DISUSUN OLEH :
M. AGUNG MAULANA
NIM : 1 9 0 2 0 1 1 3 7
Penyakit cacar air mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang
mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa
saja, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data
yang mencatat kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic
cacar air pada daerah tertentu saja.
Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak
pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau perempuan,
baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan
penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit
penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak
langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang
mengandung kuman virus herpes varicella-zoster dapat
menyebabkan seseorang
Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering
timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar
maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Biasanya pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam sebelum gejalanya muncul.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam
sedang dan rasa tidak enak badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-
36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian
bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa
gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam.
Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya
sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari
keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari. Papula di wajah, lengan dan
tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas
(dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat
pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan
menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas,
rectum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang
menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di
leher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun
ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan
dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Diagnosis cacar air ditegakkan berdasarkan ruam
kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng). Kebanyakan kasus dapat didiagnosis
berdasarkan gejala dan rupa ruam tersebut. Adakalanya diagnosis dikonfirmasikan dengan
menguji sampel yang diambil dari ruam tersebut atau dari darah.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai
dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah
menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air
lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif
kembali dan menyebabkan herpes zoster.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan
penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit
penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak
langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang mengandung kuman virus herpes
varicella-zoster dapat menyebabkan seseorang terserang cacar air.
1) Vaksin yang gratis kini dianjurkan untuk semua anak pada usia 18 bulan dan juga untuk
anak-anak pada tahun pertama sekolah menengah, jika belum menerima vaksin cacar air
dan belum pernah menderita cacar air.
2) Vaksin tersebut juga dianjurkan bagi orang yang berusia 14 tahun ke atas yang tidak
mempunyai kekebalan. Ini melibatkan 2 dosis, 1 sampai 2 bulan antaranya. Vaksin ini
dianjurkan khususnya bagi orang yang menghadapi risiko tinggi, misalnya petugas
kesehatan, orang yang tinggal atau bekerja dengan anak kecil, wanita yang berencana hamil,
serta kontak rumah tangga orang yang mengalami imunosupresi.
3) Penderita cacar air harus menjauhkan diri dari orang lain (dan tidak menghadiri
penitipan anak atau sekolah) sampai sekurang-kurangnya lima hari setelah ruam timbul dan
semua lepuh telah kering.
4) Penderita cacar air harus menutup hidung dan mulutnya sewaktu batuk atau bersin,
membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan baik dan tidak bersama-sama menggunakan
alat makan, makanan atau cangkir yang sama.
5) Wanita yang hamil harus menjauhi diri dari siapapun yang menderita cacar air atau
ruam saraf dan harus berjumpa dengan dokternya jika telah berada dekat dengan orang
yang menderita penyakit tersebut.
6) Anak-anak yang menderita kekurangan imunitas (misalnya leukemia) atau sedang
menjalani kemoterapi harus menjauhi diri dari siapapun yang menderita cacar air atau ruam
saraf karena infeksi tersebut mungkin parah sekali.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan salah satu gangguan Neurotologi
dimana 17% pasien datang dengan keluhan pusing. Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu
antara 11 sampai 64 per 100.000 (prevalensi 2,4%). Dari kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit
dan klinik di United State dengan keluhan pusing didapatkan prevalensi 17% - 42% pasien
didiagnosis BPPV. Dari segi onset BPPV biasanya diderita pada usia 50-70 tahun. Proporsi antara
wanita lebih besar dibandingkan dengan laki-laki yaitu 2,2 : 1,5.
Gejala BPPV
BPPV merupakan bentuk dari vertigo posisional. Definisi vertigo posisional adalah sensasi
berputar yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Sedangkan BPPV didefinisikan sebagai
gangguan yang terjadi di telinga dalam dengan gejala vertigo posisional yang terjadi secara berulang-
ulang dengan tipikal nistagmus paroksimal. Benign dan paroksimal biasa digunakan sebagai
karakteristik dari vertigo posisional. Benign pada BPPV secara historikal merupakan bentuk dari
vertigo posisional yang seharusnya tidak menyebabkan gangguan susunan saraf pusat yang serius
dan secara umum memiliki prognosis yang baik. Sedangkan paroksimal yang dimaksud adalah onset
vertigo yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung cepat biasanya tidak lebih dari satu menit.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo memiliki beberapa istilah atau sering juga disebut dengan
benign positional vertigo, vertigo paroksimal posisional, vertigo posisional, benign paroxymal
nystagmus, dan dapat disebut juga paroxymal positional nystagmus.
Penyebab Vertigo
Penyebab utama vertigo umumnya dikarenakan oleh adanya gangguan pada telinga bagian
dalam, sehingga memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Selain penyebab utama
tersebut, ada beberapa Penyebab lain vertigo, yaitu:
Pengobatan Vertigo
Sebenarnya vertigo adalah sebuah gejala dan bukan sebuah penyakit. Dikarenakan vertigo
adalah gejala, penanganan vertigo bisa dilakukan tergantung dari penyakit yang menimbulkan
serangan vertigo datang. Beberapa kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan, dikarenakan otak
berhasil adaptasi dengan perubahan pada telinga bagian dalam.
Pencegahan Vertigo
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo muncul: