Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Energi
dan Pembangunan Berkelanjutan
Oleh:
Abdurahman Diar
11755101369
RIAU
2019
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, yang bukan sekedar dimengerti isinya secara tekstual, tetapi juga dapat
mengamalkan ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan nilai-nilai islami dengan
keikhlasan dan ridho karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMAHAMAN PROYEK
2.1 Profil Lokasi............................................................................... 3
2.2 Potensi Biomassa........................................................................ 7
2.3 Potensi Wisata............................................................................ 9
2.4 Konstruksi Gasifikasi Biomassa..................................................... 10
2.5 Timeline Proyek........................................................................... 11
2.6 Struktur Pengorganisasian.......................................................... 12
2.7 Rancangan Anggaran Biaya....................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpula................................................................................... 13
3.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia dihadapkan pada isu penting di bidang energi yaitu
pertumbuhan konsumsi energi yang tinggi tetapi pemanfaatannya tidak efisien dan
kebutuhan energi yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Konsumsi energi
yang tidak efisien ditunjukkan dengan nilai intensitas energi yang sangat tinggi,
pada tahun 2007, intensitas energi di Indonesia mencapai 397 TOE per juta US$
(Tahun 2005, intensitas energi Jepang: 92.3 TOE per juta US$). Ditambah lagi
pada tahun 2008 bauran energi primer masih menunjukkan bahwa suplai
kebutuhan energi kita masih sangat didominasi oleh energi fosil yaitu minyak
51.67% dari total energi primer, gas alam 26.57%, batubara 15.34%, tenaga air
3.11% dan panas bumi 1.32% dari total konsumsi energi primer nasional.
Listrik merupakan sarana yang vital dalam kehidupan. Begitu juga yang
terjadi di Desa Munduk, listrik sangat penting untuk mempermudah pekerjaan.
Kebutuhan listrik masyarakat terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, pada tahun 2013, jumlah tiang, trafo, dan daya ditingkatkan. Dibanding
1
tahun sebelumnya, jumlahnya meningkat berturut-turut sebesar 11,86%, 3,22%,
dan -18,46%. Pembangunan instalasi tersebut mendapat tanggapan positif dari
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah pelanggan listrik
sebesar 12,05%. Dan jumlah produksi air dari tahun ke tahun terus meningkat, hal
ini seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan setiap tahunnya. Sementara itu
kebocoran air pada tahun 2014 dapat ditekan, dari 19.94 persen menjadi 19,73
persen.
1.2. Tujuan
2
BAB II
PEMAHAMAN PROYEK
2.1. Profil Lokasi
2.1.1. Kabupaten Buleleng
Letak Geografis
3
rendah. Diantara perbukitan tersebut terdapat beberapa gunung yang sudah tidak
aktif. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Tapak (1903 meter) berada diKec.
Sukasada, sementara yang paling rendah adalah Gunung Jae (222 m) berada
diwilayah Kec. Gerokgak. Selain itu Kabupaten Buleleng juga mempunyai
banyak sungai besar & kecil, sebagian diantaranya merupakan sungai tadah hujan.
Dua buah danau juga berada di daerah ini, yaitu Danau Tamblingan (110 hektar)
berada di wilayah Kec. Banjar dan Danau Buyan (360 hektar) terletak di Kec.
Sukasada.
Iklim
Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Buleleng hanya
dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni
-September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap
air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember
-Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan
Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April –Meidan
Oktober –November. Jumlah curah hujan setahun bervariasi tiap bulan. Pada
tahun 2014 jumlah curah hujan setahun tertinggi pada bulan Januari, dan terendah
pada bulan September.
Wilayah
4
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk merupakan salah satu modal dasar dari pembangunan, karena
yang berperan besar dalam proses pembangunan adalah penduduk itu sendiri.
Dibalik itu akan menjadi masalah yang rumit atau akan menjadi beban yang serius
apabila kualitas dari sumber daya manusianya rendah. Jumlah penduduk
Kabupaten Buleleng tahun 2014 mencapai 642,30 ribu jiwa. Komposisinya terdiri
dari 320,00 ribu jiwa laki-laki dan 322,30 ribu jiwa perempuan dengan sex ratio
adalah 99,29. Kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng adalah 470 jiwa per km2,
Kecamatan Buleleng merupakan kecamatan terpadat dengan kepadatan 2.847 jiwa
per km2. Jika dilihat berdasarkan rata-rata jiwa per KK di Kab. Buleleng berkisar
antara 2,8 yaitu di Kec. Tejakuladan 3,6 di Kec. Sukasada. Jumlah tenaga kerja
yang besar akan menimbulkan masalah apabila kita tidak mampu untuk
mengelolanya karena pada dasarnya tenaga kerja adalah modal bagi bergeraknya
roda perekonomian. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan
pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran
terbuka. Tingginya angka pengangguran akibat tidak tertampungnya mereka ke
dalam sektor-sektor usaha kadang-kadang menimbulkan masalah sosial yang
mengarah pada tindakan bersifat negatif. Pada tahun 2014 anggaran program
padat karya dari pemerintah 923,7 juta. Anggaran tersebut mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 314 orang.
5
2.1.2. Desa Munduk Kecamatan Banjar
Lokasi
Desa Munduk adalah sebuah desa di Bali utara yang dikelilingi oleh
kawasan pertanian, jaraknya sekitar 75 km di utara Denpasar. Selain potensi
sumber energi yang melimpah (biomassa dan tenaga air), desa ini juga
memiliki pemandangan yang sangat indah sehingga banyak mengundang
wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata di desa ini.
(a) (b)
Gambar 2.4 Peta lokasi (a) Provinsi Bali, (b) Desa Munduk
Pekerjaan
6
2.2 Potensi Biomassa
Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menunjang
perekonomian Kabupaten Buleleng, demikian juga di Kecamatan Banjar. Terjadi
penurunan luas panen komoditas padi di Kecamatan Banjar yaitu dari 1.351hektar
pada tahun 2012 menjadi 1.228 hektar pada tahun 2013. Seiring dengan
menurunnya luas panen, produksi padi juga mengalami penurunan dari 7.901 ton
pada tahun 2012 menjadi 1.326 pada tahun 2013. Produksi di subsektor
perkebunan secara umum mengalami peningkatan baik untuk komoditas kelapa,
kopi maupun cengkeh. Pada tahun 2013, jumlah ternak kambing mengalami
penurunan, sementara untuk jumlah ternak sapi dan babi mengalami peningkatan.
Peningkatan juga terjadi pada produksi unggas, bahkan peningkatannya lebih
pesat daripada jenis ternak lainnya, yaitu dari 69.5353 pada tahun 2012 menjadi
93.781 pada tahun 2013 .
Tabel 1. Statistik Pertanian Kecamatan Banjar
7
Sekam padi merupakan kulit yang terpisah dari beras saat proses
penggilingan, yang bila dibiarkan menjadi limbah yang tidak terpakai. Sekam
padi memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai bahan baku
biomassa, dengan nilai kalori 3,300 kcal/kg [3]. Selain pembuatan briket arang
dari sekam padi yang telah banyak dilakukan, panas yang ditimbulkan dari
pembakaran sekam padi dapat dijadikan sumber listrik. Proses penggilingan
padi menghasilkan 20-30% limbah sekam padi. Menurut data BPS tahun 2013
[4], Provinsi Bali memproduksi 881 ribu ton padi per tahun, maka dapat
dipastikan bahwa sekitar 176-264 juta ton sekam padi di Bali setiap tahunnya
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.
Desa Munduk dan sekitarnya adalah daerah pertanian padi yang khas di
Bali, Indonesia. Dalam industri penggilingan padi, sejumlah besar sekam padi
umumnya dibuang dengan dibakar sedangkan jerami dibuang di lahan sawah.
Hasil survey awal ketersediaan bahan baku dan kesesuaian lokasi
menunjukkan terdapatnya 6 (enam) lokasi penggilangan padi di sekitar
Munduk dengan total produksi limbah sekam padi dan jerami sebagai berikut:
Tabel 2. Ketersediaan sekam padi dan jerami tahunan di sekitar Munduk (dalam
ton)
8
bagaimana limbah pertanian dihasilkan.
Cokelat Kakao dipanen sepanjang tahun dengan produk limbah berupa polong.
Cengkeh Cengkeh dipanen pada bulan Agustus, September dan Oktober.
Limbah dari pohon-pohon cengkeh adalah daun dan ranting. Telah
diverifikasi agri-limbah yang berasal dari pohon cengkeh memiliki
nilai ekonomi
Sesajen Sesajen ini tersedia sepanjang tahun dan ditemukan di kuil-kuil dan
rumah tangga. Sesaji terdiri dari bunga, daun, kapur mati, daun sirih,
daun kelapa diparut dan daun pisang
Lainnya Agri-limbah dari daun kelapa, bambu, batok kelapa, serutan kayu,
alpukat, pisang, manggis, nanas, durian, salak
Tabel 3. Alternatif bahan baku biomassa
9
terdiri dari gasifier dan generator listrik mesin gas.
Gambar 2.6 Pembangkit listrik energi biomassa teknologi Top Feed – Throatless
Down
10
c. Lahan terbuka mengeringkan bahan baku biomassa
Disediakan juga lahan padat terbuka di area proyek yang dimanfaatkan
untuk mengeringkan bahan selama musim kemarau serta untuk
mengoptimalkan wilayah proyek serta
11
2.6. Struktur Pengorganisasian
Direktur
Utama
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Desa Munduk dan sekitarnya adalah daerah pertanian padi yang khas di
Bali, Indonesia. Dalam industri penggilingan padi, sejumlah besar sekam padi
umumnya dibuang dengan dibakar sedangkan jerami dibuang di lahan sawah.
Proyek gasifikasi biomassa dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan
energi melalui teknologi energi terbarukan dan peningkatan kapasitas masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan cara sebagai berikut:
d) Membuka akses dan menyediakan listrik berkualitas baik bagi penduduk di
daerah terpencil.
e) Memanfaatakan limbah sekitarnya sebagai sumber energi untuk pembangkit
listrik.
Meningkatkan peran pendampingan dan pembinaan masyarakat pada
institusi
3.2. Saran
Tentunya energi sangat perlu dikembangkan walaupun di daerah terpencil,
karena 1% pertumbuhan energi akan berpengaruh besar untuk pertumbuhan
ekonomi.
Perataan pertumbuhan energi harus giat dilakukan oleh pemerintah dan
penghematan energi harus gencar dilakukan oleh siapapun, mengingat negara kita
semakin kesulitan dalam pengadaan pembangkit listrik, dan semestinta Energi
baru dan terbarukan sudah dikembangkan karena potensinya yang sangat besar di
Indonesia.
Dalam penulisan terdapat banyak kesalahan, dengan ini saya sebagai
penerus ilmu siap menerima saran dan kritikan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://iiee.or.id/wp-content/uploads/2016/02/Gasifikasi-Biomassa_Studi-Kasus-
Proyek-di-Desa-Munduk-Bali_final.pdf
http://munduk-buleleng.desa.id/index.php/first
https://www.bulelengkab.go.id/assets/instansikab/126/bankdata/kabupaten-
buleleng-dalam-angka-2015-bps-88.pdf
http://munduk-buleleng.desa.id/index.php/first/statistik/pekerjaan
https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/126/bankdata/statistik-daerah-
kecamatan-banjar-2014-48.pdf
http://www.balipost.com/news/2018/04/20/43416/Rasio-Elektrifikasi-Bali-Capai-
94,53...html
14