Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI ENERGI BIOMASSA

DI DESA MUNDUK KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG


PROVINSI BALI

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Energi
dan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh:

Abdurahman Diar
11755101369

Dosen Pengampu : Susi Afriyani, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2019
ABSTRAK

Undang-undang no. 30 th. 2007 tentang energi mengamanatkan bahwa setiap


warga Indonesia berhak memperoleh energi, tak terkecuali untuk daerah
terpencil. Kebijakan Energi Nasional (KEN) menargetkan bauran energi
primer dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mencapai 23% pada tahun
2025. Hal ini menunjukkan pentingnya peran Energi Terbarukan (ET) untuk
elektrifikasi daerah terpencil. Untuk mencapai bauran energi tersebut,
diperlukan usaha-usaha ‘debottlenecking’ faktor-faktor yang menyebabkan
lambannya penetrasi ET. Kajian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
kepada para pembaca tentang faktor-faktor penting yang menentukan
kesuksesan dan keberlanjutan proyek gasifikasi biomassa. Hasil studi
menggaris bawahi bahwa: (1) keterlibatan masyarakat dan peran tokoh
masyarakat/adat, (2) keterlibatan organisasi lokal, (3) kemudahan dalam
mengoperasikan instalasi EBT, dan (4) pemilihan lokasi yang berkaitan
dengan ketersediaan feedstock dan keberadan sumber-sumber energi yang
lain merupakan faktor-faktor kunci kesuksesan dan keberlanjutan proyek
gasifikasi biomassa.

Kata Kunci : Biomassa, Gasifikasi, Elektrifikasi, Munduk

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas nikmat, rahmat dan
kehadirat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Desa Munduk Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng Provinsi Bali”.

Makalah ini telah disusun sebaik yang penulis mampu. Penulis


mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ibu Susi
Afriyani S.T,M.T selaku Dosen Mata Kuliah Energi dan Pembangunan
Berkelanjutan serta pihak-pihak yang senantiasa bersabar dan ikhlas dalam
membantu penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat
waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam susunan bahasa maupun penulisan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki dan membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, yang bukan sekedar dimengerti isinya secara tekstual, tetapi juga dapat
mengamalkan ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan nilai-nilai islami dengan
keikhlasan dan ridho karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pekanbaru, 5 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMAHAMAN PROYEK
2.1 Profil Lokasi............................................................................... 3
2.2 Potensi Biomassa........................................................................ 7
2.3 Potensi Wisata............................................................................ 9
2.4 Konstruksi Gasifikasi Biomassa..................................................... 10
2.5 Timeline Proyek........................................................................... 11
2.6 Struktur Pengorganisasian.......................................................... 12
2.7 Rancangan Anggaran Biaya....................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpula................................................................................... 13
3.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi


listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
populasi manusia di Indonesia. Selama ini kebutuhan energi masih mengandalkan
minyak bumi sebagai penyangga utama kebutuhan energi. Namun pada
kenyataannya minyak bumi semakin langka dan mahal harganya sehingga
pencarian energi alternatif guna memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut terus
dikembangkan. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengungkapkan, “stok minyak
Indonesia saat ini terbilang dalam kondisi berbahaya karena hanya tersisa 3,6
miliar barel atau hanya 12 tahun lagi, kalau kita tidak menemukan cadangan
minyak baru maka ini bahaya, kasihan anak cucu kita nantinya”. Energi alternatif
adalah solusi untuk meningkatkan peran energi terbarukan dalam rangka
menjamin keamanan pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional
yang semakin meningkat secara berkelanjutan.

Saat ini Indonesia dihadapkan pada isu penting di bidang energi yaitu
pertumbuhan konsumsi energi yang tinggi tetapi pemanfaatannya tidak efisien dan
kebutuhan energi yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Konsumsi energi
yang tidak efisien ditunjukkan dengan nilai intensitas energi yang sangat tinggi,
pada tahun 2007, intensitas energi di Indonesia mencapai 397 TOE per juta US$
(Tahun 2005, intensitas energi Jepang: 92.3 TOE per juta US$). Ditambah lagi
pada tahun 2008 bauran energi primer masih menunjukkan bahwa suplai
kebutuhan energi kita masih sangat didominasi oleh energi fosil yaitu minyak
51.67% dari total energi primer, gas alam 26.57%, batubara 15.34%, tenaga air
3.11% dan panas bumi 1.32% dari total konsumsi energi primer nasional.

Listrik merupakan sarana yang vital dalam kehidupan. Begitu juga yang
terjadi di Desa Munduk, listrik sangat penting untuk mempermudah pekerjaan.
Kebutuhan listrik masyarakat terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, pada tahun 2013, jumlah tiang, trafo, dan daya ditingkatkan. Dibanding

1
tahun sebelumnya, jumlahnya meningkat berturut-turut sebesar 11,86%, 3,22%,
dan -18,46%. Pembangunan instalasi tersebut mendapat tanggapan positif dari
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah pelanggan listrik
sebesar 12,05%. Dan jumlah produksi air dari tahun ke tahun terus meningkat, hal
ini seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan setiap tahunnya. Sementara itu
kebocoran air pada tahun 2014 dapat ditekan, dari 19.94 persen menjadi 19,73
persen.

Potensi energi biomassa di desa munduk sangatlah besar. Sisa-siha hasil


pertanian, sumber daya lokal serta kotoran peternakan dapat di manfaatkan secara
maksimal daripada hanya diolah menjadi pupuk atau malah dibiarkan terbuang
begitu saja.

1.2. Tujuan

Proyek gasifikasi biomassa dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan


energi melalui teknologi energi terbarukan dan peningkatan kapasitas masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan cara sebagai berikut:
a) Membuka akses dan menyediakan listrik berkualitas baik bagi penduduk di
daerah terpencil.
b) Memanfaatakan limbah sekitarnya sebagai sumber energi untuk pembangkit
listrik.
c) Meningkatkan peran pendampingan dan pembinaan masyarakat pada institusi
pendidikan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai pelaksana
Studi ini bertujuan untuk menyediakan informasi aspek-aspek penting dari
proyek gasifikasi biomassa agar dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk
pengembangan gasifikasi biomassa lainnya dalam usaha untuk meningkatkan
peran ET.

2
BAB II
PEMAHAMAN PROYEK
2.1. Profil Lokasi
2.1.1. Kabupaten Buleleng
Letak Geografis

Gambar 2.1 Kabupaten Buleleng


Kab. Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali memanjang dari barat
ke timur. Secara geografis, Kab. Buleleng terletak pada posisi 8 o03’40” -8o23’00”
lintang selatan dan 114o25’55” -115o27’28” bujur timur. Kab. Buleleng berbatasan
dengan Kab. Jembrana dibagian barat, Laut Bali dibagian utara, Kab. Karangasem
dibagian timur, dan 4 (empat) kabupaten, yaitu Kab. Jembrana, Tabanan, Badung
dan Bangli di bagian selatan (Tabel 1.1.4). Kabupaten Buleleng memiliki pantai di
bagian utara yangpanjangnya 157,05km. Semua kecamatan kecuali kecamatan
Busungbiu dan Sukasada memiliki pantai. Kecamatan Gerokgak memiliki pantai
terpanjang diantara kecamatan-kecamatan lain, panjang pantainya mencapai 76,89
km.Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Buleleng adalah 136.588 hektar
atau 24,25% dari luas Propinsi Bali. Kec. Gerokgak merupakan kecamatan
terluas,yakni 26,11% dari luas kabupaten, sedangkan kecamatan yang memiliki
luas paling kecil adalah Kec. Buleleng, yaitu 3,44 % (Tabel 1.1.3). Sebagian besar
wilayah Kab. Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang dibagian
selatan, sedangkan di bagian utara yakni sepanjang pantai merupakan dataran

3
rendah. Diantara perbukitan tersebut terdapat beberapa gunung yang sudah tidak
aktif. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Tapak (1903 meter) berada diKec.
Sukasada, sementara yang paling rendah adalah Gunung Jae (222 m) berada
diwilayah Kec. Gerokgak. Selain itu Kabupaten Buleleng juga mempunyai
banyak sungai besar & kecil, sebagian diantaranya merupakan sungai tadah hujan.
Dua buah danau juga berada di daerah ini, yaitu Danau Tamblingan (110 hektar)
berada di wilayah Kec. Banjar dan Danau Buyan (360 hektar) terletak di Kec.
Sukasada.
Iklim
Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Buleleng hanya
dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni
-September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap
air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember
-Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan
Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April –Meidan
Oktober –November. Jumlah curah hujan setahun bervariasi tiap bulan. Pada
tahun 2014 jumlah curah hujan setahun tertinggi pada bulan Januari, dan terendah
pada bulan September.
Wilayah

Gambar 2.2 Luas Wilayah Buleleng

4
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk merupakan salah satu modal dasar dari pembangunan, karena
yang berperan besar dalam proses pembangunan adalah penduduk itu sendiri.
Dibalik itu akan menjadi masalah yang rumit atau akan menjadi beban yang serius
apabila kualitas dari sumber daya manusianya rendah. Jumlah penduduk
Kabupaten Buleleng tahun 2014 mencapai 642,30 ribu jiwa. Komposisinya terdiri
dari 320,00 ribu jiwa laki-laki dan 322,30 ribu jiwa perempuan dengan sex ratio
adalah 99,29. Kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng adalah 470 jiwa per km2,
Kecamatan Buleleng merupakan kecamatan terpadat dengan kepadatan 2.847 jiwa
per km2. Jika dilihat berdasarkan rata-rata jiwa per KK di Kab. Buleleng berkisar
antara 2,8 yaitu di Kec. Tejakuladan 3,6 di Kec. Sukasada. Jumlah tenaga kerja
yang besar akan menimbulkan masalah apabila kita tidak mampu untuk
mengelolanya karena pada dasarnya tenaga kerja adalah modal bagi bergeraknya
roda perekonomian. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan
pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran
terbuka. Tingginya angka pengangguran akibat tidak tertampungnya mereka ke
dalam sektor-sektor usaha kadang-kadang menimbulkan masalah sosial yang
mengarah pada tindakan bersifat negatif. Pada tahun 2014 anggaran program
padat karya dari pemerintah 923,7 juta. Anggaran tersebut mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 314 orang.

Gambar 2.3 kependudukan dan ketenagakerjaan Buleleng

5
2.1.2. Desa Munduk Kecamatan Banjar

Lokasi
Desa Munduk adalah sebuah desa di Bali utara yang dikelilingi oleh
kawasan pertanian, jaraknya sekitar 75 km di utara Denpasar. Selain potensi
sumber energi yang melimpah (biomassa dan tenaga air), desa ini juga
memiliki pemandangan yang sangat indah sehingga banyak mengundang
wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata di desa ini.

(a) (b)
Gambar 2.4 Peta lokasi (a) Provinsi Bali, (b) Desa Munduk
Pekerjaan

6
2.2 Potensi Biomassa
Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menunjang
perekonomian Kabupaten Buleleng, demikian juga di Kecamatan Banjar. Terjadi
penurunan luas panen komoditas padi di Kecamatan Banjar yaitu dari 1.351hektar
pada tahun 2012 menjadi 1.228 hektar pada tahun 2013. Seiring dengan
menurunnya luas panen, produksi padi juga mengalami penurunan dari 7.901 ton
pada tahun 2012 menjadi 1.326 pada tahun 2013. Produksi di subsektor
perkebunan secara umum mengalami peningkatan baik untuk komoditas kelapa,
kopi maupun cengkeh. Pada tahun 2013, jumlah ternak kambing mengalami
penurunan, sementara untuk jumlah ternak sapi dan babi mengalami peningkatan.
Peningkatan juga terjadi pada produksi unggas, bahkan peningkatannya lebih
pesat daripada jenis ternak lainnya, yaitu dari 69.5353 pada tahun 2012 menjadi
93.781 pada tahun 2013 .
Tabel 1. Statistik Pertanian Kecamatan Banjar

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Buleleng

Gambar 2.5 Hasil Produksi Peternakan Kecamatan Banjar 2012-2013

7
Sekam padi merupakan kulit yang terpisah dari beras saat proses
penggilingan, yang bila dibiarkan menjadi limbah yang tidak terpakai. Sekam
padi memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai bahan baku
biomassa, dengan nilai kalori 3,300 kcal/kg [3]. Selain pembuatan briket arang
dari sekam padi yang telah banyak dilakukan, panas yang ditimbulkan dari
pembakaran sekam padi dapat dijadikan sumber listrik. Proses penggilingan
padi menghasilkan 20-30% limbah sekam padi. Menurut data BPS tahun 2013
[4], Provinsi Bali memproduksi 881 ribu ton padi per tahun, maka dapat
dipastikan bahwa sekitar 176-264 juta ton sekam padi di Bali setiap tahunnya
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.
Desa Munduk dan sekitarnya adalah daerah pertanian padi yang khas di
Bali, Indonesia. Dalam industri penggilingan padi, sejumlah besar sekam padi
umumnya dibuang dengan dibakar sedangkan jerami dibuang di lahan sawah.
Hasil survey awal ketersediaan bahan baku dan kesesuaian lokasi
menunjukkan terdapatnya 6 (enam) lokasi penggilangan padi di sekitar
Munduk dengan total produksi limbah sekam padi dan jerami sebagai berikut:

Tabel 2. Ketersediaan sekam padi dan jerami tahunan di sekitar Munduk (dalam
ton)

Lokasi Sekam padi yang Jerami yang Total


tesedia tersedia
Sanda 60 240 300
Banyuatis 100 400 500
Ideran 100 400 500
Ringdikit 140 560 700
Seririt A 200 800 1000
Seririt B 200 800 1000
Total 800 3200 4000
Secara khusus hasil feasibility study yang dilakukan di Munduk
menunjukkan beberapa alternatif sumber bahan baku biomassa seperti table di
bawah ini.

Sumber Potensi Biomassa


Kopi Kopi dipanen pada bulan Juni dan Juli dengan produk berupa limbah
ranting dan daun. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

8
bagaimana limbah pertanian dihasilkan.
Cokelat Kakao dipanen sepanjang tahun dengan produk limbah berupa polong.
Cengkeh Cengkeh dipanen pada bulan Agustus, September dan Oktober.
Limbah dari pohon-pohon cengkeh adalah daun dan ranting. Telah
diverifikasi agri-limbah yang berasal dari pohon cengkeh memiliki
nilai ekonomi
Sesajen Sesajen ini tersedia sepanjang tahun dan ditemukan di kuil-kuil dan
rumah tangga. Sesaji terdiri dari bunga, daun, kapur mati, daun sirih,
daun kelapa diparut dan daun pisang
Lainnya Agri-limbah dari daun kelapa, bambu, batok kelapa, serutan kayu,
alpukat, pisang, manggis, nanas, durian, salak
Tabel 3. Alternatif bahan baku biomassa

2.3 Potensi Wisata


Gubernur Bali saat ini memiliki visi “Bali Clean and Green”, dengan
misi untuk menjadikan Bali mandiri secara energi, dan energi tersebut adalah
energi ramah lingkungan. Pembangunan gasifikasi biomassa di desa Munduk,
Bali, merupakan hal yang tepat untuk dilakukan mengingat peran Bali sebagai
kawasan nasional pengembangan energi bersih. Dengan ukuran pulau yang
tidak terlalu kecil atau terlalu besar dan infrastruktur sudah mulai terbangun,
pembangunan gasifikasi biomassa menjadi tidak sulit untuk dilakukan. Selain
itu, Bali merupakan daerah kunjungan yang menarik bagi wisatawan, sehingga
adanya instalasi gasifikasi biomassa akan menambah daya tarik Bali khususnya
desa Munduk sebagai panutan pengelola pembangkit listrik energi terbarukan
di seluruh dunia. Selain wisata alamnya, dengan ini Bali, khususnya desa
Munduk juga dapat menjadi pusat wisata pengetahuan energi bersih yang
berbasis teknologi biomassa.

2.4. Konstruksi Gasifikasi Biomassa


2.4.1. Desain Teknik
Sistem utama dari pembangkit listrik energi biomassa yang digunakan
dalam proyek gasifikasi biomassa di Munduk adalah dengan menggunakan
teknologi Top Feed – Throatless Down Draft produksi Trilion International yang

9
terdiri dari gasifier dan generator listrik mesin gas.

Gambar 2.6 Pembangkit listrik energi biomassa teknologi Top Feed – Throatless
Down

2.4.2. Sistem Gasifikasi dan Pendingin


Untuk menjaga agar perangkat gasifikasi bekerja pada suhu optimal
diperlukan kolam untuk menampung air pendinging berukuran 5 x 5 x 1.5 meter
yang ditempatkan di tanah. Kedalam tanki ini dialirkan 70 liter per menit air
dengan bantuan pipa air berdiameter 8 cm untuk mensirkulasikan keluar 10 masuk
air agar suhu dalam reaktor tetap stabil. Bersamaan dengan keluarnya air ke dalam
kolam adalah abu sisa pembakaran.
2.4.3. Sistem Pengeringan Biomassa
a. Gudang Pengering
Bangunan gudang pengering terletak berdekatan dengan struktur gasifier
dan generator. Kelebihan panas dari generator disalurkan ke gudang pengering
untuk mengurangi kadar air bahan baku biomassa.

b. Gudang penyimpanan biomassa kering


Tempat ini digunakan untuk penyimpan biomassa agar tetap kering
dengan kapasitas 1 bulan kebutuhan bahan baku sekaligus sebagai upaya agar
biomassa selalu tersedia. Tempat penyimpanan ini berdekatan dengan
perangkat gasifikasi.

10
c. Lahan terbuka mengeringkan bahan baku biomassa
Disediakan juga lahan padat terbuka di area proyek yang dimanfaatkan
untuk mengeringkan bahan selama musim kemarau serta untuk
mengoptimalkan wilayah proyek serta

2.5. Timeline Proyek


Penanggu Waktu
ng jawab Lokasi Juni Juli
Nama Kegiatan
No 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Manager Desa
power house Proyek
Munduk
Manag
Pembuatan er Proyek
Desa
saluran air untuk
2 Power House Munduk

Pemasangan dan Manager


3 Desa
integrasi dari Proyek
mesin gasifier Munduk
dan generator
Manag
distribusi ke er Proyek
4 Desa
rumah-rumah
penduduk Munduk

11
2.6. Struktur Pengorganisasian

PT. DIAR JAYA GRUP

Direktur
Utama

Manager Manager Manager


Sekretaris
Keuangan Proyek Pengadaan

Teknik Kontruksi Kontrol

2.7. Rancangan Anggaran Biaya (RAB)


N Nama Spesifikasi Harga
o Komponen
1 mesin gasifier Trillion Gasifier Model 70 Rp. 48.000.000
2 Generator “Prakash Producer Gas Engine RP. 150.000.000
Set
3 Kontruksi Power Ruangan Beton 10 M2 Rp. 50.000.000
House
4 Valve 4 pics Rp. 580.000
5 Kontruksi Saluran 20 M Rp. 5.000.000
Air
6 Kontruksi 20 M2 Rp. 80.000.000
Pengering Bahan
Baku
7 Blower tipe - Rp. 1.200.000
Nankai
8 lain-lainya - Rp. 8.000.000
Total Jumlah Rp. 342.780.000

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Desa Munduk dan sekitarnya adalah daerah pertanian padi yang khas di
Bali, Indonesia. Dalam industri penggilingan padi, sejumlah besar sekam padi
umumnya dibuang dengan dibakar sedangkan jerami dibuang di lahan sawah.
Proyek gasifikasi biomassa dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan
energi melalui teknologi energi terbarukan dan peningkatan kapasitas masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan cara sebagai berikut:
d) Membuka akses dan menyediakan listrik berkualitas baik bagi penduduk di
daerah terpencil.
e) Memanfaatakan limbah sekitarnya sebagai sumber energi untuk pembangkit
listrik.
Meningkatkan peran pendampingan dan pembinaan masyarakat pada
institusi

3.2. Saran
Tentunya energi sangat perlu dikembangkan walaupun di daerah terpencil,
karena 1% pertumbuhan energi akan berpengaruh besar untuk pertumbuhan
ekonomi.
Perataan pertumbuhan energi harus giat dilakukan oleh pemerintah dan
penghematan energi harus gencar dilakukan oleh siapapun, mengingat negara kita
semakin kesulitan dalam pengadaan pembangkit listrik, dan semestinta Energi
baru dan terbarukan sudah dikembangkan karena potensinya yang sangat besar di
Indonesia.
Dalam penulisan terdapat banyak kesalahan, dengan ini saya sebagai
penerus ilmu siap menerima saran dan kritikan

13
DAFTAR PUSTAKA

http://iiee.or.id/wp-content/uploads/2016/02/Gasifikasi-Biomassa_Studi-Kasus-
Proyek-di-Desa-Munduk-Bali_final.pdf
http://munduk-buleleng.desa.id/index.php/first
https://www.bulelengkab.go.id/assets/instansikab/126/bankdata/kabupaten-
buleleng-dalam-angka-2015-bps-88.pdf
http://munduk-buleleng.desa.id/index.php/first/statistik/pekerjaan
https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/126/bankdata/statistik-daerah-
kecamatan-banjar-2014-48.pdf
http://www.balipost.com/news/2018/04/20/43416/Rasio-Elektrifikasi-Bali-Capai-
94,53...html

14

Anda mungkin juga menyukai