Anda di halaman 1dari 4

.

 ECT (Electronic Control Temperature)

 
     ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur.
Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT berfungsi
mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar
penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin
mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.

alo brother bikers kali ini saya ingin berbagi salah satu pengalaman saya yang mungkin
akan berguna untuk sobat bikers semua. Kejadian bermula ketika mendadak lampu
indikator pada speedometer vixion saya berkedip tidak mau berhenti dengan interval 2X
lambat 1X cepat.

Pikir saya waahh kenapa ini motor ? kemudian saya coba tanya-tanya google perihal motor
saya. Nah setelah tanya sana sini ketemu juga problem nya...

Berdasar tabel di atas penyakit motor ada di Coolant Temperatur Sensor. Coolant
Temperature Sensor itu fungsinya jika motor sudah mencapai suhu kerja +-85 oC (100oC di
motor saya) maka CTS akan mengirim sinyal ke fan / kipas sehingga kipas akan menyala dan
membantu pendinginan motor. Esok hari nya saya ke dealer dan harga Coolant Temperatur
Sensor adalah 131.000. Sampai di rumah saya tunggu sampai mesin dingin setelah itu baru
saya eksekusi motor n

kerusakan sistem injeksi mobil dengan cara manual, dengan menjumper kabel di DLC (Diagnostic
Link Connector) OBD (On Board Diagnostic) adalah salah satu metode yang sederhana dalam
menentukan bagian mana yang terjadi kerusakan pada sistem injeksi mobil. Dimobil Injeksi, jika mobil
terjadi kerusakan maka lampu " Malfunction Indicator Lamp" atau biasanya disebut Lampu Check
Engine akan menyala ketika posisi mesin hidup, maka si pengendara mobil harus segera
memperbaiki kerusakan tersebut.
Berikut cara-cara mendeteksi kerusakan mobil dengan cara manual :

1. Diagnostic Normal Mode (DNM)

Pada Diagnostic Normal Mode, yang dibutuhkan hanyalah menjumper diagnostic box dengan melihat
sticker yang ditempel terbalik di DLC. Pasanglah kabel tersebut pada kode TE1 dan E1
Kondisi mesin saat mendeteksi bisa dalam kodisi kunci kontak "ON", bisa pada kondisi mesin mobil
hidup.
Diagnostic akan mendeteksi kerusakan melalui kedipan lampu pada indikator "check engine" pada
spedometer. Diagnostic Normal Mode ini akan memonitor 15 items dimobil.

2. Diagnosis Test Code :

Biasanya dalam Diagnosis Normal Mode banyak item penyebab mobil mogok total tidak terdeteksi,
sehingga kita beralih untuk mengecek mobil dengan cara Diagnosis Test Code, karena dalam
keadaan kondisi mesin Mati. Diagnosis Test Code ini mencangkup 3 kode penting yang akan dicek
secara langsung :

 Kode 22 : Temperatur Engine Coolant tetap pada suhu 80 derajat celcius (apakah mobil
overheating atau tidak?)
 Kode 31 : Waktu pengapian tetap pada 5 derajat sebelum TMA dan tekanan absolut manifold
tetap pada 46,7 Kpa. (Apakah pengapian mobil normal?)
 Kode 41 : Throttle position tetap pada 0 derajat (apakah sensor-sensor yang ada dithrottle
Body dalam keadaan normal yang biasanya berguna untuk mengatur udara masuk)

Jika salah satu dari kode ini terdeteksi ketika kita melakukan Diagnosis On Board maka secara
otomatis ECU akan mengubah mobil ke mode Fail Safe. Dan sama seperti komputer yang dapat
dijalankan melalui Safe Mode. Mobil tetap dapat dijalankan melaui Safe Mode untuk melihat lebih
dalam lagi kerusakan apa yang terjadi dalam mobil.

Pastikan sebelum Diagnostic Test Code dimualai, Throttle Valve tertutup, seluruh switch aksesories
mobil dalam kondisi OFF, dan transmisi pada posisi Park/Netral. Kode yang harus dijumper untuk
Diagnostic Test Code ini adalah TE1, TE2, dan E1 kemudian kunci kontak diputar ke posisi ON
(Mesin mobil jangan dinyalakan dulu). Setelah menjumpai Troubel Code pada saat Diagnosis,
kemudian nyalakan mesin dan coba test jalan sebentar. Pada saati ini, ECU telah mengoperasikan
Fail Safe Mode, jika kecepatan mobil sekitar 5 Km/Jam (3 mph) atau kurang. kode troubel diagnosisi
42 (Sinyal Kecepatan Kendaraan) akan dimunculkan dan ini normal.

Untuk kembali ke Normal Mode setelah pengetesan, silahkan matikan mesin dan cabut kabel jumper.
Setelah memperbaiki bagian yang bermasalah dari trouble code tersebut, ECU akan tetap
menyimpan DTC tersebut pada memorinya, dan untuk menghapus DTC pada memori dengan cara
mencabut sekering EFI pada Fuse Box atau mencabut kabel negative baterai selama kurang lebih 10
detik. ECU akan kembali ke Normal Mode.
Cara membaca kedipan indikator check engine ketika melakukan Diagnosisi On Board :

1. Setiap kode umumnya terdiri dari 2 digit seperti : 12, 14, 16, 22, Dll
2. Arti dari 14 itu bikan check engine berkedip sebanyak 14 kali, jika seperti itu bisa kelewatan kita 
    mencoba menghitungnya dan yang ada malah salah hitung terus.
3. Digit pertama biasanya ditandai dengan kedipan lampu check engine yang pelan, misalkan digit
pertama 
    adalah 1, maka check engine akan berkedip pelan selama kurang lebih 0,5 detik sebanyak 1 kali
4. Setelah itu diikuti dengan kedipan lampu check engine yang lebih cepat untuk angka
dibelakangnya, 
    misalkan angka 6, maka check engine akan berkedip secara cepat sebanyak 6x
5.  Dan setelah menunjukkan angka 16 (dalam kasus diatas) atau satu trouble code maka check
engine akan 
    mati selama kurang lebih 1 detik dan akan melakukan pengulangan kedipan kembali untuk trouble
code 
    16. Tetapi apabila trouble code lebih dari 1 maka check engine akan berkedip menunjukkan trouble
code 
    baru. Misalkan :
    -  Kode 16 : Kedipan panjang 1x diikuti dengan kedipan cepat selama 6x
       Check engine akan mati selama 1 detik setelah itu,
    - Kode 22  : Kedipan panjang 2x diikuti dengan kedipan cepat selama 2x,
       Check engine akan mati selama 1 detik setelah itu, 
    - Kembali menunjukan kode 16 dan terus melakukan pengulangan untuk 2 kode diatas. Bagaimana
bila ada 3 kode atau 4 kode? maka akan terjadi pengulangan ke awal setiap 3 atau 4 trouble code
yang telah ditunjukan kepada kita.

Berikut ini adalah list trouble code Diagnostic on Board (OBD I) untuk mobil Toyota ;

11    = Momentary interruption in power supply to ECU up to 1991


12    = Engine revolution signal missing above 1000 rpm ; Biasanya masalah di delco
14    = Igniter signal to ECU missing ; Biasanya masalah di sirkuit pengapian
16    = A/T control signal missing from ECU ; Biasanya masalah di sensor Oksigen
21    = Main oxygen sensor signal fault : Biasanya maslah disensor oksigen
22    = Water temperatur sensor circuit fault : Biasanya masalah di thermostat
23&24 = Intake air temperatur signal fault ; Biasanya masalah di Mass Air Flow Sensor
25    = Air/Fuel Ratio Lean : Biasanya masalah disensor CO
26    = Air/Fuel Ratio Rich  : Biasanya masalah disensor CO
27    = Sub-oxygen sensor signal or heater circuit fault : Biasanya masalah di sensor oksigen
28 no. 2 = Oxygen sensor/heater signal fault : Biasanya masalah di sensor oksigen
31&32 = Air flow meter circuit or Vaccum sensor signal fault : Biasanya masalah di MAP/Vaccum
sensor
34&36 = Turbo charging pressure signal fault
35    = Altitude compensation sensor signal fault : biasanya masalah di throttle body
41    = Throttle position circuit fault : Biasanya masalah di sensor TPS
42    = Vehicle speed sensor circuit : Biasanya masalah di sensor speed/kabel speedometer
43    = No starter signal to the ECU : Biasanya masalah di dinamo starter
52,53,dan 55 = Knock sensor fault : Biasanya masalah di knock sensor
71    = EGR system malfunction : Biasanya maslah di knalpot/Exhaust
72    = Fuel cut solenoid signal fault  : Masalah di solenoid 
78    = Fuel pump control signal fault  : Masalah di fuel pump
81,83,84,85 = TCM communication fault : Biasanya masalah di transmisi mobil

Anda mungkin juga menyukai