melalui vagina urinaria hormonal&metabolisme
Produksi energi di sel-sel
Terjadinya edema paru
reseptor nyeri otot berkurang
MK: Resiko pendarahan Ginjal merespon untuk Mual, muntah, kembung,
Dispnea sekresi anoreksia
MK: kelemahan
1. Nyeri akut
Oliguria
Asupan nutrisi tidak
MK: Gangguan Pola
adekuat
Napas MK:
MK: Risiko
1. Intoleransi aktivitas
Ketidakseimbangan Elektrolit MK: Defisit nutrisi
2.1.6 Manisfestasi Klinis
Tanda dan gejalanya bervariasi sesuai derajat pemisahan. Pada derajat rendah,
frekuensi denyut jantung janin masih normal. Peningkatan derajat pemisahan akan
menurunkan frekuensi denyut jantung janin. Pergerakan janin juga akan menurun
atau hilang sama seklai selama 12 jam, sebelum tanda dan gejala abrupsio muncul.
Pada beberapa wanita, pergerakan janin justru meningkat pada abrupsio yang luas
dan perdarahan yang hebat. Apabila seksio sesaria dapat dilakukan dengan segera,
kemungkinan bayi dapat hidup. Apabila sebaliknya, maka gerakan janin akan
terhenti.
Gejela dan tanda abrupsio yang lain adalah pembesaran uterine (hanya terjadi
pada perdarahan tersembunyi) dan syok. Tingkat keparahan syok bergantung pada
keparahan abrupsio. Jangan sekali-kali berpikir bahwa jumlah kehilangan darah pada
ibu dari yang terlihat saja, sebab ada perdarahan yang tersembunyi. Pembesaran
uterus pada perdarahan yang tersembunyi dapat diketahui dengan menandai tinggi
fundus uteri pada abdomen setiap 15 menit untuk mengetahui peningkatannya.
2.1.7 Komplikasi
1. Komplikasi pada ibu.
Perdarahan yang dapat menimbulkan variasi turunnya tekanan darah sampai
keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai syok,
kesadaran bervariasi dari baik sampai koma.
2. Gangguan pembekuan darah.
Masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah
intravaskuler dan disertai hemolisis, tejadinya penurunan fibrinogen sehingga
hipofibrigen dapat mengganggu pembekuan darah.
3. Oliguria.
Menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan
produksi urin makin berkurang.
4. Perdarahan postpartum
Pada solusio plasenta sedang sampai berat tejadi infiltrasi darah ke otot rahim,
sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia
uteri; kegagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahan
5. Sementara komplikasi yang terjadi pada janin antara lain
Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin, karena perdarahan yang
tertimbun di belakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke arah
janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
tegantung pada seberapa bagian plasenta telah lepas dari implantasinya di
fundus uteri.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
Urin: protein (-) dan reduksi (-); Albumin (+) pada pemeriksaan sedimen
terdapat silider dan leukosit; darah: hemoglobin (Hb) anemia, pemeriksaan
golongan darah, kalau bisa cross match tets.
2. Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plasenta lahir, maka kita harus
memeriksa plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan cekung dibagian
plasenta yang terlepas (kater) dan terdapat koagulan atau darah dibelakang
plasenta yang disebut hematoma retroplasenter.
3. Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG)
Akan dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
1. Observasi ketat 2 jam jika adanya komplikasi perdarahan.
2. Pemberian cairan melalui intravena.
3. Pemberian transfusi darah jika ibu mengalami pendarahan yang hebat.
4. Jika kondisi ibu tidak stabil lakukan sectio caesaria.

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa,
jumlah saudara dan identitas orang tua.
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-tiba di perut untuk
menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam dengan
berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat
kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti tidak bergerak lagi.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi
belakang kaki atau sungsangPemeriksaan fisik:
1) Keadaan umum
1. B1 (Breathing)
Pada inspeksi tidak didapatkan klien batuk, dan tidak ada peningkatan
produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas dan
peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi tidak ada bunyi napas
tambahan seperti mengi pada klien. Pada klien dengan tingkat kesadaran
komposmentis, pengkajian inspeksi pernapasannya tidak ada kelainan.
Palpasi torak didapatkan taktil vremitus seimbang kanan dan kiri.
Auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
2. B2 (Blood)
Pada pengkajian ini tidak didapatkan renjatan (syok hipovolemik).
Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi
hipertensimassif (tekanan darah >200mmHg).
3. B3 (Brain)
Meliputi tingkat kesadaran, keadaan rambut, Kulit lembut, fleksibel,
pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat, warna merah muda atau
kemerahan, mungkin belang-belang menunjukan memar minor (misal:
kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herliquin, petekie pada
kepala/wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan berkenaan
dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis dan mata atau pada nukhal),
atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat
terlihat.
4. B4 (Bladder)
Pasien dapat berkemih dengan normal.
5. B5 (Bowel)
Pengkajian harus meliputi perubahan nutrisi sebelum atau pada masuk
puskesmas yang terpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit
dan sebelum sakit, penurunan turgor kulit baik, kulit kering atau
berkeringat.
6. B6 (Bone)
Ekstremitas dan kulit: Pada keadaan solusio plasenta pasien akan
mengalami kelemahan karna kontraksi uterus.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077 Hal. 172).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (D.0142 Hal. 304).
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian (D.0080 Hal. 180).
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi (D.0111
Hal. 246).
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan Intervensi Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen 1. Identifikasi skala nyeri
pencedera fisik (D.0077 Hal. 172) 2. Berikan teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri
3. Jelaskan penyebab terjadinya nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Resiko infeksi berhubungan dengan 1. Monitor tanda gejala infeksi
trauma jaringan (D.0142 Hal. 304) 2. Berikan perawatan yang terjadinya
infeksi
3. Jelaskan penyebab terjadinya infeksi
4. Kolaborasi dengan tenaga medis
lainnya
Ansietas berhubungan dengan ancaman 1. Monitor tanda-tanda ansietas
terhadap kematian (D.0080 Hal. 180) 2. berikan suasana teraupetik untuk
mengurangi ansietas
3. Anjurkan teknik relaksasi
4. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas
Defisit pengetahuan berhubungan 1. Identifikasi tingkat pengetahuan ibu
dengan Kurang terpapar informasi 2. Berikan materi dan media pendidikan
(D.0111 Hal. 246) kesehatan
3. Anjurkan pasien untuk bertanya
4. Kolaborasi dengan tenaga medis
lainnya

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan dalam tindakan, selama
fase implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari proses keperawatan.
Rangkaian rencana yang telah disusun harus diwujudkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat yang bertugas merawat klien
tersebut atau perawat lain dengan cara didelegasikan pada saat pelaksanaan kegiatan
maka perawat harus menyesuaikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan kondisi
klien maka validasi kembali tentang keadaan klien perlu dilakukan sebelumnya.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses perawatan untuk mengukur
keberhasilan dari rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien  Bila masalah
tidak dipecahkan atau timbul masalah baru, maka perawat harus berusaha untuk
mengurangi atau mengatasi beban masalah dengan meninjau kembali rencana
perawatan dengan menyesuaikan kembali terhadap keadaan masalah yang ada.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2020, pukul 10.00
WIB. Di ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan tehnik
anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku
keperawatan klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
3.1.1 Identitas Klien & Penanggung Jawab
3.1.1.1 Identitas Klien:
Nama Ny. N, tempat/tanggal lahir Palangkaraya, 11 Juli 1994, agama Kristen,
suku bangsa Dayak, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT, golongan darah
B, alamat Jl. Intan 6 No. 21, Diagnosa medis Solusio plasenta tanggal
kunjungan ke Puskesmas 29 Juni 2020, tanggal pengkajian 29 Juni 2020.
3.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab:
Nama Tn. A, umur 27 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Kristen, suku
bangsa Dayak, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan swasta, golongan darah
A: alamat Jl. Intan 6 No. 211, hubungan dengan klien suami.
3.1.2 Status Kesehatan
3.1.2.2 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan perutnya terasa nyeri serta keluar gumpalan darah berwarna
hitam dengan P: Nyeri karna kehamilan, Q: Seperti ditusuk-tusuk, R:
Didaerah perut, S: Skala nyeri 5, T: Nyeri dirasakan saat beraktivitas maupun
istirahat
3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas Pahandut
klien merasakan nyeri pada perut dan keluar gumpalan darah berwarna hitam
sejak pukul 04.30 WIB. Karena nyeri yang dirasa semakin kuat klien pun
meminta keluarga untuk di bawa ke Puskesmas Pahandut. Sampai di
Puskesmas pada tanggal 29 juni 2020 pukul 08.30 wib klien di minta
berbaring untuk dilakukan pemeriksaan TTV, DJJ dan VT. Pada saat
pemeriksaan TTV yaitu TD: 120/70 mmHg, Nadi: 82x/mnt, RR: 21x/mnt, S:
36,6 oC, dan setelah dilakukan VT oleh bidan di dapatkan hasil Ny. N sudah
masuk pembukaan 4 ketuban positif dan terasa ubun-ubun kecil, DJJ:
120x/menit lalu klien diberikan Obat paracetamol dan vitamin B . Lalu klien
diminta dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya.
3.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien tidak mempunyai penyakit seperti Hipertensi dan lain-lainnya.
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit menular seperti HIV, HbsAg, TB Paru, dan lain-lain.
3.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
3.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 12 tahun, Siklus: 28 hari, Lamanya Haid: 5-7 hari, Banyaknya:
3-4 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan,
dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair, Gangguan sewaktu
menstruasi tidak ada, Gejala pre menstruasi keputihan dan nyeri pada
payudara, HPHT: 29 September 2019, Taksiran Persalinan: 29 Juni 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Usia Pernikahan 1,5 tahun, Lamanya Pernikahan 1,5 tahun, Pernikahan Ke-
1.
3. Riwayat Keluarga Berencana:
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil tidak ada, Waktu dan
lamanya penggunaan tidak ada, Apakah ada masalah dengan cara tersebut
tidak ada, Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan
sekarang KB Suntik, Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga
3.
3.1.3.2 Riwayat Obstetri :
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G2 P1 A0
2. Riwayat Kehamilan Sekarang:
Amenorhoe: tidak ada, Keluhan waktu hamil pusing, Gerakan anak
pertama di rasakan 20 mgg, Imunisasi : tidak pernah, Penambahan BB
selama hamil 10 kg, Pemeriksaan kehamilan : teratur, Tempat pemeriksaan
dan hasil pemeriksaan Puskesmas Pahandut dengan hasil baik
3. Riwayat persalinan sekarang:
P: satu A: tidak ada, tanggal melahirkan 2 juni 2020 jam 10.00 WIB,
jenis persalinan normal, lamanya persalinan 1 jam, penyulit persalinan
tidak ada, perdarahan tidak ada, jenis kelamin bayi perempuan, BB 2,8 kg
APGAR score 10 normal.
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
1. Keadaan Umum Suhu 36,6 0C
BB sebelum hamil 52 kg Nadi 82x/menit
Pernafasan 21x/menit
Tekanan Darah 120/70 mmHg
BB 62 kg
Tinggi Badan 155 cm
Kesadaran : Compos Menthis
Turgor kulit : Baik
2. Kepala Warna rambut : Hitam
Oedema : tidak ada
3. Muka Hyperpigmentasi : Tidak ada
Rasa bengkak : tidak ada Cloasma gravidarum : tidak ada
Edema : Tidak ada
Muka tampak simetris
4. Mulut Mukosa mulut & bibir : lembab
Keluhan : Tidak ada Keadaan gigi : Utuh
Fungsi pengecapan : Normal
Keadaan mulut : Bersih
Fungsi menelan : Baik
5. Mata Ukuran Pupil : 4 mm
Keluhan : Tidak ada Konjungtiva : tidak anemis
Sklera: Putih
Fungsi Penglihatan : Baik
6. Hidung Reaksi alergi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Pernah Flu : Pernah
7. Telinga Keadaan : Bersih
Pendengaran: Baik
8. Leher Pembesaran kel. Tyroid : Tidak ada
Pembengkakan : Tidak ada Distensi Vena Jugularis : Tidak ada
Sesak nafas : Tidak ada
9. Daerah dada Batuk : Tidak ada
Jantung dan paru-paru : Sakit dada : Tidak ada
Normal Suara napas : Vesikuler
Bunyi jantung : S1, S2 Tunggal
Bentuk : Simetris
10. Payudara Keadaan puting susu : Menonjol
Hyperpigmentasi aerola : ada
Keadaan/kebersihan : bersih
Cairan yang keluar : ASI (Colostrum)
Tinggi TFU : 2 jari dibawah pusat
11. Abdomen Kontraksi Uterus : Ada
Keluhan: Nyeri pada perut Striae gravidarum : Ada
Bising usus : 12 x/m
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
12. Genitalia Eksterna Refleks patela : tidak dikaji
Varises : tidak ada
13. Anus Oedema : tidak ada
14. Ekstermitas Vulva/vagina :
- Edema/tumor/penyempitan : Tidak
ada
15. Pemeriksaan Dalam Portio :
- Konsistensi : Cair
- Pendataran : 5/5
- Pembukaan : lengkap
- Hodge/bagian terendah : 1
- Selaput Ketuban : Utuh (+)
- Presentasi : Kepala
- Posisi : Presentasi Kepala

3.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


3.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x/ hari, Jenis makanan: lauk, sayur dan nasi, Makanan
pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: baik, Porsi makan: 1 porsi, Minum
(jumlah dan jenis): 2000 cc air putih
3.1.5.2 Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 4 x/hari, Warna: kuning kecoklatan, Bau: khas amoniak,
Masalah / Keluhan: tidak ada masalah
2. Buang Air Besar (BAB):
Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek,
Masalah / Keluhan: tidak ada
3.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-2 jam, malam 7-8
jam, Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada,
Kesulitan dalam tidur: saat adanya nyeri
3.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan: saat mengalami nyeri klien mengatakan susah
beraktivitas maupun beristirahat
3.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku:
bersih Vulva Hygiene:-
3.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada, Lain-
lain: tidak ada
3.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
3.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi: ya
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya: ya
c. Jenis kelamin yang diharapkan: perempuan
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami
e. Apakah hamil ini diharapkan: ya
3.1.6.2 Persepsi diri
a. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan
janinnya lahir dengan selamat dan sehat.
b. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih
dan kembali beraktivitas seperti biasanya
c. Perubahan yang dirasa setelah hamil: Terasa perut
semakin membesar.
3.1.6.3 Konsep diri
a. Body Image : Klien dapat
menerima proses persalinannya
b. Peran : Klien sebagai istri dan
ibu untuk anak-anaknya
c. Ideal Diri : Klien ingin cepat
pulih dan beraktifitas lagi
d. Identitas Diri : Klien seorang
perempuan dan ibu rumah tangga
e. Harga Diri : Klien menghargai
dirinya dan orang sekitarnya
3.1.6.4 Hubungan/komunikasi
a. Bicara : jelas
b. Bahasa utama : Indonesia, Bahasa daerah Banjar
c. Yang tinggal serumah : orang tua, suami, dan saudara
d. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. A
f. Motivasi dari suami : Tetap semangat
g. Apakah suami perokok : -
h. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
3.1.6.5 Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
3.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan Yang Maha Esa.
b. Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :Ya sangat
penting
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Ibadah
d. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan: berdoa di atas tempat tidur
3.1. Pengobatan
No. Terapi obat Indikasi Dosis Rute
1. Paracetamol Acetaminophen atau paracetamol 3x1 Oral
adalah obat untuk penurun
demam dan pereda nyeri, seperti
nyeri haid dan sakit gigi.
2. Vitamin B Vitamin B12 adalah vitamin yang 3x1 Oral
kompleks bermanfaat untuk pembentukan
protein, sel darah, dan jaringan.
Kebutuhan vitamin B12 harian
bisa didapatkan melalui makanan
atau suplemen tambahan.

Palangka Raya, 29 Juni 2020


Mahasiswa

Septya Florensa

ANALISA DATA

N DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH


O OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS : Pasien mengatakan perutnya Solusio Plasenta Nyeri akut
terasa nyeri serta keluar gumpalan 
darah berwarna hitam Perubahan fisiologis:
P: Nyeri karna kehamilan pembesaran uterus
Q: Seperti ditusuk-tusuk 
R: Didaerah perut Menekan vesika
S: Skala nyeri 5 urinaria
T: Nyeri dirasakan saat beraktivitas 
maupun istirahat Reseptor nyeri
DO : 
- Pasien tampak lemas Nyeri akut
- Pasien tampak meringis
- Kesadaran pasien composmenthis
- Hasil TTV:
- TD: 120/70 mmhg
RR : 21x/menit
S : 36,5oC
N : 82x/menit
2. DS : Pasien mengatakan saat nyeri Solusio plasenta Intoleransi
datang pasien susah untuk  aktivitas
beraktivitas dan beristirahat Otot uterus menegang
DO : 
- Pasien tampak lemas Otot tidak mampu
- Pasien tampak meringis berkontraksi
- Kesadaran pasien composmenthis 
- Hasil TTV: Produksi energy di sel-
- TD: 120/70 mmhg sel berkurang
RR : 21x/menit 
S : 36,5oC Kelemahan
- N : 82x/menit 
Intoleransi aktivitas

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera fisik dibuktikan dengan Pasien
tampak lemas, Pasien tampak meringis, Kesadaran pasien composmenthis,
Hasil TTV: TD: 120/70 mmhg, RR : 21x/menit , S : 36,5oC, N : 82x/menit
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan Pasien
tampak lemas, Pasien tampak meringis, Kesadaran pasien composmenthis,
Hasil TTV: TD: 120/70 mmhg, RR : 21x/menit , S : 36,5oC, N : 82x/menit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.N
Ruang : VK Puskesmas Pahandut
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri 1. Untuk mengetahui skala
dengan agen pencedara keperawatan selama 1x2 2. Ajarkan teknik relaksasi nyeri
fisik pertemuan diharapkan nyeri 3. Jelaskan penyebab dan 2. Agar klien mengetahui
klien dapat teratasi dengan pemicu terjadinya nyeri teknik relaksasi
kriteria hasil: 4. Kolaborasi pemberian 3. Agar klien mengtahui
1. Skala nyeri menurun analgetik penyebab terjadinya nyeri
menjadi skala 0 4. Untuk membantu
2. Tanda-tanda vital normal mengurangi nyeri
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat 1. Untuk mengetahui tingkat
berhubungan dengan keperawatan selama 1x2 aktivitas klien aktivitas klien
kelemahan pertemuan diharapkan 2. Libatkan keluarga dalam 2. Agar klien merasa terbantu
kelemahan klien dapat aktivitas dalam melakukan aktivitas
teratasi dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan keluarga 3. Agar pasien selalu
1. Klien dapat melakukan memberi penguatan mendapatkan penguatan positif
aktivitas secara mandiri positif atas partisipasi dalam melakukan aktivitas
2. Kelemahan yang dalam aktivitas 4. Untuk membantu pasien
dirasakan tidak ada 4. Kolaborasi dengan dalam memonitor program
tetapis okupasi dan aktivitas
monitor program
aktivitas, jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. N
Ruang : VK Puskesmas Pahandut
Hari/Tanggal Tanda Tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Senin, 29 Juni 2020 1. Mengidentifikasi skala nyeri S: Klien mengatakan perutnya terasa
10.15 wib 2. Mengajarkan teknik relaksasi nyeri serta keluargumpalan darah
11.12 wib 3. Menjelaskan penyebab dan pemicu berwarna hitam
terjadinya nyeri O:
12.24 wib 4. Berkolaborasi pemberian analgetik 1. TTV : Septya Florensa
TD: 120/70 mmHg, RR : 21x/menit ,S
: 36,5oC, N : 80x/menit
12.10 wib 2. Klien tampak meringis
3. Skala nyeri 5
P: Masalah belum teratasi
A: Intervensi dilanjutkan
Senin, 29 Juni 2020 1. Mengidentifikasi tingkat aktivitas klien S: Klien mengatakan saat nyeri datang
10.23 wib 2. Melibatkan keluarga dalam aktivitas klien susah beraktivitas dan beristirahat
3. Menganjurkan keluarga memberi O:
10.35 wib penguatan positif atas partisipasi dalam 1. Klien tampak lemas
Septya Florensa
10.44 wib aktivitas 2. Klien tampak meringis
11.10 wib 4. Berkolaborasi dengan tetapis okupasi P: Masalah belum teratasi
dan monitor program aktivitas, jika A: Intervensi dilanjutkan
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Dutton, Lauren A, Jessica E.Densmore, Meredith B.Turner. 2011. Rujukan Cepat
Kebidanan.. EGC. Jakarta
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan kebidanan Ibu nifas. Ar-ruzz Media. Yogyakarta.
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSCM. Solusio Plasenta. http://www.obgyn-rscmfkui.com/berita.php?id=402
(diakses pada hari Senin, 6 Maret 2015, 14:50 WITA)
Akademi Kebidanan Cipto Medan (Administrator). 2012. Pentingnya Plasenta (Ari-
Ari). http://akbidcipto.com/berita-124-pentingnya-plasenta-ariari.html (diakses pada
hari Senin, 16 Maret 2015, 15:40 WITA)
Rosernberg, Martha Craft. 2010. Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Digna Pustaka. Yogyakarta
Rasjidi, Imam. 2009. Sectio Saesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa. CV Sagung
Seto Jakarta.
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 9 Nanda Nic Noc. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai