Anda di halaman 1dari 36

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAA

UNTUK PERGURUAN TINGGI

BAB.I.PENGANTARPENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.
A.Subtansi PKN.
B. Pengertian PKN
C. PKN di Negara-Negara lain di
dunia.
D.Hakikat PKN
E.Landasan/ Dasar hukum
Pelaksanaan PKN.
BAB.II.FILSAFAT PANCASILA.
A.Filsafat.
1.Pengertian Filsafat.
2.ciri-ciri Berpikir Filsafat.
3.cabang dan aliran Filsafat.
B.Filsafat Pancasila.
1.Hakikat Pancasila.
2.Pancasila sebagai Suatu Sistim.
3.Pancasila sebagai idiologi bangsa
dan Negara Indonesia.
4.Pancasila sebagai Filsafat.
BAB.III. IDENTITAS NASIONAL.
A.Identitas Nasional.
1.Pengertian Identitas Nasional.
2.Parameter Identitas Nasional.
3.Identitas Nasional sebagai
Karakter bangsa.
B.Nasionalisme dan Integrasi
Nasional.
1.Kelahiran Paham Nasionalisme
Indonesia.
2.Integrasi Nasional.
3.Pentingnya Integrasi Nasional
dalam Negara Plural.
C.Hakikat Bangsa dan Negara.
1.Pengertian bangsa.
2.Pengertian Negara.
3.Unsur-unsur Negara
4.Teori asal Mula Terbentuknya
Negara.
5.Proses berbangsa dan
Bernegara.
BAB,IV.POLITIK DAN STATEGI.
A.Politik Indonesia (Politik dan
Strategi Nasional).
1.Pengertian Politik.
2.Pengertian Strategi.
3.Politik dan Strategi Nasional.
B.Konstitusi.
1.Hakikat Konstitusi.
2.Konstitusi Indonesia.
C.Ketatanegaraan Indonesia.
1.Sistim Ketatanegaraan Indonesia.
2.Prinsip Dasar Pemerintahan
Republik Indonesia.
BAB.V. DEMOKRASI INDONESIA.
A.Demokrasi
1.Pengertian demokrasi.
2.sejarah Pertumbuhan demokrasi.
3.Bentuk-bentuk demokrasi serta
criteria pemerintahan demokrasi.
4.Prinsip demokrasi.
5.Demokrasi,pemilu dan Pendidikan
Demokrasi.
B.Demokrasi di Indonesia.
C.Demokrasi dan Pendidikan
Demokrasi.
BAB.VI.HAK ASASI MANUSIA DAN RULE
OF LAW.
A.Pengertian Asasi Manusia.
1.Pengertian dan hakikat HAM.
2.Sejarah Perkembangan HAM.
3.HAM dalam Perspektif Global dan
Regional.
4.HAM di Indonesia.
B.Rule of Law.
1.Konsep dan Hakikat rule of law.
2.Prinsip=prinsip rule of law.
3.Indonesia adalah Negara Hukum.
BAB.VII.HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA..
A.Konsep wn dan Penduduk.
B.Konsep Hak dan Kewajiban WN dan
Negara.
C.Hak dan Kewajiban WN dan Negara
dlm UUD 1945.
D.Kedudukan dan peran WN dalam
Negara.
E.Kewarganegaraan dan
Pewarganegaraan.
F.Asas Kewarganegaraan.
G.Problem Status Kewarganegaraan.
BAB.VIII.GEOPOLITIK INDONESIA.
A.Geopolitik.
1.Pengertian geopolitik.
2.Unsur-unsur Geopolitik.
3.Pemikiran Para Ahli tentang
Geopolitik.
4.Perkembangan Konsep geopolotik.
B.Wawasan Nusantara.
1.Pengertian Wawasan Nusantara.
2.Wawasan Nusantara Sebagai
Geopolitik di Indonesia.
3.Unsur-unsur Wawawsan Nusantara.
4.Perkembangan Kondisi Fisik Wilayah.
5.Alur laut Kepulauan Indonesia
(ALKI),berdasarkan Wawasan
Nusantara.
6.Geo Strategi orbit (GSO) Indonesia
berdasarkan Wawasan Nusantara.
c.Otonomi Daerah.
BAB,IX.GEOSTRATEGI INDONESIA.
A.Geostrategi.
1.Pengertian Geostrategi.
2.Ketahan Nasional Sebagai
Geostrategi Indonesia.
3.Konsep Asta Gatra dalam
Ketahanan
Nasional Indonesia.
B.indonesia dan Permamaian Dunia.
TUJUAN INSTRUSIONAl.
1.Mahasiswa mampu mengemukakan
kompetensi dasar dan pokok subtansi
kajian Pendidikan kewarganegaraan.
2.Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang pendidikan
Kewarganegaraan.
3.Mahasiswa mampu menjelaskan
tentang PKN yg diajarkan di Negara-
negara lain di dunia.
4.Mahasiswa mampu mengemukakan
hakikat dari PKN.
5.Mahasiswa mapu menemukan dan
memahami tentang landasan /dasar
hukum pelaksanaan PKN.
PENGANTIANPENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN. I.

A.Substansi Pkn.
Di PT PKN menjadi salah satu mt kuliah
wajib,mengapa wajib,untuk menjawab,dpt dijelaskan
bahwa terdapat dua hal yang melatarbelangangi sangat
perlu PKN di ajarkan di PT.
1.Latarbelakang Eksternal:yaitu kuatnya pengaruh
globalisasi dan modernisasi deasa iniseperti;
a.Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (khusus
di bidang informasi,telekomunisasi, dan transportasi.
b.Kuatnya pengaruh lembaga-lembaga Internasional.
(PBB ………Dominan di atur oleh Negara-negara
maju/ ,MEE,ASEAN, MEA.), sehingga menjadi terkotak-
kotak atau membentuk blok yang didasari kepada
kepentingan masing-masing,akibat langsung terlihat dari
pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan
karena adanay benturan kepentingan antara nasionalisme
dan internasionalisme, kondisi ini harus disikapi dengan
bijaksana,khususnya melalui proses pendidikan dan
pengajaran kepada generasi muda.Disinilah letak
pentingnya Pengagajaran KWN untu kembali
membangun rasa Nasionalisme bagi setiap WN.
2.Latar Belakang Internal.
Latar belakang internal ini dapat dilihat dari
perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia yang di
mulai sejak era penjajahan,masa penjajahan,era perebutan
dan mempertahankan kemerdekaan,hingga era pengisian
kemerdekaan, dimana saat ini yg menimbulkan kondisi
dan tuntutan yg berbeda sesuai dengan
zamannya.Permasalahan yg kita hadapi dewasa ini
adlah ,nilai-nilai perjuangan itu telah mengalami
Fluktuasi(Pasang surut) sesuai dengan dinamika
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.Semangat perjuangan bangsa telah mengalami
penurunan pada titik kritis, seperti menipisnya nilai-nilai
dasar ke- Indonesiaan (seperti; nilai
Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan,Demokrasi/Musyawar
ah, dan nilai Keadilan), sehingga dapat menyebabkan
terjadinya “disintegrasi bangsa”,berdasarkan hal diatas
dapat disuimpulkan ,bahwa PKN memang sangat penting
di ajarkan di jenjang PT, dengan tujuannya adalah untuk
membekali dan memantapkan mahasiswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga
Negara Indonesia yang Pancasilais dengan Negara dan
sesame warga Negara.Dengan kemampuan tersebut
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, memiliki
kepribadian yang mantap,berfikir kritis,bersikap
rasional,etis,estetis, dan dinamis,berpandangan luas
bersikap demokrasi dan berkeadaban.

B. Pengertian PKN.
PKN merupakan mk yg pd hakekatnya
menyelenggrakan pendidikan
kebangsaan,demokrasi,hukum,nasionalisme,multicultural
dan kw bagi mhs guna mendukung terwujudnya wn yg
sadar akan hak dan kewajiban,serta cerds,terampil, dan
berkarakter shg dpt di andalkan utk membangun bangsa
dan Negara berdasarkan PC dan UUD sesuai dengan
bidang profesinya.
Selain itu ,berdasarkan Kep DIKTI no 43,tahun
2006 ,Tujuan PKN di rumuskan dalam visi,misi dan
kompetensi PKN, Yaiut;
1Tujuan Umum.
a.membantu mhs mengembangkan kompetensinya untuk
mengetahui ilmu pengetahuan,ketrampilan,dan sikap
kewarganegaraan serta nilai-nilai yg diperlukan dalam
rangka menerapkan pengetahuan dan keahliannya dlm
masyarakat.
b.membantu mhs menjadi wn yg ceas,demokratis
berkedaban,bertanggung jawab,serta menciptakan
kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
2.tujuan khusus.
a. Agar mahasiswa mempunyai pemahaman dasar tata
cara kerja demokrasi dan lembaganya. Misalnya, lembaga
swadaya masyarakat (sebagai lembaga infra struktur) dan
dewan perwakilan rakyat (sebagai lemabaga supra
struktur), dimna tata cara kerja lembaga ini sesuai dengan
funsi dan kewenangannya.
b. Agar mahasiswa memiliki pemahaman tentang “rule of
law” dan HAM
c. Agar mahasiswa memiliki keterampilan partisipatif
yang akan memperdayakan untuk merespon dan
memecahkan masalah dalam masyarakat secara
demokratif.
d. Agar mahasiswa mampu mengembangkan budaya
demokrasi dan perdamaian pada lembaga pendidikan
masing-masing atau antar lembaga pendidikan serta
dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Adapun visi pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi menurut surat keputusan Dirjen Dikti
No. 43/DIKTI/Kep./2006 adalah : “merupakan sumber
nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai
manusia indonesia seutuhnya” Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang di hadapi bahwa mahasiswa
merupakan generasi muda bangsa yang harus memiliki
visi intelektual, religus, adil, memiliki rasa kemanusiaan,
dan yang memilki rasa kemanusiaan, dan yang memiliki
rasa nasionalisme.
Selanjutnya, misi pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi menurut surat keputusan Dirjen Dikti
No. 43/DIKTI/Kep./2006 adalah: “membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten
maupun mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni (IPTEKS) dengan rasa tanggung
jawab dan bermoral”.
Berdasarkan visi dan misi di atas, maka kompetensi
yang wajib di kuasai mahasiswa adlah: “mampu berpikir
rasional, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas
dan bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai
Warga Negara Indonesia” sedangkan kompetensi lulusan
dari pendidikan kewarganegaraan adalah: “ seperangkat
tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari seorang
warga Negara dalam berhubungan dengan dengan
Negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan
menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara
dan ketahan nasional”. Sikap tersebut disertai dengan
perilaku yang :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan
menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhu, berdisiplin dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara.
4. Bersifat professional, yang di jiwai oleh kesadaran
bela Negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan
Negara.
Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga
Negara di harapkan mampu memahami, menganalisis
dan menjawab masalah-masalah yang di hadapi oleh
masyarakat, bangsa dan Negaranya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan
tujuan nasional seperti di gariskan oleh pembukaaN
Undang-Undang Dasar 1945.

C.Pendidikan Kewarganegaraan di Negara-negara lain di


dunia.
PKn dilakukan jug di berbagai Negara seperti;
1.USA dgn nama Civic education.2.Autralia Civics Sosial
Studies,3.Jerman dgn namaSachunternicht,4.New Zeland
dgn nama Sosial Studies,5.Inggris dgn Nama Chitizenship
Educatoin.6.Timur tengah dgn Nm Ta’limatul
Muwwatanah atau Tarbiyatul Al Watoniyah.7.Mexico
dgn Nama Education Civicas.8.Afrika selatan dgn Nm
Life Orientasi.9.Singapura dgn Nm Civic & moral
Eduvation.10.Rusia dgn Nm Obscesvovefinie.11. Jepang
Social Studies.12.dll. Pada Intinya PKN memiliki peran
strategi dlm mempersiapkan wn yg cerdas,bertanggung
jawab,berkeadaban,memiliki rasa nasionalisme, dan siap
melakukan bela Negara.
D.Hakikat pendidikan Kewarganegaraan.
Padahakikatnya,pendidikankewarganegaraan,
bersama dengan mata kuliah pendidikan agama dan
bahasa Indonesia, termasuk ke dalam disiplin ilmu yang
bersifat “pengembangan kepribadian” yang bertujuan
untuk mengembangkan sikap,prilaku,tindakan dan
disipilin ada peserta ddidik.PKn memiliki obyek
pembahasan yg jelas, baik obyek material maupun obyek
formalnya. Obyek Materialnya adalah bidang sasaran yg
di bahas dan dikaji adalah Segla hal yang berkaitan
dengan Wn yg meliputi;Wawasan,sikap dan prilaku Wn
dalam kesatuan bangsa dan Negara. Sedangkan obyek
Formnya, adalah 1.Segi hubungan anara wn dan
negar(termasuk hubungan antar wn).2.Segi pembelaan
Negara, dan di tunjang oleh ilmu-ilmu lain.
E.Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Landasan /dasar hukum elaksanaan Pembelajaran
PKn di perguruan Tinggi;
1.Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan idiologi bangs Indonesia,
Idiologi adalah seperangkap nilai yg mengarahkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila bertujuan
untuk menciptakan individu yagn memiliki;Iman dan
taqwa(sila-1),rasa kemanusiaan (sila ke-2),rasa
nasionlisme yang menciptakan integritas bangsa (sila ke-
3),selalu bermusyawarah dalaam menyelesaikan setia
masalah (sila ke -4), dan rasa keadilan(sila ke-5)
semuanya itu terkandung dalam materi PKn.
2.Landasan konstitusinal,Yaitu Undang-undang Dasar
1945.
Pasal 31 ayat 5 amandemen ke 4 UUD 1945 yg
berbunyi”Pemerintah memejukan Ilmu pengetahuan dan
tehnologi dengan menjungjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”.

3.Landasan Operasional.
Landasan operasional pelaksanaan pembelajaran PKn
adalah UU No 20/2003 tentng Sisdiknas, dalam psl 37
ayat 1 yg menyatakan bahw “Kurkulum Pendidikan
Tinggi wajib memuat Pendidkan; Agama,PKn dan bahasa
Indonesia. Di tambahkan pula dalam UU No 12 Tahun
2012 tentagn Pendidikan Tinggi Psl 35 ayat (3)
menyatakan bahwa” Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib
memuat mata kuliah;agama,Pancasila,kewarganegaraan
,bahasa Indonesia.
Dalam obyek pembahasan PKn menurut Keputusan
Dirjendikti No 43/Dikti/Kep/2006 meliputi pokok
bahasan sbb; Filsafat Pancasila,Identitas Nasional,Politik
dan Srategi,Demokrasi Indonesia,HAM dan Rule of
Law,Hak dan kewajiban WN,Geopolitik
Indonesia,Geostrategi Indonesia.

II.FILSAFAT PANCASILA.

A. Filsafat.
1.Pengertian Filsafat.
Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan
kata Falsafah berasal dari bahasa yunani yaitu
Philosopihia ,terdiri dua kata “philos atau phein yg
berarti “kekasih”,sehabat,mencintai ,dan kata Sophia
berarti “kebijaksanaan,hikmat,kearifan.Filsafat sebagai
ilmu yg mengkaji segala sesuatu dari sudut hakekat.
2.Cir Berpikir Filsafat.
a.Radikal; artinya berpikir sampai ke akar-akar, radikal
berasal dari kata radix ,artinya akar.
b.Universal atau umum; Artinya berkipir secara umum
atau berpikir tentang hal-hal serta suatu proses yg bersifat
umum.
c.Konseptual; hasil generalisasi dan abtraks dari
penglaman tentang hal-hal serta proses-proses individu yg
menyangkut perbuatan-perbuatan bebas yg dilakukan
orang-orang tertentu, mengenai apakh kebebasan itu ?
d.Sistematik: artinya bahwa berpikir secara
berjenjang,mulai dari yg paling atas baru ke bawah,
contoh kita pikirkan UUD 1945 kemudian aturan-aturan
di bawahnya.
e.Koheren dan konsisten; artinya berpikir sesui dengan
kaidah-kaidah erpikir dan tidak mengandung kontradiksi,
atau dapat pula diartikan dengan berpikir secara
runtut,,artinya berpikir filsafat harus berpikir dari awal
sampai akhir.
f.Komprehensip.artinya berpikir secara umum secara
keseluruhan .
g.Bebas, makna bebas merupakan pemikiran yg bebas
dari prasangka social,historis,cultural, atau religious.
Berpikir secara bebas bukn berpikir sembarangan tetapi
terikat.
Dengan demikian,filsafat itu sendiri memiliki fungsi
bagi manusia (Djamal 1986,dalam Fachri
Adnan,2003:34). Sbb;
a.memberikan jawaban atas pertayaan yg bersifat
fundamental atau mendasar dlm kehidupan bernegara.
b.mencari kebenaran yg bersifat substansi tentang hakikat
Negara ,ide Negara ataupun tujuan bernegara.
c.berusaha menempatkan dan menjadi kerangka dari
berbagai ilmu pengetahuan yg berkaitan dengan
kehidupan bernegara.
Secara um, keseluruhan arti filsafat dapat di
kelompokkan menjadi dua kategori,yaitu filsafat dalam
arti Produk dan filsafat dalam arti Proses, serti;
1.Filsafat dalam arti produk yaitu :sebagai produk dan
hasil dari aktivitas berfilsafat yg menhasilkan ilmu
pengetahuan,teori,konsep,hingga pandangan-pandangan
tertentu.
2.Filsafat dalam arti proses: proses dlam melahirkan
produk filsafat dengan menggunakan cara,metode-motode
tertentu yang susui dengan obyek permasalahannya.
3.Cabang dan Aliran Filsfat; Filsafat memiliki cabang dan
aliran yg secara tidak langsung membangun kajian
mengenai filsafat itu sendiri,cabang dan aliran terebut a.n.
a.Metafisika,meta berarti “setelah atau di balik” dan
Phisika berarti “hal-hal di alam”,sehingga pengetian
metafisika berarti “suatu cabang filsafat yg mempelajari
penjelasan asal atau hakekat obyek (fisik) di
dunia”,metafisika mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti; “apakah sumber dari suatu realitas ?,
apakah Tuhan ada ?, bagaimana rupa Tuhan
itu,kemanakah manusia setelah emninggal ?”, metafisika
merupakan hal yang rumuit dan memerlukan daya abtraks
sangat tinggi.
Epistemologi; Berarti ilmu tentang
pengetahuan,mempelajari asal
muasal/sumber,struktur,metode, dan vadilits pengetahuan,
yang kesemuanya bisa dikembalikan untuk menjawab
pertanyaan; “apa yg dapat saya ketahui”.
c.Logika, yang berarti,kecakapan,atau alat untuk berpikir
secra lurus.
d.Etika (filsafat moral), dimana obyek material etika
adalah perbuatan atau perilaku manusia secara sadar dan
bebas.
e.Estetika (filsafat Keindahan), yang merupakan kajian
filsafat tentang keindahan.

B.Filsafat Pancasila.
1.Hakekat Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Negara,Perkataan Pancasila
mula-mula digunakan dalam masyarakat India yg beraga
budha, yg mengartikan lima aturan yg harus di taati oleh
penganutnya, yaitu di kenal 5 m,dilarang
mateni(membunuh) maling,madon (berzinah),mabuk, dan
main judi. Lahirnya Pancasila berawal dari kebutuhan
suatu Negara yang akan merdeka.Pada tgl 25 Mei 1945
untuk pertama sekali Muh,Yamin mengajukan dasar
Negara Indonesia seperti;Pri
kebangsaan,perikemanusian,periketuhanan,peri
kerakyatan dan kesejahteraan rakyat.
Disisi lain Soekarno mengajukan dasar negra pada tgl
1 juni 1945
meliputi’kebangsaan,internasionalisme,mufakat,dasar
perwakilan,dasar permusyawaratan,kesejahteraan dan
ketuhanan.pada tgl 22 juni 1945, Sembilan tokoh nasonal
mengadakan pertemuan, dan melihirkan Piagam jakart yg
merumuskan Pancasila sbb;
a.Ketuhanan dengan kewajiban menalankan syarat islam
bagi pemeluknya.
b.s/ e, sama seperi sekarang. Dan pada tgl 18 agustus
1945 diadakan sidang PPKI dalam rapat tersebut
Moh,Hatta menyatakan “rumusan Piagam Jakarta sila
pertama di robah dengan menghilangkan tujuh kata,
sehingga seperti sekarang.
2.Pancasila sebagai Suatu Sistim.
Pancasila yg terdiri lima sila pada hakekatnya
merupakan suatu sistim.Sisitim adalah “suatu kesatuan
bagiain-bagian yg saling berhubungan,saling bekerja
sama untuk suatu tujuan tertentu secara keseluruhan
merupakn suatu kesatuan yg utuh. Uatu sistim harus
memenuhi lima persyaratan yaitu’
a.Merupakan suatu kesatuan.
b.Bersifat konsisten dan koheren,tidak mengandung
pertentangan.
c.Ada hubungan antara bagian yg satu dengan bagian yg
lain.
d.Ada keseimbangan dalam kerja sama.
e.Semuanya mengabdi pada tujuan yg satu,yaitu tujuan
bersama.
Pancasila dikatakan sebagai suatu sistim,Karena
Pancasila terdiri atas bagian-bagian (sila-sila) yg memiliki
fungsi sendiri-sendiri itu merupakan satu kesatuan yg tdk
terpisahkan (saling berhubungan demi mencapai tujuan
bersama, yaitu “Suatu masyarakat Indonesia yg adil dan
makmur berdasarkan Pancasila (Pembukaan UUd 1945
alinea ke IV).
Berdasarkan hal di atas maka dapat dikatakan bahwa
Pancasila telah memenuhi persyaratan untuk dpt
dikatakan sebagai sistim di antaranya:
1.adanya kesauan dari kelima unsur sila-sil,yg satu sama
lainnya tak dapat dipisahkan.
2.adanya keteraturan dari sila-silany, yatu bereksistensi
secara hirarkis konsisten,dimana masing-masing sila
berada dalam suatu urutan tingkat yg runtut,artinya sila yg
nilainya lebih esensial di dahulukan, serta lebih luas
cakupannya di dahulukan.
3.adanya keterkaitan antara sila yg satu dengan sila yg
lain,shg merupakan satu kesatuan yg utuh dan merupakan
suatu totalitas salign berhubungan dan saling
ketergantungan antara sila dengan sila lainnya.
4.adanya kerjasama antara sila yg satu dengan sila yg
lain.Hal ini mutlak sebab dasar Filsafat Negara harus
merealisasikn tujuan-tujuan Negara.
5.adanya tujuan bersama dimana untuk mewujudkannya
dperlukan pemerintahan yg stabil dalam satu wadah
Negara yg mempunyai dasar filsafat tersebut.
Pancasila sebagai sistim dikatan saling berhubungan
dn padat di gambarkan dalam tiga hal, yaiut;
a.bersifat organis, artinya antara sila-sila Pancasila saling
berkaitan,saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Pemikiran mendasar adalah “bahwa
manusi berhubungan dengan Tuhan,dengan diri
sendir,dengan sesame,dengan masyarakat, dan dengan
bangsa , Pemikiran ini bersumber dari nilai-nilai yg
dimiliki bangsa Indonesia sendiri.
b.Bersifat hierkis, dimana nilai urutan kelima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat luas dlm
(kuantitas), isinya,maupun sifatny (Kualitas) yg saling
mengikat dan mengisi.
c.bersifat pyramidal (terbalik, dimana urutan sila-sila
Pancasila disusun berdasarkan urutan yg paling
utama.Urutan dasar, yaitu sila Iyg menjadi dasar bagi sila-
sila lainnya dan memiliki cakupan paling luas.

SILA .I. TUHAN


SILA.II. NGR /MC
SILA .III. BERSATU
SILA.IV MUSYAWARAH
SILA.V. KEADILAN
3.Pancasila sebagai Idiologi Bangsa dan Negara Indonesia
Istilah idiologi berasal dari kata idea atinya
gagasan,konsep, dan logos berarti pengetahuan, sehingga
idiologi secra harafiah; ilmu tentang pengertian mendasar.
Beberapa pengertian igiologi menurut beberapa ahli
seperti;
a.A.S Hornby mengatakan, bahwa idiologi adalah
seperangkat gagasan yg membentuk landasan teori
ekonomi dan politik atau yang dipengani oleh seorang
atau sekelompok orang.
b.Soerjono Seokanto menyatakan, bahwa secara umum
idiologi sebagai kumpulan
gagasan,ide,kenyakinan,kepercayaan yg menyeluruh dan
sistematis,yg menyangkut bidang
politik,social,kebudayaan ,dan agama.
c.Gunawan Setiardji merumuskan idiologi sebagai
seperangkat ide asas tentang manusia dan seluruh realitas
yg dijadikan pedomanan dan cita-cita hidup.
d.Frans Magnis Suseno, mangatakan bahwa idiologi
sebagai suatu sistim pemikiran yg apat dibedakan menjadi
idiologi tertutp dan iddiolohi terbuka. Idiologi tertutup
merupakan suatu sistim pemikiran tertutup,bersifat
totaliter dan akan menyangkut segala segi kehidupan.
Ciri-ciri idiologi tertutup, merupakan cita-cita suatu
kelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui
masyarakat: atans nama idiologi dibenarkan.idiologi
terbuka( terbuka di gali dari harta kekayaan rohani,moral
dan budaya masyarakat sendiri) cirri-cirinya;1. bahwa
nilai-nilai dan cita-cita tidak dipaksakan dari
luar,melainkan digali dan diambil dari moral ,budaya
masyarakat itu sendiri.2.dasarnya bukan kenyakinan
idiologi sekelompok orang,meliankan hasil musyawarah
dari consensus masyarakat tersebut.3.nilai-nilai sifatnya
dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung
operasional.
Berkaitan dengan ideology Pancasila, secara umum
ideology Pancasila memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:
A.Pandangan hidup masyarakat dan bangsa
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup
masyarakat dan bangsa karena Pancasila terdiri dari
satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur terhadap
kehidupan sehari-hari.

B.Dasar Negara
Pancasila dikatakan sebagai dasar negara dimana
Pancasila merupakan suatu dasar nilai sert norma
untuk mengatur pemerintahan Negara.
Sebagai dasar negra, Pancasila memiliki fungsi yang
meliputi :
1Sumber dari segala sumber hukum.
Hal hal ini sesuai dasar yuridis sebagai tercantum
dalam UUD 1945, ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966,ketetapan MPR No. V/MPR/1973
dan ketetapan No. IX/MPR/1978.
1)Meliputi suasana kebathinan dari UUD 1945
2)Memelihara budi pekerti yang luhur
3)Sumber semanga bagi UUD 1945,
penyelenggaraan Negara, dan pemerintah.
Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara
tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu
“….maka disusunlah… yang berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan berlandaskn kepada
keadilan social bag seluruh rakyat Indonesia”. Dasar
Negara sendiri merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki oleh sebuah Negara merdeka.
a. Ideologi Negara/ Nasional
Ideology merupakan serangkaian gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis yang menyangkut dan
mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu
dalam segala bidang kehidupan yang menyangkut :
bidang politik ( pertahanan dan keamanan ), bidang
social cultural, bidang hukum, serta bidang
keagamaan.
Berkaitan dengan ideologi, ada tiga dimensi sifat
ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealism, dan
dimensi fleksibilitas ( Oetoyo Oesman dan Alfian, 1991 :
192 ). Ketiga dimensi ini di penuhi oleh Pancasila.
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Dimensi Realitas : nilai yang terkandung dalam
dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, terutama pada waktu ideology itu lahir,
sehingga mereka betul-betul merasakan dan
menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama. Pancasila mengandung sifat
dimensi realitas ini dalam dirinya.
b. Dimensi Idealisme : ideologi ini mengandung cita-
cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealism ini
tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
c. Dimensi Fleksibilitas : ideology itu memberikan
penyegaran, memelihara dan memperkuat
relevnansinya dari waktu ke waktu sehigga bersfat
dinamis dan demokrasi. Pancasila memiliki dimensi
fleksibilitas karena memilihara dan memperkuat
relevansinya dari masa ke masa.
Maka Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideology bangsa
Pancasila itu menjadi cita-cita normative bagi
penyelenggaraan Negara.
Dengan kata lain visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuahanan, yang ber-
Kemanusiaan, yang ber Persatuan, yang ber-Kerakyatan,
dan yang berkeadilan.
4. Pancasila Sebagai Filsafat
Pancasila sebagai filsafat memiliki fungsi yang amat
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara
lain sebagai berikut :
a. Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat
kehidupan bernegara (bentuk Negara, perekonomian
Negara, dan lain-lain).
b. Memberikan kebenaran dan mencari kebenaran yang
substantive tentang hakikat Negara, ide Negara dan
tujuan Negara (dinyatakan secara eksplisit dalam
Pembukaan UUD 1945).
Seperti yang telah disinggung pada bagian terdahulu,
dikatakan bahwa wawasan filsafat meliputi bidang atau
aspek penyelidikan ontology, epistemology, dan
aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap
mencakup kesemestaan. Demikian juga dengan filsafat
Pancasila yang dapat dikaji melalui ketiga aspek ini,
yaitu sebagai berikut :
a. Landasan Ontoligis Pancasila
Ontology menurut Aristoteles dalah ilmu yang
menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,
keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya
dengan metafisikan. Secara umum, ontologism
adalah “apa yang dikaji” atau apa objek kajian dari
ilmu itu”. Misalnya: Apakah realitas yang tampak
ini adalah sautu realitas sebagai wujudnya, yaitu
benda ? Apakah ada suatu rahasia dibalik realitas
itu, sebagaimana yang tampak pada makhluk
hidup? Dan seterusnya. Artinya, bidang antologi
menyelediki tentang makna yang ada (eksistensi
dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta
(kosmologi), serta metafisika.
b. Landasa Epistemologis Pancasila
Epistemologis adalah cabang filsafat yang
menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan. Epistemology meneliti
sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya
pengetahuan, serta batas dan validitas ilmu
pengetahuan. Epistemology adalah ilmu tentang
ilmu atau teori terjadikan ilmu atau science of
science. Menurut Titus (1984: 20) terdapat tiga
persoalan yang mendasar dalam epistemology,
yaitu : 1) Tentang sumber pengetahuan manusia; 2)
Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; 3)
Tentang watak pengetahuan.

c. Landasan Asksiologis Pancasila


Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada
hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Asksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani, yaitu
axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang
artinya pikiran, ilmu atu teori.
1)Kaum Materealistis memandang nilai tertinggi
adalah nilai material.
2)Kaum Hedonisme memandang bahwa nilai
tertinggi adalah nilai kenikmatan.
3)Kaum Liberalisme memandang bawha nilai
tertinggi adalah nilai kebebasan.
4)Kaum sekularisme memandang bahwa nilai
tertinggi dalam suatu Negara adalah bila
urusan Negara terpisah dengan urusan agama.
Max Scheler (dalam Driyarkara,1978)
mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya, dan
dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan,
yaitu :
1)Nilai-nilai kenikmatan : dalam tingkat ini
terdapat nilai yang mengenakkan, yang
menyebabkan orang senang atau menderita
(kaum hedonism).
2)Nilai-nilai kehidupan : dalam tingkat ini terdapat
nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti
kesejahteraan, keadilan, hingga kesegaran.
3)Nilai-nilai kejiwaan : dalam tingkat ini terdapat
nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama
sekali tidak tergantung dari kedaan jasmani
maupun lingkungan. Nila –nila semacam ini
misalnya, keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
4)Nilai-nilai kerohanian : dalam tingkat ini
terdapat moralitas nilai yang suci dan tidak suci.
Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-
nilai pribadi.
Sementara itu, dalam filsafat Pancsila sendiri
disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai
dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1)Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima
sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai
sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai –nilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan
dan nilai keadilan.
2)Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk
norma social dan norma hukum yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
Negara.
3)Nilai Praktis, adalah nilai yang sesungguhnya
kita laksanakn dalam kenyataan. Nilai ini
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan
nilai intrusmental itu benar-benar hidup dalam
masyrakat.
Nilai-nilai dalam Pancasila, termasuk nilai etik
atau nilai moral merupakan nilai dasar yang
mendasari nilai instrumental dan selanjutnya
mendasari instrumental dan selanjutnya
mendasari semua aktivitas kehidupan
bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of
value Pancasila), yaitu bangsa yang
berkebutuhan, yang berkemanusiaan,
berpersatuan, yang berkerakyatan dan
berkeadilan social. Pengakuan ,penerimaan dan
penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu tampak
dalam sikap, tingkah laku, dn pembuatan bangsa
Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas
sebagai manusia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai