Panduan Praktikum Proteksi Tanaman PDF
Panduan Praktikum Proteksi Tanaman PDF
PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
2020
Acara 1 & 2. Pengenalan Hama Tanaman dan Musuh Alami
dan mampu menimbulkan kerugian secara ekonomi. Hama mampu membuat produksi suatu
tanaman berkurang bahkan mampu membunuh tanaman budidaya. Hama pada umumnya
merupakan kelas insekta, yang dicirikan dengan terdapatnya 6 tangan, sehingga serangga
sering juga disebut Hexapoda. Serangga hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu
Serangga dibagi menjadi 32 ordo atau kelompok. Urutan terbesar serangga adalah
kumbang (Coleoptera) dengan 125 keluarga yang berbeda dan sekitar 500.000 spesies yang
berbeda. 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera),
170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), dan 110.000 spesies bangsa
semut dan lebah (Hymenoptera) (Yoxx, 2010). Secara garis besar hama tanaman dapat
digolongkan berdasarkan tipe mulut hama, cara menyerang, bagian tanaman yang diserang,
Berdasarkan tipe mulutnya, hama dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu tipe mulut
menggigit mengunyah, tipe mulut meraut menghisap, tipe mulut menjilat menghisap, tipe
mulut menghisap, tipe mulut menusuk menghisap. Berdasarkan cara menyerangnya hama
dapat dikelompokkan menjadi hama penggerek, hama penggorok, hama penggulung, hama
pelipat, hama pemarut, hama pelipat, hama penghisap, dan hama penjerap. Berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman dapat dibedakan menjadi hama masa vegetatif tanaman, hama masa
Musuh alami merupakan organisme yang dapat memakan atau melemahkan hama
sehingga populasi serangga hama berada di bawah ambang ekonomis. Musuh alami dapat
berupa predator, parasitoid maupun patogen. Dalam acara praktikum ini hanya dikenalkan
artopoda yang dapat berperan sebagai predator atau parasitoid pada hama (golongan insekta)
pemangsaan. Parasitoid merupakan organisme yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga
hama.
A. Tujuan Praktikum
1. untuk mengenali berbagai jenis hama beserta ciri-cirinya, serta tanda tanda
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berbagai hama pada tanaman budidaya
serta beberapa musuh alami hama tanaman. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
alat tulis
C. Cara Kerja
1. Sebutkan dan gambarkan secara detail hama beserta ciri-ciri khas pada masing-
Kerjakan pada lembar kerja, Deskripsikan hama tersebut beserta gejala serangan pada
tanaman budidaya dan siklus hidup hama tersebut. Deskripsikan dengan rinci musuh alami
Timbulnya penyakit pada tanaman disebabkan oleh adanya interaksi antara inang
(tanaman), dan patogen pada lingkungan yang sesuai. Patogen merupakan penyebab penyakit
Gejala penyakit tanaman timbul sebagai akibat masuknya patogen ke dalam jaringan
tanaman dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga menyebabkna terjadinya perubahan pada
sel atau jaringan tanaman tersebut. Penyebab penyakit yang bersifat biotic disebut pathogen,
dengan ciri utama dapat ditularkan ke tanaman sehat. Sedangkan penyakit yang bersifat abiotik
symptom (gejala) yang timbul pada tanaman. Identifikasi penyakit tanaman yang paling
sederhana dilakukan dengan pengamatan symptom (gejala) yang timbul pada tanaman.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel/jaringan tanaman, gejala penyakit dapa
1. Nekrosis
Nekrosis merupakan rusak atau matinya sel-sel tanaman, nekrosis dibagi lagi menjadi
membusuk menjadi berair disebut busuk basah sedangkan bila menjadi kering
jaringan kulit yang mati tersebut mengering, berbatas tegas, mengendap dan
pecah-pecah dan akhirnya bagian itu runtuh sehingga terlihat bagian kayunya.
• Layu : hilangnya turgor pada bagian daun atau tunas sehingga bagian tersebut
menjadi layu.
• Mati Ujung : kematian ranting atau cabang yang dimulai dari ujung dan meluas
ke batang.
yang disebabkan oleh patogen abiotik. Gejala ini terjadi secara mendadak.
1. Hipoplasia
seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun
hanya bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijau maka disebut voin
banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang
2. Hiperplasia
Hiperplasia merupakan terjadinya perkembangan sel yang luar biasa, hiperplasia dibagi
• Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada
permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beludru.
• Fasiasi : suatu organ yang seharusnya silindris berubah menjadi pipih, lebar dan
• Pembentukan alat yang luar biasa, dibagi menjadi dua yaitu antolisis (perubahan
dari bunga menjadi daun-daun kecil), dan Enasi (pembentukan anak daun yang
yang tumbuh vertikal dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air.
• Rontok : rontoknya daun, bunga atau buah yang terjadi sebelum waktunya dan
dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Rontoknya alat tersebut karena
terbentuknya lapisan pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang
terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan
Penyebab penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan
nematoda. Namun, ada beberapa tipe jamur dan bakteri yang berperan dalam pengendalian
hayati.
A. Tujuan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman atau bagian tanaman yang
3.
D. Pelaporan
Kerjakan pada lembar kerja, deskripsikan dengan jelas ciri tanaman yang sakit, dan
Jenis tanaman yang sering menganggu tanaman sangatlah banyak, untuk memudahkan
dalam mempelajarinya diadakan klasifikasi gulma. Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan
gulma, yaitu berdasarkan siklus hidupnya, habitatnya, morfologinya, sistematik botani, cara
perkembangbiakan, tingkat kerugian kerugian dan kesamaan sifat daya tanggap terhadap
herbisida.
a. Gulma setahun : gulma yang memiliki masa pertumbuhan kurang dari satu
conyzoides
b. Gulma dua tahunan : gulma ini dapat hidup lebih dari satu tahun sampai dua
sp.
c. Gulma tahunan : gulma ini dapat hidup lebih dari dua tahun. Umumnya
dengan biji. Pada musim kemarau tumbuhan yang berada diatas tanah mongering
dan mati, setelah keadaan air cukup dapat tumbuh kembali. Jenis jenis gulma
membantu perkembangbiakan.
2. Berdasar morfologi
Gulma jenis grasses dan sedges tergolong berdaun sempit (narrow leaf) dan pada
tumbuhan dikotil.
a. Noxious weed : gulma yang sulit dikendalikan dan menimbulkan kerugian yang
b. Soft weed : gulma yang tidak berbahaya dan mudah dikendalikan. Contoh:
camara.
miliases
repens
Untuk mengenali berbagai gulma yang terdapat pada tanaman budidaya beserta cirri-
cirinya
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berbagai gulma pada tanaman
budidaya
C. Cara Kerja
D. Pelaporan
nya serta carilah sistematika taksonominya. Deskripsikan dengan jelas ciri-ciri gulma
tersebut
Tugas Koleksi Organisme Pengganggu Tanaman
Koleksi OPT merupakan kumpulan dari berbagai organisme pengganggu tanaman baik
yang berbentuk hama, penyakit maupun gulma dalam bentuk preparat basah, preparat kering,
maupun preparat hidup. Koleksi OPT menjadi bukti yang paling dapat diandalkan tentang status
kesehatan tanaman di suatu negara. Dokumen ini adalah dasar untuk mengembangkan kebijakan
yang menyeluruh dan komprehensif untuk karantina domestik maupun internasional serta untuk
pengembangan strategi manajemen OPT di lahan pertanian. Koleksi OPT mendapat perhatian
penting belakang ini, mengingat dibentuknya organisasi perdangang dunia pada tahun 1995
Koleksi setiap organisme pengganggu tanaman berbeda-beda, bergantung pada tipe dan
jenisnya.
kecil dengan pergerakan cepat), tangan, pinset atau kuas (untuk serangga besar dan lambat),
jaring serangga (Khusus serangga terbang). Beating sheets (tidak terbang dan pandai
berkamuflase), kain kerucut (serangga pada kanopi pohon), corong berlese (serangga kecil
yang hidup di serasah), dan menggunakan perangkap (pitfal, lampu, feromon, aroma pakan).
Pengawetan serangga dibagi menjadi 2 jenis yaitu pengawetan basah dan preparat
kering. Pengawetan kering dilakukan untuk serangga-serangga bertubuh keras dengan cara
ditusuk jarum pada bagian thorax atau punggung. Jika serangga berukuran kecil maka
dikarding (dilem bagian bawah thorax pada ujung kertas keras). Pengawetan basah dilakukan
untuk serangga-serangga bertubuh lunak dengan cara menyimpan serangga ke dalam botol
yang telah diisi dengan alkohol 70-80% dan ditutup dengan rapat. Botol yang digunakan bukan
botol plastik.
Labelling pada spesimen perlu dilakukan untuk identifikasi lebih lanjut. Label biasanya
memuat infromasi tentang lokasi (ex: ), Tanggal Koleksi (Ex:20.02.16), Kolektor (Ex: Taufiq),
( pengawetan kering).
2. Alat dan Bahan : Serangga, Jaring, Steroform, toples, jarum, kertas karding,
3. Cara Kerja:
Pengawetan Kering
b) Angkat serangga dengan pinset, Tusuk pada bagian dada dengan jarum pentul
lalu tempelkan pada steroform. Jika serangga terlalu kecil bagian bawah thorax
menggunakan jarum
f) Beri Label serangga dengan format : Nama Kolektor, Lokasi & Tanggal
penangkapan, Ordo
Pengawetan Basah
1. Serangga yang telah ditangkap dimasukkan ke dalam tabung tertutup yang telah
Pemilihan spesimen dalam koleksi penyakit sebagai dasar diagnosis maupun taksonomi
tanaman yang terserang pada masa awal hingga pertengahan perkembangan penyakit, pada saat
tersebut patogen masih aktif bekerja. Contoh tanaman dengan gejala parah seringkali tidak
dapat digunakan dikarenakan telah terjadi serangan sekunder oleh organisme saprofitik
sehingga isolasi patogen sulit dilakukan. Pada beberapa kasus gejala penyakit mucul dibagian
yang terinfeksi sedangkan penyebab penyakit berada pada bagian lain, contohnya pada
penyakit layu yang gejalanya muncul pada daun sedangkan serangan ada pada sistem
perakaran.
Teknik koleksi : Daun, Daun sehat maupun daun sakit diletakkan di antara kertas koran
secara terpisah. Jika daun berdaging tebal maka kertas koran diganti setiap hari hingga daun
menjadi kering. Daun tidak boleh saling tumpan tindih. Kertas koran kemudian dipress. Jamur
Besar, Jamur tidak dicabut melainkan digali dengan hati-hati, kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven pada suhu 45oC selama 12 jam. Cetakan spora dibuat dengan memotong
tudung buah jamur dan meletakannya di atas karton putih. Jika spora berwarna putih gunakan
3. Cara Kerja:
Pengawetan Kering
a) Bahan tanaman yang terserang patogen tanaman diletakkan datas koran kering,
b) Ditunggu beberapa hari agar tanaman kering, apabila daging daun tebal maka
c) Tanaman yang kering ditempel di atas kertas HVS dengan menggunakan lem
C. Pelaporan
Tidak ada laporan tertulis, laporan disajikan dalam bentuk preparat basah atau
preparat kering dari Hama, Gulma, maupun penyakit tanaman. preparat tersebut
serta kemampuan fiansial mereka. Berbagai teknik pengendalian telah dikenal dan diterapkan
antara lain secara mekanis, kultur teknis, khemis, biologis dan terintegrasi. Dalam
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa teknik pengendalian yang paling
banyak diterapkan petani adalah menggunakan bahan kimia yang disebut dengan pestisida.
Pestisida adalah bahan kimiawi yang digunakan untuk mengendalikan organisem pengganggu
tanaman (hama, penyakit, atau gulma). Ada beberapa macam atau jenis pestisida sesuai dengan
Aplikasi pestisida harus mengikuti prinsip 5 tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara,
tepat sasaran, tepat waktu serta tepat tempat. Pestisida mengandung bahan kimia yang berbahaya
dan beracun baik bagi kesehatan para pengguna atau perkerja, bagi konsumen pertanian serta
berbahaya bagi musuh alami dan komponen-komponen lingkungan hidup lainnya. Residu
pestisida dapat dideteksi hampir di komponen ekosistem seperti dalam tanah, sedimen, perairan,
udara, tanaman. Jenis pesitisida sangatlah banyak untuk memudahkan dalam mempelajarinya
a. Butiran (Granule / G)
b. Tepung (Dust / D)
tengkorak dengan gambar tulang bersilang dimuat pada label bagi semua jenis
pestisida yang sangat beracun. Semua jenis pestisida yang tergolong dalam jenis
ini mempunyai LD 50 yang aktif dengan kisaran antara 0-50 mg per kg berat
badan. Tanda Ulang Tengkorak dalam penggunaan secara internasional tanda ini
dibagi menjadi dua kelompok yaitu sangat beracun dengan symbol warna coklat
racun LD 50 oral yang akut mempunyai kisaran antara 50-500 mg per kg berat
kategori ini ialah semua pestisida yang daya racunnya rendah dengan LD 50
akut melalui mulut berkisar antara 500-5000 mg per kg berat badan. Katagori II
c. Insektisida racun pernafasan : dapat membunuh hama yang menghisap gas yang
b. Penetrasi Dalam
c. Sistemik : Pestisida akan diserap melalui daun, batang, akar dan bagian lain dari
(NPV)
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengenali berbagai jenis dan tipe pestisida yang biasa digunakan oleh petani dan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beberapa tipe pestisida
C. Cara Kerja
D. Pelaporan
Kerjakan pada lembar kerja. Pembahasan berisi tentang deskripsi detail pestisida
Acara 7. Kalibrasi Sprayer
luas dan merata, konsentrasinya merata dan per kesatuan luas dapat dicapai serta butir-butir
hasil semprotan dapat melekat pada sasaran sehingga penetrasinya baik. Untuk mendapatkan
Sprayer adalah suatu alat untuk membuat cairan menjadi spray (kabut) dibawah suatu
tekanan udara melalui nozzle. Kalibrasi merupakan penentuan jumlah volume cairan per hektar
yang harus disemprotkan dari alat penyemprot yang akan digunakan. Kalbrasi hanya dilakukan
1. suatu luasan yang telah diketahui luasnya disemprot secara merata (dengan air).
Dengan mengatur jumlah volume yang digunakan, maka jumlah volume cairan per ha dapat
dihitung.
misalnya. :
Dengan menggunakan knapsack sprayer, isilah 10 liter air, semprotkanlah air itu secara
merata tepat pada luasan tanah 100 m2 (1 h = 10.000 m2) setelah selesasi ukurlah volume air
yangtersisa dalam alat penyemprot dan hitung berapa liter yang terpakai
luasan uji
volume yang diperlukan per hektar = x volume yang digunakan
1h
2. volume semprotan total yang dikeuluarkan nozzle/alat penyemprot pada satu satuan
wakty ditentukan, sehingga jumlah volume yang akan digunakan per hektar pada waktu yang
dibutuhkan dapat dihitung. Tangki semprotan diisi dengan air dan disemprotkan. Tempatkan
penampung air di bagian bawah talang. Catat berapa lama waktu penyemprotan dan ukur
Waktu yang diperlukan untuk menyemprot 1 h = 1 hektar / 8 hektar x 1 jam = 7.5 menit
Volume cairan yang diperlukan per hektar = 7.5 menit x 12.4 liter 93 liter/hektar
A. Tujuan Praktikum
Untuk medapatkan efisiensi yang tinggi dari suatu penyemprotan dengan menggunakan
sprayer, sehingga akan diperoleh hasil penyemprotan sesuai dengan dosis yang diharapkan dan
merata
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah knapsack sprayer, talang plastik, wadah
penampungan air, gelas ukur 250 cc, stop watch dan ember
C. Cara Kerja
4. Kemudian tangki sprayer diisi dengan air dan dipompa sampai tekanan tertentu
5. Tangkai nozzle diatur searah dengan alur talang, dengan lubang nozzle
konstan
Kerjakan pada lembar kerja. Studi Kasus : Hitung dan bahas seandainya suatu
perusahaan memiliki luas area 15 hektar, dengan jumlah jam kerja 8 jam sehari, berapa pekerja
tanaman di lapangan, kegiatan ini memberikan informasi tentang keberadaan, tipe, stadia hama,
penyakit, dan gulma serta kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman budidaya. Kegiatan
Kegiatan monitoring dimulai dari pintu akses masuk utama lahan, karena bagian ini
merupakan bagian yang paling sering terserang hama, dan penyakit. Kegiatan monitoring
dilakukan secara zigzag atau bergerak seperti ular. Pada satu titik pengamatan minimal 3
tanaman acak diamati mulai dari ujung daun hingga pangkal batang. Asumsi keberadaan
penyakit atau hama tertentu pada bagian tanaman tertentu harus dihilangkan untuk
Kegiatan monitoring dapat juga dilakukan pada tanaman indikator, yaitu melalui
penamanan tanaman tertentu di sekitar lahan budidaya, misalkan menanam tomat sebagai
indikator keberadaan kutu putih. Kegiatan monitoring dapat juga dilakukan menggunakan
perangkap lem dengan warna dasar kuning atau biru cerah. Penggunaan perangkap lem
setidaknya membutuhkan 1 perangkap setiap 1000 m2 dan diletakkan diatas tanaman budidaya.
C. Cara Kerja
Buatlah petak percobaan seluas 1 m2, dan amatilah keberadaan hama, gulma dan