DISUSUN OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
1. Pengertian Activity Based Management
Manajer membutuhkan lebih dari sekedar biaya produk yang akurat, mereka
membutuhkan informasi untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas, efektivitas,
dan pengambilan keputusan sehingga mereka dapat menghilangkan ketidakefisienan,
redundansi, birokrasi dan pemborosan. Manajemen biaya berbasis aktivitas (Activity-based
Management) dirancang untuk mencapai tujuan ini dengan berfokus pada kegiatan dari pada
biaya (Miller, 1993). Penekanannya adalah pada penyediaan informasi yang relevan tentang
proses dan kegiatan bisnis di seluruh organisasi, tidak hanya di lantai produksi. ABM adalah
pendekatan proses bisnis yang berfokus pada kegiatan yang diperlukan untuk mendukung
proses bisnis untuk mendapatkan barang dan jasa ke pasar. ABM merupakan pendekatan
untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas
berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi.
ABC telah dikenal sejak lama. ABC telah menjanjikan perusahaan cara baru untuk
memahami biaya dan cara baru untuk membatasi biaya pada penggerak (driving) produk dan
pelanggan. ABC telah diyakini sebagai model akuntansi biaya yang akan membantu
manajemen meningkatkan profitabilitas. Dan wajar untuk mengatakan bahwa ABC dapat
melakukan hal tersebut jika:
CONVERSION OUTPUT
INPUT
All company wide Products/services
Mateials, purchased
processes and to meet customer
services, and capital
activities needs
4. ABC adalah hasil dari analisis ABM tertanam dalam dinamika perubahan
statis dari organisasi
5. ABC didominasi sejarah dan ABM mencari ke depan, mencari cara untuk
berfokus pada pengendalian biaya menghindari biaya yang tidak perlu dan
yang ada menempatkan sumber daya yang ada untuk
penggunaan maksimum
7 ABC adalah sumber data penjelas ABM memberikan informasi yang bisa
ditindaklanjuti
ABM bukan pengganti untuk inisiatif yang ada seperti Total Quality Management
(TQM), Business Process Redesign (BPR), benchmarking, atau just-in-time (JIT). Informasi
ABM memiliki penggunaan luas dan penerapan dalam organisasi berbasis proses.
4. Penggunaan Dan Manfaat Activity Based Management
ABM mengacu pada seluruh rangkaian tindakan yang dapat diambil berdasarkan
informasi yang lebih baik dengan informasi ABC. Organisasi menerapkan ABM untuk alasan
yang berbeda. Mereka percaya ABM akan membantu mereka membuat keputusan yang lebih
baik, meningkatkan kinerja, dan menghasilkan lebih banyak uang untuk aset yang disebarkan.
Seperti yang disarankan oleh Gambar 2, perusahaan dalam banyak situasi dapat menemukan
nilai dalam informasi ABM.
No Growth/Flat Business
Growing/Expending Business
sales sales
time time
sales
sales
time time
Pada Gambar 3 menunjukkan analisis nilai proses berkaitan dengan analisis penggerak,
analisis aktivitas, pengukuran kinerja aktivitas, dan ukuran kinerja aktivitas.
Gambar 3: Model 2 Dimensi ABM
6. Analisis Penggerak/Pemicu
Ukuran kinerja aktivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa baik manajemen dalam
melakukan aktivitas yang seharusnya membuka potensi untuk melakukannya dengan lebih
baik. Banyak ukuran nonkeuangan dalam balanced scorecard yang juga berlaku dalam
tingkat aktivitas, maka pada bagian ini akan menekankan pada berbagai ukuran keunagan
dari kinerja aktivitas. Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi:
1) Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah
Pelaporan biaya ini merupakan cara untuk meningkatkan efisiensi dalam melakukan
aktivitas. Dalam sistem akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya
yang memiliki nilai tambah dan biaya yang tidak memiliki nilai tambah karena
memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan penghapusan yang tidak mempunyai nilai
tambah dan mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Mengetahui biaya yang dapat
dihemat merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis. Contohnya adalah:
Perusahaan melakukan penghapusan aktivitas, maka biaya yang dihemat seharusnya
dapat ditelusuri pada produk individual. Penghematan yang dilakukan ini dpaat
menghasilkan penurunan harga bagi pelanggan dan emmbuat perusahaan lebih
kompetitif. Manajemen dapat menilai tingkat ketidak efisienan aktivitas dengan cara
membandingkan biaya actual dengan biaya aktivitas. Hal ini dilakukan untuk perbaikan
kedepannya.
2) Pelaporan Tren
Seorang manajer dalam perusahaan selalu ingin mengetahui tindakan-tindakan yang
sudah dilakukan untuk perbaikan aktivitas sudah memberikan hasil atau tidak
memberikan hasil. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan biaya dari setiap
aktivitas setiap periode dengan tujuan agar dapat terjadi pengurangan biaya. Sehingga
akan menghasilkan penurunan pada biaya yang tidak bernilai tambah.
3) Penetapan Standar Kaizen
Penghitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya porduk dan proses yang
ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan kedalam pengurangan biaya yang tidak
bernilai tambah. Siklus Kaizen dapat digambarkan sebagai berikut:
Suatu standar dibuat berdasarkan perbaikan dari sebelumnya yang kemudian diambil
dan hasil diperiksa untuk memastikan bahwa kinerja tercapai pada tingkat yang telah
ditentukan. Apabila tidak sesuai dengan tingkat yang ditentukan, maka tindakan
korektif akan diambil untuk mengembalikan kinerja.
4) Benchmarking
Benchmarking adalah penggunaan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi
kinerja aktivitas. Tujuan dari benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam
melakukan aktivitas dan proses dalam manajemen perusahaan. seharusnya
benchmarking membandingkan perusahaan dengan pesaing atau industri lain.
5) Life-Cycle Cost Budgeting
Life-Cycle Cost Budgeting adalah semua biaya yang berhubungan dengan seluruh
siklus hidup sebuah produk. Life-Cycle Cost Budgeting ini dimulai dengan tahap
pengembangan (perencanaan, desain, dan pengujian), tahap produksi (aktivitas
pengubahan bentuk atau konversi), dan pendukung logistik (distribusi, garansi, dan
servis). Life-Cycle Cost Budgeting juga dapat diartikan sebagai biaya daur hidup suatu
produk termasuk biaya pasca pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional,
dukungan, pemeliharaan, dan dan pembuangan. Perhitungan biaya pada Life-Cycle Cost
Budgeting menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah
kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan melayani suatu produk. Jadi, manajemen Life-Cycle Cost Budgeting
berfokus pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan
bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus menyeimbangkan
biaya hidup seluruh produk, metode pengiriman, inovasi, dan berbagai atribut produk
termasuk kinerja, keandalan, kecocokan, ketahanan, dan kualitas yang dimiliki.