Anda di halaman 1dari 69

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa sebagai salah satu penilaian terhadap proses
pembelajaran mata kuliah Metodologi Penelitian. Meski dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha dengan maksimal, namun penulis masih
merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran pembaca makalah ini. penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat begi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amiin.

Palu, 06 Oktober 2018


Penulis,

(Sakiyah Dwi Lestari)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
1.1 DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
1.2 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gravitasi Universal I....................................................................................................4


2.2 Gravitasi Universal II................................................................................................26
2.3 Gerak dan Posisi Benda Langit I...........................................................................33
2.4 Gerak dan Posisi Benda Langit II.........................................................................44
2.5 Struktur Bumi I...........................................................................................................57
2.6 Struktur Bumi II..........................................................................................................66
2.7 Struktur Bumi III........................................................................................................79
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................92
3.2 Saran...............................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................97

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam studi Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa merupakan ilmu yang
membahas semesta tentang keberadaan bumi sebagai salah satu bagian dari tata
surya dan juga membahas tentang ruang angkasa beserta benda-benda angkasa
lainnya.
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa terbagi dalam beberapa cabang
ilmu, yakni astronomi yaitu ilmu yang membahas tentang benda-benda ruang
angkasa yang ada di alam semesta ini yang meliputi bintang, matahari, satelit dan
lain- lainnya. Penerapan astronomi yang praktis adalah dalam navigasi,
perhitungan waktu dan kalender.
Geologi yakni ilmu yang mempelajari tentang struktur bumi. Dalam
pembahasan menggunakan dasar-dasar kimia dan fisika sehingga mempelajari
struktur dan perubahan materi, baik yang terdapat di permukaan tanah maupun
dalam perut bumi. Dimana geologi terbagi menjadi Petrologi yaitu ilmu yang
membahas tentang batu-batuan, Vulkanologi yakni ilmu yang membahas tentang
gempa bumi, Mineralogi yakni ilmu yang mempelajari tentang mineral mineral
dan bahan galian.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi serta
sosio ekonomi dan makhluk yang ada di situ (terutama manusia). Geografi sebagai
cabang ilmu pengetahuan menggabungkan informasi yang diperoleh dalam semua
cabang lain, sehingga merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipakai manusia
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka adaptasi dengan
lingkungan. Dalam makalah ini, akan menguraikan beberapa materi yang
berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang termasuk
didalamnya, yaitu pendahuluan perkembangan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa, gravitasi universal (meliputi hukum Kepler dan gravitasi Newton,
tafsiran Newton terhadap hukum Kepler), gerak dan posisi benda langit, dan
struktur bumi.

1.2 Rumusan Masalah


Materi Gravitasi Universal I
1. Bagaimana pendahuluan perkembangan IPBA?
2. Bagaimana bunyi hukum kepler I, II, dan III ?
3. Bagaimana hubungan antara gravitasi Universal dan gravitasi Newton ?
4. Bagaimana tafsiran Newton terhadap hukum Kepler ?

1. Bagaimanakah sistem dua benda langit itu?


2. Apa pengaruh Gravitasi terhadap bumi?
3. Bagaimana pasang surut air laut terjadi?
4. Bagaimanakah orbit planet terjadi?
Materi Gerak dan Posisi Benda Langit I
1. Apa yang dimaksud dengan gerak semu harian dan tahunan matahari?
2. Bagaimana gerak, posisi dan penampakan bulan?
3. Bagaimana proses terjadinya gerhana matahari dan bulan?

1
Materi Gerak dan Posisi Benda Langit II
1. Apa itu sistem koordinat horizon ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinat ekuator ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinat ekliptika ?
4. Bagaimana pergerakan langit jika dilihat dari tempat berbeda ?
Materi Struktur Bumi I
1. Bagaimana bentuk dan ukuran bumi ?
2. Bagaimana susunan interior pada bumi ?
3. Apa yang dimaksud dengan litosfer dan struktur apa yang menyusun
litosfer tersebut ?
4. Apa yang dimaksud dengan lempeng tektonik dan lempeng apa saja yang
ada di bumi ?

1. Apa yang dimaksud dengan vulkanisme dan apa saja jenis- jenis
vulkanisme tersebut ?
2. Apa yang dimaksud dengan gempa bumi dan apa saja jenisnya ?
3. Apa yang dimaksud dengan medan magnet bumi ?

1. Apa yang dimaksud dengan atmosfer dan apa saja bagian-bagiannya ?


2. Apa yang dimaksud dengan hidrosfer dan apa saja yang termasuk
didalamnya ?

1.3 Tujuan
Materi Gravitasi Universal I
1. Mengetahui pendahuluan dari perkembangan IPBA.
2. Mengetahui dan memahami bunyi hukum kepler I, II, dan III.
3. Mengetahui hubungan antara gravitasi Universal dan gravitasi Newton.
4. Mengetahui tafsiran Newton terhadap hukum Kepler.

1. Mengetahui sistem antar dua benda yang ada dilangit.


2. Mengetahui pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi.
3. Mengetahui bagaimana terjadinya pasang surut air laut.
4. Mengetahui bentuk dari orbit planet yang ada di galaksi bima sakti.
Materi Gerak dan Posisi Benda Langit I
1. Mengetahui apa yang dimaksud gerak semu harian dan tahunan matahari.
2. Mengetahui penjelasan dari posisi dan penampakkan bulan.
3. Mengetahui penyebab terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari.
Materi Gerak dan Posisi Benda Langit II
1. Mengetahui apa itu sitem koordinat horizon.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem koordinat ekuator.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem koordinat ekliptika.
4. Mengetahui pergerakan langit jika dilihat dari tempat berbeda.
Materi Sruktur Bumi I
1. Mengetahui bentuk dan ukuran bumi.
2. Mengetahui susunan interior pada bumi.

2
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan litosfer dan struktur yang
menyusun litosfer tersebut.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lempeng tektonik dan lempeng
apa saja yang ada di bumi.

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vulkanisme dan jenis- jenis


vulkanisme tersebut.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gempa bumi dan jenis-jenisnya.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan medan magnet bumi.

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan atmosfer beserta bagian-


bagiannya.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidrosfer dan apa saja yang
termasuk didalamnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GRAVITASI UNIVERSAL BAGIAN I
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
1. Pengertian astronomi dan keterkaitannya dengan sains.
astronomi yaitu ilmu yang membahas tentang benda-benda ruang
angkasa yang ada di alam semesta ini yang meliputi bintang, matahari, satelit
dan lain- lainnya.
Dalam kitab al-Khulasah al-Wafiyah oleh Zubaer Umar Jailani, rektor
pertama IAIN Walisongo Semarang dijelaskan bahwa ilmu ini pertama kali
ditemukan oleh seorang yang benar I’tiqadnya, yang membawa misi
monoteisme akan eksistensi dzat yang menciptakan alam semesta ini (Tuhan
semesta alam), ia adalah Nabi Idris AS. Jejak astronomi tertua ditemukan dalam
peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia yang tinggal di Mesopotamia (3500-
3000 SM). Bangsa Sumeria hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar astronomi.
Pembagian waktu lingkaran menjadi 360 derajat berasal dari bangsa Sumeria.
Orang sumeria juga sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak
3500 SM. Mereka menggambar pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan
papan permainan. Nama rasi Aquarius yang kita kenal berasal dari bangsa
Sumeria. Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun
500 SM, Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi
berputar pada porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan
diameter bumi. Brahmagupta (598-668) juga menulis teks astronomi yang
berjudul Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dia astronom yang memecahkan
masalah- masalah astronomi.
2. Perkembangan pada periode geosentris
Embrio teori Geosentris dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang
menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan menunjukkan argument ketika terjadi
proses gerhana terdapat bayang-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan
oleh posisi bumi. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya adalah bumi.
Sehingga semua benda-benda langit bergerak mengitari bumi. Sekitar tahun 150
M, di Alexandria hiduplah seorang astronom Mesir bernama Ptolomeus. Ia
merupakan peneliti ahli dan menjadi popular karena ensiklopedia yang
disusunnya, yang berisi semua pengetahuan sains dari dunia kuno. Kita
mengenalnya dengan almagest. Selain memberikan satu-satunya catatan catalog
bintang Hipparchus, buku ini juga menimpulkan pandangan klasik bumi sebagai
pusat alam semesta. Konsep ini dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.

Sejarah sosial teori geosentris yang menyangkut dinamikanya di tenga h-


tengah dominasi gereja pada kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan
tipologi tersebut sehingga dapat diterima pada ranah pmahaman manusia
mengenai konsep alam semesta. Dilihat dari suasana pada kuru waktu tersebut,
keberadaan dewan gereja memiliki otoritas penuh dalam menentukan segala
kebijakan, apalagi yang berkaitan dengan deologi. Pada abad pertengahan

4
sekitar abad 12 s/d a5 orang-orang eropa barat sanagat mendukung Aristoteles.
Sehingga Aristoteles dianggap mutlak benar.
Lalu muncul pertanayaan Aristoteles yang menyatakan pusat alam
semesta. Pendapat Aristoteles ini berdasarkan keterangan ayat Yoshua 10:12a-
13, yaitu “matahari, berhentilah di atas gabeon dan engkau, bulan di atas lembah
Ayalon!”. Maka berhentilah matahari dan bulan itu bergerak, ole h dewan gereja
pernyataan ini didukung sepenuhnya karena sesuai dengan apa yang tertera
dalam Yosua, dan dijadikan pegangan oleh rakyat awam pada umumnya.
Sehingga teori Geosentris dianggap mutlak benar pada saat itu.
Bangsa Eropa barat pada abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-
isme baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi dari
filsafat skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio atau
faham yang kontaradiktif dengan pemahaman gereja. Pemikiran yang dianggap
melanggar agama oleh gereja, memungkinkan si penggagas dapat dihukum
denagn dsiksa bahkan dihukum mati. Seperti yang dialami oleh Giardono Bruno
(1548-1600), salah seorang pendukung ide alam semesta Nicolas Copernicus
dengan Teori Heliosentris. Ia ditangkap dan disiksa oleh deawan Inquisasi
Gereja, dan akhirnya dihukum mati di tiang pembakaran di Roma pada bulan
februari 1600. sehingga teori Geosentris ini terus berkembang dan mengakar
sebelum akhirnya dipatahkan oleh teori Heliosentris.
Pencetus dan pendukung geosentris

Aristoteles (384-322)
Seorang ahli filsafat terbesar sepanjang masa. Dikenal dengan bapak
peradaban baru, bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, dan berbagai
julukan lain yang disematkan kepadanya. Tokoh ilmu logika, biologi, fisika,
matematika, botani, kimia, anatomi, zoology. Dia juga seorang pengara ng
produktif yang telah mengarang lebih dari 50 buku, disertai dengan uraian-
uraian yang sisematis.

Claudius Ptolomeus (140 SM)


Seorang ahli Geografi dan astrologi. Pendukung teori yang dikemukakan
oleh aristoteles, kemudian menyempurnakan dan mempopulerkannya hingga
namanya lebih dikenal di dunia. Dia juga seorang penga rang beberapa risalah
astronomi, dimana risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak diadopsi
oleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya. Karya-karyanya adalah Syntasis, Geografia,
Tetrabiblos.

Hipparchus (150 SM)


Seorang berkebangsaan Yunani yang juga ahli dalam bidang astronomi,
dia termasuk salah satu pendukung teori Geosentris. Karya-karya yang ia
temukan adalah menyusun gambaran baku alam semesta dan menyusun katalog
bintang-bintang yang ditulis dalam bukunya yang berjudul “introduction to
astronomy”.

Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)

5
Ia sangat disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan kemahirannya
bukan saja di bidang syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logika,
aritmetik, geometri, musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi beliau
dalam ilmu pengetahuan antara lain : menemukan angka 0 (nol) dalam system
perhitungan, menyusun tabel geometri, menemukan teori kemiringan ekliptika,
merevisi data astronomi dalam kitab sindihid, menciptakan pemakaian sinus,
cosinus, dan tangent dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi dan
penyelesaian persamaan, teorema segitiga sama sisi, juga segitiga sama kaki dan
memperkirakan luas segitiga, segi empat dan bulatan dalam geometri,
memperkenalkan aljabar dan hisab. Karya beliau adalah kitab al- mukhtasar fi
hisab al-jabr wa al- muqabalah.

Nasiruddin Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)


Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi, teologi, etika, dan filsafat
masih dipelajari hingga kini sebagaimana juga terhadap karya-karya Ibn Sina,
sehingga banyak yang menjulukinya Ibn Sina kedua. Di antara karya-karyanya
adalah Meneliti lintasan, ukuran, jarak planet merkurius; meneliti terbit dan
terbenam matahari; menemukan ukuran dan jarak matahari dengan bulan;
meneliti kenaikan bintang-bintang; menemukan teori gerak planet. ia juga
menulis buku: Jadwal al-Kaniyan, Zubdah al- hai’ah.

Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)


Salah seorang ahli astronomi dan matematika yang bergitu dikenal luas
di dunia ilmu pengetahuan. Kontribusinya dalam bidang ilmu pengetahuan
adalah menciptakan teropong bintang; menemukan teori mengenai garis
lengkung bulan dan matahari yang diaplikasikan dalam menentukan gerak
akselerasi bulan; menemukan bahwa kemiringan ekliptik, panjangnya musim,
dan orbit matahari; menemukan orbit bulan dan planet; menetapkan teori baru
untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru;
menemukan perhitungan secara akurat revolusi bumi terhadap matahari. Adapun
buku-buku yang ia tulis antara lain: Tabriel al-Maghesti; Tahmid al-Mustofa li
Ma’na al-Manar.

Al-Farghany
Salah satu ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam
dunia astronomi adalah Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-
Farghani. Ia adalah salah satu astrono yang hidup pada masa pemerintahan
khalifah Al-Makmun pada abad IX dan menjadi orang kepercayaan.
Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan antara lain: me nemukan jarak dan
diameter planet-planet lainnya; menentukan besarnya diameter bumi yang
mencapai 6.500 mil; mampu meneropong bintang-bintang.

3. Perkembangan pada periode heliosentris


Sejarah singkat lahirnya teori heliosentris
Pengamatan tentang fenomena langit telah dilakukan sejak zaman kuno
oleh orang-orang Cina, Mesopotamia, dan Mesir. Akan tetapi pengetahuan

6
mengenai fenomena langit dijadikan sebuah ilmu baru terwujud dan
berkembang pada zaman Yunani sekitar abad VI dengan nama ilmu astronomi.

Babak astronomi Yunani dimulai oleh Thales pada abad VI SM yang


berpendapat bahwa bumi berbentuk datar. Walaupun pada abad yang sama ada
seorang ilmuwan yang mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat (phytagoras).
Akan tetapi terobosan terpenting pertama dalam astronomi dilakukan oleh
Aristoteles dua abad kemudian. Dia mengemukakan bahwa bumi berbentuk
bulat bundar dengan didukung sejumlah bukti ilmiah. Ia juga berpendapat bahwa
pusat jagat raya ini adalah bumi, sementara bumi selalu dalam keadaan tenang,
tidak bergerak, dan tidak berputar. Pandangan ini disebut dengan teori
geosentris.
Terobosan kedua hampir dilakukan oleh Aristarcus pada abad III SM jika
dia mempunyai cukup banyak pendukung. Aristarcus tidak hanya berpendapat
bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta (geosentris). Akan tetapi dia juga
menyatakan bahwa bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari yang
merupakan pusat gerak langit (heliosentris). Inilah awal munculnya teori
heliosentris. Sehingga orang pertama kali mengemukakan teori heliosentris
sebenarnya adalah Aristarcus. Namun teori ini tidak mendapat posisi keilmuwan
pada zaman itu yang disebabkan oleh kurangnya pendukung.

Zaman astronomi klasik Yunani ditutup oleh Hipparchus pada abad I SM


yang menyatakan bahwa bumi itu diam. Sedangkan matahari, bulan, serta
planet-planet mengelilingi bumi (geosentris). System geosentris ini disampaikan
oleh plotomeus pada abad II M yang lebih dikenal dengan system ptolomeus.
Dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan, dia menyusun buku besar
tentang ilmu bintang-bintang yang berjudul syntatis. Pandangan ptolomeus
(geosentris) berlaku selama lebih dari tiga belas abad.

Pada abad III M, ada seorang pengembara India yang menyerahkan


sebuah data astronomi dengan judul Shindind atau sidhanta kepada kerajaan
islam di bagdad, kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa arab oleh
al-fazari, sehingga tidak mengherankan jika sekitar aba IX M (300 tahun setelah
wafatnya Nabi), Negara-negara islam telah memiliki kebudayaan dan
pengetahuan yang tiinggi. Banyak ilmuwan dengan hasil karyanya yang
gemilang tertumpuk di perpustakaan-perpustakaan Negara islam termasuk hal-
hal yang berhubungan dengan astronomi.

Sekalipun ilmu falak dalam peradaban islam sudah cukup maju, namun
yang perlu dicatat adalah bahwa pandangan terhadap alam secara umum masih
mengikuti pandangan geosentris. Di abad yang sama, juga muncul tokoh islam
yang menganggap bahwasanya teori geosentris tidak masuk akal. Ia adalah Abu
Raihan Al- Biruni. Ia merupakan orang yang pertama kali menolak teori
ptolomeus. Sekitar abad XIV juga muncul tokoh islam yang merombak habis
teori Geosentris Ptolomeus. Ia adalah Ibnu Shatir dalam bukunya yang berjudul
“Nihayat al-Sulfi Tashih al- Ushul”.Walaupun ada beberapa tokoh yang
menentang teori ptolomeus, namun sebenarnya lebih dari tiga belas abad konsep

7
geosentris diterima oleh masyarakat dunia. Baru pada tahun 1512 M (abad XVI),
Copernicus membuka sejarah baru dengan mengemukakan bahwa planet dan
bintang mengelilingi matahari dengan orbit lingkaran (Heliosentris). Mulai abad
inilah teori Heliosentris diterima oleh masyarakat dunia. Walaupun sejak
Copernicus mengemukakan pandangan heliosentrisnya muncul dua aliran, yaitu
aliran Ptolomeus (Geosentris) dan aliran Copernicus (Heliosentris). Namun t
eori Heliosentris senantiasa berkembang sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan lahirnya tokoh-tokoh pendukung teori ini, yaitu Johannes
Kepler, Galileo Galilei, dan Sir Isac Newton dengan penemuan-penemuanya.
Tokoh dan Pendukung Heliosentris

Aristarcus (abad III SM)


Aristarcus merupakan seorang ahli astronomi klasik Yunani pertama
yang tidak setuju dengan pendapat Aristoteles tentang teori geosentrisnya pada
abad III SM. Ia berpendapat bahwa bumi bukalah pusat alam semesta
(Geosentris), akan tetapi, bumi itu berputar dan beredar mengelilingi langit.

Nicolas Copernicus (1473-1543)


Nicolas Copernicus adalah ahli astronomi amatir dari polandia yang
menentang pandangan Geosentris dari Ptolomeus. Ia mengekemukakan dalam
bukunya “Revolutionibus Orbium Calestium” bahwa matahari merupakan pusat
dari suatu system peredaran benda-benda langit, yang dikenal dengan
Heliosentris yakni senagi pusat peredaran bumi dan benda-benda langit lain
yang menjadi anggotanya. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa bumi berp utar
pada sumbunya (rotasi) Sekali dalam satu hari dan bulan pun bergerak mengitari
bumi dalam 27 1/3 hari untuk sekali putaran. Sejak Copernicus mengumumkan
pandangan heliosentrisnya, maka dalam dunia astronomi sampai abad 18 M ada
dua aliran yaitu aliran Ptolomeus dan aliran Copernicus.

Galileo Galilei (1564-1642)


Setelah Galileo membaca karya Copernicus tentang gerak benda-benda
langit, kemudian ia menyusun teori kinematika tentang benda-benda langit yang
sejalan dengan Copernicus. Di samping itu ia berhasil membuat teleskop yang
dapat dengan mudah dan jelas melihat relief permukaan bulan, noda-noda
matahari, planet saturnus dengan cincinnya yang indah, planet Yupiter dengan
empat buah satelitnya, dan sebagainya. Karya Galileo tentang peredaran benda-
benda langit seperti itu dinyatakan terlarang untuk dibaca umum, karena
bertentangan dengan pandangan dan kepercayaan kaum gereja.

Johannes Kepler (1571-1630)


Kepler adalah seorang yang berkebangsaan Jerman, dengan tidak kenal
lelah ia selalu mengadakan penelitian benda-benda langit. Ia memperluas dan
menyempurnakan ajaran Copernicus. Teori- teori yang ia kemukakan dilandasi
matematika yang kuat, ia menjadi landasan dalam ilmu astronomi. Tiga hukum
itu adalah :
 Lintasan planet menyerupai ellips dengan matahari pada salah satu titik
apinya.

8
 Garis hubung planet matahari akan menyapu daerah yang sama luasnya
dalam selang waktu yang sama panjangnya.
 Pangkat dua kala edar planet sebanding dengan pangkat tiga jarak planet ke
matahari.
Tycho Brahe (1546-1601)
Tycho Brahe ahli astronomi berkebangsaan Denmark, banyak merancang
dan membangun alat-alat astronomi yang besar yang belum pernah dibangun
orang sebelumnya. Pada tahun 1576 ia membangun sebuah observatorium dan
bekerja di dalamnya selama 21 tahun, banyak data pe nting tentang alam semesta
yang dicatatnya ternyata sangat berfaedah untuk ilmu astronomi pada masa
kemudian. Konsep Tycho Brahe sebetulnya berusaha menggabungkan system
Plotomeus dan Copernicus dengan pusat jagat raya tetap di bumi.

Sir Isaac Newton (1643-1722)


Ia adalah fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia
yang berasal dari inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan
ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah. Bahkan dikatakan sebagai
Bapak ilmu Fisika Modern. Dengan hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton
berhasil menulis sebuah buku yang berjudul “Philosophiae Naturalis Pricipia
Mathematika”.
Kontribusi terbesarnya bagi astronomi adalah hukum gravitasi yang
membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-
masing objek dan berbanding tebalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda.
Hukum gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi hukum kepler yang
dikemukakan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan, hasil pekerjaannya
dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun. Teori Newton
menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan tata surya yang lahir kemudian,
yang pasti, bumi mengelilingi matahari bukan sekedar teori asal jadi, tetapi
konsekuensi hukum gravitasi.

B. Hukum Keple r
Johannes Kepler, asisten dan penerus (suksesor) ahli astronomi Tycho
Brahe menyempurnakan model Copernicus tentang orbit planet. Kepler
menentukan sifat orbit planet berdasarkan analisis data teleskop astronomi Brahe
(Tycho Brahe, 1546 – 1601) dan ia mengemukakan tiga hukum yang dikenal
dengan :
Hukum I Kepler :
Planet-planet bergerak dalam orbit elip terhadap matahari yang letaknya pada
salah satu fokusnya pada sumbu panjang.

9
Hukum II Kepler :
Luas yang dilintasi oleh garis penghubung antara planet dan matahari dalam
interval waktu yang sama adalah sama. Hukum ini menyatakan kecepatan orbital
tidak uniform.

Akibatnya planet bergerak lebih cepat dalam orbitnya jika dekat matahari
(perihelium) dibandingkan jika planet berada di aphelium yaitu jarak terjauh dari
matahari. Kecepatan planet berbanding terbalik dengan jarak antara aphelium dan
perihelium.
Hukum III Kepler :
Kuadrat kala revolusi tiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata
planet ke matahari.

10
Dengan :
T = kala revolusi planet (waktu planet melakukan satu putaran penuh)

R = jarak rata-rata planet

C. Hukum Gravitasi Newton


Dari hukum- hukum Kepler, Newton mengemukakan hukum gravitasi
universal (1687), yang menyatakan bahwa gaya gravitasi antara dua benda
sebanding dengan hasil kali massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara dua benda tersebut. Karya Newton menunjukan menunjukan
bahwa hukum Kepler diturunkan secara empiris, tetapi sesuai dengan hukum
fundamental gerak.
Secara matematis , gaya gravitasi antara dua benda tersebut dapat ditulis
sebagai berikut :

Dengan :
= gaya tarik antara kedua benda ( )
= Konstanta gravitasi universal ( )
= massa benda 1 ( )
= massa benda 2 ( )
= jarak antara kedua benda ( )

D. Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler

Mengapa apel dapat jatuh


mengenai kepala Newton sedangkan bulan tidak jatuh kebumi atau planet-planet
tidak jatuh atau mendekat ke matahari, meskipun ditarik oleh matahari ?
Jawabanya :
Karena planet-planet bergerak mengelilingi matahari mempunyai kecepatan ( ),
sehingga timbul gaya yang mengimbangi gaya tarik matahari.

Gaya tarik antara matahari dan planet adalah :

11
Gaya yang disebabkan karena pergerakan planet dengan kecepatan

Dalam hal ini orbit planet dianggap lingkaran.


Jika gaya diimbangi oleh gaya maka :

Atau

Persamaan 3 menunjukan bahwa :


• Kuadrat kecepatan planet berbanding terbalik dengan dengan jarak planet-
matahari, ini berarti semakin dekat dengan matahari, gerak planet semakin
cepat (sesuai dengan Hukum II Kepler)

• Jika kecepatan planet sama dengan nol, maka , tetapi gaya tarik tidak sama
dengan nol, sehingga planet akan jatuh ke matahari.

2.2 GRAVITASI UNIVERSAL BAGIAN II


A. Sistem Dua Benda Langit
Gerak planet mengitari matahari,satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-
bintangyang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja
sepanjang garis lurus yangmenghubungkan benda langit terhadap sumber gaya
tersebut. Aturan untuk menerangkan gayasentral ini lazim disebut hukum gravitasi
Newton, “ Gaya tarik menarik antara dua titik massa adalah berbanding lurus
dengan hasil kali massa mereka serta berbanding terbalik dengan jarak
kuadratnya”. Dinyatakan dalam pernyataan, Hukum Newton

Dengan G = konstanta gravitasi


m1 = massa ke – 1
r = jarak m1 ke m2
Satuan yang dipilih mengikuti aturan berikut;
-8
1. Jika m dalam gram dan r dalam sentimeter maka G=6,67 10 cgs
2. Jika m dalam massa matahari dan r dalam satuan astronomi maka nilai G
adalah 0,017202 (disebut konstanta Gauss, simbol k)

12
B. Pengaruh Gravitasi Te rhadap Bentuk Bumi
Semua benda di lama semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki
gravitasi. Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan
gravitasi bumi mengakibatkan revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam
matahari, begitu juga pengaruh gravitasi bumi dan bulan, mengakibatkan bulan
mengelilingi bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta.Contoh : Sebuah apel jatuh ke tanah
diakibatkan oleh gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat gravitasi
bumi. Gaya gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat
gravitasi.
Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang =
-11 2 2
6,67 x 10 Nm /kg (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan
gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2,
dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi
berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi).
Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi
tetap mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang
membuat bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak
tertarik ke pusat gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya. Pengaruh
Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan
Nilai gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi), yaitu
sekitar 0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan
yaitu = 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi menarik bulan ke
pusat bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap mempertahankan posisi bulan,
sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bulan berputar pada
porosnya dan mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke pusat gravitasi bumi atau
tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya
gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi ketinggian
ombak dan permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi, maka akan ada saat di
mana satu sisi dari bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian yang dekat dengan
bulan inilah yang akan mengalami air laut pasang, sedangkan bagian lainnya yang
tidak dekat dengan bulan mengalami air laut surut. Pasang-surut air laut juga
berkaitan dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi
pada saat bulan purnama.
Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah
menjauhnya bulan dari bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.
C. Pasang Surut
Pasang dan surut air laut dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau gaya tarik
bulan dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh
yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh
gravitasi matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan

13
bulan purnama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam
bidang segaris. Pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani. Oleh karena itu,
pasang terendah disebut juga pasang perbani. Ketika pasang perbani, pasang
terjadi serendah-rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi
membentuk sudut 90 derajat. Oleh karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan
saling memperlemah. Perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut
terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di tempat-tempat sempit seperti di selat atau di
muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16 m. Bumi yang
diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan. Akibatnya,
daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah
yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan
efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)pasang surut gravitasional di laut. Lintang
dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi
bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis
adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan
gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal
seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut
dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan
angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya- gaya utama yang berperan dalam sirkulasi
massa air adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan,
dan gaya sentrifugal. Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan
menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua
yang hanya datang karena fluida dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan
bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan
angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang
menghasilkan pasang surut.

Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas
permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelo mbang
gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah
perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat

14
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut,
dan semakin besar aruspermukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan
pergerakan air turbulen (Supangat,2003).

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya


pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa
air yang berdekatan secara periodik, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan
pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya yaitu viskositas
molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil dari
transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam
pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer
antara batas yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di permukaan
laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-
kelompok air, bukan molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke yang
lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh
pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari
perputaran bumi pada porosnya.Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian
bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan
arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan
meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif
cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran
arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin
bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam
suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan
arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450
dari arah angin dan sudut penyimpangan.bertambah dengan bertambahnya
kedalaman (Supangat, 2003).

Gambar Pola arus spiral Ekman


Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa
air, kedalamandan juga densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas
laut homogen, maka gayagradien tekanan horizontal adalah sama untuk

15
kedalaman berapapun. Jika tidak ada gayahorizontal yang bekerja, maka akan
terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Gambar Gaya Gradien Tekanan Horizontal

Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa


pasangsurut air laut.Pasangsurut ini menimbulkan pergerakan massa air yang
mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya tarik bulan, matahari dan benda angkasa
lainya selain itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal dari bumi itu sendiri.
D. Orbit Planet
Orbit planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada dalam satu
bidang. Demikian juga dengan orbit satelit dari planet-planet tersebut. Semuanya
berada dalam satu bidang yang sama. Semua planet bisa memiliki orbit pada
bidang yang sama ini terkait dengan pembentukannya di dalam Tata Surya.
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal
sebagai nebula. Di dalam nebula inilah bintang dilahirkan. Atau kalau di dalam
Tata Surya, Matahari lahir di dalam nebula ini.Awalnya partikel-partikel debu
berkumpul membentuk awan sferis. Awan gas dan debu ini berputar dan
kemudian menarik lebih banyak materi. Interaksi gravitasi partikel-partikel di
awan menyebabkan awan berkondensasi. Pada saat itu radiusnya mengecil, tapi
momentum sudutnya tidak mengecil sehingga rotasinya makin cepat. Awan pun
mengalami keruntuhan.
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat. Tapi tidak semua
bagian dari awan ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus
sumbu rotasi mengalami gaya sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati
pusat melainkan melawan gravitasi. Akibatnya awan memipih dan membentuk
piringan yang berputar di sekeliling inti yang sangat rapat.
Semakin banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan, maka
temperatur juga meningkat tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup
untuk terjadinya reaksi nuklir. Atom hidrogen kemudian mengalami pembakaran
menjadi helium menandai kelahiran Bintang.Sementara itu gas dan debu di
piringan pipih yang berputar disekeliling bintang pun saling berinteraksi di dalam
piringan.Bertabrakan dan berakumulasi membentuk planet-planet yang kemudian
mengitari Bintang. Inilah yang menyebabkan planet-planet memiliki orbit pada
bidang yang sama dengan Bintang.

Tapi, meskipun berada pada bidang yang sama, orbit setiap planet itu
tidaklah benar-benar persis satu bidang. Masing- masing planet memiliki
kemiringan orbit yang berbeda-beda. (lihat tabel)

16
Inklinasi orbit planet-planet di Tata Surya

Periode orbit
Periode orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk
melakukan satu orbit penuh mengitari benda lain. Jika disebutkan tanpa
mendalami astronomi, maka rujukannya adalah periode sidereal suatu benda
astronomis yang dihitung terhadap bintangnya.

Ada beberapa jenis periode orbit untuk benda-benda yang mengitari


Matahari (atau benda langit lainnya) :
 Periode sidereal adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
melakukansatu orbit penuh relatif terhadap bintangnya. Ini dianggap sebagai
periode orbit sejatibenda tersebut.
 Periode sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
muncul kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node
linier), contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi
kembali ke fase iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang
berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi
dalam urutan linier yang sama. Periode sinodis berbeda dari periode sidereal
karena Bumi mengorbit Matahari.
 Periode drakonitik atau periode drakonik adalah waktu yang berlangsung
antara dua perlintasan benda melalui node menaiknya, titik orbitnya tempat
benda tersebut melintasi ekliptika dari belahan selatan ke utara. Periode ini
berbeda dari periode sidereal karena kedua bidang orbit benda dan bidang
ekliptika berpresesi terhadap bintang tetap, sehingga persimpangan mereka,
yaitu garis node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang
ekliptika sering bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu,
bidang orbit benda tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan periode
drakonitik berbeda dari periode sidereal.
 Periode anomalistik adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan
benda di periapsis- nya (pada planet di tata surya, disebut perihelion), titik
pendekatan terdekatnya terhadap benda yang menariknya. Periode ini berbeda
dari periode sidereal karena sumbu semimayor benda berjalan dengan sangat
lambat.
 Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang
berlangsung antara dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga
dilihat sebagai dua perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi
memiliki interval yang sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode

17
sidereal) karena sumbu inklinasi dan bidang khatulistiwanya secara perlahan
berpresesi (berotasi dalam istilah sidereal), kembali sejajar sebelum orbit
selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar
25.770 tahun).

Orbit Satelit
Dalam bidang geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit,
yaitu satelit sebagai target, titik kontrol atau wahana pengukur, dan satelit sebagai
sensor atau probe.Peran tersebut umumnya digunakan pada metode geodesi satelit
geometrik, yaitu dalam penentuan posisi titik-titik di perlukaan Bumi. Karena
orbit satelit yang relative cukup tinggi di atas permukaan Bumi, maka penggunaan
satelit dalam moda ini akan dapat mencakup daerah yang relativeluas.Dalam
konteks geodesi satelit, informasi tentang orbit satelit akan berperan dalam
beberapa hal yaitu:
 Untuk menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai
koordinat titik tetap dalam perhitungan koordinat titik-titik lainnya di atau
dekat permukaan bumi.
 Untuk merencanakan pengamatan satelit, yaitu waktu dan lama pengamatan
yang optimal.
 Untuk membantu mempercepat alat pengamat (receiver) sinyal satelit untuk
menemukan satelit yang bersangkutan.
 Untuk memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih
baik” untuk digunakan.

Pergerakan Satelit Mengelilingi Bumi


Pergerakan satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum
Kepler (pergerakan Keplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu
sebagai berikut ini :
 Pergerakan satelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi.
 Satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang.
 Massa satelit tidak berarti dibandingkan massa Bumi.
 Satelit bergerak dalam ruang hampa, dengan kata lain tidak ada efek dari
atsmospheric drag.
 Satelit tidak terkena efek gaya berat dari benda-benda langit seperti matahari
atau bulan dan tidak ada efek dari solar radiation pressure.
Secara singkat Hukum Kepler dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Hukum Kepler I : Orbit suatu planet adalah ellips dengan matahari berada
pada salah satu fokusnya(1602).
 Hukum Kepler II : Vektor dari matahari ke planet menyapu daerah yang sama
dalam waktu yang sama (1605).
 Hukum Kepler III : Rasio kuadrat perioda revolusi planet (T) terhadap kubik
2 3
dari sumbu ellips (a) adalah sama untuk seluruh planet (T /a = konstan).

Secara matematis, berdasarkan hukum Newton, untuk satelit yang


mengelilingi Bumi, Hukum Kepler III dapat diformulasikan sebagai: Dimana : T =
periode orbit satelit,

18
a = sumbu panjang orbit,
G = konstanta gravitasi universal, dan
M = massa bumi.

Jenis-Jenis Orbit Satelit


Berdasarkan pada karakteristik geometri orbit dan pergerakan satelit di
dalamnya, serta menurut jaraknya dari permukaan bumi, dikenal beberapa jenis
orbit satelit. Berikut ini hanya akan dibahas jenis-jenis orbit satelit yang relevan
dengan bidang geodesi satelit.
 Orbit Prograde dan Retrograde
Orbit prograde adalah orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi
hubungan : 0° < i < 90°dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah
jarum jam di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit.
Pada orbit prograde pergerakan satelit dalam orbitnya searah dengan rotasi
Bumi. Sedangkan orbit retrograde adalah orbit yang sudut iklinasinya
memenuhi hubungan : 90° < i < 180° dan dihitung berlawanan arah jarum jam
di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit,
pergerakan satelit dalam orbitnya berlawanan arah dengan rotasi Bumi.
 Orbit Polar
Satelit berorbit polar mempunyai inklinasi 90°. Satelit berorbit polar sangat
bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi. Karena satelit mengorbit
dalam arah Utara-Selatan dan bumi berputar dalam arah Timur-Barat, maka
satelit berorbit polar akhirnya akan dapat ‘menyapu’ seluruh permukaan bumi.
Karena alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit
inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar atau memndekati
polar, yaitu sudut inklinasinya sekitar90°.
 Orbit Geostationer
Satelit berorbit geostationer adalah satelit yang mengelilingi Bumi dengan
kecepatan dan arah yang sama dengan kecepatan dan arah rotasi Bumi. Periode
orbit satelit geostationer dibuat sama dengan periode rotasi bumi yakni T = 23
jam 56 menit 4,09 detik. Berdasarkan Hukum Kepler III maka orbit satelit
tersebut akan mempunyai sumbu panjang (a). Dengan jari-jari Bumi sekitar
63787 km, maka orbit geostationer berketinggian (h) sekitar 35787 km diatas
permukaan Bumi. Perlu diingat bahwa hanya Orbit Ekuatorial (i = 0°) yang
bisa menjadi orbit geostasioner. Disamping itu untuk mendapatkan kecepatan
satelit yang seragam, orbit harus berbentuk lingkaran (e = 0). Karena orbitnya
yang relatif tinggi, maka footprint dari satelit geostationer umumnya sangat
luas. Satelit berorbit geostationer ini umumnya tidak dapat digunakn untuk
memantau fenomena yang terjadi di kutub, hal ini dikarenakan karakteristik
orbitsatelit geostationer umumnya tidak dapat mencakup kawasan kutub.
 Orbit Sun-Synchronous
Orbit sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan
satelit dalam orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi
matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi
tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya.

19
Untuk itu, karena Bumi berevolusi mengelilingi matahari, maka orbit satelit
juga harus berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar 3600/tahun.Orbit
sun-synchronous umum digunakan oleh sistem satelit inderaja dan satelit
cuaca.
 Medium Earth Orbit (MEO)
Medium Earth Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi
bumi dengan karakteristik antara lain :
- Tinggi orbit : sekitar 6.000 – 12.000 km, diatas permukaan bumi
- Periode Orbit : 5 – 12 jam
- Kecepatan putar : 19.000 km/jam
- Waktu Tampak : 2 – 4 jam per hari
- Delay Time : 80 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke
satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 10 – 12 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata- mata, sistem telekomunikasi
bergerak (mobile) misalnya satelit Oddysey dan ICO.
 Low Earth Orbit (LEO)
Low Earth Orbit yaitu suatu otbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi
dengan karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Tinggi orbit : 200 – 3000 km, diatas permukaan bumi
- Periode Orbit : 1.5 jam
- Kecepatan putar : 27.000 km/jam
- Delay Time : 10 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke
satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 50 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata- mata, sistem telekomunikasi
bergerak (mobile) contohnya satelit Iridium dan Global Star.

2.3 GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT BAGIAN I


A. Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari
1. Gerak Semu Harian Matahari
Diamati dari bumi, peredaran Matahari dan benda-benda langit melintas
dari timur ke barat. Pergerakan Matahari dan benda-benda langit dari timur ke
barat ini disebut sebagai peredaran semu harian benda langit, hal ini te ramati
karena bumi yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur.
sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang kita
(sebagai pengamat) di bumi, matahari- lah yang bergerak mengelilingi.

Gambar gerak semu harian matahari

20
2. Gerak Semu Tahunan Matahari
Matahari tampak terbit dari tempat yang berbeda setiap periode tertentu
dalam setahun. Padahal, Matahari sebenarnya tidak mengalami perubahan posisi.
Kenampakan ini terjadi akibat revolusi Bumi. Matahari seolah-olah bergerak
atau berpindah tempat. Nah, gerak inilah yang disebut gerak semu tahunan
Matahari. Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar gerak semu tahunan matahari

B. Posisi dan Penampakan Bulan


Bulan memiliki dua macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi.
1. Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali
rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak
memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
2. Revolusi Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan
mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan untuk
satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari).Saat berevolusi, luas bagian Bulan
yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari
Bumi juga berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase- fase Bulan.
Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata,
setiap fase Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari. Bidang berwarna
hitam merupakan bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari. Bidang
berwarna putih merupakan bagian Bulan yang terkena sinar Matahari namun tidak
terlihat dengan jelas dari Bumi.
Berikut fase-fase nya:
 Fase 1, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar
Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi.
Fase ini disebut Bulan baru.
 Fase 2, Bulan berada pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
melengkung seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit.
 Fase 3, Bulan berada pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah
lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.
 Fase 4, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
 Fase 5, Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti
lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan pe nuh.

21
 Fase 6, Bulan berada pada posisi 225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan
kembali seperti cakram.
 Fase 7, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan
Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
 Fase 8, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini
sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit.

Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati.


Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
3

Gambar Fase – fase bulan


C. Gerhana Matahari dan Bulan
Bumi berputar mengelilingi matahari, bulan mengelilingi bumi dan
bersama dengan bumi mengelilingi matahari. Diantara akibat yang bisa timbul
dari hal ini adalah bumi terkadang berada di antara bulan dan matahari dan
terkadang bulan yang berada di antara bumi dan matahari. Ketika bulan berada di
antara bumi dan matahari dan ketiganya berada dalam satu garis, bulan akan
menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi.
Inilah yang menyebabkan terjadinya gerhana matahari pada daerah bumi yang
cahaya mataharinya terhalang bulan. Sedangkan ketika bumi berada di antara
bulan dan matahari dan ketiganya berada dalam satu garis, maka bayangan bumi
akan menutupi bulan sedikit demi sedaikit. Inilah yang menyebabkan terjadinya
gerhana bulan.

Gambar Gerhana
matahari (Atas)
dan gerhana bulan
(bawah)

4
22
a. Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan
Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun
Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari
sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari
Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer.
Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Gerhana matahari total
Terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya
oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari
piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri
berubah-ubah tergantung pada masing- masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-
Matahari.
2. Gerhana matahari sebagian
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana)
hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada
bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana matahari cincin
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya
menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila
ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika
piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan
Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang
tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan
terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik.
Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata
telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan
mengakibatkan kebutaan.
Ciri gerhana matahari : Terjadinya siang hari, Posisinya Matahari – Bulan –
Bumi sejajar, bumi seharusnya menerima cahaya matahari, tetapi terhalang oleh
bulan, terjadi jika bayangan bulan menutupi permukaan bumi, berlangsung
selama 6 menit
5

23
b. Gerhana Bulan
Gerhana bulan adalah penampakan gelap di bulan saat purnama. Kita
sudah mengetahui bahwa bumi mengitari matahari. Sementara itu bulan
mengitari bumi. Akibatnya bulan kadang-kadang berada di antara matahari dan
bumi. Pada saat lain bumi yang berada di antara matahari dan bulan.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu
segaris. Bulan mungkin berada lebih rendah, mungkin pula lebih tinggi dari
garis hubung antara matahari dan bumi. Bila suatu waktu bulan berada tepat
segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari
yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya
gerhana matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi yang bisa
mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bulan itu yang
akan melihat gerhana matahari. Pada saat yang lain, bumi berada di antara
matahari dan bulan. Tetapi ini pun belum tentu segaris. Pada keadaan ini bumi
melihat bundaran penuh permukaan bulan yang tersinari oleh matahari, bulan
purnama. Pada saat-saat tertentu, bumi segaris dengan matahari dan bulan.
Akibatnya bayangan bumi menutupi bulan sedikit-demi sedikit. Itulah yang
menyebabkan gerhana bulan. Tak seperti gerhana Matahari, gerhana Bulan
aman disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu pelindung.
Ciri – ciri gerhana bulan : Pada bulan purnama, posisinya Matahari – Bumi –
Bulan segaris, bulan seharusnya menerima cahaya matahari tetapi terhalangi 6
bumi pada saat bulan purnama, bulan memasuki bayang – bayang bumi, terjadi
pada malam hari, berlangsung selama 6 jam.

2.4 GERAK DAN POSISI BENDA Langit BAGIAN II


A. Sistem Koordinat Horizon

UTSB : Bidang horizon


UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit

24
Sistem koordinat horizon ini adalah sistem koordinat yang paling
sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi sistem koordinat ini sangat terbatas,
yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk
saat yang berbeda sistem koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang
mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda
langit pada posisi itu sangat diperlukan dan sistem koordinat lain diperlukan agar
dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang
yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu
adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran horizon pada permukaan
bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian
bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, merupakan pertemuan
antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan
titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian
lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar
dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk
memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap
pandangan kita antara langit dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam)
Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit bertemu dengan permukaan
bumi. Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon
kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si
pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka makin rendah horizon kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus
menggunakan bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada
sipengamat. Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat
dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik
pusat bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90').

Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat
diatas kita (tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus
menembus bola langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith
dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui
pusat bumi.

25
 Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika kita
buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus)
dengan horizon sejati.
 Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis
melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap
horizon sejati
 Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau
bidang sejati.

Pada sistem koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan


pandangan pengamat saja. Sistem koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, sistem koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.

Sistem koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar


terhadap mana posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan
posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka sistem koordinat horizon
menggunakan dua buah unsur, yaitu : tinggi bintang dan azimuth bintang.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah :


1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur
dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti
pada gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur
dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan
keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika
arahnya ke bawah.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis, sistem koordinat yang sederhana dan secara
langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga
beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda
maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian
benda langit.

B. Sistem Koordinat Ekuator


Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat langit yang paling sering
digunakan. Sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat yang bersifat
geosentrik. Mirip dengan sistem koordinat geografi yang dinyatakan dalam bujur
dan lintang, sistem koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio rekta dan
deklinasi. Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan bidang fundamental
yang sama, dan kutub-kutub yang sama. Ekuator langit sebenarnya adalah
perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi pada bola langit, dan kutub-kutub

26
langit sebenarnya merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang melewati
kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala
waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil
terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap
benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang
digambarkan sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khaya l tersebut
disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga
setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit. Seperti
halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran pada
bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian
yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut
lingkaran kecil.
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah- istilah yang dipakai pada bola langit:
- Titik kardinal : empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat.
- Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit : lingkaran besar
melalui kutub-kutub langit. Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan
gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika)
dengan bola langit.
- Kutub-kutub langit : titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi.
Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit
Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara
disebut Kutub Langit Utara (KLU).
- Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat
Aksensiorekta (?) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur
yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada
lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah
timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600.
- Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran
ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit.
Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah
KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.

Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara


waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah
Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya
berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari.
Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
 Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0
WMM = jam 12 waktu bintang.
 Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries
berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
 Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.

27
Aries
Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.

C. Sistem Koordinat Ekliptika


Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi
suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda
langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah
bujur ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Tata koordinat di Bidang Kosmografi di dalam astronomi, tata koordinat langit
adalah tata koordinat yang digunakan untuk memetakan posisi di langit.
Umumnya digunakan dua koordinat yang didefinisikan pada dua lingkaran besar
acuan pada bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua lingkaran besar
tersebut adalah :
a. Bidang Fundamental yaitu lingkaran besar yang tegak lurus garis penghubung
kedua kutub tata koordinat. Koordinat pertama dihitung dari bidang
fundamental ke arah kutub atau sebaliknya.
b. Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata
koordinat dan didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua dihitung dari
lingkaran bujur nol ke lingkaran bujur obyek.
Pada sistem koordinat ekliptika, bumi menjadi pusat koordinat karena
koordinat tata bola langit merupakan proyeksi dari tata koordinat Bumi. Matahari
dan planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy
adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Sistem koordinat Ekliptika atau sistem koordinat gerhana merupakan
sistem koordinat alam semesta yang menggunakan Ekliptika (berekliptika) sebagai
satah asasi. Ekliptik ini adalah rute matahari yang muncul mengikuti seluruh Bola
langit sepanjang tahun. Ia juga merupakan persilangan antara satah orbit Bumi
dengan bola langit. Sudut lintang nya dipanggil lintang Ekliptika atau lintang
cakrawala (diwakili oleh β) yang diukur positif ke arah utara. Sudut panjang nya
pula disebut garis bujur Ekliptika atau panjang cakrawala (diwakili oleh λ) yang
diukur ke arah timur dari 0° sampai 360°. Seperti jarak hamal dalam Sistem
koordinat ekuator, garis bujur Ekliptika 0° mengarah ke arah matahari dari bumi di
ekuinoks musim semibelahan bumi utara. Pilihan ini membuat koordinat bintang
tetap tunduk pada liukan ekuinoks, agar kala referensi harus dinyatakan selalu.
 Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran
Ekliptika atau disebut Ekliptika.
 Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang
Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
 Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik
Kutub Selatan Ekliptika (KES).
 Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
 λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang
ekliptika ke arah timur.

28
bidang
β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas
ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
lingkaran
Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan
Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat
menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke belahan langit utara
 Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing- masing adalah nol derajat
(β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
 Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e,
sebesar 23°.5 .
kurang
Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <= λ<= 360° (<= :
dari atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam
<= λ <= 24 jam.
Kutub
Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik
Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β
<= +90°.

D. Gerak Benda Langit Di Lihat Dari Tempat Yang Berbeda


Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sum bu putarnya
ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode
rotasi), dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah
yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda
langit.
Gerak semu langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana benda-
benda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerak semu ini
teramati karena Bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke
timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di timur dan terbenam di
barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini terlihat berbeda
jika kita mengamatinya dari lintang berbeda. Jika kita berada tepat di khatulistiwa,
kita akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tersebut, tegak lurus
terhadap horizon / ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita
akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap
horizon, tapi condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini
tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka
garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke arah
utara. Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara
dari khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda
langit itu ke arah selatan.
Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit
(diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik,
sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan
sekitar 4 menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan langit sedikit berbeda
dilihat pada jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh: misalnya sebuah bintang
hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia akan terbit pukul 17:56,
lusa pkul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari hari
sebelumnya. Karena itu, perlahan- lahan penampakan langit akan bergeser dari

29
hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian langit yang berada di atas
kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita. Dengan
kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu pengamatan yang terpisak 6
bulan,kita akan mengamati dua belahan bola ulangit yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke
arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu
putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit,
kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu
sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan periode
rotasi Bumi, 23j 56m 4.1d.
Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50 menit lebih
panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih
besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet tersebut ke Matahari,
dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap Bumi.

2.5 STRUKTUR BUMI BAGIAN I


A. Bentuk dan Ukuran
Bumi 1. Bentuk Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang
menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena
rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar
dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan
Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada
awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub
utara melalui kota Paris, Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar
satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid),
yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%.
Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di
atas permukaan laut) dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut).
Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik
tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal
dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi
ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi
kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini
seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas
berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dan
sebagainya. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan
Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief
Bumi.

30
2. Ukuran Bumi
Eratosthenes menghitung bahwa keliling bumi harus 50 x 5000 = 250000
stadia = 46000 km = 29000 mil. Jari-jari bumi dengan mudah dapat dihitung
dari kelilingnya dan diperoleh 4600 mil. Hasil ini hanya sekitar 15% lebih tinggi
daripada nilai sebenarnya.
Rasio (perbandingan) keliling lingkaran dengan diameternya (2 x radius)
sama dengan 3,1416… dan dikenal dengan : (huruf yunani phi) ada keraguan
tentang defenisi satuan panjang keno secara parsial yaitu “stadium”.tetapi
banyak serjana percaya bahwa 1 stadium kira-kira sama dengan 185 m atau 605
kaki. Jadi 5000 stadia = 925.000 m = 925 km. konversi : 1 kaki = 0,305 m dan 1
mil = 1,609 km.
Rotasi bumi disekitar sumbunya menyebabkan bumi berbentuk dempak
(spheroid) yaitu berbentuk sebuah bola sedikit rata pada kutubnya, sehingga jari-
jari polar (jarak dari pusat bumi ke kutub) lebih pendek dari pada jari- jari
ekuator yaitu jarak dari yaitu jarak dari pusat bumi ke setiap titik pada ekuator.
Rujukan internasional tentang dimensi bumi yang diadopsi oleh IUGG (the
International Union of Geodesy and Geophysics) mempunyai pendakatan
sebagai berikut :
Jari-jari polar = 6.357 km = 3.951 mil
Jari-jari ekuator = 6.378 km = 3.964 mil
Jari-jari rata-rata = 6.371 km = 3.960 mil
Luas permukaan bumi dengan mudah dapat dihitung dari radiusnya,
yaitu L= 2 3 dan volumenya v=
= 4 x 3,14 x (6371 km) juta km
3 12 3 = 5,52
x 3,14 (6371 km) = 1,08 x 10 km . Massa =
-3 -3
cm (densitas air murni =1 g cm ).

B. Inte rior Bumi


a. Meneliti interior bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika
bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat
fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan,
merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika
bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya
dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan
bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau
gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang
Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh
sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material
berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada
materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah
yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.

31
Gambar Tipe gelombang seismik (Adapted from, Beatty, 1990.)

b. Model interior bumi

Gambar Pembagian Lapisan Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)

Berdasarkan studi terhadap gelombang seismik ini, model interior bumi


adalah inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah transisi, dan kerak bumi.

Gambar Pembagian Interior Bumi


(Adapted from, Beatty, 1990.)

Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370


kilometer (3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel, melayang

32
di dalam inti luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat
tekanan dan pendinginan.
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer
(1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta terjadi
gerakan konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan
efek dinamo yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga
bertanggung jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890
kilometer (406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa mantel-
kerak dan komposisinya sebagian besar silikon, magnesium,gan oksigen.
Mungkin juga mengandung besi, kalsium, dan aluminium.
Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650
kilometer (250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadang-kadan
disebut juga fertile layer, mengandung 11,1% masa mantel-kerak, sumber
magma basaltik. Daerah Transisi juga mengandung kalsium, aluminum, dan
garnet, yaitu mineral kompleks aluminum-bearing silikat. Adanya garnet pada
lapisan ini menyebabkan mudah padat jika dingin dan mengapung jika meleleh
karena panas. Bagian yang meleleh bisa naik ke lapisan lebih tinggi sebagai
magma.
Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400
kilometer (6 - 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa mantel-kerak.
Fragmen dari lapisan ini pernah diamati pada sabuk pegunungan yang tererosi
dan pada letusan gunung api. Olivine (Mg,Fe)2S iO4 dan pyroxene
(Mg,Fe)SiO3 adalah mineral utama yang ditemukan disini. Bagian atas Mantel
Atas disebut asthenosphere.
Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman 0-10
kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147% masa mantel-
kerak. Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui aktivitas vulkanik.Sistem
Punggung Samudra (oceanic ridge system), yaitu sebuah jaringan gunung api
selebar 40.000-kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru dengan
3
kecepatan 17 km per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan
Iceland adalah contoh akumulasi onggokan basalt.
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50
kilometer (0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak.
Lapisan ini adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri
dari mineral berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO 2) dan feldspars
(metal-poor silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah
permukaan bumi;yang merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena
batuan dingin mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini
sebagai lithosphere (lapisan yang kuat).
C. Litosfer dan Strukturnya
a. Pengertian Litosfer
Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini

33
terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer
seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan
atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan
aluminium oksida.
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari
campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara
gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu
batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi.
Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya
bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup
yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.
Dalam wujud aslinya, mineral- mineral ini berupa batu-batuan yang treletak
berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral- mineral yang menjadi
sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut
dan terdeposit di dasar laut.
b. Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)
Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan
sehari- hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil
dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau
daratan lebih tebal daripada di bawah samudra.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu :
1. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun
dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari jari barisfer ±
3.470 km.
2. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km.
Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan bahan cair
3
bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm .
3. Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
3
ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm .
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu
bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :

34
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini
yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan
yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak
ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mine ral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:

Gambar Penampang bumi


c. Material Pe mbentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer yaitu :
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan
kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma
beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam :
1) Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan- lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
2) Batuan Beku Gang/Korok

35
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membek u di lorong antara
dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan- lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.
Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri
batuan beku korok.
3) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin,
scoria, batuan apung (bumice).
2. Batuan Sedime n (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas
dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air,
angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi
dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut
mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
a. Batuan Sedimen Klastik
b. Batuan Sedimen Kimiawi
c. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :
a. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
b. Batuan Sedimen Glasial
c. Batuan Sedimen Aquatis
d. Batuan Sedimen Marine
3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau
penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan
sedimen.

d. Pemanfaatan litosfer
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi.
Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah
mengandung bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Bahan-bahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah
diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

D. Lempeng Tektonik dan Bentuknya


Pengertian teori tektonik lempeng adalah salah satu teori mengenai
perubahan relief di bumi. teori berasal dari teori mengenai pergeseran benua.
Benua- benua di bumi adalah salah satu dari selimut yang ada di bumi. selimut
bumi atau lithosfer membentuk lempengan- lempengan.

36
Setiap lempengan tidak terkunci dalam satu wilayah, melainkan bergerak.
Lithosfer terdiri dari 20 segmen, dengan ketebalan antara 40 km hingga 100 km.
Akan tetapi terdapat lithosfer yang memiliki ketebalan hingga 400 km. Lempeng
yang ada di bumi, bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Pergerakan ini, dipercaya oleh para ahli, dikarenakan terd apat unsur
magnetik yang ada di dalam batuan. batuan adalah salah satu bagian dari lapisan
bumi. magnet ini, memiliki kutup yang berbeda, sehingga menyebabkan
pergerakan. Pergerakan setiap lempeng bisa mencapai 10 hingga 40 mm/a atau
setara dengan kecepatan pertumbuhan kuku pada jari, atau dapat mencapai 160
mm/a atau setara dengan kecepatan pertumbuhan sehelai rambut.

Jenis-Jenis Lempeng
Lempang di bumi, dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudra dan
lempeng benua. Pembagian itu dilihat melalui ciri- ciri dari setiap lempang. Selain
itu, bumi sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap
lempeng mewakili setiap karakteristik bumi.
1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng ini
terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra antara 5 hingga
10 km. Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah silikon yang lebih
banyak. Kepadatan pada kerak samudra karena perbedaan silikon. Kerak
samudra berada di bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari
silikon dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30 hingga
50 km. Silikon pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak memiliki
materi berat. Lempeng benua adalah lempeng yang berada di atas per mukaan
lau, dan menjadi tempat tingga bagi manusia.
Lempeng tektonik yang membagi suatu daerah menjadi dua, seperti benua-
benua atau samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng
secara bersamaan. Daerah tersebut adalah lempeng afrika. Pada lempeng afrika
terdiri dari benua afrika dan samudra antartika hingga samudra hindia.
Jenis-Jenis Batas Lempeng
Batas lempeng adalah daerah yang memiliki aktivitas geologi. aktivitas
geologi antara lain seisme, gunung, gunung api, dan palung laut. Dua lempeng
bergerak dan bertemu di sepanjang batas lempeng. ada 3 macam jenis batas
lempeng. antara lain transform, divergen, dan konvergen.
1. Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya
gesekan secara menyampng di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat
berupa sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga pergerakan
yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.contoh jenis batas lempeng ini
adalah sesar san andreas di california.
2. Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini
diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada lithosfer. akibat adanya pergerakan
ini, lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut. Sedangkan pada
lempeng benua, membentuk lembah.

37
3. Konvergen adalah dua lempeng yang saling berdekata n. Akibat perbedaan
kepadatan salah satu lempeng akan tertancap kebawah, dan masuk ke bawah
lempeng lainnya. Pada jenis batas konvergen, dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Jika terdapat dua lempeng, maka salah satu akan menghujam bumi,
sedangkan salah satu lempeng akan membentuk busur kepulauan, akibat
tertekan ke atas.
2. Jika terdapat dua lempeng, dan kedua lempeng memiliki kepadatan yang
sama, maka kedua lempeng akan bertubrukan dan membentuk pegunungan
lipatan.
3. Jika lempeng samudra dan lempeng benua saling bertemu, maka lempeng
samudra akan menghujam kebawah, sedangkan lempeng benua akan
membentuk pegungan uplift akibat permukaan yang tertekan ke atas.

Mekanisme Pergerakan
Para ilmuwan percaya, pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas
bumi yang tidak merata. Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya
konveksi besar. Selain itu, usia dari sebuah lempeng juga mempengaruhi.
Lempeng samudra yang mengalami penuaan akan mengalami pendinginan. Saat
mengalami pendinginan, kepadan menjadi bertambah, sehingga lempeng ini
menghujam dan masuk ke dalam selimut bumi.
Akibatnya bagian belakang litosfer mengalami tarikan dan astenosfer
bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang
diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng- lempeng di bumi. ketiga
penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya gravitas, dan gaya dari luar bumi.
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan.
Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal
drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer.
sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng
menghujam, dan masuk ke selimut bumi.
2. Gaya gravitasi adalah gaya yang menarik ke dalam bumi. gaya ini akibat
adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke
dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini
juga akibat adanya pembengkakan lempeng. Pembengkakan ini menyebabkan
lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah
gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah
bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan
proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat
kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.

Pembagian Le mpeng
Lempeng yang ada di bumi terbagi ke dalam 7 lempeng besar serta banyak
lempeng- lempeng kecil. Lempeng- lempeng kecil terbentuk melalui perpecahan
lempeng- lempeng besar. Lempeng- lempeng besar ini antara lain:
1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika
2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika

38
3. Lempeng Benua Australia yang meliputi Australia hingga India
4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa
5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia
6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan
7. Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat bencana alam
yang cukup sering. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia dikelilingi oleh
banyak lempeng. lempang pada indonesia adalah lempeng indo- australian dan
lempeng eurasia. Lempeng di Indonesia bersifat konvergen, sehingga lempeng
indo- australian yang masuk ke bawah lempeng eurasia. Selain itu, pada indonesia
bagian timur, terdiri dari 3 lempeng sekaligus. Lempeng tersebut adalah lempeng
filipina, lempeng pasifik, dan lempeng indo- australia.

2.6 Struktur Bumi BAGIAN II


A. Vulkanis me
1. Pengertian Gunung Api dan Vulkanisme
Para ahli sampai saat ini belum mendapatkan kata sepakat mengenai
batasan atau istilah baku tentang definisi gunung api secara tegas. Ilmu yang
secara khusus mempelajari gunung api disebut vulkanologi.
Koesoemadinata (1977) menyatakan bahwa gunung api adalah lubang
atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut
magma. Suatu ketika bahan tersebut ditembakkan melalui saluran ke permukaan
bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut
yang dinamakan kerucut gunung api.
Matahalemual (1982) menyatakan bahwa gunung api (vulkan) adalah
suatu bentuk timbulan di muka bumi umumnya berupa suatu kerucut raksasa,
kerucut terpancung, kubah, ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan
magma ke permukaan bumi.
Magma yang cair dan sangat panas di dalam bumi akan terus berusaha
keluar ke permukaan melalui peristiwa magmatisme dan vulkanisme.
Vulkanisme adalah peristiwa penerobosan magma keluar sampai ke permukaan
bumi dengan membentuk pegunungan dan gunung berapi (volcano). Magma
yang keluar ke permukan bumi dari suatu proses ekstrusi dinamakan lava.
Sedangkan penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke
permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-
bentukan sebagai berikut.

Gunung api terbentuk karena adanya gerakan magma sebagai arus

konveksi, dimana arus tersebut menyebabkan gerakan dari kerak bumi


(dikenal ada 2 kerak bumi yaitu kerak samudera/oceanic plate dan kerak benua/
daratan/ continental plate). Gerakan kerak tersebut juga disebut pergerakan antar
lempeng (teori tektonik lempeng), terbagi menjadi 3
bentuk gerakan :

39
1. Saling menjauh (divergent), menyebabkan terjadinya
pemekaran kerak benua, magma keluar melalui rekahan tersebut dan
membentuk busur gunungapi tengah samudera (mid-ocean ridge).
2. Saling bertumbukan (convergent), kerak samudera menumbuk
dan menunjam di bawah kerak benua, membentuk zona subdaksi
(subdaction zone) dan terjadi peleburan batuan di zona tersebut, magma
bergerak dan menerobos sehingga membentuk busur gunungapi tepi
benua (volvcanic arc).
3. Saling bergeser sejajar berlawanan arah (transform) antar kerak benua yang
menyebabkan timbulnya rekahan, sesar mendatar (contoh Sesar San
Andreas).

3. Struktur Gunung Api


1. Dapur Magma
2. Batuan dasar
3. Pipa kawah
4. Permukaan dasar
5. Retas (siil)
6. Pipa kawah sekunder
7. Lapisan abu gunung api
8. Sayap / sisi gunung api
9. Lapisan lava
10. Kepundan
11. Kerucut parasit gunung api
12. Aliran lava
13. Kawah
14. Bibir kawah
15. Abu gunung api

4. Jenis – jenis Gunung Api


Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dapat diklasifikasikan menjadi
empat jenis, yakni :
1. Gunung Api Kerucut (Strato Vulcano)
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis
batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang
bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.
Contoh :
a. Gunung Semeru (3.676 m dpl) di Kab Malang, Jatim
b. Gunung Merapi (2.968 m dpl) di Kab Sleman, DIY
c. Gunung Kerinci (3.805 m dpl) di Kab Kerinci, Jambi
d. Gunung Dempo (3.183 m dpl) di Kota Pagar Alam, Sumsel
e. Gunung Agung (3.142 m dpl) di Kab Karang Asem, Bali
2. Gunung Api Perisai (Shield Vulcano)
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih
cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam),

40
bentuknya akan berlereng landau seperti perisai ata u tameng dan
susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.
Contoh : Gunung Manoa Loa, Hawai
3. Gunung Api Maar (Cinder Cone Vulcano)
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan
vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk lubang kepundan seperti mangkuk atau corong di puncaknya.
Contoh : Gunung Rinjani (3.762 m dpl) di Lombok, NTB
4. Gunung Api Kaldera (Caldera Vulcano)
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang
melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan.
Contoh :
a. Gunung Bromo (2.329 m dpl) di Probolinggo, Jatim
b. Gunung Tangkuban Perahu (2.200 m dpl), di Kab Bandung, Jabar
c. Gunung Krakatau di Selat Sunda, Lampung
d. Gunung Kaba (1.916 m dpl) di Kab Rejang Lebong, Bengkulu

5. Proses Vulkanisme
Proses vulkanisme meliputi ekstrusi yaitu peristiwa penerobosan magma
keluar sampai ke permukaan bumi dengan membentuk pegunungan dan gunung
berapi (volcano) dan intrusi yaitu penerobosan magma ke permukaan bumi
tetapi belum sampai ke permukaan.
Proses ekstrusi dengan cara erupsi berdasarkan bentuk lubang keluarnya
magma dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni :
1. Erupsi Linear atau Erupsi Belahan
Magma kleuar melalui retakan dan celah-celah yang ada di bumi.
Magma yang keluar umumnya berupa lava cair dan sangat sedikit
mengandung material- material (rempah-rempah) lepas. Sifat lava biasanya
basalt, membentuk dataran tinggi atau plateau basalt, seperti yang terdapat di
Sukadana, Provinsi Lampung. Kadangkal pelehan lava ini berlangsung
sangat hebat sehingga disebut the bleedings of the eart seperti yang terjadi di
Pulau Iceland yang panjang erupsinya mencapai 30 km. Tipe erups i ini juga
termasuk seri lava.
2. Erupsi Sentral
Magma keluar melalui diatrema dan kepundan. Diatrema adalah
lubang berupa pipa pada gunung apai yang menghubungkan dapur magma
dengan kepundan atau dasar kawah gunung api (crater).
Erupsi sentral terdiri atas tiga macam seri, bergantung pada tekanan yang
terdapat dalam magma.
a. Erupsi Efusif atau Lelehan
Keluarnya magma yang bersifat encer dengan tekanan lemah
sehingga hanya menimbulkan lelehan lava melalui retakan yang terdapat
pada tubuh gunung api. Erupsi ini juga dinamakan seri lava.
b. Erupsi Eksplosif
Keluarnya magma ke permukaan bumi dengan cara ledakan
akibat magma memiliki tekanan yang tinggi. Erupsi ini biasa dikebal

41
dengan letusan gunung api, menyemburkan material vulkanik yang
berupa padat dan cair.
c. Erupsi Campuran
Perselingan antara seri lava dan eksplosif, membentuk gunung
api strato yang terdiri atas perlapisan lava dan bahan-bahan lepas.
Suatu gunung api yang akan meletus biasanya ditandai oleh beberapa hal, antara
lain :
a. Meningkatnya suhu di sekitar kawah.
b. Pepohonan di sekitarnya mongering dan mati serta banyak binatang liar
yang turun dari atas gunung.
c. Banyak sumber mata air secara tiba – tiba mongering
d. Sering terjadi gemuruh dan getarn – getaran (gempa tremor)
Tipe – tipe letusan gunung api yaitu
a. Tipe Hawai
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan
dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini
banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan
Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan
plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b. Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung
api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke
arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.
Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan
bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung
Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe
baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif
menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c. Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu
berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga
jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya
kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga
menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan
menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe
Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara
kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak
Gunung Bromo.
d. Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif
dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di
Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya
yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun.
Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e. Tipe Perret (Tipe Plinian)

42
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan
tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang
menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya
sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-
material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa.
Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau
yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau
(tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan
abu vulkanik setinggi 5 km.
f. Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di
leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan
mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-
guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas,
abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di
Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.

Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke


permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-
bentukan sebagai berikut.
a. Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua
lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
b. Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena
penurunan suhu yang sangat lambat.
c. Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua
lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.
d. Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-
lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e. Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.

6. Gejala Pos Vulkanisme


Pada saat tidak aktif atau saat tenang setelah terjadi letusan, gunung api
masih tetap mempertahankan tanda – tanda aktivitasnya. Gejala tersebut tetap
muncul meskipun letusannya telah berhenti dalam waktu yang sangat lama.
Gejala inilah yang disebut gejala pos vulkanisme. Gejala pos vulkanisme ini,
antara lain berupa
1. Fumarol, yaitu gas H2S yang mengeluarkan uap air, keluarnya melalui
jalan – jalan atau retakan yang tidak beraturan.
2. Solfatar, yaitu gas H2S yang keluar melalui lubang – lubang khusus yang
disebut lubang solfatar. Contohnya yang terdapat di Kawah Ijen Gunung
Bromo (Jawa Timur) dan di Kawah Gunung Papandayan (Garut, Jawa
Barat)
3. Mofet, yaitu gas asam arang (CO2)
4. Sumber air panas, banyak mengandung mineral. Contohnya

43
a. Sumber air panas di Tanjung Sakti (Kab Lahat, Sumsel) yang
merupakan aktivitas Gunung Dempo
b. Sumber air panas di Curup (Kab Rejang Lebong, Bengkulu) yang
merupakan aktivitas Gunung Kaba
c. Sumber air panas di Ciater (Kab Subang, Jawa Barat) yang
merupakan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu
d. Sumber air panas di Cipanas (Jawa Barat) yang merupakan
aktivitas Gunung Ciremai
5. Geyser, yaitu semburan air panas yang keluar dari celah atau retakan
batuan. Contohnya : Geyser di Cisolok Jawa Barat

7. Peranan Gunung Api dalam Kehidupan


Selain menimbulkan bencana, gunung api juga
menimbulkan banyak manfaat, hasil letusan dapat membentuk daratan baru,
sebagai contoh Kep. Hawaii terbentuk oleh hasil letusan gunungapi.
Beberapa manfaat lainnya ialah ditemukannya mineral logam dan
batumulia pada bom volkanik dan lava yang telah membeku seperti
tembaga, perak dan emas. Beberapa intan terbesar di dunia ditemukan
pada batuan gunungapi. Cerobong/pipa kawah gunungapi di Afrika Selatan
dan Rusia terisi oleh intan. Demikian juga opal, zircon, turmalin, topaz,
aquamarin, moonstone, dan beryl. Kegiatan gunungapi juga menghasilkan
energi panasbumi, mata air panas mengandung belerang digunakan untuk
mengobati penyakit, pasir gunungapi digunakan sebagai bahan bangunan,
batu apung untuk industri, obsidian digunakan sebagai mata anak
panah oleh manusia prasejarah. Kawasan gunungapi kuarter hasil pelapukan
material gunungapi akan menghasilkan tanah yang subur yang kaya akan unsur
hara yang diperlukan untuk pertanian,
B. Gempa Bumi
1. Pengertian Ge mpa Bumi
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah
permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut
gelombang seismik.gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini
mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada
kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu
tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh
tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batua n
relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi
akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.

44
Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun
demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja,
seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena
banyaknya gunung berapi.
2. Jenis - jenis Gempa Bumi (sebab, dalam,
gelombang) - Berdasarkan Penyebabnya
a. Gempa Bumi tektonik
Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh
pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga
yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut
Bumi. Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan,
terutama di Indonesia. Penyebab gempa ini, karena Lempengan- lempengan
tektonik yang selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain.
Pergerakan lempengan- lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya
penimbunan energi secara perlahan- lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi
karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa
tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa
vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan
disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara
batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti
pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola
pertemuan lempeng- lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam
ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan
postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda
hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,
Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
b. Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang
jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.
c. Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
e. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi
dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa
bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan

45
magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan
menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak ke permukaan gunung
berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan
getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga
beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang
berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut
Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi
seperti Hawaii.
- Berdasarkan Kedalaman
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam
pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya
menimbulkan kerusakan yang besar.
- Berdasarkan Gelombang/ Getaran ge mpa
a. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
b. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang
sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat
merambat melalui lapisan cair

3. Istilah - istilah dalam Gempa Bumi


1. Magnitudo
Banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar
dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini
tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.
2. Episenter
Titik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa,
dinyatakan dalam lintang dan bujut, Hyposenter=parameter sumber gempa
bumi yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan
kedalaman sumber)
3. Fokus
Sumber gempa di dalam bumi, tempat batuan pertama patah.
4. Gelombang seismik

46
Getaran gempa yang menjalar di dalam dan dipermukaan bumi
dengan cara longitudinal dan transfersal.
5. Intensitas
Besarnya goncangan dan jenis kerusakan ditempat pengamatan
akibat gempa. Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari
hyposenter.
6. Kerak bumi
Lapisan atas bumi yang terdiri dari batuan padat. Baik tanah di
daratan maupun di dasar laut termasuk kerak bumi.
7. Litosfer
Lapisan paling atas bumi yang hampir seluruhnya terdiri dari batuan
padat. Lapisan ini termasuk kerak bumi dan (sebagian) mantel atas
8. Mantel
Lapisan di bawah kerak bumi yang tediri dari mantel atas dan mantel
bawah.
9. Lempeng Tektonik
Bagian dari litosfir bumi yang padat atau rigid. Lempeng- lempeng
tektonik ini senantiasa bergerak dengan lambat, terapung diatas mantel.
4. Proses Terjadinya Ge mpa
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing- masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus- menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel
bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas
mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih
tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen
zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak
benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan
astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-
batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng
tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement) Berdasarkan arah pergerakannya,
perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries)
terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada
jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga
(triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1. Batas Divergen

47
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama
lain (one slip beneath another). Batas konvergen ada 3 macam, yaitu :
a. Antara lempeng benua dengan lempeng samudra,
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih
tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya,
terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range).
Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah
parit samudra (oceanic trench).
b. Antara dua lempeng samudra
Salah satu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng
samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan
deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar
laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke
permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).
c. Antara dua lempeng benua.
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua
lainnya. Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak
terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer
dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan
menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain
range).
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar
(slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya
tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
5. Mengukur Kekuatan Gempa Bumi
Kekuatan gempa bumi dapat diukur dengan menggunakan alat yang
disebut seismograf. Dalam perkembangannya sampai sekarang ada beberapa
jenis skala yang digunakan oleh alat tersebut, yakni Skala Mercalli, Skala
Richter, dan Skala Kekuatan Momen.
1. Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama
Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12
pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa
tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan
akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif
dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan

48
untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang
dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank
Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat
kejadian.
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa
bumi melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu.
2. Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman
gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson,
pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita
mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya
sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3
mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh
fisikawan Charles Richter.
3. Skala Kekuatan Moment
Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks
dan Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh
seismologis untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa
bumi. Kekuatan moment adalah sebuah angka tanpa dimensi yang
didenifinisikan sebagai berikut di mana adalah Moment seismik
(menggunakan satu newton metre [N·m] sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah
1,5
peningkatan 10 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah
3
peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 10 = 1000 kali kekuatan
awal.
C. MEDAN MAGNET BUMI
1. Pengertian Ke magnetan Bumi
Bumi dapat dianggap sebagai magnet yang sangat besar. Pernyataan
tersebut pertama kali dikemukakan oleh William Gilbert pada tahun 1600.
Kutub utara magnet bumi berada disekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub
selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Karena bumi di anggap
sebagai magnet maka dalam ruang di sekitar bumi terdapat medan magnet.

49
Karena pengaruh magnet bumi ini, magnet yang dapat bergerak bebsa
misalnya kompas atau magnet batang yang digantung dengan benang akan
selalu menunjukkan arah utara-selatan. Kutub magnet bebas yang menunjuk
arah utara disebut kutub utara, sedangkan kutub magnet bebas yang menunjuk
arah selatan disebut kutub selatan. Mengapa demikian?

Kiri: Deklinasi Negatif. Kanan: Deklinasi Positif.

Jarum kompas tidak tepat menunjuk arah utara – selatan agak


menyimpang karena kutub-kutub magnet bumi tidak tepat berhimpit dengan
kutub-kutub bumi. Sudut penyimpangan arah jarum kompas dari arah utara –
selatan yang sebenarnya disebut sudut deklinasi. Sudut deklinasi positif apabila
kutub utara jarum kompas menyimpang ke kanan sedangkan sudut deklinasi
negatif apabila kutub utara jarum kompas menyimpang ke kiri.
Besar sudut deklinasi di berbagai tempat di bumi berbeda-beda. Arah
garis-garis gaya magnet pada bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi
(melengkung), oleh karena itu apabila magnet jarum dapat berputar pada sumbu
horisontal magnet tersebut tidak mendatar tetapi miring dengan kutub utara
berarah ke atas atau ke bawah. Sudut yang dibentuk magnet jarum de gan bidang
datar (horisontal) disebut sudut inklinasi. Sudut inklinasi positif bila kutub utara
magnet jarum di atas garis horisontal, tetapi apabila kutub utara magnet jarum
dibawah garis horisontal disebut inklinasi negatif.

Alat ukur inklinasi.

50
Sudut inklinasi positif terjadi di belahan bumi selatan, sudut inklinasi
negatif terjadi di belahan bumi utara. Mengapa demikian?
Garis yang menghubungkan tempat-tempat di bumi yang inklinasinya 0°
disebut aklin atau khatulistiwa magnet bumi. Garis yang menghubungkan
tempat-tempat di bumi yang inlkinasinya sama di sebut isoklin.
2.7 STRUKTUR BUMI BAGIAN III
A. Atmosfer
Atmosfer berasal dari dua kata Yunani yaitu atmos berarti uap dan sphaira
berarti bulatan, jadi atmosfer adalah lapisan gas yang menyelubungi bulatan bumi.
Atmosfer bumi mempunyai ketebalan sekitar 1000 km yang dibagi menjadi
lapisan- lapisan berdasarkan profil temperatur, komposisi atmosfer, sifat
radioelektrik dan lain- lain. Karena sebaran panas tidak sama di dalam atmosfer,
maka terjadi gejala- gejala cuaca yaitu dari angin lemah sampai sangat kencang di
dalam badai atau siklon, dari cuaca cerah, cuaca berawan sampai hujan deras
(shower). Kajian tentang deskripsi dan pemahaman fenomena atmosfer disebut
Sains Atmosfer.
Berbagai pertimbangan yang menyebabkan ilmuwan tertarik mengkaji
atmosfer bumi di antaranya adalah:
 Atmosfer melindungi penghuni bumi dari radiasi gelombang pendek matahari
yang sangat kuat. Jika tak ada atmosfer maka manusia, tumbuhan dan hewan
akan menjadi debu berserakan.
 Banyak gejala atmosfer yang menarik dan perlu dikaji, misalnya terjadinya
awan dan hujan, badai guruh, badai tropis, perubahan iklim dan sebagainya.
 Atmosfer sebagai bahan alam yang perlu dieksplorasi dan dieksploitasi,
misalnya teknologi hujan buatan, memanfaatkan energi angin dan sebagainya.
 Atmosfer sebagai media transportasi udara yang peka terhadap cuaca. Awan
cumulonimbus (cb) merupakan jalan maut bagi dunia penerbangan harus
dihindari.
 Atmosfer sebagai tempat pembuangan zat pencemar diantaranya zat tersebut
ada yang beracun dan berbahaya bagi manusia.
1. Komposisi Atmosfer

Gambar 1. Struktur Bumi Bagian Luar (Bayong, 2007)

Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak
berwarna. Empat gas, nitrogen, oksigen, argon dan karbondioksida meliputi

51
hampir seratus persen dari volume udara kering, lihat tabel 1. Gas lain yang
stabil adalah neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon dan yang kurang
stabil termasuk ozon dan radon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah yang
sangat kecil. Selain udara kering, lapisan atmosfer mengandung air dalam
ketiga fasanya dan aerosol atmosfer.
Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam tidak pernah ditemui karena
2 alasan, yakni adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan
selalu ada injeksi zat ke dalam udara, misalnya asap dan partikel debu. Udara
seperti ini disebut udara alam.

Macam Gas N2 O2 Ar CO2 Total


Volume % 78,088 20,949 0,930 0,030 99,997
Massa % 75,527 23.143 1,282 0,045 99,997
Tabel 1. Komposisi Gas Utama dalam Udara Kering (Bayong, 2007)

Sampai pada ketinggian lebih dari 60 km, proporsi gas relatif masih tetap,
kecuali fasa gas air (uap air). Sekitar 99% didominasi oleh gas nitrogen dan
oksigen, dan yang paling banyak jumlahnya di atmosfer adalah nitrogen.
Proporsi gas atmosfer berubah jika udara ditinjau bersama dengan komposisi
uap airnya. Secara praktis, atmosfer dapat berada pada tempat yang langka uap
air (kebasahan) dapat mencapai 4%. Meskipun berat molekuler uap air lebih
kecil daripada berat molekuler beberapa gas lain, namun uap air ini berada
dalam ketebalan beberapa kilometer atmosfer paling bawah. Hal ini dapat
dimengerti bila disadari bahwa sumber uap air atmosferik secara langsung
adalah lautan yang mencakup 70% luas permukaan bumi dan bahwa suhu
udara di dalam troposfer sangat dingin sehingga air tak dapat mempertahankan
wujudnya dalam bentuk gas. Air dalam atmosfer dapat berada dalam ketiga
wujud (fasa).

Gambar 2. Perubahan Fasa Air


Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu ialah istilah yang dipakai untuk
benda yang sangat kecil sehingga sebagian tidak nampak kecuali dengan
mikroskop. Di pegunungan jumlah debu hanya beberapa ratus partikel tiap
cm3, tetapi di kota besar, daerah industri dan daerah kering jumlah debu dapat
mencapai 5 juta tiap cm3. Konsentrasi debu pada umumnya berkurang dengan
bertambahnya ketinggian, meskipun debu meteorik dapat dijumpai pada
lapisan atmosfer atas. Partikel debu yang bersifat higroskopis akan bertindak
sebagai inti kondensasi. Debu higroskopis yang penting adalah partikel garam,
asap batu bara atau arang. Kabas (smog) singkatan dari kabut dan asap (smoke
and fog) adalah kabut tebal yang sering dijumpai di daerah industri yang
lembap. Debu dapat menyerap, memantulkan dan menghamburkan

52
radiasi yang datang. debu atmosferik dapat tersapu turun ke permukaan bumi
oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel debu kembali.
Atmosfer juga mengandung jenis bahan yang bukan bagian dari komposisi
gas. Beberapa jenis dari bahan ini adalah partikel garam, partikel debu dan
tetes air. Bila uap air yaitu bagian dari udara natural (alam) berubah menjadi
cair atau padat (partikel air dan es) maka partikel-partikel ini menjadi benda
asing dalam atmosfer,dan menyebabkan awan, kabut, hujan, salju, embun atau
batu es (hailstone). Perubahan wujud (fasa) uap air di udara sangat penting
dalam menentukan kondisi cuaca.
2. Struktur Vertikal Atmosfer
Jika suhu dipakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka diperoleh lapisan
troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer (Gambar 3). Lapisan troposfer
dan stratosfer dipisahkan dipisahkan oleh lapisan tropopause. Lapisan
stratosfer dan mesosfer dibatasi oleh lapisan mesopause dan puncak termosfer
disebut termopause.

Gambar 3. Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu


Perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal (menurut ketinggian)
berbeda-beda yang dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Perubahan subu
(dT) terhadap ketinggian (dz) dinyatakan oleh dT/dz (Ery dan Jadfan, 2016).
a. dT/dz > 0 suhu naik, dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebut
inversi suhu.
b. dT/dz = 0 suhu tetap walaupun ketinggian berubah. Hal ini disebut
isotermal.
c. dT/dz < 0 suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini
disebut lapse rate.
Berdasarkan sifat perubahan suhu menurut ketinggian dari bawah ke atas,
terdapat empat lapisan utama atmosfer sebagai berikut:
a. Troposfer dengan puncaknya tropopause.
b. Stratosfer dengan puncaknya stratopause
c. Mesosfer dengan puncaknya mesopause
d. Termosfer

3.1 Troposfer
Beberapa ciri khas dari lapisan terbawah atmosfer ini diantaranya adalah:

53
1) Terdapat pada ketinggian mulai dari permukaan laut hingga
ketinggian 8 km di daerah kutub dan 116 km di ekuator. Rata-rata
ketinggian puncak troposfer seluruh dunia adalah 12 km.
2) Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planet air : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km
3) Satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung air (air, uap, maupun
es) dan berlangsung evaporasi dan kondensasi.
4) Ruang terjadinya sirkulasi dan turbulensi seluruh bahan atmosfer
sehingga menjadi satu-satunya lapisan yang mengalami pembentukan
dan perubahan cuaca seperti: angin, awan, presipitasi, badai, kilat dan
guntur.
5) Kecepatan angin bertambah dengan naiknya ketinggian dan d i
troposfer ini pemindahan energi berlangsung. Radiasi surya
menyebabkan pemanasan permukaan bumi yang selanjutnya panas
tersebut diserap oleh air untuk berubah menjadi uap. Oleh proses
evaporasi energi panas diangkat oleh uap air ke lapisan atas yang lebih
tinggi berupa panas laten. Setelah terjadi pendinginan akhirnya
berlangsung proses kondensasi, uap air berubah menjadi titik-titik air
pembentuk awan, sedangkan panas latennya dilepas memasuki
atmosfer dan menaiki suhunya.
6) Pada lapisan ini suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian
(dT/dz <0) atau pada keadaan lapse rate. Rata-rata lapse rate seluruh
dunia pada keadaan normal adalah -6,5 K setiap kenaikan ketinggian 1
km.
o
7) Pada atmosfer normal, suhu troposfer berubah dari 15 C pada
0
permukaan laut menjadi -60 C di puncak troposfer.
8) Tekanan dan kerapatan udara di permukaan laut masing- masing
3
adalah 1013,2 mb dan 1,23 kg/m . Gejala lapse rate berhenti pada
ketinggian 8 km di atas kutub dan sekitar 16 km di atas ekuator.
Ketinggian tersebut disebut tropopause, yaitu lapisan ketinggian
atmosfer dengan dT/dz = 0. Pada lapisan ini turbulensi udara tidak
terjadi.

3.2 Stratosfer
Beberapa ciri khas lapisan ini adalah sebagai berikut:
1) Lapisan ini merupakan lapisan kedua dari bawah setelah troposfer.
2) Kisaran ketinggiannya antara 12-50 km diatas permukaan laut.
3) Terdiri dari 3 wilayah yaitu:
a. Stratosfer bawah : 12-20 km daerah isotermis
b. Stratosfer tengah : 20-35 km daerah inversi suhu
c. Stratosfer atas : 35-50 km di daerah inversi suhu yang kuat
4) Lapisan ini tidak mengalami turbulensi maupun sirkulensi.
5) Stratosfer merupakan lapisan atmosfer utama yang mengandung ozon
(O3) tersebar dalam wilayah ketinggian 12-50 km.

54
6) Sifatnya labil, mudah terurai kembali secara mekanis melalui
tumbukan dengan partikel lainnya.
7) Konsentrasi gas O3 tertinggi berada antara ketinggian 20-30 km yang
disebut lapisan ozonosfer.

3.3 Mesosfer
Lapisan atmosfer ketiga dari bawah ini memiliki beberapa ciri khas
sebagai berikut:
1) Ketinggian mesosfer berada di 50-80 km.
2) Perubahan suhu terhadap ketinggian (dT/dz) adalah lapse rate.
0 0
3) Suhu udara sekitar -5 C pada dasar lapisan hingga -95 C pada
puncaknya.
4) Tidak mengalami turbulensi/sirkulasi udara.
5) Merupakan daerah penguraian O2 menjadi atom O.
6) Batas atasnya adalah lapisan mesopause dengan perubahan suhu
terhadap ketinggian mulai bersifat isotermal.

Lapisan teratas atmosfer ini ditandai oleh beberapa ciri sebagai berikut:
1) Ketinggian lapisan mulai sekitar 80 km hingga batas yang sulit
ditentukan karena sangat jarangnya partikel gas yang mencapai lapisan
ini. Sebagian ilmuwan menyatakan puncaknya mencapai 100 km
tetapi ada yang menyatakan 250 km.
2) Lapisan ini terisi molekul dan atom N 2, O2, N dan O.
3) Sifat perubahan suhu terhadap ketinggian adalah inveri suhu.
0 0
4) Kisaran suhu dari -95 C pada 80 km hingga -50 C pada ketinggian
0
100 km, dan -38 C pada ketinggian 110 km.
5) Lapisan tempat berlangsungnya proses ionisasi gas N 2 dan O2,
sehingga lapisan termosfer sering disebut sebagai lapisan ionosfer.
Diatas ketinggian 100 km, pengaruh radiasi uv dan sinar X makin
kuat.

B. Hidrosfer
Lapisan air yang menyelubungi bumi disebut dengan hidrosfer. Air yang
menyelubungi bumi dapat berupa air permukaan bumi, yang ada di bawah
permukaan bumi dan yang ada di atas permukaan bumi. Air yang ada di
permukaan bumi dapat berupa air sungai, air danau, air telaga dan air rawa. Air
yang ada di bawah permukaan bumi dapat berupa air tanah preatis, air tanah
artesis dan kelembaman tanah. Sedang air yang ada di atas permukaan tanah air
berupa air meteorit (awan dan air hujan).
Jumlah air yang ada di bumi ini relatif tetap, namun sebarannya yang berubah-
3
ubah. Keterdapatan air di bumi berkisar antara 1,3-1,4 milyar km . Air tersebut
terdiri atas air laut (97,5%), salju dan es (1,75%), berupa air tawa 0,73% dan
berupa air meteorit 0,001%. Air di bumi yang jumlahnya tetap ini senantiasa
bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi/siklus air
atau juga disebut dengan daur hidrologi.
1. Siklus Hidrologi

55
Dalam siklus hidrosfer, air mengalami:
a. Evaporasi, yaitu penguapan air dari permukaan tanah atau air.
b. Transpirasi, yaitu penguapan air dari makhluk hidup.
c. Evapotranspirasi, yaitu proses gabu-ngan antara evaporasi dan transpi-rasi.

d. Kondensasi, yaitu proses pengembu- nan uap air dalam membentuk awan.
e. Presipitasi, yaitu proses awan beru-bah menjadi curah hujan.
f. Adveksi, yaitu pergerakan uap air ke tempat lain yang disebabkan perbe-
daan tekanan udara.
g. Sublimasi, yaitu pengkristalan uap air menjadi kristal es.
h. Infiltrasi, yaitu curah hujan yang mengalir ke dalam celah tanah.
i. Perkolasi, yaitu air yang berlanjut mengalir dalam tanah menjadi air tanah
karena gaya gravitasi.
j. Run-off, yaitu curah hujan yang mengalir di permukaan tanah
Siklus Pendek/Kecil

Gambar 4. Siklus Hidrologi Pendek


Air laut menguap, mengalami kondensasi lalu membentuk awan di atas
permukaan air laut, dan kemudian terjadi hujan di atas permukaan air laut.
a) Siklus Sedang

Gambar 5. Siklus Hidrologi Sedang


Air di laut dan darat menguap kemudian mengalami kondensasi dan
membentuk awan. Akibat konveksi atau adveksi maka terjadilah hujan di
daratan. Air kemudian meresap ke dalam tanah dan mengalir di permukaan
tanah melewati sungai yang akhirnya ke laut.
b) Siklus Panjang

56
Gambar 6. Siklus Hidrologi Panjang
Air laut menguap menjadi gas, membentuk kristal-kristal es di atas
permukaan air laut. Kemudian dibawa angin ke daratan (pegunungan
tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser, mencair lalu sebagian
meresap ke dalam tanah dan sebagian masuk ke aliran sungai lalu kemba li
ke laut.
2. Air Tanah
Air tanah adalah air hujan yang masuk melalui pori-pori tanah (infiltrasi air).
Struktur penampang lapisan air tanah :

a. Permukaan air tanah, lapisan air yang bersebelahan dengan lapisan akuifer
b. Lapisan freatik (dangkal), laposan permeabel tidak kedap air.
c. Lapisan akuifer (dalam/peralihan), lapisan impermeabel yang kedap air

3. Danau
Merupakan cekungan di daratan yang terisi air.

57
a. Berdasarkan sumber air, danau terdiri dari:
1) Danau Tawar, berupa air dengan pembuangan (outlet) di daerah yang
basah (curah hujan tinggi), sehingga kadar garam rendah.
2) Danau Asin, berupa air yang terkepung dan penguapannya tinggi,
sehingga kadar garam tinggi. (Contoh: Great Salt Lake/Laut Mati).
b. Berdasarkan proses terjadinya, danau dapat dibedakan menjadi:
1) Danau tektonik, terjadi karena kegiatan tektonisme.
Contoh: Danau Maninjau, Danau Towuti, Danau Singkarat, Danau Poso.
2) Danau vulkanik, terjadi karena kegiatan vulkanisme.
Contoh: Danau Kelimutu, Danau Kerinci, Danau Kelud, Danau Batur.
3) Danau tektonovulkanik, terjadi karena kegiatan tektonisme dan
vulkanisme.
4) Danau Glasial, terjadi karena mencairnya gletser.
Contoh: danau Finger, danau Michigan, danau Superior, The Great Lake
4. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar memanjang yang berasal dari mata air ke
laut.
1) Berdasarkan sumber air yang mengalir¸ sungai terdiri dari:
a. Sungai hujan, berasal dari air hujan dan mata air hujan.
Contoh: Sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai glasial, berasal dari cairan gletser.
Contoh: Hulu sungai Gangga (India), dan hulu sungai Phein (Jerman)
c. Sungai campuran, berasal dari air hujan, sumber mata air, dan cairan
gletser.
Contoh: sungai mamberamo (Irian Jaya), sungai Digul (Irian Jaya).
2) Berdasarkan letak aliran, sungai terdiri dari:
a. Permukaan, yaitu sungai pada umumnya.
b. Bawah tanah, yaitu sungai yang terdapat di gua kapur.
3) Berdasarkan debit air, sungai terdiri dari:
a. Permanen/perenial, yaitu jumlah airnya relatif tetap sepanjang tahun.
Contoh: sungai kapuas dan mahakam (Kalimantan) dan Sungai Musi dan
Batanghari (Sumatera).
b. Periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh: Sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah), Sungai Brantas (Jawa
Timur)
c. Sungai Episodik, yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak.
Contoh: sungai Kalada ( pulau Sumba)
d. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada hakikatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis
episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu
banyak.
4) Bagian sungai berdasarkan profil penampangnya antara lain: hulu, tengah,
hilir.
a. Bagian hulu, merupakan bagian awal sungai yang berada di pegunungan.

58
b. Bagian hilir, merupakan bagian akhir sungai yang bermuara di laut.
c. Bagian tengah, merupakan bagian antara hulu dan hilir,
Perbedaan Hulu Hilir
Batang Sungai lurus, sempir, dalam, berbelok, lebar,
berbentuk v dankal, berbentuk u
Aliran air deras, cepat, biasanya tenang, lambat
terdapat air terjun
Debit air tinggi Kecil
Derajat ke miringan tinggi Kecil
sungai
Keadaan air relatif jernih relatif kotor
Erosi vertikal kuat Lemah
Sedimentasi tidak ada ada (delta)
Tabel 2. Perbedaan antara hilir dan hulu

5. Delta
Delta adalah endapan dari sedimen yang terbawa arus air ke hilir, yang mem-
bentuk dataran banjir.
1) Syarat pembentukan delta:
a. Banyak membawa pasir dan lumpur
b. Bermuara di laut dangkal, tenang, dan terbuka.
c. Perbedaan pasang-surut laut tidak terlalu besar.
2) Macam- macam delta
a. Delta kaki burung, contoh : Delta sungai Mississipi
b. Delta Arcuate/Kipas, contoh : Delta Sungai Mahakam
c. Delta tobate (cuping) contoh: Delta sungai selengga
d. Delta cuspate (huruf V), contoh: delta Sungai Nil.

6. Perairan Laut
Perairan laut merupakan landas kontinen, atau sambungan dari daratan
sekitarnya yang tergenang oleh air dengan jumlah besar.
1) Zona air laut

1. Zona lithoral (0 m), zona pesisir tempat batas pasang surut air laut.
2. Zona ne ritik (0-200m), zona laut dangkal (dangkalan).
3. Zona bathial (200-1800 m), zona laut dalam
4. Zona abisal (>1800 m), zona laut sangat dalam

2) Relief dasar laut

59
1. Dangkalan (shelf) yaitu dasar laut yang luas yang kedalamannya 0-200 m
dan masih merupakan bagian dari benua.
2. Lubuk laut (basin) yaitu dasar laut ingresi yang berbentuk U atau
mangkuk.
3. Gunung laut yaitu gunung yang kakinya berada di dasar laut dan
puncaknya menonjol ke permukaan laut. Jika tidak menonjol ke
permukaan laut disebut seamount atau guyot.
4. Palung (trench) yaitu dasar laut ingresi yang berbentuk V yang menajam.
5. Ambang laut (drempel), yaitu bukit sempit seperti tanggul yang terletak
di antara dua laut dalam.
6. Punggung laut, yaitu lereng yang ada di dasar laut. Punggung laut dapat
berupa slope, ridge, atau rise.

3) Pergerakan air laut


a. Gelombang laut, yaitu terjadi karena tiupan angin, pasang surut air laut,
dan tsunami.
b. Arus laut, yaitu gerakan air laut secara keseluruhan dari satu perairan ke
perairan yang lain.
Arah arus laut sama dengan arah gelombang laut, sampai air tersebut
bertemu benua/daratan.
Arus laut terdiri dari dua:
- Arus panas, terdapat pada khatulistiwa sampai lintang sedang, terjadi
apabila suhu air laut lebih panas dari sekitarnya.
Contoh: arus khatulistiwa utara, arus Kuroshiwo, arus teluk.
- Arus dingin, terdapat pada kutub sampai lintang sedang, terjadi apabila
suhu air laut lebih dingin dari sekitarnya.
Contoh: arus Oyashiwo, arus Labrador, arus Canari.

4) Sifat-sifat air laut


a. Suhu, dipengaruhi oleh tempat, dari ekuator ke kutub semakin dingin.
b. Salinitas (kadar garam), rata-rata salinitas normal adalah 35%
c. Warna, dipengaruhi oleh zat organik dan anorganik yang terdapat pada air
tersebut.
- Biru, terdapat pada laut normal yang mampu menerima gelombang
pendek matahari.
- Kuning, terdapat lumpur kuning di dalam laut.
- Hitam, terdapat lumpur hitam di dalam laut.

60
- Hijau, terdapat banyak fitoplankton di dalam laut.
- Putih, terdapat es-es yang menutupi laut.
- Merah, terdapat banyak alga merah dang hewan-hewan laut berwarna
merah.
Ungu, terdapat organisme yang memancarkan sinar fosfor.

61
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa :
Materi Gravitasi Universal I
1. Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa (IPBA) terdiri atas
dua periode, yaitu periode geosentris dan periode heliosentris.
2. Bunyi Hukum I, II, dan III Kepler
 Bunyi Hukum I Kepler, yaitu “Lintasan setiap planet ketika mengelilingi
matahari, berbentuk elips, di mana matahari terletak pada salah satu
fokusnya”.
 Bunyi Hukum II Kepler, yaitu “Setiap planet bergerak sedemikian
sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari matahari ke planet tersebut
mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu yang sama”.
 Bunyi Hukum III Kepler, yaitu “Kuadrat perioda suatu planet sebanding
dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari”. Secara matematis
Hukum Kepler dapat ditulis sebagai berikut :

3. Hubungan antara gravitasi Universal dan gravitasi Newtondapat dituliskan


secara matematis, yaitu :

4. Tafsiran Newton menemukan bahwa ternyata hukum- hukum Kepler ini bisa
diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal dan hukum gerak
Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang
masuk akal mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.

1. Sistem dua benda langit diatur oleh gaya sentral yang bekerja sepanjang garis
lurus yang menghubungkan benda langit terhadap sumber gaya tersebut.
Aturan untuk menerangkan gaya sentral ini lazim disebut hukum gravitasi
Newton yang secara matematis dituliskan

2. Ada dua gravitasi yang dapat mempengaruhi gravitasi bumi, yaitu gravitasi
matahari dan gravitasi bulan.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut berdasarkan
teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan
terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan

62
teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya
coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal
yang dapatmempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti, topogafi dasar
laut.
4. Kepler menyatakan bahwa orbit planet berupa elips. Dan Newton pun
menambahkan bahwa bentuk eliptik orbit planet disebabkan oleh atraksi
gravitasional antara matahari dan planet.

1. Rotasi bumi merupakan penyebab terjadi gerak semu harian, sehingga


mengakibatkan terjadinya beberapa fenomena, yaitu gerak semu harian
matahari, pergantian waktu siang malam, perbedaan zona waktu, dan adanya
efek Corriolis. Sedangkan revolusi bumi merupakan penyebab terjadi gerak
semu tahunan matahari yang mengakibatkan terjadinya beberapa fenomena,
yaitu gerak semu tahunan matahari, perbedaan lama siang malam, adanya
pergantian musim, adanya perubahan rasi bintang.
2. Beberapa hal tentang bulan, yaitu diameter bulan lebih kurang 3.476 km atau
sekitar 1/4 diameter bumi, jarak rata-ratanya ke bumi sekitar 384.000 km.
Periode revolusi bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari, sedangkan periode
rotasinya sama dengan revolusinya, yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris,
yaitu peredaran bulan mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh (360°).
3. Gerhana bulan terjadi jika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis
lurus. Sedangkan gerhana matahari terjadi jika matahari, bulan, dan bumi
berada pada satu garis lurus atau bila bulan berada di antara bumi dan
matahari.
Materi Gerak dan Posisi Benda Langit II
1. Sistem koordinat horizon atau ufuq atau kaki langit adalah sebuah bidang yang
melalui titik pusat bumi dan tegak lurus pada garis vertikal.
2. Koordinat Equatorial adalah tata koordinat yang menjadikan ekuator langit
sebagai acuan.
3. Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu
titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda
langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya.
4. Gerak langit dilihat dari tempat berbeda :
0
 Pengamat di Kutub Utara bumi ( = 90
LU) (Sikap bola langit sejajar)

Gambar Sikap Bola Langit Sejajar

63
0
 Pengamat di Ekuator bumi ( = 0 )
(Sikap bola langit tegak)

Gambar Sikap Bola Langit Tegak


 Pengamat berada diantara Kutub dan Ekuator
0
(Sikap bola langit miring). Misal : Pengamat berada di +30 LU

0
Gambar Sikap Bola Langit Miring (Mis : di 30 LU)
Materi Struktur Bumi I
1. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km. Rujukan internasional
tentang dimensi bumi yang diadopsi oleh IUGG (the International Union of
Geodesy and Geophysics) mempunyai pendakatan sebagai berikut :
 Jari-jari polar = 6.357 km = 3.951 mil
 Jari-jari ekuator = 6.378 km = 3.964 mil
 Jari-jari rata-rata = 6.371 km = 3.960 mil
Luas permukaan bumi dengan mudah dapat dihitung dari radiusnya, yaitu L =
2 3 x
= 4 x 3,14 x (6371 km) juta km dan volumenya v =
3 12 3 -3
3,14 (6371 km) = 1,08 x 10 km . Massa = = 5,52 cm
-3
(densitas air murni =1 g cm ).
2. Para ahli membagi secara vertikal susunan interior bumi dari permukaan ke
bagian terdalam terdiri dari tiga lapisan yaitu Kerak Bumi (Crust), Selimut
(Mantle), dan Inti (Core).
3. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri
dua bagian, yaitu lapisan sial dan lapisan sima (silisium magnesium). Material
batuan penyusun litosfer, yaitu batuan beku (Igneous Rock), batuan sedimen
(Sedimentary Rock), da batuan malihan (metamorf).
4. Teori tektonik lempeng adalah salah satu teori mengenai perubahan relief di
bumi. Teori ini berasal dari teori mengenai pergeseran benua. Lempeng-

64
lempeng besar ini antara lain Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika,
Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika, Lempeng Benua Australia
yang meliputi Australia hingga India, Lempeng Benua Eurasia yang meliputi
Asia dan Eropa, Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara
dan Siberia, Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan,
dan Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik.
Materi Struktur Bumi II
1. Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan) dari
litosfer (lapisan dibawah permukaan bumi) ke permukaan bumi. Berdasarkan
tempat terjadinya vulkanisme, jenis-jenis vulkanisme terbagi menjadi 3 jenis ,
yaitu vulkanisme pada zona divergen, vulkanisme pada zona konvergen, dan
vulkanisme pada zona tengah.
2. Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan
permukaan bumi. Gempa bumi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu gempa
bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi runtuhan, dan gempa bumi
buatan.
3. Medan magnet bumi merupakan medan atau daerah dimana dapat terdeteksi
distribusi gaya magnet.

1. Atmosfer bumi adalah lapisan gas pelapis bumi dari mulai permukaan sampai
jauh di luar angkasa. Lapisan atmosfir, yaitu lapisan Troposfer Bumi (0-12
km), lapisan Stratosfer Bumi (12-60 km), lapisan Mesosfer Bumi (60-80 km),
lapisan Termosfer Bumi (80-100 km), lapisan Ionosfer Bumi (100-800 km),
dan lapisan Eksosfer (800km-3260 km).
2. Hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti bumi, baik
yang berbentuk cair, salju, maupun es. Yang termasuk dalam hidrosfer, yaitu
sungai, danau, rawa, air tanah, dan perairan laut.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca mempunyai pengetahuan dan wawasan
mengenai materi ilmu pengetahuan bumi dan antariksa ini sebagai bekal mengajar
nanti.

65
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,A.(2013). Tata Koordinat Horizon. Tersedia


[online]:http://abdulaziz002.blogspot.com/2013/03/tata-kordinat-
horizon.html (04 November 2018)

Febriyanti Hiadir, F. (2015). Materi Fisika : Rangkuman Bumi dan Antariksa.


Tersedia [online]:http://fifinfebriyantihaidirp.blogspot.com/2015/03/
rangkuman-bumi-dan-antariksa.html (25 Oktober 2018)

Lawera,F.(2012). Pengertian dan Sistem Koordinat Eklipta. Tersedia


[online]:https://furqanlawera.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-
sistem-koordinat-eliptika.html (04 November 2018)

Novianto.(2012). Hukum Kepler dan Hukum Newton. Tersedia


[online]:http://novianto- geophysicist.blogspot.com/2012/01/hukum-
kepler-dan- hukum- newton.html (25 Oktober 2018)

Nursidqon.(2015). Sistem Koordinat Horizontal. Tersedia


[online]:https://nursidqon.blogspot.com/2015/03/sistem-koordinat-
horizontal.html (04 November 2018)

Nursidqon.(2015). Sistem Koordinat Ekuatorial. Tersedia


[online]:https://nursidqon.blogspot.com/2015/03/sistem-koordinat-
ekuatorial.html (04 November 2018)

Setiawan, A.(2016). Perbedaan Gerak Semu Harian dan Tahun. Tersedia


[online]: https://geograph88.blogspot.com/2016/10/perbedaan-gerak-
semu-harian-dan-tahunan.html (04 November 2018)

66

Anda mungkin juga menyukai