Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN TEORI MEDIS

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

A. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang atau sama
dengan 2500 gr (WHO, 1961).

Bayi berat lahir rendah(BBRL) Bayi dengan berat badan kurang 2500 gram pada saat lahir.

Pada kongres Europeran Perinatal Medicine ke II di London tahun 1970 telah disusun sebagai berikut :

1. Bayi kurang bulan (BKB) dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2. Bayi cukup bulan (BCB) dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari)
3. Bayi lebih bulan (BLB) dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).

Bayi BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismatur

1. PREMATURITAS MURNI

1. Pengertian
prematusritas murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau masa disebut neonates kurang bulan
sesuai masa kehamilan (BKB-SMK)

2. Etiologi
Factor yang dapat menyebabkan prematuritas murni yaitu :
a) Komplikasi obstetri
1. Multiple gestotion
2. Inkompetence
3. Pro(prematur rupture of membran ) dan korionitis
4. Pregnanci induce hipertention
5. Plasenta previa
6. Ada riwayat kelahiran prematur.
b) Faktor ibu
1. saat hamil kurang
2. Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
3. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
4. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung , gangguan pembulu darah (meroko)
5. Factor pekerja yang terlalu berat kebiasaan, kebiasaan peminum alcohol
6. Peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuats

c) . Faktor Kehamilan
1. Hamil hidronmion
2. Hamil ganda
3. Perdarahan antepartum
4. Komlikasi hamil : pre-eklamsia/ eklamsia, ketuban pecah dini
d) . Faktor Janin
1. Cacat bawaan
2. Infeksi dalam rahim

e) Faktor Lingkungan

1. Tempat tinggal, radiasi dan zat-zat

1
3.  Manifestasi Klinis

Tanda-tanda yang dapat ditemukan antara lain :


a. Berat badan kurang dari 2500 gr, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari
33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c. Kepala lebih besar dari badan
d. Kulit tipis transparan
e. Lanugo (bulu-bulu halus), banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
f. Lemak subkutan kurang
g. Ubun-ubun dan sutura leger
h. Genetalia belum sempurna, labia mayora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita). Pada
laki-laki testis belum turun sampai ke skrotum
i. Pembuluh darah kukit banyak terlipat, peristaltic usus dapat terlihat
j. Rambut tipis halus dan teranyam
k. Tulang rawan dan daun telinga immature (elastic dan daun telinga masih kurang sempurna)
l. putting susu belum terbentuk dengan baik
m. Bayi kecil, posisi masih vital
n. Pergerakan kurang dan lemah
o. Banyak tidur, tahis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea
p. Otot masih hipotonik
q. Reflekstonus leher lemah, refleks menghisap dan menelan dan refleks batuk belum sempurna
r. Kulit tampak mengkilap dan licin
(Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta YBP-SP)

4.  Problematik Bayi Prematur

Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seprti bayi matur. Oleh karena itu ia mengalami
banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-
alat tubuhnya, bayi anatomi maupun visiologi, maka mudah timbul beberapa kelaian, sebagai
berikut :

a. Suhu tubuh tidak stabil karena penguapan yang bertambah akibat kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit, permukaan tubuhnya yang relative lebih luas disbanding berat badan,
produksi panas yang berkurang karena lemak colat (brown fat) yang belum cukup.
b. Gangguan pernafasan karena kekurangan surfaktan paru, pertumbuhan dan pengembangan
paru yang belum sempurna, otot pernafasan masih lemah dan tulang iga mudah
melengkung.
c. Imatur hati memudahkan tersedianya hiperbilirubin memia dan defesiansi vtamin k.
d. Ginjal yang imatur mengakibatkan kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolism
dan ar masih belum sempurna sehingga memudahkan tersedianya edema dan asidosis
metabolic
e. Perdarahan mudah tersedia karena pembuluh darah yang rapuh karena kekurangan factor
pembekuan seprti protombin
f. Gangguan imonologi : daya tahan tubuh infeksi berkurang karena rendahnya kadar 1 gr
gama glubolin
g. Perdarahan dalam otak, bayi premature masih rapuh dan mudah pecah. Bayi sering
mengalam gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak.

2
5. Penatalaksanaan
a. Pengaturan suhu.
Bayi premature mudah dan ceapat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan
yang dingin. Untuk mencegah hipotermia,perlu di usahakan lingkungan yang cukup hangat
untuk bayi. Bayi di rawat di inkubataor yang mempertahankan suhunya tetap normal
sekitar 370c bila bayi di dalam incubator untuk mempertahankan suhunya tetap normal
sekitar 370c bila bayi di dalam incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB< 2 kg
adalah 350c,dan untuk bayi dengan BB2-2,5 kg adalah 340c.
(ilmu kebidanan,yayasan bina pustaka,sarwano prawiroharjo,Jakarta 1991).

Tabel: suhu incubator sesuai berat badan bayi .

BBL (Gram) 0-24 J 2-3 H 4-7 H 8 Hari


1500 34-360c 33-35 33-34 32-33
1501-2000 33-34 33 32-33 32
2001-2500 33 32-33 32 32
72500 32-33 32 31-32 32
(Asuhan keperawatan perinatal,penerbit buku kedokteran

Dra. Jumiarni,Jakarta 1995).

b. Makanan Bayi
1. Pemberian minuman di mulai setelah bayi berumur 3 jam agar bayi tidak
menderita HipoglikemiaHiperbilirubinemia’

2. Bayi dengan BBL 2000 gr,atau lebih,dapat menyusui pada ibunya,bayidengan BB


kurang dari 1500 gr,kurang mampu mengisap ASI atau susu botol,dalam hal ini bayi di
beri minum melalui sonde lambung.

3. Cara pemberian melalui susu botol adalah dengan frekwensi pemberian yang lebih
sering di berikan pertama kali adalah 1-5 ml/Jam,dan jumlahnya dapat di tambah
sedikit demi sedikit setiap 12 Jam.

4. Banyaknya cairan yang di berikan adalah 80 ml/Kg/Hari,pada setiap hari dinaikkan


sampai 200 ml/Kg/Hari,pada akhir minggu kedua

5. Minuman yang paling baik adalah ASI,bila bayi belum dapat menyusui,ASI dipompa
dan dimasukkan di botol steril

6. Bila ASI tidak ada, susunya dapat di ambil dengan susu buatan yang mengandung
lemak yang mudah di cerna bayi dan mengandung 20 kalori/30 ml/air dan sekurang-
kurangnya bayi mendapat 110 kalori/Kg/BB/Hari.

7. Uraian pemberian NUTRISI


BB<1250 gr : 24x minum/Hari
BB 1250 - 3000 gr : 12x minum/Hari
BB > 2000 :8x minum/Hari
Hari I. 60cc 60 cc/Kg BB/hari
Hari II. 90cc 90 cc/Kg BB/hari
Hari III. 120cc 120 cc/Kg BB/hari
Hari IV. 150 cc 150 cc/Kg BB/hari

c. Bayi premature mudah sekali di serang infeksi,infenksi yang sering terjadi adalah
infeksi silang yang terjadi melalui para dokter,perawat,bidan dan petugas lain yang

3
berhubungan dengan bayi.Untuk mencegah hal ini terjadi maka perlu di dasarkan
akan bahaya infeksi pada bayi,selanjutnya perlu:
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi.
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak di pakai lagi.
4. Kebersihan ruangan tetap di jaga.
5. Setiap bayi mempunyai perlengkapan tersendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi menggunakan pakaian khusus yang sudah di
sediakan.
7. Petugas yang menderita penyakit menular di larang merwat bayi.
8. Kulit dan tali pusat bayi harus di rawat dengan baik.
9. Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca.

2. DIMATURITAS

1. PENGERTIAN

Dimaturitas adalah bayi yang lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa
kehamilan.Hal ini karena mengalami gangguan dalam kandungan dan merupakan bayi Kecil untuk
Masa Kehamilan (KMK).

Bayi KMK menderita gangguan pertumbuhan dalam uterus (Intrautering Growth Retadation)IUGR.

Ada 2 bentuk IUGR menurut ( REFIELD 1975) yaitu :

1. Propotinate IUGR,sering menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu,berbulan-bulan sebelum bayi lahir,sehingga berat,panjang,dan lingkar
kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi
yang sebenarnya.
2. Dispropotinate IUGR,terjadi akibat distress sub akut,gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sebelum Janin lahir.

2. ETIOLOGI

Setiap keadaan yang mengganggu pertumbuhan zat anatra ibu & janin sama dengan penyebab
PREMATURITAS murni

3. MANIFESTASI KLINIK

DISMATUR dapat terjadi dalam preterm,term dan post term.

a. Pre term : Sama dengan bayi prematuritas murni

b. Term & Post Term

 Kulit terselubung vernik kaseosa tipis/tidak ada


 Kulit pucat/bernoda mekonium,kering kriput tipis
 Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
 Bayi tampak gesit,aktif dan kuat.
 Tali pusat berwarna kuning kehijauan

4. PROBLEMATIKA BAYI KMK

4
Pada umumnya maturitas fisiolgik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit di
pengaruhi oleh gangguan pertumbuhan didalam uterus.Bayi KMK lebih mudah hidup di luar
kandungan,walaupun demikian harus waspada aka terjadinya komplikasi.

a. Aspirasi mekonium yang sering di ikuti dengan pneumothoraks,ini disebabkan distress yang
sering dialami bayi pada persalinan

b. Usher (1970) melaporkan bayi KMK mempunyai HEMOGLOBIN sangat tinggi yang mungkin
di sebabkan oleh Hipoksia,Perdarahan paru,Hipotermia,Cacat bawaan karena infeksi intrauterin.

5. PENATALAKSANAAN

Pada umumnya penatalaksanaan sama dengan perawatan neonates umumnya,seperti pengaturan


suhu lingkungan,makanan,mencegah infeksi dan lain-lain.Akan tetapi bayi ini mempunyai
problematika yang agak berbeda dengan bayi maka harus di perhatikan hal-hal seperti berikut
( Markum 1998 ) :

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin serta menemukan


gangguan pertumbuhan misalnya : Dengan pemeriksaan USG serta melakukan
pemeriksaan yang lebih lengkap.
2. Selalu monitor keadaan gula darah,bila ada Hipoglikemia maka segera di atasi.
3. Pemeriksaan Hematokrit dan mengobati bupenriskositasnya
4. Bayi KMK membutuhkan lebih banyak kalori bila di bandingkan dengan bayi SMK.
5. Melakukan Tracjeal – Washing pada bayi yang di duga menderita asapirasi mekonium.

5
LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

Pengkajian dasar neonates

 Sirkulasi :
Nadi apical mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal
( 120 – 160 dpm)

 Makanan/Cairan
Tubuh panjang,kurus,lemas dengan perut agak gendut,ukuran kepala besar,didalam
hubungannya dengan tubuh sutura kemungkinan mudah digerakkan dan fontanela
kemungkinanan besar atau terbuka lebar
Dapat mendenmonstrasikan kedutan atau mata berputar.edema kelopak mata umum
terjadi,mata mungkin merapat ( Tergantung pada usia gestasi )

 Pernapasan
- Apgar Score kemungkinan rendah
- Pernapasan mungkin dangkal,tidak teratur,pernapasan diafragmatik intermiten periodic
(40 – 60 x/Menit)
- Mengorok,pernapasan cuping hidung,retraksi suprasternal,atau substernal,atau berbagai
derajat cianosis mungkin ada.

 Keamanan
- Suhu berfluktiasi dengan mudah
- Menangis suara kemungkinan lemah
- Wajah mungkin memar,mungkin ada kaput suksedeneum.
- Kulit kemerahan atau tembus pandang,warna mungkin merah muda/kebiruan
akrosianosis/pucat
- Lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh
- Ekstremitas mungkin tampak edema

 Seksualitas
- Genitalia,Labia minora wanita mungkin lebih besar dari Labia mayora
Dengan klitoris lebih menonjol,testis pria mungkin tidak turun,rugae mungkin
banyak,atau tidak ada skrotum.
( Marilynn Doengoes 2001)

6
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas


hasil yang diharapkan :

INTERVENSI RASIONAL
1.Kaji matu:ritas refleks,berkenaan dengan - Menentukkan metode pemberian makan yang
pemberia makan misalnya: tepat untuk bayi
- Mengisap
- Menelan
- Batuk

2.Berikan ASI/PASI dengan perlahan selama -Pemberian ASI/PASI terlalu cepat dapat
20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit menyebabkan respon balik cepat dengan
regugitasipeningkatan resiko aspirasi dan
distensi abdomen,dapat menurunkan status
pernapasan

3.Catat pertumbuhan dan perkembangan


dengan menimbang BB dan mengukur -Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah
PB dan LK setiap minggu kriteria untuk penentuan kalori,untuk
menyesuaikan formula dan untuk
menentukan frekwensi pemberian
makan,pertumbuhan mendorong peningkatan
kebutuhan kalori dan protein.
4.Berikan Vitamin dan Mineral
- Vitamin A -Menggantikan simpanan nutrien rendah untuk
- Vitamin C meningkatkan keadekuatan nutrisi dan
- Vitamin D dan menurunkan resiko infeksi.Vit C dapat
- Vitamin E dan zat besi sesuai indikasi menurunkan rentan terhadap anemia hemolitik
dan menghilangkan dysplasia bronkopulmonal
dan fibroplasias retrolenta.
Vit E membantu mencegah hemolisis SDM
a.Defenisi
Ketidakseimbangan nuttrisi:kurang dari kebutuhan tubuh : keadaan ketika individu yang
tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan berhubungan
dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolismeanutrien yang tidak adekuat untuk
kebutuhan metabolik.
b.Batasan karakteristik
 Mayor (harus terdapat satu atau lebih)
Individu yang tudak puasa harus melaporkan atau mengalami:asupan makanan
yang tidak di kurang dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan berat
badan atau kebutuhan metabolik aktual atau potensial yang aupannya lebih.
 Minor(mungkin terdapat)
 Berat badan 10% sampai 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk
tinggi dan kereangka tubuh
 Lipatan kulit trisep,lingskar lengan tengah,dan lingkar otot lengan tengah
kurang dari 60% tandar pengukuran.
 Kelemahan otot dan nyeri tekan
 Peka rangsangkapaan mental dan kekacauan mental
 Penurunan albumin serum
 Penurunan transferin serum atau penurunan kapasitas ikatan besi.

2. Perubahan napas tidak efektif b/d imaturitas pusat pernapasan


Hasil yang diharapkan

7
INTERVENSI RASIONAL
1.Kaji mandiri frekuensi pernapasan dan pola - Membantu dalam membedakan peroide
pernapasan,perhatikan adanya apnea dan perputaran pernapasan normal dari
perubahan frekwensi jantung,tonus otot serangan apneik sejati,yang terutama sering
dan warna kulit terjadi sebelum gestasi minggu ke 30

-Menghilangkan mucusyang menyumbat jalan


2.Hisap jaken napas sesuai kebutuhan napas

-Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan


3.Posisikan bayi pada posisi abdomen atau menurunkan episode apneik,khususnya
posisi telentang dengan gulungan popok di pada adanya hipoksia,asidosis
bawah bahu untuk menghasilkan sedikit metugolik,iperkania
hiperekskersi
-Perbaikan kadar O2 dan karbondioksida dapat
4.Kolaborasi meningkatkan fungsi pernapasan
Berikan O2 sesuai indiasi dan instruksi
dari dokter
a.Defenisi
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas:keadaan ketika seorang individu mengalami
kehilangan fentilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernafasan.
b.Batasan karakteristik
 Mayor(harus terdapat, satu atau lebih)
 Perubahan dalam frekwensi atau pola pernafasan (dari nilai dasar)
 Perubahan pada nadi (frekwensi,irama,kwalitas)
 Minor(mungkin terdapat)
 Ortepnea
 Takipnea,hiperpnea,hiperfentilasi
 Pernapasan distritmik
 Pernapasan sukar atau berhati-hati

3. Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat regulasi Suhu)
Hasil yang diharapkan ;

INTERVENSI RASIONAL
1.Kaji suhu dengan sering periksa suhu rectal - Hipotermia membuat bayi cenderung pada
stress dingin,penggunaan simpanan lemak
tidak dapat di perbaharui bila ada dan
penurunan sensitivitas untuk meningkatkan
kadar karbondioksida (hiperkapnie) atau
penurunan kadar O2 (hipoksia)

2.Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator) -Mempertahankan lingkungan


terminetral,membantu mencegah stress
dingin
3.Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila
basah,pertahankan kepala bayi tetap tertutup -Menurunkan kehilangan panas melalui
evaporasi
4.Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat -Hipotermia dengan akibat dari laju
atau incubator metabolism kebutuhan oksigen dan glukoosa
dan kehilangan air tidak kast mata dapat
terjadi bila suhu lingkungan yang dapat di
kontrolterlalu tinggi
a.Defenisi
Hipotermia:keadaan ketika seorang induvidu menglami atau beresiko mengalami
penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5 c per rektal karna peningkatan
kerentanan tehadap faktor eksterna
b.Batasan karakteristik
 Mayor(80%-100%)
 Penurunan suhu tubuh dibawah 35,5 c per rektal
 Kulit dingin

8
 Pucat(sedang)
 Menggigigil(ringan)
 Minor(50%-79%)
 Kekacauan mental,mengantuk,kegelisaan
 Penurunan nadi dan pernafasan
 Kekeksi,malnutrisi

4. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang.
Hasil yang diharapkan :

INTERVENSI RASIONAL
1.Tingkatkan cara mencuci tangan - Mencuci tangan adalah praktik yang paling
penting untuk mencegah kontaminasi silang
serta mengontrol infeksi dalam ruangan
perawatan

2.Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi seperti -Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi
ketidakstabilan suhu (Hipotermia dan
Hipertermia),Letargi atau perubahan perilaku
distress pernapasan

3.Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan -Penggunaan bethadine dan berbagai anti
menprotocol Rumah Sakit mikroba yang membantu mencegah klonisasi

-Hipertermiadengan akibat peningkatan pada


4.Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat laju metabolisme,kebutuhan oksigen dan
atau incubator glukosa dan kehilangan air secara tidak kasat
mata dapat terjadi bila suhu lingkungan tidak
dapat di control dengan baik.
a.Definisi
Resiko Infeksi: keadaan ketika seorang indifidu beresiko terserang oleh agens atau
lkhhrijpojihcv mkjkhibkmf8oportunistik (virus, jamur, bakteri,protozoa,atau parasit lain)
dari sumber-sumber eksternal, sumber-sumber endogen atau eksogen.
b.Faktor yang berhubungan
Berbagai masalah dan kondisi kesehatan dapat menciptakan kondisi yang dapat
meningkatkan berkembangnya infeksi.

9
PENYIMPANGAN KDM TERHADAP
KONDISI PATOFISIOLOGI “BBLR”

Faktor ibu Faktor kehamilan Faktor janin

-Gizi saat hamil kurang -Kehamilan ganda -Cacat bawaan

-Umur kurang dari than di atas 35 tahun -Kehamilan kromosom -Infeksi pada janin

-Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat -Perdarahan antepartus

-Penyakit menahun ibu

- Peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat

-Pekerja berat,kebiasaan minum alkohol

BBLR

Lemak subkutan kurang tebal Fungsi imun belum matang

Kemampuan mengatur suhu Pertahanan tubuh terhadap infeksi

Perubahan suhu pada hipotermi Resiko tinggi terhadap infeksi

Hipotermi

10
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI DENGAN BBLR

Tanggal/ jam pengkajian : 05-08-2010/ Pkl,21.30 Wit

Rungan : Perinatologi

Nomor register : 120598

Diagnosa lahir : BCB KMK (BBLR)

A.Pengkajian Data

I. Data biografi
a. Identitas Anak

Nama : By. T

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/tgl lahir : Ambon,31-juli-2010

b. Identitas Orang tua

Ibu Ayah

Nama Ny.S Tn. S


Umur 29 thn 30 thn
Agama Kristen protestan Kristen protestan
Suku/bangsa Ambon/ Indonesia Ambon/ Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan - -
Alamat Karpan Karpan

c. Sumber Biaya : Berasal dari orang tua laki-laki/ ayah

II. Riwayat kelahiran


a. Apgar score 1 menit 1 :7
5 menit 2 :9
b. Gestassional Age : 31 mggu(bulan berapa)
c. PB/BB lahir :1500gr/ 47 cm ( normalnya BB saat lahir berapa)
d. Kompliksi persalinan : Tidak ada komplikasi persalinan
e. Cara pesalinan : Spontan
III. Riwayat Maternal
a. G : 2 P:2 A:0
b. Komplikasi kehamilan : Tidak ada komplikasi
IV. Penampilan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Tingkat kesadaran :Compos mentis
c. Berat badan sekarang :1500 gr
d. TTV : Suhu aksila 36,80c

: Nadi 120x/m

: Pernapasan 45x/m

11
V. Pemeriksaan fisik
a. R efleks
 Moro : Baik,saat bayi dikejutkan bayi nampak terkejut dengan spontan.
 Menggenggam : Baik,bila diberikan sentuhan dengan menyelipkan jari ke telapak
tangan bayi
 Mengisap :Baik,saat diberikan PASI melalui dot bayi mengisap dengan
lancar
 Menelan :Baik
b. Tonus/ aktivitas
 Aktif : Baik
 Gerakan fleksi : ada gerakan fleksi dari ekstermitas atas.
 Pasif : Tidak ada
 Kelainan : Tidak ada kelainan
c. Menangis
 Keras : Ya, menangis keras
 Lemah : Tidak lemah
 Lain-lain : Menangis saat popok basah
d. Kepala
 Bentuk : Simetris, lonjong
 Besar/ kecil : Kecil
 Ukuran kepala : 30 cm
 Fontanel anterior :, datar,dan lunak
 Sutura sagitalis : Ada teraba
 Moulding : Caput succadeneum, ada

: Chepal hematoma, tidak ada

e. Bentuk wajah
 Simetris/ asimetris : Simetris
 Paralisis : Tidak paralisis
 Edema : Tidak ada edema

f. Mata
o Sekresi : Ada kotoran (tai mata)
o Ikterus : Tidak ikterus
o Edema kelopak mata : Tidak ada edema pada kelopak mata
o Gerakan : Ada gerakan,dan berkedip
o Kelainan : Tidak ada kelainan
g. Telinga
 Bentuk : normal, simetris kiri dan kanan

h. Hidung bilateral
 Septum : Ada septum
 Obstruksi : Tidak ada obstruksi
 Gerakan cuping hidung : Tidak ada gerakan cuping hidung

i. Mulut

1. Bibir
 Warna : Merah mudah
 Gerakan : Ada gerakan, simetris
 Kelainan : Tidak ada kelainan
 Komentar : reflex mengisap baik
2. Lidah
 Warana : Merah mudah
 Gerakan : Ada gerakan, simetris
 Kelainan : Tidak ada kelainan

12
3. Palatum
 Bentuk lengkungan : Normal
 Tekstur : Halus
 Kelainan : Tidak ada kelainan

4. Ovula
 Bentuk : Simetris
 Pergerakan : Ya, ada pergerakan

j. Dada

 Bentuk : Normal
 Ukuran lingkaran : 28 cm
 Retraksi dada : tidak ada
 Gerakan dada : normal
 Komentar :

k. Paru-paru

 Bunyi napas : Normal


 Respirasi : Spontan, tidak ada pernapasan cuping hidung
 RR : Frekuensi, 45x/m
 Bunyi tambahan : tidak ada

l. Klavikula : Normal, tidak ada kelainan

m. Jantung

 S1 : Normal
 S2 : Normal
 Mur-mur : Tidak ada bunyi mur-mur
 Hr : Frekuensi 120 x / menit
 Irama : regular

n. Abdomen

 Bentuk : Simetris
 Ukuran lingkaran : 32 cm
 Bunyi bising usus : Tidak ada bunyi bising usus, normal
 Keadaan tali pusat : Tali pusat sudah puput
 Hernia : Tidak ada hernia

o. Genetalia dan anus

a. Vulva

 Penis : Normal
 Testis : Belum turun sampai keskrotums
 Sekresi : Ada leucore
 Lessi : Tidak ada lessi
 Kelainan :tidak ada kelainans

b. Anus
 Paten : Ya
 Lessi : Tidak ada lessi
 Kelainan : Tidak ada kelainan

p. Kulit dan kuku

13
 Warna (kulit dan kuku): Kulit,merah mudah
: Kuku, merah mudah
 Tanda lahir : Tidak ada tanda lahir
 Lanugo : Ada, di seluruh tubuh
(punggung,dahi,telinga,pelipis,lengan)
 Fernix caseosa : Tipis
 Luka : Tidak ada luka
 Lessi : Tidak ada lessi
 Turgor : Lembab

q. Suhu

 Suhu kulit : 36,80c


 Suhu lingkungan incubator : 35,7 0c

IV. Pola aktivitas


a. Nutrisi (yang di konsumsi per 24 jm)
 Asi : Bayi tidak pernah minum asi.
 Pasi : SGM BBLR 20-30cc/2jm
: Bayi di keluarkan dari incubator pada saat
memberikan pasi,mandi.
b. BAB/BAK
 Jumlah : 2x sehari
 Warna : Kuning
 Bau : Khas
 Konsistensi : Lunak,keras

c. Personal hygine : Baik/terkontrol

d. Tidur
 Keadaan tidur : Nyenyak
 Jumlah jam tidur : Siang, 4 jm
: Malam, 7 jm

VII. Riwayat sosial

a. 1). Hubungan orang tua dengan bayi

Respon Ayah Ibu

Menyentuh Ya Ya
Memeluk Ya Ya
Berbicara Ya Ya
Kontak mata Ya Ya
Berkunjung Kurang Kurang

2). Eksplorasi perasaan orang tua terhadap bayi

 Kehadiran bayi membuat orang tua senang

3). Respon anggota keluarga terhadap kelahiran bayi

 Anggota keluaga senang dengan kelahiran bayi


4). Tingkat pengetahuan orang tua dalam merawat bayi
 Kurang
5). Orang terdekat/ system pendukung yang di hubungi
 Nenek atau omanya

14
b. Anak lain :

No Nama Umur Jenis kelamin Riwayat persalinan Riwayat


imunisasi
1 A/ R 2 Laki-laki Partus normal Ibu tidak ingat

VIII. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


Farmako therapi
Pada tanggal berapa?
Jenis apa ?
Therapi diet
1. Pemberian Pasi 20x30 cc/ 2 hari (24 jm)
2. Perawatan incubator

IX. Informasi tambahan


 Bayi di keluarkan dari incubator pada saat membrikan pasi,dimandikan

15
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. BB : 1000 gr
PB : 40 cm
2. Suhu aksila : 36,8 0 C
Nadi : 120 x / menit
Pernapasan : 46 x / menit
3. Lanugo banyak dipunggung, dahi, telinga,
pelipis dan lengan
4. Fermiks Caseosa tipis
5. Bayi dirawat dalam incubator, suhunya
37,50 c

ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds : - Perkembangan sistem saraf Resiko tinggi hipotermi


Do : pusat (SSP) imatur
1. BB : 1000 gr (Pusat regulasi suhu)
PB : 40 cm
2. Suhu aksila : 36,8 0
C
Nadi : 120 x /
menit
Pernapasan : 46x /
menit
3. Lanugo banyak
dipunggung, dahi,
telinga, pelipis dan
lengan
4. Fermiks Caseosa
tipis
5. Bayi dirawat dalam
incubator, suhunya
37,5, 0 c

16
N C P

NAMA PASIEN : by / T RUANGAN : Perinatalogi

NO. REGISTER : 120598

JENIS KELAMIN : Laki-laki Dx MEDIS : BBLR

N PERENCANAAN
DIAGNOSA
O
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
.
1111
Resiko tinggi hipotermi b/d •Mempertahanka MANDIRI :
perkembangan SSP imatur suhu aksila /kulit
(Pusat regulasi suhu) yang 36,8-37 0 c 1. Kaji suhu dengan 1. Hipotermi membuat
ditandai dengan sering periksa bayi cenderung
suhu aksila stress
DS : - dingin, penggunaan
2. Tempatkan bayi simpanan lemak
Do : pada penghangat / coklat yang tidak
incubator dapat diperbaharui
1. BB :1500 gr bila ada, dan
PB : 47 cm 3.Ganti pakaian atau penurunan
linen tempat tidur sensivitas
2. Suhu aksila : 36,80 C bila basah. untuk meningkatkan
Pertahankan kadar c02 dan
Nadi : 120 x / menit kepala bayi tetap penurunan o2
tertutup
Pernapasan : 46 x / menit
2. Mempertahankan
3. Lanugo banyak Lingkungan
dipunggung, dahi, 4. Pantau sistim termonetral,
telinga, pelipis dan pengatur suhu, membantu stress
lengan penyebar hangat dingin
atau incubator
4. Fermiks Caseosa tipis 3. Menurunkan
kehilangan melalui
5. Bayi dirawat dalam evaporasi
incubator, suhunya
37 0 c 4. Hipotermi dengan
akibat peningkatan
pada laju
metabolism.
Kebutuhan oksigen
dan glukosa dan
kehilangan air tidak
kasat mata dapat
terjadi bila suhu
lingkungan yang
dapat dikontrol
terlalu
tinggi.

17
IMPLEMENTASI EVALUASI

Tggl :05 agustus 2010 Tggl : 06 agustus 2010


Jam : 06.00 wit Jam : 06.00 wit

1. Mengukur suhu di aksila bayi S:


Hasil : Suhu aksila 370 C

Jam : 08.00 wit O : Suhu aksila 370 C


bayi dirawat di dalam incubator dengan suhu
2. Menempatkan bayi di dalam incubator 32,2 – 340C
Hasil : Bayi hangat
A : Resiko tinggi terhadap hipotermi tidak efektif
Jam : 08.30 wit pada bayi belum teratasi

3. Mengganti pakaian bayi dan popok yang P : Lanjutkan intervensi :


basah dan membendong bayi sampai 1. Kaji suhu dengan sering periksa suhu aksila
kepala terlindungi 2. Tempatkan bayi pada penghangat atau
Hasil : incubator
3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila
Jam : 09.00 wit basah. Pertahankan kepala bayi tetap
tertutup
4. Memantau suhu incubator 4. Pantau sistim pengatur suhu,penyebar
Hasil : Suhu incubator 32,2 – 340 C hangat atau incubator

18
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : By /T

DX medis : BBLR

No.Reg : 12 05 98

TGL / JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN SOAPIER

07agustus Resiko tinggi hipotermi b/d S:


2010 perkembangan ssp imatur ( pusat
20.00 wit regulasi suhu ) O : BB :1800gr
PB : 47 Cm
Suhu aksila : 370 C
N : 120 x/mnt
P : 40x/mnt
Bayi tidak dirawat dalam inkubator lagi

A : Masalah resiko tinggi terhadap


termoregulasi sudah teratasi.

P .intervensi dihentikan
E.intervensi dihentikan
R.-

19
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Malynn. E, 2001. Rencana Perawatan maternal. Penerbit buku


kedokteran EGC : Jakarta

Dra. Jumiarni, 1995. Asuhan keperawatan perinatal. Penerbit buku

kedokteran EGC : Jakarta

Haws Paulette. S. 2008. Asuhan Neonatus. Penerbit buku

kedokteran EGC : Jakarta

Prof. dr. Hanifa Winkjosastro, SPOG, 2005. Ilmu kebidanan, yayasa Bina Sarwono
Prawiroharjo : Jakarta

Mitayani . Asuhan Keperawatan Maternitas .Penerbit Salemba Medika

Lynda Juall Carpenito –Moyet.Buku Saku Diagnosis Keperawatan ,Edisi


10.Penerbit Buku Kedokteran EGC

20

Anda mungkin juga menyukai