Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A DI
LANUD ADISUTJIPTO RT 008 BANGUNTAPAN BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Prillia Dirgantari
1910206013
Pertemuan ke : 1
A. Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis
yang digunakan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Pada
keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit
pelayanan dan keluarga sebagai unit atau sistem, maka fokusnya adalah keluarga.
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang
dapat dijalankan dimasyarakat (Riasmani dkk, 2017).
Keperawatan keluarga adalah roses pemberian pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan keluarga. Pelayanan keperawatan ini merupakan pelayanan holistik
yang menempatkan keluarga sebagai fokus pelayanan. Keluarga akan berperan aktif
dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan keperawatan
dengan menggunakan sumber-sumber pelayanan kesehatan yang ada dikeluarga.
Termasuk sumber-sumber dari profesi lain yang memberikan pelayanan kesehatan
dikomunitas. Upaya pemberian pelayanan ini termasuk didalamnya pencegahan primer,
sekunder dan tersier (Depkes 2008, dalam Riasmani 2017).
Menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003 dalam Riasmani, 2017), keluarga
sebagai unit terkecil dalam masyarakat akan sangat berpengaruh terhapa derajat
kesehatan. Keluarga bertangguang jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
anggota keluarganya termasuk dibidang kesehatan. perawat dalam hal ini akan
menunjang keterlibatan setiap anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan,
pengambilan keputusan, dan perawatan.
Maka dari itu yang terenting dalam keperawatan keluarga adalah terciptanya rasa
salaing percaya anatara anggota keluarga dengan perawat. Tahap perkenalan atau bina
hubungan saling percaya merupakan hal yang penting dalam tahap awal untuk memulai
suatu kegiatan, terutama dalam proses keperawatan keluarga sebagai langkah awal
menjalin trust dan pengambilan informasi yang berkelanjutan pada keluarga binaan
sebelum dilakukannya pengkajian lebih lanjut.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Belum dapat ditegakkan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan BHSP diharapkan tercipta hubungan saling percaya antara
keluarga dengan mahasiswa
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit diharapkan keluarga
dapat:
a. Membina hubungan saling percaya antara keluarga dengan mahasiswa
b. Mahasiswa dapat menyampaikan tujuan kedatangan
c. Mahasiswa melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya dengan keluarga
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan ialah wawancara dan diskusi dengan seluruh anggota
keluarga
2. Media dan Alat
Media yang digunakan alat tulis serta format pengkajian keluarga
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat, 8 Mei 2020
Waktu : 16.00 WIB
Alamat : Perumahan TNI AU Lanud Adi Sutjipto Blok L-10 Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Membuat laporan pendahuluan yang sudah disiapkan sehari sebelum
kunjungan
2) Melakukan BHSP terhadap keluarga, dan melakukan pengkajian awal untuk
mencari data tentang masalah yang ada di keluarga
b. Evaluasi Proses
1) Terjalin BHSP yang baik
2) Anggota keluarga kooperatif selama proses wawancara
3) Terciptanya kesepakatan untuk pertemuan selanjutnya
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mampu berinteraksi dengan keluarga
2) Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya dengan keluarga
3) Keluarga dan mahasiswa menyepakati kontrak waktu untuk petemuan
berikutnya terkait pengkajian lanjutan
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 1
A. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada hari Jumat, 8 Mei 2020 jam 16.00 WIB. Maksud dan tujuan
dari pertemuan pertama yaitu untuk membina hubungan saling percaya antara
keluarga Bapak A dan mahasiswa serta kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Keluarga
Respon keluarga baik, keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik,
keluarga bersedia menjadi keluarga binaan dari mahasiswa.
B. Hasil Kegiatan BHSP
Keluarga Bapak A menyepakati kontrak waktu berikutnya. Keluarga akan bertemu setiap
hari pada jam 16.00-17.00 WIB.
LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke : 2
A. Latar Belakang
Praktik keperawatan keluarga adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang
ditujukan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat atau sakit
(Friedman et.al, 2003 dalam Riasmani 2017). Tujuannya adalah untuk membantu
keluarga dan membantu dirinya sendiri untuk mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi
atau kesejahteraan dalam keadaan sehat atau sakit, dalam konteks tujuan utama mereka,
aspirasi, dan kemampuannya. Sebelum didapatkan hasil diagnosa keperawatan maka
perawat harus melakukan pengkajian terhadap keluarga.
Menurut Maglaya (2009, dalam Riasmani 2017), pengkajian adalah tahapan perawat
mencari dan mengambil informasi secara terus menerus terhadap keluarga yang
dibinanya. Pengkajian yang merupakan syarat utama guna mengidentifikasi masalah
suatu keluarga. Data yang dikumulkan haruslah sistematis, bisa menggunakan observasi,
wawancara, serta pemeriksaan fisik. Pengkajian keluarga terdiri dari dua tahapan yaitu
tahap satu yang berfokus pada masalah kesehatan keluarga, dan tahap dua yang berfokus
pada kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan keluarga.
Pada pertemuan ini mahasiswa akan melakukan pengkajian tahap satu yang
memfokuskan data pada masalah kesehatan keluarga.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Belum dapat ditegakan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dan keluarga bersama melakukan pengkajian keluarga untuk lebih
mengetahui masalah yang dialami
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya
b. Mahasiswa dan keluarga mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan
yang terjadi di keluarga Bapak A
c. Mahasiswa dan keluarga dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan
kesehatan keluarga yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Metode yang dipakai adalah wawancara dan diskusi
2. Media dan Alat
Media dalam pertemuan kali ini adalah alat tulis dan format pengkajian keluarga,
serta nursing kit.
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 9 Mei 2020
Waktu : 16.00 WIB
Alamat : Perumahan TNI AU Lanud Adi Sutjipto Blok L-10 Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Persiapan menuju keluarga membawa format pengkajian, alat tulis, nursing kit.
Melakukan pengkajian keluarga Bapak A.
b. Evaluasi Proses
1) Pengkajian tahap I pada keluarga Bapak A berjalan dengan baik
2) Keluarga kooeratif dengan mengutarakan semua permasalahan kesehatan yang
ada pada keluarga.
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mampu berinteraksi dengan baik terhadap keluarga
2) Mahasiswa dan keluarga mampu menemukan permasalahan kesehatan yang
terjadi
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 2
A. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan
a. Mahasiswa menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan keluarga yang kedua,
adalah untuk bersama-sama berdiskusi dan menggali permasalahan kesehatan
yang dialami oleh keluarga Bapak A.
b. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini kurang lebih selama 30 menit.
c. Lebih membina hubungan saling percaya bahwa dengan adanya keluarga binaan,
sehingga hubungan antara mahasiswa dan keluarga dapat lebih erat.
d. Meyakinkan keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang diberikan
kepada Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah merupakan rahasia
kedua belah pihak, sehingga keluarga tidak perlu sungkan atau bahkan khawatir
jika informasi kesehatannya akan diketahui oleh orang lain.
e. Melakukan diskusi bersama dengan anggota keluarga untuk menggali
permasalahan kesehatan yang terjadi pada keluarga Bapak A.
f. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya dan
diusahakan waktu tersebut tidak mengganggu dari kegiatan (acara keluarga).
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Keluarga
Keluarga merespon dengan baik seluruh pertanyaan mahasiswa, dan menjelaskan
dengan rinci terkait permasalahan kesehatan yang ada dikeluarga
B. Hasil Kegiatan
Terpenuhinya pengkajian keluarga tahap I dengan hasil sebagai berikut:
PENGKAJIAN KELUARGA
PENGKAJIAN TAHAP I
A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Bapak A
2. Alamat dan Telpon : Lanud Adi Sutjipto Blok L-10, Banguntapan
3. Komposisi Keluarga :
Genogram (3 Generasi)
Keterangan:
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga bapak A merasakan saling memiliki, ibu S memberikan kasih sayang
kepada anak-anaknya dengan cara mencium pipi, serta mencium dahi setelah
sholat berjamaah. Jika anak M sedang dirumah maka keluarga akan membantu
sang anak untuk menyelesaikan semua tugas sekolah sang anak.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga bapak A mengenalkan anak-anaknya pada masyarakat dengan mengajak
anak-anaknya keacara-acara dimasyarakat maupun dikantor, selain itu keluarga
bapak A juga membiarkan anak-anaknya bergaul dengan lingkungan sekitar saat
waktu senggang mereka.
3. Fungsi reproduksi (biologi)
Keluarga bapak A tidak memiliki masalah reproduksi, ibu S haid dengan teratur
setia bulannya begitu juga Anak P. Ibu S menggunakan KB suntik setiap bulan
4. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan sandang pangan berada di kedua orang tua yakni Bapak A
dan Ibu S yang bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
5. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga bapak A saat ini khawatir terkait masalah COVID-19 yang sedang
merebak. Selain sedang tinggi diwilayah Yogyakarta hal lainnya adalah
ditemukan 2 pasien positif covid dilingkungan perumahan keluarga Bapak A.
lebih tepatnya rumah kedua pasien tersebut berada dibelakang rumah Bapak A.
Keluarga Bapak A berupaya makan-makanan sehat dan bersih, rajin cuci tangan,
serta menggunakan masker jika keluar rumah. Kedua anak bapak A hanya
dirumah saja, namun Bapak A dan Ibu S masih harus bekerja dikantor karena
tugas Negara.
Keluarga bapak A menggunakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas yang
berada tak jauh dari rumah, selain itu juga RS Hardjolukito, keluarga bapak A
juga memiliki dokter keluarga. Jika ada keluarga yang sakit ibu S akan berusaha
memberikan obat-obat alami seperti madu dll. Namun jika dianggap sakit sudah
mulai parah atau lebih dari 3 hari maka keluarga bapak A akan membawa ke RS
atau ke dokter keluarga.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Ibu S khawatir dengan kondisi saat ini yang sedang pandemic dikarenakan
tetangga belakang rumah positif COVID-19. Ia sudah berusaha untuk memberikan
makanan sehat dan bersih pada keluarganya namun ia masih merasa khawatir.
2. Stressor jangka panjang
Ibu S khawatir terhadap perekonomian keluarga jika pandemi terus melanda,
selain itu ia juga sulit untuk keluar kawasan perumahan untuk membeli kebutuhan
rumah tangga. Ibu S juga khawatir dengan suaminya yang merupakan perokok
aktif, terkadang sang suami bisa menghabiskan 1 bungkus rokok/hari.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Harapan keluarga Bapak A agar pandemi segera berakhir, serta perilaku merokok
bapak A bisa berkurang ataupun berhenti.
4. Strategi koping yang digunakan
Keluarga bapak A bermusyawarah dalam menghadapi masalah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Bapak A menanggapi perilaku merokoknya adalah hal wajar yang tidak perlu
dibesar-besarkan karena sudah ia lakukan dari SMP.
G. Harapan Keluarga
Harapan keluarga agar Bapak A bisa berhenti merokok, sehat dan tidak ada penyakit
pada bapak A.
H. Pemeriksaan Fisik
Pertemuan ke : 3
A. Latar Belakang
Praktik keperawatan keluarga adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang
ditujukan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat atau sakit
(Friedman et.al, 2003 dalam Riasmani 2017). Tujuannya adalah untuk membantu
keluarga dan membantu dirinya sendiri untuk mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi
atau kesejahteraan dalam keadaan sehat atau sakit, dalam konteks tujuan utama mereka,
aspirasi, dan kemampuannya. Sebelum didapatkan hasil diagnosa keperawatan maka
perawat harus melakukan pengkajian terhadap keluarga.
Menurut Maglaya (2009, dalam Riasmani 2017), pengkajian adalah tahapan perawat
mencari dan mengambil informasi secara terus menerus terhadap keluarga yang
dibinanya. Pengkajian yang merupakan syarat utama guna mengidentifikasi masalah
suatu keluarga. Data yang dikumulkan haruslah sistematis, bisa menggunakan observasi,
wawancara, serta pemeriksaan fisik. Pengkajian keluarga terdiri dari dua tahapan yaitu
tahap satu yang berfokus pada masalah kesehatan keluarga, dan tahap dua yang berfokus
pada kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan keluarga.
Pada pertemuan ini mahasiswa akan melanjutkan pertemuan sebelumnya yaitu
melakukan pengkajian keluarga tahap II yang lebih memfokuskan pada kemampuan
keluarga untuk melakukan lima tugas kesehatan keluarga
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Belum dapat ditegakan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dan keluarga bersama melakukan pengkajian keluarga untuk lebih
mengetahui masalah yang dialami
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya
b. Mahasiswa dan keluarga mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan
yang terjadi di keluarga Bapak A
c. Mahasiswa dan keluarga dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan
kesehatan keluarga yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Metode yang dipakai adalah wawancara dan diskusi
2. Media dan Alat
Media dalam pertemuan kali ini adalah alat tulis dan format pengkajian keluarga,
serta nursing kit.
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Minggu, 10 Mei 2020
Waktu : 16.00 WIB
Alamat : Perumahan TNI AU Lanud Adi Sutjipto Blok L-10 Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Persiapan menuju keluarga membawa format pengkajian, alat tulis, nursing kit.
Melakukan pengkajian keluarga Bapak A.
b. Evaluasi Proses
1) Pengkajian tahap II pada keluarga Bapak A berjalan dengan baik
2) Keluarga kooeratif dengan mengutarakan semua permasalahan kesehatan yang
ada pada keluarga.
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mampu berinteraksi dengan baik terhadap keluarga
2) Mahasiswa dan keluarga mampu menemukan permasalahan kesehatan yang
terjadi
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 3
A. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan
a. Mahasiswa menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan keluarga yang kedua,
adalah untuk bersama-sama berdiskusi dan menggali permasalahan kesehatan
yang dialami oleh keluarga Bapak A.
b. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini kurang lebih selama 30 menit.
c. Lebih membina hubungan saling percaya bahwa dengan adanya keluarga binaan,
sehingga hubungan antara mahasiswa dan keluarga dapat lebih erat.
d. Melakukan diskusi bersama dengan anggota keluarga untuk menggali
permasalahan kesehatan yang terjadi pada keluarga Bapak A.
e. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya dan
diusahakan waktu tersebut tidak mengganggu dari kegiatan (acara keluarga).
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Keluarga
Keluarga merespon dengan baik seluruh pertanyaan mahasiswa, dan menjelaskan
dengan rinci terkait permasalahan kesehatan yang ada dikeluarga
B. Hasil Kegiatan
Terpenuhinya pengkajian keluarga tahap I dengan hasil sebagai berikut
PENGKAJIAN KELUARGA
PENGKAJIAN TAHAP II
A. Mengenal Masalah
Bapak A dan Ibu S mengenal COVID-19 dari berita dan data yang tersebar di sosial
media, namun belum mendapatkan pengetahuan dari pihak medis, maupun
penyuluhan yang diadakan oleh tim medis setempat. Keluarga bapak A menganggap
masalah ini sangat serius dan ingin mendapatkan pengetahuan dari pihak yang lebih
paham. Keluarga bapak A hanya rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat
keluar rumah.
B. Mengambil Keputusan
Apabila anggota keluarga bapak A mengalami sakit, bapak dan ibu S memutuskan
untuk di rawat dirumah dengan perawatan yang sederhana, apabila sakit yang tidak
terlalu bahaya seperti batuk. Namun saat dalam kondisi sakit parah atau lebih dari 3
hari maka dibawa kerumah sakit atau dokter keluarga.
C. Melakukan Perawatan Sederhana
Ibu S selalu memberikan vitamin kepada anggota keluarganya untuk menambah
imunitas tubuh, selain itu bapak A mengajak anak-anaknya untuk lari sore atau
bermain bulu tangkis serta voli jika ada waktu luang di halaman rumah. Keluarga
bapak A juga rutin mengkonsumsi buah dan sayur. Namun bapak A tetap tidak bisa
berhenti merokok, jika sedang dalam perjalanan jauh maka bapak A akan merokok
selama perjalanan dengan alasan supaya tidak mengantuk. Jika keluarga merasa tidak
enak badan maka akan melakukan pijat atau kerokan.
D. Modifikasi Lingkungan
Terkait masalah kesehatan sekarang keluarga bapak A hanya menggunakan masker
jika keluar rumah, serta rajin mencuci tangan dan akan mandi setelah pulang kantor
sebelum bertemu dengan anak-anaknya.
E. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga bapak A memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas untuk
pemeriksaan kesehatan rutin, selain itu jika dalam keadaan darurat maka keluarga
bapak A akan langsung menuju RS yang ada didekat rumah
LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke : 4
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi ataupun intervensi keperawatan
yang berguna untuk mencegah, mengurangi, mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh pasien. Masalah sudah diidentifikasi serta divalidasi pada tahap perumusan diagnosis
keperawatan. Perencanaan disusun dengan menekankan akan partisipasi aktif keluarga
dengan koordinasi dari tim kesehatan. perencanaan sendiri mencakup akan penentuan
prioritas masalah, tujuan, rencana tindakan.
Penetapan masalah dalam keperawatan keluarga menggunakan skala penyusunan
yang disebut skoring. Penentuan prioritas akan didasarkan pada sifat masalah,
kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya
masalah. Penghitungan skoring dengan cara membagi antara skor dengan angka tertinggi
dikalikan bobot dalam kriteria masalah.
Oleh sebab itu pada pertemuan kali ini mahasiswa akan membahas terkait
perencanaan masalah serta perhitungan skor guna menentukan prioritas masalah dalam
keluarga.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
a.
2. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama keluarga menentukan prioritas masalah keperawatan dengan
menskoring masalah
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya
b. Mahasiswa dan keluarga menentukan prioritas masalah keperawatan
c. Mahasiswa dan keluarga bersama-sama menyimpulkan masalah kesehatan yang
akan dibahas dipertemuan selanjutnya.
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan dengan diskusi dan tanya jawab
2. Media dan Alat
Media yang digunakan alat tulis dan kertas
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Minggu, 10 Mei 2020
Waktu : 16.00 WIB
Alamat : Perumahan TNI AU Lanud Adi Sutjipto Blok L-10 Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Persiapan menyiapkan perlengkapan seperti alat tulis, kertas, dan diagnose yang
sudah ditentukan guna mempercepat proses perhitungan prioritas masalah.
b. Kriteria Proses
1) Kontrak waktu berjalan dengan baik
2) Keluarga kooperatif selama proses penyusunan prioritas masalah
c. Kriteria Hasil
1) Mahasiswa dan keluarga meprioritaskan masalah sesuai dengan yang ada
dalam keluarga
2) Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk pertemuan
selanjutnya guna mengimplementasikan kegiatan sesuai prioritas masalah hari
ini.
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 4
A. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan
1. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan hari ini adalah untuk menentukan
prioritas masalah dengan skoring sesuai kebutuhan keluarga dengan koordinasi
bersama mahasiswa
2. Kontrak waktu lamanya pertemuan adalah sampai seluruh masalah telah selesai
diskoring dan telah rampung menyusun prioritas masalah
3. Melakukan kontrak waktu guna pertemuan berikutnya yaitu
mengimplementasikan masalah berdasarkan prioritas.
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Keluarga
Keluarga merespon dengan baik seluruh pertanyaan mahasiswa, dan menjelaskan
dengan rinci terkait permasalahan kesehatan yang ada dikeluarga
B. Hasil Kegiatan
Pada pertemuan kali ini didapatkan hasil diskusi sebagai berikut:
ANALISIS DATA KEPERAWATAN KELUARGA
Domain IV Health
Knowledge and
Behaviour Classes:
Health Knowledge
Outcome: Knowledge
:treatment regimen
(1813)
- Memodifikasi
lingkungan
Domain IV Health
Knowledge and
Behaviour
Classes: Health
Knowledge
Outcome: Health
Seeking Behavior
(1603)
Memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan
2. Perilaku cenderung Knowledge: Disease Teaching: Disease Teaching Disease Process (5602)
beresiko tentang Process process 1. Menjelaskan terkait bahaya
merokok Setelah dilakukan merokok
Health Behavior tindakan asuhan 2. Menjelaskan tanda dan
keperawatan selama 1 X gejala kesakitan akibat rokok
Setelah dilakukan 30 menit keluarga Bpk.A 3. Mengikutsertakan seluruh
tindakan keperawatan mampu: anggota keluarga
selama 1x pertemuan 4. Meminta klien untuk
diharapkan keluarga Mengenal Masalah mengulangi penjelasan yang
Bapak A mampu Domain IV Health diberikan mahasiswa
mengurangi perilaku knowledge and 5. Diskusikan perubahan gaya
merokok dengan Behaviour Class: hidup dan perilaku bersama
efektif Health Knowledge klien agar menjadi lebih
Outcome: Knowledge : sehat
health management
(1803)
- Keluarga Bpk.A
mengetahui tentang
Bahaya merokok
Mengambil keputusan
Domain IV Health
knowledge and
Behaviour Class:
Health Behaviour
Outcome: Participation
in Health Care
Decisions (1606)
- Mengambil
keputusan untuk
penanganan perilaku
meroko
Adherence Behavior
(1600)
- Merawat anggota
keluarga yang sakit
Domain IV Health
Knowledge and
Behaviour Classes:
Health Knowledge
Outcome: Knowledge
:treatment regimen
(1813)
- Memodifikasi
lingkungan
Domain IV Health
Knowledge and
Behaviour
Classes: Health
Knowledge
Outcome: Health
Seeking Behavior
(1603)
Memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan
Membantu pemenuhan
kebutuhan
Parenting
Performance:
Adolescent (2903):
- Menciptakan
hubungan yang
penuh cinta
- Mendengarkan
dengan terbuka
Memodifikasi
lingkungan
Personal time
management (1635):
- Prioritaskan
komitmen
- Buat strategi kerja
- Minimum stress
level
Motivation (1209):
- Jaga self-esteem
yang positif
- Rencanakan masa
depan
Memanfaatkan
pelayanan kesehatan
Lifestyle Balance
(2013):
- Keluarga mengenali
keseimbangan
kebutuhan hidup
- Mengenali masalah
stress utama
- Keluarga mampu
mencari fasilitas
kesehatan jika
diperlukan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Analisis:
planning
Perilaku cenderung Subyektif:
beresiko tentang
merokok
Obyektif:
Analisis:
planning
Ketidakefektifan Subyektif:
performa peran b.d.
kerugian ekonomi
Obyektif:
Analisis:
planning
LAPORAN PENDAHULUAN
Pertemuan ke : 5
A. Latar Belakang
Perilaku merokok adalah kebiasaan buruk yang dilakukan setiap hari dapat
menyebabkan penyakit oleh siapapun baik laki-laki maupun perempuan, baik orang tua
maupun remaja bahkan siswa yang masih sekolah. Perilaku merokok sangat mudah
ditemui bahkan ditempat yang seharusnya bebas asap rokok seperti rumah sakit,
puskesmas serta sekolah. Ironisnya perilaku merokok seolah sudah membudaya dan
dianggap sebagai kegiatan biasa yang tidak berbahaya. Kegiatan yang membudaya ini
menandakan rendahnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya rokok dan asapnya bagi
orang disekeliling perokok tersebut. Rendahnya kesadaran masyarakat atas bahaya asap
rokok diakibatkan salah satunya oleh kurangnya pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mencari informasi tentang bahaya merokok (Ratmatika, 2010 dalam
Herlina, 2011).
Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai bahaya merokok berakibat pada
merajalelanya perilaku negatif ini khususnya dikalangan remaja. Berdasarkan data WHO
pada 2018, masyarakat Indonesia berada diperingkat kedua dengan ketidaktahuan
mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Perilaku merokok selain berbahaya bagi diri
sendiri juga berbahaya bagi orang disekitar yang menghirup asap rokok. Menurut data
WHO (2018), asap rokok mengandung 7000 zat kimia dimana lebih dari 250 jenis
bersifat karsinogenik. Oleh sebab itu perilaku merokok akan menyebabkan tingginya
resiko seseorang mengidap penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan, dan berbagai
jenis kanker bahkan dapat menyebabkan kematian. Perilaku merokok juga mengakibatkan
lima juta kematian setiap tahunnya (Xianglong Xu, 2015).
Perilaku merokok akan menimbulkan asap rokok yang akan dihisap baik diri sendiri
maupun orang disekitar perokok. Asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok
mengandung ribuan bahan kimia beracun yang dapat menimbulkan berbagai macam
kanker. Selain itu asap rokok juga dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan
serta menstimulasi kekambuhan asma, dan gangguan pernapasan lainnya (Sukendro, 2007
dalam Ambarwati dkk, 2014).
Paparan asap rokok yang terus-menerus akan menyebabkan resiko beberapa penyakit
diantaranya yang paling ringan adalah rontoknya rambut, katarak, kulit cepat keriput,
osteoporosis, karies gigi, penyakit jantung, hipertensi, berbagai macam kanker khususnya
kanker paru (RSUP Sanglah Denpasar, 2017). Riwayat merokok sengat mempengaruhi
seseorang terjangkit kanker paru, semakin dini seseorang memulai perilaku merokok
maka semakin dini pula dirinya beresiko terjankit penyakit-penyakit diatas khususnya
kanker paru. Sebagian besar perokok sendiri memiliki pengetahuan rendah mengenai
beberapa penyakit akibat perilaku merokok (Herlina, 2011).
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Perilaku Cenderung Beresiko Terkait Perilaku Merokok
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x pertemuan diharapkan keluarga
Bapak A mampu mengurangi perilaku merokok dengan efektif
3. Tujuan Khusus
a. Teaching: Disease process: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
selama 1 X 30 menit keluarga Bpk.A mampu:
b. Mengenal Masalah Domain IV Health knowledge and Behaviour Class:
Health Knowledge Outcome: Knowledge : health management (1803):
Keluarga Bpk.A mengetahui tentang Bahaya merokok
c. Mengambil keputusan Domain IV Health knowledge and Behaviour Class:
Health Behaviour Outcome: Participation in Health Care Decisions (1606):
Mengambil keputusan untuk penanganan perilaku meroko
d. Adherence Behavior (1600): Merawat anggota keluarga yang sakit
e. Domain IV Health Knowledge and Behaviour Classes: Health Knowledge
Outcome: Knowledge :treatment regimen (1813): Memodifikasi lingkungan
f. Domain IV Health Knowledge and Behaviour, Classes: Health Knowledge,
Outcome: Health Seeking Behavior (1603): Memanfaatkan fasilitas layanan
kesehatan
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan dengan diskusi dan Tanya jawab
2. Media dan Alat
Media yang digunakan yaitu leaflet dan ppt
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 12 Mei 2020
Waktu : 16.00 WIB
Alamat : Perumahan TNI AU Lanud Adi Sutjipto Blok L-10 Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Keluarga Bapak A bersedia berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan
mahasiswa.
2) Agenda dari kegiatan yang akan dilaksanakan sudah dipersiapkan sesuai
jadwal
b. Kriteria Proses
1) Kontrak waktu berjalan dengan baik
2) Keluarga kooperatif selama proses intervensi
3) Keluarga mampu menjawab pertanyaan mahasiswa dengan baik
c. Kriteria Hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan pengertian perilaku merokok, bahaya merokok
terhadap perokok aktif, pasif, dan bagi ekonomi, serta manfaat berhenti
merokok.
2) Keluarga memahami bahaya dari perilaku merokok
3) Keluarga mampu mengontrol perilaku merokok anggota keluarganya
4) Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk pertemuan
selanjutnya guna mengimplementasikan kegiatan sesuai prioritas masalah hari
ini
SATUAN PENYULUHAN ACARA
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERILAKU MEROKOK
PADA KELUARGA BAPAK A DI LANUD ADISUTJIPTO RT 008
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA
PENYULUHAN
I. ANALISIS DATA
A. Latar Belakang
Perilaku merokok adalah kebiasaan buruk yang dilakukan setiap hari dapat
menyebabkan penyakit oleh siapapun baik laki-laki maupun perempuan, baik
orang tua maupun remaja bahkan siswa yang masih sekolah. Perilaku merokok
sangat mudah ditemui bahkan ditempat yang seharusnya bebas asap rokok seperti
rumah sakit, puskesmas serta sekolah. Ironisnya perilaku merokok seolah sudah
membudaya dan dianggap sebagai kegiatan biasa yang tidak berbahaya. Kegiatan
yang membudaya ini menandakan rendahnya kesadaran masyarakat mengenai
bahaya rokok dan asapnya bagi orang disekeliling perokok tersebut. Rendahnya
kesadaran masyarakat atas bahaya asap rokok diakibatkan salah satunya oleh
kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mencari informasi
tentang bahaya merokok (Ratmatika, 2010 dalam Herlina, 2011).
Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai bahaya merokok berakibat
pada merajalelanya perilaku negatif ini khususnya dikalangan remaja.
Berdasarkan data WHO pada 2018, masyarakat Indonesia berada diperingkat
kedua dengan ketidaktahuan mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Perilaku
merokok selain berbahaya bagi diri sendiri juga berbahaya bagi orang disekitar
yang menghirup asap rokok. Menurut data WHO (2018), asap rokok mengandung
7000 zat kimia dimana lebih dari 250 jenis bersifat karsinogenik. Oleh sebab itu
perilaku merokok akan menyebabkan tingginya resiko seseorang mengidap
penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan, dan berbagai jenis kanker bahkan
dapat menyebabkan kematian. Perilaku merokok juga mengakibatkan lima juta
kematian setiap tahunnya (Xianglong Xu, 2015).
Perilaku merokok akan menimbulkan asap rokok yang akan dihisap baik diri
sendiri maupun orang disekitar perokok. Asap rokok yang ditimbulkan oleh
perokok mengandung ribuan bahan kimia beracun yang dapat menimbulkan
berbagai macam kanker. Selain itu asap rokok juga dapat menyebabkan iritasi
mata, hidung, tenggorokan serta menstimulasi kekambuhan asma, dan gangguan
pernapasan lainnya (Sukendro, 2007 dalam Ambarwati dkk, 2014).
Paparan asap rokok yang terus-menerus akan menyebabkan resiko beberapa
penyakit diantaranya yang paling ringan adalah rontoknya rambut, katarak, kulit
cepat keriput, osteoporosis, karies gigi, penyakit jantung, hipertensi, berbagai
macam kanker khususnya kanker paru (RSUP Sanglah Denpasar, 2017). Riwayat
merokok sengat mempengaruhi seseorang terjangkit kanker paru, semakin dini
seseorang memulai perilaku merokok maka semakin dini pula dirinya beresiko
terjankit penyakit-penyakit diatas khususnya kanker paru. Sebagian besar perokok
sendiri memiliki pengetahuan rendah mengenai beberapa penyakit akibat perilaku
merokok (Herlina, 2011).
B. Karakterikstik Peserta Didik
1. Peserta masih melakukan perilaku merokok
2. Penyampaian materi menggunakan metode bimbingan (konsling) dan
berbahasa Indonesia
3. Media yang digunakan berupa media cetak (leaflet) dan media elektronik (ppt)
4. Kebutuhan khusus yang perlu disiapkan adalah leaflet dan ppt yang akan
digunakan sebagai media penyuluhan
5. Isi materi yang disampaikan mengenai pengertian, kandungan kimia dalam
rokok, bahaya merokok bagi kesehatan (perokok aktif, pasif), bahaya merokok
bagi ekonomi, manfaat berhenti merokok
C. Kebutuhan Peserta Didik
1. Peserta membutuhkan pemahaman mengenai bahaya perilaku merokok dan
manfaat berhenti dari perilaku tersebut
2. Hambatan yang mungkin muncul adalah peserta kurang kooperatif, tidak
memperhatikan, dan tidak fokus
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x pertemuan diharapkan keluarga
Bapak A mampu mengurangi perilaku merokok dengan efektif.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x pertemuan diharapkan keluarga
Bapak A mampu mengurangi perilaku merokok dengan efektif dengan pengetahuan
yang lebih terkait perilaku merokok yang meliputi:
a. Pengertian perilaku merokok
b. Kandungan kimia dalam rokok
c. Bahaya merokok bagi perokok aktif
d. Bahaya merokok bagi perokok pasif
e. Bahaya merokok bagi ekonomi
f. Manfaat berhenti merokok
IV. MATERI
(Terlampir)
V. METODE
Metode penyuluhan akan menggunakan metode bimbingan (konseling)
VI. MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN
a. Lealfet
b. PPT
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
VIII. EVALUASI
A. Evaluasi Struktur
1) Keluarga Bapak A bersedia berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan
mahasiswa.
2) Agenda dari kegiatan yang akan dilaksanakan sudah dipersiapkan sesuai
jadwal
B. Evaluasi Proses
1) Kontrak waktu berjalan dengan baik
2) Keluarga kooperatif selama proses intervensi
3) Keluarga mampu menjawab pertanyaan mahasiswa dengan baik
C. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan pengertian perilaku merokok, bahaya merokok
terhadap perokok aktif, pasif, dan bagi ekonomi, serta manfaat berhenti
merokok.
2) Keluarga memahami bahaya dari perilaku merokok
3) Keluarga mampu mengontrol perilaku merokok anggota keluarganya
4) Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk pertemuan
selanjutnya guna mengimplementasikan kegiatan sesuai prioritas masalah hari
ini
IX. REFERENSI
Ambarwati, Khoirotul, A., Kurniawati, F., Darojah, S., & K., T. D. (2014). Media
Leaflet, Video, dan Pengetahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7-13.
Felman, A. (2018, Januari 11). Everything you need to know about nicotine.
Retrieved September 19, 2018, from Medical News Today:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/240820.php
Liem, A. (2010). Pengaruh Nikotin Terhadap Aktifitas dan Fungsi Otak Serta
Hubungannya Dengan Gangguan Psikologis pada Pecandu Rokok. Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada: Buletin Psikologi, 37-50.
National Cancer Institute. (2011, Januari 12). Second Hand Smoke and Cancer.
Retrieved September 19, 2018, from National Cancer Institute:
https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-
prevention/risk/tobacco/cessation-fact-sheet
Nordqvist, C. (2015, July 13). What Chemicals Are in Cigarette Smoke. Retrieved
September 19, 2018, from Medical News Today:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/215420.php
Tobacco free kids. (2009). smoking's immediate effects on the body. Retrieved mei
12, 2018, from tobacco free kids:
https://www.tobaccofreekids.org/assets/factsheets/0264.pdf
Triandhini, R. (2013). Merokok dan Oksidasi DNA. Sains Medika, Vol 5 No 2, 113-
120.
Wahyudi, M. Z. (2015). Kerugian akibat Rokok 3,7 Kali Lebih Besar Dibanding
Cukai yang Diperoleh. Jakarta: Kompas.
World Heath Organization (WHO). (2018). Tobacco Breaks Heart: Choose Health
not Tobacco. Geneva: WHO.
PERILAKU MEROKOK
Efek yang paling ringan dari merokok adalah batuk, dimana batuk
dan zat iritan lainnya akan masuk kedalam paru-paru melalui peredaran
baik aktif maupun pasif. Selain itu, kandungan nikotin dalam rokok akan
masuk kedalam tubuh dan diedarkan keseluruh bagian tubuh yang akan
jantung coroner (Coronary Heart Disease - CHD), dan masih banyak lagi.
4. Efek Lainnya
seluruh organ tubuh. Hal ini dikarenakan oleh bahan-bahan kimia yang
Penyakit kanker yang diderita perokok sendiri berasal dari meningkatnya level
radikal yang menyebabkan kerusakan DNA yang diakibatkan oleh nikotin yang
berada didalam rokok. Kandungan zat kimia didalam asap rokok mengakibatkan
mutasi DNA yang akan merangsang pertumbuhan tumor.dan berujung pada penyakit
kanker.
D. Bahaya Asap Rokok Bagi Perokok Pasif
Perilaku merokok juga membunuh hampir enam juta orang setiap tahun, dan
600.000 diantaranya adalah perokok pasif. Penelitian yang dilakukan pada 2011 di
192 negara didapatkan data 40% anak-anak, 33% laki-laki dewasa yang tidak
merokok, dan 35% perempuan tidak merokok. Data tersebut adalah perokok pasif
yang terkena dampak dari asap rokok yang menyebabkan 379.000 kematian di Negara
tersebut akibat penyakit jantung (Valentino, 2013).
Paparan asap rokok terhadap perokok pasif dapat mengiritasi jalan napas dan
berefek langsung terhadap pembuluh darah dan jantung. Setiap tahunnya sebanyak
46.000 perokok pasif meninggal dunia di Amerika Serikat. Anak yang terpapar asap
rokok akan meningkatkan resiko sindrom bayi meninggal mendadak, infeksi telinga,
demam, pneumonia, bronchitis, dan asma. Terpapar asap rokok sejak anak-anak akan
memperlambat pertumbuhan paru-paru mereka dan dapat menyebabkan batuk, dan
perasaan sesak napas (National Cancer Institute, 2011).
Orang yang tidak merokok biasanya terpapar asap rokok ditempat-tempat
umum seperti rumah makan, kantor, pusat perbelanjaan, kendaraan umum, dan masih
banyak lagi. Paparan asap rokok ini akan berdampak penyakit kanker paru pada
seseorang yang tidak merokok. Resiko mereka menderita kanker paru meningkat
antara 20-30%, didapatkan data sebanyak 7.300 orang meninggal setiap tahunnya
akibat kanker paru di Amerika Serikat. Penyakit lainnya adalah iritasi mata, sakit
kepala, gejala penyakit di hidung, batuk, dan alergi, selain itu akan berefek pada
sistem kardiovaskular dan menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke (Naeem,
2015).
E. Bahaya Merokok Bagi Ekonomi
Hampir 80% dari satu milyar perokok aktif didunia berasal dari negara yang
berpendapatan menengah hingga rendah. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah
tidak hanya terbebani dengan pengeluaran untuk membeli rokok yang mereka
konsumsi, namun juga pengeluaran untuk pengobatan penyakit akibat rokok
(Valentino, 2013). Bukan hanya masyarakat, negara juga dirugikan akibat penyakit
yang ditimbulkan oleh rokok. Kerugian total akibat konsumsi rokok ditahun 2013
mencapai Rp.378,75 triliun. Kerugian berasal dari membeli rokok sebesar Rp. 138
triliun, menurunnya produktivitas karena sakit, disabilitas, bahkan kematian prematur
diusia muda (Wahyudi, 2015)
F. Manfaat Berhenti Merokok
Perilaku merokok sangat berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain
yang ada disekitar perokok, selain berbahaya dari segi kesehatan juga berpengaruh
terhadap ekonomi sang perokok. Menghentikan perilaku merokok akan sangat
bermanfaat, bukan hanya dari segi kesehatan tapi juga ekonomi, manfaat berhenti
merokok antara lain:
Manfaat berhenti merokok
Waktu setelah berhenti manfaat
20 menit - Menurunnya denyut jantung
12-24 jam - Menurunnya kadar karbon monoksida secara drastis
didalam tubuh
2-12 minggu - Berkurangnya resiko serangan jantung
- Meningkatnya fungsi paru yang mempermudah
gerak tubuh
1-9 bulan - Menurunnya batuk dan napas pendek
1 tahun - Menurunnya resiko penyakit jantung coroner secara
signifikan
5 tahun - Menurunnya resiko kanker mulut, tenggorokan, dan
stroke
10 tahun - Menurunnya resiko kanker paru, kanker kandung
kemih, kanker pancreas, serta gagal ginjal
15 tahun - Setelah berhenti selama 15 tahun maka resiko
kematian akan sama dengan seseorang yang tidak
pernah merokok
Sumber: Tobaccofreekids.org (2013)
Manfaat lainnya dari berhenti merokok adalah menghemat uang, jika satu hari
perokok menghabiskan Rp.20.000 untuk membeli rokok maka bisa menabung hingga
Rp.600.000 dalam satu bulannya. Biaya ekonomi global untuk rokok setiap tahunnya
sebanyak 1.4 triliun USD, termasuk biaya pengobatan akibat rokok sebanyak 400
milyar USD. Perokok yang berhenti merokok akan menghemat rata-rata 1000-1500
USD untuk biaya mrnghindar dari serangan jantung dan stroke (WHO, 2018).