Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP KELUARGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Ika Purnamasari J210191094


2. Febrianto Kurniawan J210191154
3. Chyntia Marantika Bahri J210191176
4. Sindu Pramesthi J210191206
5. Dina Fakhrana J210191217
6. Nurin Latifiani J210191227

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT. Dzat
yang hanya kepadanya kita meminta pertolongan dan meminta ampunan. Kita
berlindung hanya kepada-Nya dari buruknya jiwa dan kejelekan amal perbuatan
kita. Siapa saja orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada satu pun
yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, siapa saja yang telah disesatkan oleh
Allah, tidak ada satu pun yang dapat memberinya petunjuk.
Shalawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada baginda rasul,
Muhammad SAW yang telah memberikan kita teladan menuju jalan kebenaran,
jalan kasih sayang, jalan kedamaian, jalan kebahagian dunia akhirat, dan jalan
menuju kepada-Nya, yaitu islam. Shalawat dan salam semoga tercurah pula
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang meniti jalannya
dengan sungguh-sungguh hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan studi
tentang Konsep Keluarga (Tugas keluarga dalam bidang kesehatan dan
keperawatan, Persepsi keluarga tentang kesehatan: sehat-sakit-penyakit). Dalam
menjalani penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Atas
bantuan, arahan, dan motivasi yang senantiasa diberikan selama ini, dengan segala
kerendahan hati penulis menghaturkan segenap ucapan terima kasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 24 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga................................................................................3
B. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.........................................3
C. Persepsi Keluarga Tentang Kesehatan...............................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Adanya dukungan keluarga
yang positif, juga akan membantu individu dengan mudah menghadapi setiap
problem yang ada, termasuk masalah dalam bidang kesehatan.
Gillies & Davis (1993; di dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2010)
menjelaskan bahwa keluarga merupakan sumber daya penting dalam pemberian
layanan kesehatan, baik bagi individu maupun keluarga, dan efektifitas perawatan
terbukti meningkat saat perawatan difokuskan dalam keluarga. Masalah-masalah
dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
yang lain; keluarga sebagai kelompok individu di dalam keluarga dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan di
dalam kelompoknya sendiri; dalam memelihara anggota keluarga sebagai individu
atau pasien, keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya; keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah
untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Keluarga berfungsi sebagai pemelihara atau perawatan kesehatan, yang
dikembangkan menjadi lima tugas kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan,
yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat, merawat keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan
(menciptakan dan mempertahankan suasana rumah yang sehat), serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat (Friedman, 1998; dalam
Suprajitno, 2004).
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.

1
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.
Keluarga memiliki tugas dalam perawatan kesehatan anggota keluarga. Tugas
perawatan kesehatan keluarga meliputi kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah, kemampuan keluarga dalam memutuskan atau mengambil tindakan yang
tepat, kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun psikologis yang mendukung kesehatan anggota keluarga, dan
kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Tingkat keberhasilan dari pemenuhan tugas keluarga dalam bidang kesehatan juga
dipengaruhi oleh bagaimana persepsi kesehatan di dalam keluarga tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, di dapatkan rumusan masalah yaitu :
1. Apa definisi keluarga?
2. Apa saja tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
3. Bagaimana persepsi keluarga tentang kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keluarga.
2. Untuk mengetahui tugas keluarga dalam kesehatan.
3. Untuk mengetahui persepsi keluarga tentang kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan satu budaya (Susanto, 2012).
Keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih individu yang
memiliki ikatan hubungan darah perkawinan atau adopsi yang mana tiap-tiap
anggota keluarga ini saling berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).

B. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaya (1978) di dalam Ali (2010)
mendefinisikanperawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan
kesehatan masyarakat, yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.
Perhatian utama pada masalah kesehatan keluarga adalah masalah keluarga.
Perawatan menghadapi pasien, yaitu dengan anggota keluarganya yang
menderitas TBC, ibu hamil dengan resiko tinggi, hipertensi, dll.
Keluarga sebagai fokus intervensi perawatan bagi keluarganya. Hal itu
disebabkan oleh beberapa alasan penting. Alasan pertama yaitu keluarga
merupakan sumber daya penting dalam memberikan layanan kesehatan, baik
bagi individu maupun keluarga. Saat perawatan difokuskan pada keluarga,
efektifitas perawatan terbukti meningkat (Gillis & Davis, 1993; dalam Friedman,
Bowden, dan Jones, 2010). Alasan kedua yaitu keluarga merupakan sebuah
jaringan interdependent , yang antar anggota keluarganya saling mempengaruhi.
Alasan ketiga adalah terdapatnya keterkaitan yang erat antara keluarga dengan
status kesehatan anggotanya, sehingga peran keluarga sangat penting dalam
setiap aspek pelayanan kesehatan individu anggota keluarganya, mulai dari
tahap promosi kesehatan hingga tahap rehabilitasi. Alasan keempat yaitu
seseorang bisa memperoleh pemahaman yang lebih jelas dan menyeluruh

3
mengenai seorang individu dan fungsinya jika mereka dipandang dalam konteks
keluarganya (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010). Keempat alasan tersebut
membuat keluarga mempunyai peran penting dalam menjalankan tugas
perawatan kesehatan keluarga bagi anggota keluarganya yang mengalami efek
samping TB.
Menurut Goldenberg dan Goldenberg (2000, dalam Friedman, Bowden,
dan Jones 2010), sebuah keluarga berfungsi dengan baik jika saling memberikan
motivasi, memberikan kebebasan serta memberikan perlindungan dan keamanan
untuk mencapai potensi diri. Kesehatan keluarga dapat tergambar dari
kemampuan keluarga memberikan bantuan kepada anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan perawatan diri dan kemampuan keluarga memenuhi fungsi
keluarga serta mencapai tugas perkembangan yang sesuai bagi keluarganya
(Friedman, Bowden, dan Jones, 2010).
Menurut Friedman, yang dikutip oleh Ali (2010) menyatakan bahwa
fungsi perawatan kesehatan keluarga mencakup penyediaan makanan, pakaian,
perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga
melakukan asuhan keperawatan dan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga dan individu.
Maglaya et al (2009) mengemukakan tugas keluarga dalam bidang
kesehatan :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting. Keluarga tidak boleh
mengabaikan masalah kesehatan setiap anggotanya. Sumber daya dan dana
bisa habis terkuras jika salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan
dalam kesehatan. Orang tua harus mengenal setiap perubahan kesehatan
yang dialami anggota keluarganya. Orang tua yang telah menyadari adanya
perubahan kesehatan yang terjadi perlu mencatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar terjadinya perubahan, sejauh
mana keluarga mengetahui dan mengenal masalah kesehatan, yang meliputi
pengertian, tanda & gejala, faktor penyebab & faktor yang
mempengaruhinya, persepsi keluarga terhadap masalah, serta keaktifan
dalam mencari pertolongan bagi anggota keluarganya yang sakit.

4
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas memutuskan tindakan merupakan tugas yang utama. Tugas ini
berkaitan dengan upaya mencari pertolongan kesehatan bagi anggota
keluarganya yang mengalami sakit. Hal penting dalam tugas ini adalah siapa
didalam keluarga tersebut yang berhak dan mampu memutuskan suatu
tindakan. Tindakan yang diputuskan oleh keluarga hendaknya tepat, agar
dapat mengurangi bahkan menyelesaikan masalah kesehatan yang sedang
terjadi. Ketidakmampuan keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat
bisa diatasi dengan meminta bantuan kepada sanak saudara atau lingkungan
terdekatnya. Perawat perlu mengkaji kesiapan keluarga dalam membuat
keputusan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain: sejauh mana keluarga
mengerti tentang sifat & luasnya masalah, apakah keluarga merasakan
adanya masalah yang dialami, apakah keluarga merasa menyerah akan
masalah yang dialami, apakah keluarga merasa tkut akan akibat penyakit,
apakah keluarga bersikap negatif terhadap masalah yang dialami, dan apakah
keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal: keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran,
komplikasi, prognosis, dan penyebarannya), sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas perawatan yang
dibutuhkan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, sumber keuangan / finansial, fasilitas fisik,
psikososial), sikap keluarga yang sakit.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga guna mendukung proses penyembuhan
Memodifikasi lingkungan identik dengan bagaimana membuat
lingkungan menjadi tempat yang therapeutik bagi kesehatan penderita.
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga hrus mengetahui: sumber-sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, pentingnya hyfiene
sanitasi, upaya pencegahan penyakit, sikap atau pndangan keluarga terhadap
kesehatan lingkuangan, dan kekompakan antara anggota keluarga. Selain

5
lingkungan fisik, lingkungan yang mendukung psikologis anggota keluarga
yang sakit juga perlu diperhatikan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Keluarga dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang berada
disekitarnya. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bisa berupa klinik,
Puskesmas, RS, Balai Pengobatan, dsb. Yang harus diketahui oleh keluarga
saat hendak merujuk anggota keluarganya yang sakit adalah: keberadaan
fasilitas kesehatan, manfaat fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas maupun fasilitas kesehatan yang ada, pengalaman yang
kurang baik terhadap petugas kesehatan, dan terjangkau atau tidaknya
fasilitas kesehatan tersebutoleh keluarga.
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan keluarga adalah
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatannya. Jika
keluarga mampu memelihara kesehatannya, status kesehatan dari para
anggota keluarganya pun tinggi. Status kesehatan yang tinggi mendukung
produktivitas keluarga yang tinggi juga, sehingga diharapkan kesejahteraan
keluarga turut menigkat. Sedangkan tujuan khususnya meliputi lima tugas
keluarga dalam memelihara kesehatan.

C. Persepsi keluarga tentang kesehatan (sehat-sakit-penyakit)


1. Sehat
a. Definisi Sehat
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO, 1947)
Sehat menurut WHO mengandung tiga karakteristik :
a) merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b) memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun
eksternal
c) sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif
Sehat adalah aktualisasi ( perwujudan ) yang diperoleh individu
melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang

6
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan
penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
sosial. (Pender, 1982 dalam asmadi, 2008)
b. Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat
a) Status perkembangan
1) Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan
berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan
usia.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat
mengungkapkan dan mengatsainya.
2) Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu
memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu
dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya
b) Pengaruh sosiokultural
1) Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang
diturunkan dari orang tua pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan
Yang
2) Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang
biasa dan merasa sehat
c) Pengalaman masa lalu
1) Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak
berfungsi ) keadaan normal karena pengalaman sebelumnya
2) Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
d) Harapan seseorang tentang dirinya
1) Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang
tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat
c. Konsep sehat di dalam masyarakat
a) Merasa sehat bila tidak ada gangguan fisik
b) Merasa sehat walaupun ada ganggun fisik, tetapi masih mampu
beraktivitas

7
c) Merasa sehat walaupun ada ganggun psikis, tetapi masih mampu
beraktivitas
d) Merasa sehat melakukan aktivitas dengan anggota fisik yang tidak
lengkap.

2. Sakit
a. Definisi Sakit
Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya (Parsors, 1972)
Menurut Baursams, 1965 seseorang menggunakan tiga criteria
untuk menentukan apakah mereka sakit :
a) Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
b) Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
c) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja
atupun sekolah
Suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan
biologis, psikologis, sosial dan spiritual yg mengakibatkan gangguan
fungsi tubuh, produktifitas, baik secara keseluruhan maupun sebagian
(Ali Zaidin,1998)
b. Dampak sakit
Efek sakit terhadap anggota keluarga :
1) Perubahan peran
2) Meningkatkan stress sehubungan dengan kecemasan tentang hasil
dari penyakit dan konflik tentang ketidakbiasaan dan tanggung jawab
3) Masalah keuangan
4) Kesepian sebagai akibat dari perpisahan
5) Perubahan dalam kebiasaan social
c. Konsep sakit di masyarakat
a) Sakit, bila tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari aktivitas
sehari-hari
b) Sakit, bila fisik terasa tidak nyaman & benar-benar sakit

8
c) Sakit, bila psikis merasa ada gangguan
d) Sakit, bila terdapt ketidakseimbangan antara fisik dengan psikis
sehingga tidak mampu mengendalikan aktivitas.

3. Penyakit
Istilah medis yang digambarkan sebgai gangguan dalam fungsi tubuh
yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Hubungan antara sehat, sakit
dan penyakit
Pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit
a. Hasil intraksi sesorang dengan lingkungan
b. Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam berdaptasi dengan
lingkungan
c. Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara factor : Host-Agent-
Environment

4. Peranan budaya dalam sehat sakit di keluarga


Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang meliputi pengetahuan, seni,
keyakinan, hukum, moral, adat Peranan budaya terhadap sehat dan sakit di
keluarga istiadat & kapabilitas lainnya & kebiasaan yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat (Taylor, 1987)
Kebudayaan diperoleh dari belajar kebudayaan milik bersama,
kebudayaan sebagai pola, kebudayaan bersifat dinamis dan adaptis. Budaya
mewakili cara persepsi, perilaku, penilaian dunia seseorang dalam
memberikan BLUE PRINT atau panduan untuk menentukan nilai keyakinan
praktik-praktik dalam praktik dalam kehidupannya.
Keluarga memiliki nilai dan budaya yang ditetapkan bersama dan
diselaraskan dengan norma dan budaya masyarakat setempat. Penempatan
budaya keluarga yang baik akan memberikan kondisi yang positif bagi diri
individu. Anggota keluarga dengan penyakit kronis & gangguan jiwa sangat
membutuhkan lingkungan yang baik terutama dari keluarganya

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang tinggal dalam satu rumah
yang saling berinteraksi satu sama lain, ada lima tugas keluarga dalam bidang
kesehatan, pertama Mengenal masalah kesehatan keluarga, kedua memutuskan
tindakan yang tepat bagi keluarga, ketiga merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan, keempat memodifikasi lingkungan keluarga guna mendukung
proses penyembuhan, kelima Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga.
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan hidup
(jasmani), psikologis (mental), sosial dan spiritualyang memungkinkan orang
tersebut hidup secara mandiri, produktif dan ekonomi. Sakit merupakan suatu
keadaan dimana seseorang dalam suatu keadaan tidak seimbang akibat adanya
pengaruh yang datang dari luar atau dalam dirinya. Penempatan budaya keluarga
yang baik akan memberikan kondisi yang positif bagi diri individu dan keluarga

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, MM, Bowden, O & Jones, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga :
riset, teori, & praktik ; alih bahasa, Achir Yani S. Hamid...[et al.]; editor edisi
bahasa Indonesia, Estu Tiar, Ed. 5. Jakarta : EGC
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013).
.

11

Anda mungkin juga menyukai