Anda di halaman 1dari 7

DASAR EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

“CACAR AIR (Varicella) & Benign Paroxysmal Positional VERTIGO”


DOSEN PENGAMPU : RISKA EPINA HAYU, MPH

DISUSUN OLEH :

M. AGUNG MAULANA

NIM : 1 9 0 2 0 1 1 3 7

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


ANGKATAN X . SEMESTER II . 2020
STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
PENYAKIT MENULAR
CACAR AIR (VARICELLA)

Penyakit cacar air mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang
mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa
saja, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data
yang mencatat kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic
cacar air pada daerah tertentu saja.

Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak
pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau perempuan,
baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan
penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit
penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak
langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang
mengandung kuman virus herpes varicella-zoster dapat
menyebabkan seseorang

Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah Cacar air


atau Varisela berasal dari bahasa Latin yaitu Varicella, sedangkan
di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox. Varisela adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella
zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Penyakit ini
biasanya menyebabkan penyakit yang relatif ringan pada anak-
anak. Cacar air mungkin parah pada orang dewasa dan orang yang
mengalami imunosupresi. Infeksi ketika hamil dapat
mengakibatkan kecacatan janin, parut kulit, dan masalah lain pada
bayi. Sebelum vaksinasi rutin mulai pada tahun 2006, cacar air merupakan penyakit yang
sangat umum. Kejadian cacar air mungkin sekali makin menurun makin banyak orang yang
menerima vaksin.

Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering
timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar
maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.

Masa Inkubasi dan Diagnosis


Masa inkubasi berlangsung sekitar 14 hari, dimana virus akan menyebar ke kelenjar
limfe, kemudian menuju ke hati dan sel-sel mononuclear. VZV yang ada dalam sel-sel
mononuclear mulai menghilang 24 jam sebelum terjadi ruam kulit, pada penderita
imunokompromise, virus menghilang lebih lambat yaitu 24-72 jam setelah timbulnya ruam
kulit. Virus-virus ini bermigrasi dan bereplikasi dari kapiler menuju ke jaringan kulit dan
menyebabkan lesi mokulopapular, vesikuler, dan krusta. Infeksi ini menyebabkan timbulnya
fusi dari sel epitel membentuk sel multinukleus yang ditandai dengan adanya inklusi
eosinofilik intranukkear.

Gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Biasanya pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam sebelum gejalanya muncul.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam
sedang dan rasa tidak enak badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-
36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian
bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa
gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam.
Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya
sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari
keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari. Papula di wajah, lengan dan
tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas
(dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat
pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan
menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas,
rectum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang
menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di
leher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun
ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan
dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Diagnosis cacar air ditegakkan berdasarkan ruam
kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).  Kebanyakan kasus dapat didiagnosis
berdasarkan gejala dan rupa ruam tersebut. Adakalanya diagnosis dikonfirmasikan dengan
menguji sampel yang diambil dari ruam tersebut atau dari darah.

Gejala-gejala cacar air adalah:


1. Munculnya ruam-ruam di kulit
Cacar air ditandai dengan bintik-bintik merah berupa gelembung berisi
gelembung cairan bening yang muncul setelah 24 jam terinfeksi virus herpes
varicella-zoster. Bintik-bintik merah yang muncul di kulit penderita disebut dengan
ruam. Ruam tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal. Bekas ruam yang
ditimbulkan itu pada umumnya akan hilang, tetapi ruam yang terkena infeksi dan
merusak lapisan kulit biasanya membekas di kulit. Ruam yang terinfeksi akan
bernanah. Lalu akan timbul lepuh kemerahan di punggung dan kepala, yang mudah
pecah. Pecahnya ruam, menyebabkan cairan keluar dan terbentuklah keropeng.
Ruam menyebar ke muka dan jarang ke tungkai dan lengan. Lepuh akan berlanjut 3-4
hari. Kadang-kadang dijumpai ulkus (luka) pada membran mukosa mulut, alat genital
dan mata. Gatalnya ruam menyebabkan penderita menggaruknya yang
menyebabkan infeksi, keropeng dan menimbulkan infeksi baru.
2. Demam, kepala terasa agak sakit dan tidak enak badan
3. Suhu badan meningkat
4. Nafsu makan menghilang
5. Dalam kondisi parah, ruam-ruam dapat muncul di wajah dan anggota gerak,
tangan, lengan, kaki dan lain-lain.
Cara Penularan
VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari sebelum lesi kulit muncul, dapat
ditularkan melalui jalur respirasi, dan menimbulkan lesi pada orofaring, lesi inilah yang yang
memfasiltasi penyebaran virus melalui jalur traktus respiratorius. Pada fase ini, penularan
terjadi melalui droplet kepada membrane mukosa orang sehat misalnya konjungtiva.

Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai
dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah
menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air
lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif
kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan
penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit
penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak
langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang mengandung kuman virus herpes
varicella-zoster dapat menyebabkan seseorang terserang cacar air.

Pencegahan dan Penanggulangan


Beberapa cara untuk mencegah n menanggulangi penyebaran cacar air, antara lain:

1)      Vaksin yang gratis kini dianjurkan untuk semua anak pada usia 18 bulan dan juga untuk
anak-anak pada tahun pertama sekolah menengah, jika belum menerima vaksin cacar air
dan belum pernah menderita cacar air.

2)      Vaksin tersebut juga dianjurkan bagi orang yang berusia 14 tahun ke atas yang tidak
mempunyai kekebalan. Ini melibatkan 2 dosis, 1 sampai 2 bulan antaranya. Vaksin ini
dianjurkan khususnya bagi orang yang menghadapi risiko tinggi, misalnya petugas
kesehatan, orang yang tinggal atau bekerja dengan anak kecil, wanita yang berencana hamil,
serta kontak rumah tangga orang yang mengalami imunosupresi.

3)      Penderita cacar air harus menjauhkan diri dari orang lain (dan tidak menghadiri
penitipan anak atau sekolah) sampai sekurang-kurangnya lima hari setelah ruam timbul dan
semua lepuh telah kering.

4)      Penderita cacar air harus menutup hidung dan mulutnya sewaktu batuk atau bersin,
membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan baik dan tidak bersama-sama menggunakan
alat makan, makanan atau cangkir yang sama.
5)      Wanita yang hamil harus menjauhi diri dari siapapun yang menderita cacar air atau
ruam saraf dan harus berjumpa dengan dokternya jika telah berada dekat dengan orang
yang menderita penyakit tersebut.

6)      Anak-anak yang menderita kekurangan imunitas (misalnya leukemia) atau sedang
menjalani kemoterapi harus menjauhi diri dari siapapun yang menderita cacar air atau ruam
saraf karena infeksi tersebut mungkin parah sekali.

7)      Mengkonsumsi makanan bergizi Makanan bergizi membuat tubuh sehat dan


berstamina kuat sehingga dapat menangkal serangan infeksi kuman penyakit
8)      Menghindari sumber penularan penyakit cacar air

9)      Imunoglobulin varicella zoster dapat mencegah (atau setidaknya meringankan)


terjadinya cacar air, bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat sebelum
atau sesudah melahirkan

Pengobatan Cacar Air


Pengobatan yang diberikan biasanya berupa pengobatan suportif/ simptomatik dan
menjaga higienis yang baik agar terhindar dari infeksi sekunder. Pada anak usia sekolah
sebaiknya diistirahatkan dulu dirumah, guna mencegah penularan terhadapteman-teman di
sekolahnya. Dan boleh masuk kembali apabila keropengnya sudah mengering dan
demamnya sudah turun. Dapat digunakan obat-obatan antipiretik untuk mengurangi
demam, namun sebaiknya menghindari penggunaan aspirin, karena dapat menyebabkan
sindrom Reye. Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang
mengandung mentol atau fenol. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal
(antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa
diberikan obat anti-virus asiklovir. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia
lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit
ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24
jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat alernatif lainnya yaitu: Famsiklovir,
valasiklovir, vidarabin dan interferon Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri,
sebaiknya:

 kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun


 menjaga kebersihan tangan
 kuku dipotong pendek
 pakaian tetap kering dan bersih.
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Benign Paroxysmal Positional VERTIGO

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan salah satu gangguan Neurotologi
dimana 17% pasien datang dengan keluhan pusing. Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu
antara 11 sampai 64 per 100.000 (prevalensi 2,4%). Dari kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit
dan klinik di United State dengan keluhan pusing didapatkan prevalensi 17% - 42% pasien
didiagnosis BPPV. Dari segi onset BPPV biasanya diderita pada usia 50-70 tahun. Proporsi antara
wanita lebih besar dibandingkan dengan laki-laki yaitu 2,2 : 1,5.

Gejala BPPV
BPPV merupakan bentuk dari vertigo posisional. Definisi vertigo posisional adalah sensasi
berputar yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Sedangkan BPPV didefinisikan sebagai
gangguan yang terjadi di telinga dalam dengan gejala vertigo posisional yang terjadi secara berulang-
ulang dengan tipikal nistagmus paroksimal. Benign dan paroksimal biasa digunakan sebagai
karakteristik dari vertigo posisional. Benign pada BPPV secara historikal merupakan bentuk dari
vertigo posisional yang seharusnya tidak menyebabkan gangguan susunan saraf pusat yang serius
dan secara umum memiliki prognosis yang baik. Sedangkan paroksimal yang dimaksud adalah onset
vertigo yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung cepat biasanya tidak lebih dari satu menit.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo memiliki beberapa istilah atau sering juga disebut dengan
benign positional vertigo, vertigo paroksimal posisional, vertigo posisional, benign paroxymal
nystagmus, dan dapat disebut juga paroxymal positional nystagmus.

Penyebab Vertigo
Penyebab utama vertigo umumnya dikarenakan oleh adanya gangguan pada telinga bagian
dalam, sehingga memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Selain penyebab utama
tersebut, ada beberapa Penyebab lain vertigo, yaitu:

 Perubahan posisi kepala tertentu.


 Migrain atau sakit kepala tidak tertahankan.
 Stroke, menghindari gerakan kepala secara tiba-tiba agar tidak terjatuh
 Penyakit Meniere yaitu gangguan yang menyerang telinga bagian dalam.
 Vestibular neuroniti, yaitu inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam.
 Gangguan pada otak, misalnya tumor.
 Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga.
 Trauma atau luka di kepala dan leher.

Pengobatan Vertigo
Sebenarnya vertigo adalah sebuah gejala dan bukan sebuah penyakit. Dikarenakan vertigo
adalah gejala, penanganan vertigo bisa dilakukan tergantung dari penyakit yang menimbulkan
serangan vertigo datang. Beberapa kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan, dikarenakan otak
berhasil adaptasi dengan perubahan pada telinga bagian dalam.

Vertigo membutuhkan langkah pengobatan khusus apabila disebabkan oleh:

 Manuver Epley untuk menangani BBPV.


 Obat-obatan.
 Melakukan terapi rehabilitasi vestibular yang bertujuan untuk membantu otak beradaptasi
dengan sinyal membingungkan dari telinga yang bisa jadi penyebab munculnya serangan
vertigo, agar frekuensinya berkurang.
Selain dari metode pengobatan
tersebut, penanganan vertigo bisa
dilakukan saat berada di rumah
selama gejala masih belum terlalu
parah. Pengobatan di rumah bisa
dengan melakukan pijatan ringan di
sekitar area kepala, minum teh jahe,
memakan kacang almond, meminum
campuran cuka apel dengan madu.
Terakhir, minum air putih yang cukup
agar tubuh tidak dehidrasi. Hal itu
tentu saja karena air putih memperlancar peredaran darah.
 

Pencegahan Vertigo
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo muncul:

 Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.


 Segera duduk jika vertigo menyerang.
 Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
 Gerakkan kepala secara perlahan-lahan.
 Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.
 Kenalilah pemicu vertigo dan lakukan latihan yang dapat memicu vertigo. Otak akan menjadi
terbiasa dan malah menurunkan frekuensi kambuhnya vertigo. Lakukan latihan ini dengan
meminta bantuan orang lain.
 Bagi yang juga mengidap penyakit Meniere, batasi konsumsi garam dalam menu sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai