Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengambilan puisi dan pengkritikan puisi berjudul IBU INDONESIA Karya Sukmawati
Seokarnoputri ini yang tengah hangat di berbincangan, dilatarbelakangi oleh adanya penugasan yang
diberikan oleh pengampu mata kuliah kritik sastra yang mengharuskan mahasiswa untuk mengkritik puisi ibu
Indonesia dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada masa perkuliahan.

Pengkritikan yang dilakukan mempunyai tujuan yang positif. Tujuan pengkritikan terhadap sebuah
karya sastra merupakan sebuah kegiatan menambah, membangkitkan serta mengorek lebih dalam sebuah
karya sastra agar lebih familiar dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik di kemudianhari.

Walaupun puisi Ibu Indonesia ini adalah sebuah puisi yang sangat viral pada saat ini di kalangan
rakyat Indonesia khusus yang beragama islam. Juga diharapkan agar menambah pengetahuan bagaimana
cara mengkritik sebuah karya sastradengan dipandu oleh teori-teori yang telah ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan puisi?


2. Apa sajakah jenis jenis, unsur dan struktur puisi secara umum?
3. Bagaimana tanggapan netizen dengan puisi “IBU INDONESIA” yang kontroversial?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengkritik dan Mengupas tentang viralnya puisi IBU INDONESIA yang sangat
kontroversial ini?

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair
dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.
Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi
mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin disampaikan yang mana makna
sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala
unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya
(keindahan). Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

 Herman Waluyo: Pengertian puisi menurut herman waluyo adalah karya sastra
tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
 Sumardi: Pengertian puisi menurut sumardi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif).
 Thomas Carlye: Pengertian puisi menurut thomas carley adalah ungkapan pikiran
yang bersifat musikal. 
 James Reevas: Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi adalah
ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
 Pradopo: Pengertian puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.
 Herbert Spencer: Pengertian puisi adalah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat
emosional dengan mempertimbangkan keindahan. 

Beberapa unsur unsur dan struktur puisi

Unsur-Unsur Puisi 
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi antara lain sebagai
berikut... 
Struktur Fisik Puisi

 Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
 Diksi ialah pemilihat kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena
puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan
banyak, hal maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

2
 Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi,
misalnya penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji
suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan apa
yang dialami penyair.
 Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat
ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
Seperti kata konkret "salju" dimana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll, sedangkan kata kongkret "rawa-rawa" melambangkan tempat kotor, tempat
hidup, bumi, kehidupan dll.
 Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan
puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya
bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile,
personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme,
antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga
paradoks
 Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang
memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi,
asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak
penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya; Pengulangan kata/ungkapan ritma
merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat
menonjol dalam pembacaan puisi. 

Struktur Puisi 

 Tema/Makna (sense); media pusi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka pusi harus memiliki makna ditipa kata, baris, bait, dan
makna keseluruhan.
 Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam
menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili kata-kata,
rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga dari wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan keperibadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
 Nada (tone)  adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan
masalah kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, dll.
 Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan penyair
kepada pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut. 

3
Berikut beberapa bait puisi Sukmawati yang dinilai mencederai umat Islam:

Ibu Indonesia:

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan mu

Bait-bait tersebut dinilai telah menyudutkan umat Islam. Hingga akhirnya sejumlah
organisasi masyarakat (ormas) telah melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya tentang
dugaan UU ITE Pasal 28 Ayat (2) terkait penyebaran ujaran kebencian.

Atas dasar itu, beberapa tokoh nasional meminta wanita kelahiran Jakarta, 26 Oktober 1951
itu meminta maaf secara langsung kepada umat Islam, karena jika tidak akan berdampak
sistemik seperti kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Penulis buku 'Creeping Coup D'Tat Mayjen Suharto' itu akhirnya menggelar konpers untuk
minta maaf kepada umat Islam di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Sambil berderai air mata,
Sukmawati mengaku tidak ada niatan sedikit pun untuk menghina umat Islam Indonesia
dengan puisi tersebut.

"Karena karya sastra dari Puisi Ibu Indonesia ini telah memantik kontroversi di berbagai
kalangan, baik pro dan kontra khususnya di kalangan umat Islam. Dengan ini, dari lubuk hati
yang paling dalam, saya mohon maaf lahir batin kepada umat Islam Indonesia, khususnya
bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan Puisi Ibu Indonesia," ujar Sukmawati
sambil sesenggukan menahan tangis. 

Didampingi putri dari mantan Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hatta, yakni Khalida,
Sukmawati menjelaskan, puisi tersebut adalah salah satu puisi yang ia tulis sendiri dan
menjadi bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan pada 2006.
Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinannya tentang rasa wawasan
kebangsaan.

4
"Puisi yang saya bacakan semata-mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan
budayawati dan murni merupakan karya sastra Indonesia. Saya rangkum untuk menarik
perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli," paparnya.

Adik Megawati Soekarnoputri itu mengaku sebagai seorang muslim pun ia bersyukur, dan
bangga akan ke-Islamannya. Bahkan, ia juga menjadi putri seorang Proklamator Bung Karno
yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah.

"Dalam hal ini, Islam yang bagi saya begitu Agung, mulia dan indah. Puisi itu juga
merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia yang begitu kaya
dengan tradisi kebudayaan dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbhinneka
namun tetap tunggal ika," tandasnya.

Namun, sangat disayangkan usai konpers Sukmawati Soekarnoputri tidak menggelar tanya
jawab kepada wartawan. Mantan istri Pangeran Sujiwa Kusuma itu malah membungkam
mulut dan menerobos wartawan yang memberondong pertanyaan padanya, dan langsung
masuk ke mobil berkelir hitam miliknya itu dan meninggalkan lokasi.

Konpers tersebut berjalan dengan lancar dan aman. Padahal, beberapa jam sebelum konpers,
ada pesan berantai yang mengatakan bahwa ada sejumlah massa yang akan menggeruduk
lokasi konpers tersebut. Mendapat laporan seperti itu, Kepolisian Resor Jakarta Pusat
langsung siaga dan menerjunkan pasukan dua konpi.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami beberapa laporan terkait puisi "Ibu
Indonesia". Laporan tersebut tertuang di LP/1782/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum atas dugaan
penodaan Agama Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 156 A KUHP dan atau Pasal 16 UU
Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.

Sukmawati Soekarnoputri menjelaskan bahwa puisi “Ibu Indonesia” miliknya yang menjadi
kontroversi akhir-akhir ini merupakan bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang
juga ditulisnya dan terbit pada tahun 2006 silam.

Hal itu disampaikan Sukmawati dalam konferensi pers yang digelar di Restoran Warung
Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).

“Puisi ‘Ibu Indonesia’ adalah puisi yang saya tulis dan menjadi bagian dari Buku Kumpulan
Puisi Ibu Indonesia yang diterbitkan tahun 2006 silam.”

“Puisi ini saya tulis sebagai refleksi keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan serta
untuk menarik perhatian anak-anak bangsa supaya tidak melupakan jati diri bangsa
Indonesia,” tegasnya.

Dalam konferensi pers itu Sukmawati juga mengungkapkan permintaan maaf jika puisinya
tersebut memantik kontroversi terutama bagi umat Islam.

Sukmawati juga tampak mengucapkan permintaan maaf dengan mata berkaca-kaca disertai
suara yang lirih seakan menahan tangis.

5
Puisi-puisi Balasan Beberapa Netizen Atas Puisi Sukmawati
Soekarnoputri 'Ibu Indonesia' yang Kontroversial:

Sukmawati membuat geger lantaran ia membacakan sebuah puisi yang dinilai kontroversial
dan melecehkan Islam.Puisi karyanya tersebut ia bacakan dalam pagelaran peragaan busana
Anne Avantie pada Kamis (29/3/2018).

Sukmawati Soekarnoputri dianggap menyinggung perihal syariat Islam, cadar, dan suara


adzan. Berikut isi dari puisi berjudul 'Ibu Indonesia' karya Sukmawati Soekarnoputri:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam


Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu


Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka


Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia


Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu


Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam


Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan mu


Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun


Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

6
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia
dan kaumnya.

Setelah puisi Sukmawati ini jadi viral bermunculan puisi-puisi balasan dari netizen.

Seperti penggiat medsos Felix Siauw misalnya.

Ia mem-posting puisi berjudul 'Kamu Tak tahu Syariat'.

Kamu Tak Tahu Syariat

Kalau engkau tak tahu syariat Islam, seharusnya engkau belajar bukan berpuisi, harusnya
bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti

Bila engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya
pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan, sebagaimana saat engkau ruku dan sujud

Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan konde dan cadar itu perkara
menggelikan, sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar

Kalau engkau tak tahu syariat Islam, hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam.
Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan, berjalan tanpa pelita di gelap malam

Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh
kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu
dibanding kidung ibu

Tanpa Islam tak ada artinya Indonesia, maka dimulakan negeri ini dengan "Atas berkat
rahmat Allah". Islam adalah ruh Indonesia, nyawa Indonesia

Takkan berdaya wanita Indonesia tanpa Islam, yang telah menuntun mereka dari gelapnya
penjajahan menuju cahaya kemerdekaan. Dari sekeder pelengkap jadi tiang peradaban

Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya?
Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu,
hanya penjajah yang begitu

Tak paham konde, tak mampu berkidung, tak jadi masalah. Tapi tak tahu syariat mana bisa
taat? Tak Indonesia tetap bisa menghuni surga, tak Islam maka tak ada lagi penolong di satu
masa yang tak ada keraguan di dalamnya

Kalau engkau tak tahu syariat. Mari sini ikut melingkar dan merapat. Akan aku sampaikan
biar engkau pahami, bagi mereka yang beriman, tak ada yang lebih penting dari Allah dan
Rasul-Nya

Cc @yukngajiid @hijabalila

7
Puisi balasan juga diciptakan sastrawan asal Sulawesi Selatan bernama Andhika
Mappasomba.

Andhika menulis puisi berjudul 'Kepada Ibu Sukma JA'.

Kepada Ibu Sukma JA


.
Anda benar Bu
kidung lebih Indah dari azan, demikian konde lebih indah dari cadar
sebab Ibu pakai kaca mata rayban menyelam di kedalaman palung keAlpaan pada agama
.
Anda benar Bu
tidak salah yang Ibu bilang
azan yang keluar paksa dari speaker yang usang melentingkan suara yang tak merdu jika
didengarkan dengan telinga pembenci agama
.
Ibu memang benar
Indonesia memang indah
lalu rusak mendengar puisi kanak-kanakmu
.
Terima kasih putri sang fajar, Ibu Sukma tanpa empati, Ibu tanpa otak di lututnya.
karenamulah kami tahu, nama besar kadang hanyalah kaleng kosong berdenting nyaring.
kecerdasan bukanlah warisan di dalam darah tapi pada buku bacaan dan guru yang baik.
.
Terima kasih Ibu
Islam jadi kuat dan bersatu karena puisi kanak-kanakmu yang selalu bertanya-tanya Tuhan
tinggal di mana?
.
Terima kasih Ibu Sukma, dari puisimulah aku sadar, tembang memang lebih indah dari azan,
sebab rumah bernyanyi dan diskotik lebih ramai dari masjid
.
nakke tenaja kusambayang
nakke tenaja kuppuasa
.
Tapi jika masjid kau lempari batu,
mati pun aku siap membela nama baik agamaku! walau seribu puisi nyinyir dari mulut nenek
tua tak paham agama, macam puisimu kau bacakan berkalikali padaku itu
.

Gowa-Makassar, 03.04.2018

8
Puisi balasan juga ditulis seorang pemuda bernama Muhammad Novriandi.

"Untuk Nenek Yang Disana"

Wahai nenek yang disana

Ku simak celotehan puisi mu


Berdebar dada ku tak menentu
Bergejolak amarah ku seolah-olah memburu
Kerana mendengar rangkaian kata-kata hantu

Wahai nenek yang disana

Ketika jeri-jemari bergerak kesini kesana


Merangkai kata-kata
Sadarlah diri seharusnya
Bahwa jari-jemari adalah ciptaanNya

Ketika suara dilepaskan ia bagaikan anak panah


Pabila salah arah
Akan terjadi angkara murka

Wahai nenek yang disana

Syari'at islam dan azan kau tak tahu


Bagaimana mungkin engkau tahu
Sedangkan engkau tak mau tahu
Benar kata Al ghazali sang imam itu
Engkau tidak tahu bawah kau tak tahu
Sehingga kau sok tau

Sesekali berkacalah
Lihatlah dirimu
Garis dan keriput adalah pertanda
Pertanda umur sudah senja
Pertanda diri sudah bau tanah

Jangan kau kira kerena keturunan kau berkuasa


Sehingga kau bebas leluasa
Bukankah Nuh nabi yang mulia
Tapi anaknya masuk neraka

Wahai nenek yang disana


Hidup di dunia bagaikan fatamorgana

9
Hanyalah semu pandangan mata
Semua kita akan kembali kepada Nya

Nek, aku bukan orang yang suci


Bukan pula ahli ibadah
Namun aku sadar diri
Takkan pernah agama ini ku hina

Muhammad Novriandi
Putussibau, 2 April 2018

Sedangkan puisi balasan Dhika Margadewa berjudul 'Tak Apa'

TAK APA
(Balasan utk puisi Ibu Sukmawati Soekarnoputri yg berjudul: Ibu Indonesia)

Tak apa kau tak tahu syariat islam


Tak apa kau katakan;
Sari konde ibu Indonesia
Lebih indah daripada cadar
Karna cadar bukan hiasan
Tapi tanda taat seorang muslimah kepada Sang Khalik
Sebagaimana taatnya seorang hamba untuk ruku dan sujud

Tak apa kau katakan;


Kidung Nusantara lebih merdu daripada suara adzan
Karna adzan bukanlah nyanyian
Adzan panggilan bagi jiwa-jiwa yang beriman
Tak apa kau tahu syariat islam
Asal jangan kau lupa
Suara adzan tlah mampu bangkitkan semangat para pejuang 
Melawan penjajah negeri ini
Dan jangan kau lupa pula
Bung Karno mengatakan;
Atas berkat rahmat Tuhan
Negeri ini merdeka
Tak apa kau tak tahu syariat islam
Karna ku yakin
Ketika tiba waktunya
Kau butuhkan syariat islam
Untuk berjumpa dengan-Nya...

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Dari semua ini saya dapat menyimpulkan dan memberi saran bahwa berkarya itu bukan harus
melecehkan/menjelekkan sesuatu apapun yang berbau SARA atau bisa menimbulkan sebuah
perpecahan apalagi ini menyangkut tentang sebuah agama. Lebih bijak berkarya, lebih pintar
memilih mana yang baik dan buruk untuk dipublikasikan ke khalayak umum. Saya tidak
setuju dengan beredarnya puisi IBU INDONESIA yang dibacakan oleh Ibu Seokarnoputri
yang sangat begitu menjelekkan syariat islam. Apalagi saya sebagai orang muslim sangat
sedih dan miris dengan semua itu, perkembangan jaman semakin tinggi semakin rendah
moral rakyat Bangsa Indonesia.

11
Daftar Pustaka

http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-puisi-ciri-jenis-jenis-unsur.html

https://news.okezone.com/read/2018/04/04/337/1882228/balada-puisi-ibu-indonesia-dan-air-
mata-sukmawati-soekarnoputri

http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/04/sukmawati-puisi-ibu-indonesia-bagian-dari-
buku-kumpulan-puisi-indonesia-yang-terbit-tahun-2006

http://jatim.tribunnews.com/2018/04/03/puisi-puisi-balasan-netizen-atas-puisi-sukmawati-
soekarnoputri-ibu-indonesia-yang-kontroversial?page=4

12
13

Anda mungkin juga menyukai