Hubungan Care Giver Terhadap Status Gizi Dan Kualitas Hidup Lansia Pada Etnis Bugis
Hubungan Care Giver Terhadap Status Gizi Dan Kualitas Hidup Lansia Pada Etnis Bugis
(E-mail:neynakireina@yahoo.com)
ABSTRAK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosio-ekonomi berdampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, seiring dengan perubahan
demografi pertambahan penduduk lansia secara bermakna akan disertai oleh berbagai masalah dan
akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lansia. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya
pengaruh aktivitas fisik dan care giver pada kelompok lansia terhadap status gizi dan kualitas
kehidupan mereka.Desain penelitian ini adalah cross sectional study.Cara yang digunakan untuk
pengambilan sampel adalah purpossive sampling dan besar sampel ditentukan dengan menggunakan
Tabel Izaac Michael.Sampel diambil dari dua wilayah administrasi kabupaten yaitu kab.barru dan
kab.pangkajene kepulauan. Populasi target adalah lansia berusia ≥ 60 tahun dan populasi kontrol
berusia 50-59 tahun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia sudah tidak bekerja,
dan diasuh oleh pasangan hidup mereka (suami/istri). Rerata IMT lansia berada dalam status normal,
namun lansia dataran tinggi yang beraktivitas lebih banyak cenderung lebih kurus (x:19.31)
dibanding lansia dataran rendah (x:20.41), sedangkan asupan zat gizi lansia berada dibawah 80%
AKG. Sekalipuan tidak ada perbedaan yang signifikan (p:0.188) pada tiap kelompok care giver
terhadap status gizi, namun care giver yang masih memberikan hal positif terhadap status gizi adalah
jika lansia diasuh oleh pasangan dan menantu perempuan mereka.Care giver berhubungan positif
dengan kualitas hidup lansia (domain fisik) dengan nilai signifikansi p:0.032.Diperoleh kesimpulan
bahwa Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap status gizi dan kualitas
hidup, kelompok care giver juga tidak memberikan pengaruh positip terhadap status gizi lansia
namun care giver memberikan pengaruh positip pada kualitas hidup (domain fisik).
ABSTRACT
264
Lansia, care giver, status gizi, kualitas hidup ISSN 2252-5416
positive effect on the nutritional status of elderly but caregivers give a positive effect on the quality
of live specific for physical domain.
265
Nina Isywara K. Burhan ISSN 2252-5416
Status kesehatan pada lansia asupan zat gizi, pola makan dan kualitas
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidup lansia. Sedangkan pengukuran
asupan zat gizi. Kondisi yang tidak sehat, antropometri dilakukan untuk mengetahui
aktivitas fisik dan asupan makanan yang Indeks Massa Tubuh lansia, yaitu dengan
kurang baik adalah faktor utama melakukan penimbangan BB dan
penyebab gangguan status gizi dan pengukuran panjang dari tumit ke
penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu kemudian hasil pengukuran tinggi lutut
penelitian ini dilakukan untuk melihat dikonversi menjadi TB menggunakan
pengaruh aktivitas fisik dan pengasuh rumus chumlea.
serta asupan zat gizi terhadap status gizi
dan kualitas hidup lansia pada etnis Analisis data
Bugis. Data yang diperoleh sebelumnya
dilakukan proses editing, untuk meneliti
BAHAN DAN METODE kembali kuesioner apakah data yang di
Jenis dan lokasi penelitian inginkan sudah lengkap, terbaca dengan
Desain penelitian ini adalah cross jelas dan tidak meragukan, coding,
sectional study.Berkaitan dengan tujuan tabulasi dan selanjutnya di input kedalam
sampel diambil dari dua wilayah yang computer melalui program SPSS for
secara topografis berbeda tanpa merep- windows. Analisis dilakukan dengan
resentasi wilayah administrasi, untuk itu simplifikasi univariat, dilanjutkan dengan
dipilih wilayah topografi dataran rendah uji-uji bivariat sesuai skala ukur variable
dan wilayah topografi yang memiliki cirri dan tujuan analisis, sedangkan untuk
bukan dataran rendah (relative berbukit- melihat pengaruh variabel independen
bukit, dengan isolated area) yaitu terhadap variabel dependen digunakan
Kabupaten Barru dan Kabupaten analisis chi-square dan Nonparametric
Pangkajene kepulauan. test. Digunakan alfa 0.05, Hasil yang
diperoleh selanjutnya dinarasikan dan
Sampel diperjelas dengan tampilan grafik dan
Sampel dalam penelitian ini adalah table.
sampel yang ditentukan berdasar besaran
yang ditemukan pada desa terpilih yang HASIL
besarnya ditentukan menggunakan Tabel Hasil penelitian ini tidak merep-
Izaac Michael menggunaan tehnik resentasi sampel berdasarkan wilayah
purposive sampling.Sampel target adalah administrasi, tapi lebih berdasarkan
Lansia yang berusia ≥ 60tahun, dan karakteristik peubah bebas dan peubah
sampel kontrol adalah lansia yang berusia tergantungnya.
< 60 tahun, dapat berkomunikasi dan
bersedia atau disetujui oleh perawatnya Karakteristik responden
untuk menjadi peserta penelitian. Total sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang yang terdiri dari 34
Pengumpulan data (34%) laki-laki dan 66 (66%) perempuan.
Metode pengumpulan data Sebanyak 29 (29%) sampel berada pada
dengan cara wawancara kuesioner karak- kelompok kontrol usia < 60 6ahun dan 71
teristik umum, kuesioner pengasuhan, (71%) sampel berada pada kelompok
kuesioner food recall 24 hours dan food target ≥ 60 tahun. sebagian besar lansia
frequency, kuesioner pengukuran aktivi- tidak pernah bersekolah (71%) dan tidak
tas fisik WHOQOL serta pengukuran bekerja (64%), sebanyak 55 (55%) lansia
antropometri. Pengumpulan data meng- diasuh oleh pasangan hidup mereka
gunakan metode wawancara digunakan (suami/istri).
untuk mengetahui karakteristik umum,
266
Lansia, care giver, status gizi, kualitas hidup ISSN 2252-5416
Tabel 1. QOL Lansia ≥ 60 tahun berdasarkan klasifikasi di dataran tinggi dan dataran
rendah
Wilayah Total
Variable n Dataran tinggi n Dataran rendah
Domain kesehatan fisik (Q1)
Qol buruk 18 62.1 % 24 57.1 % 59.2 %
Qol baik 11 37.9 % 17 42.9 % 40.8 %
Total 29 100 % 41 100 % 100%
Domain psikologis (Q2)
Qol buruk 18 62.1 % 16 40.9 % 49.3 %
Qol baik 11 37.9 % 25 59.2 % 50.7 %
Total 29 100 % 41 100 % 100%
Domain hubungan social (Q3)
Qol buruk 2 6.9 % 3 7.1 % 7.0 %
Qol baik 27 93.1 % 38 92.9 % 93.0 %
Total 29 100 % 41 100 % 100%
Domain lingkungan (Q4)
Qol buruk 15 51.7 % 20 47.6 % 49.3 %
Qol baik 14 48.3 % 21 52.4 % 50.7 %
Total 29 100 % 41 100 % 100%
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 2. Rerata asupan zat gizi lansiadi dataran tinggi dan rendah
Zat Gizi Dataran Tinggi (X±SD) Dataran Rendah (X±SD)
Energi 842.7±220.9 1036.4±392.2
Protein 24.23±12.11 33.0±17.92
Lemak 10.54±8.3 20.38±17.4
Vit. A 405.2±305.7 621.1±498.2
Vit. D 8.0±4.77 7.96±5.37
Vit. E 2.4±0.9 3.2±1.4
Vit. C 25.27±17.9 27.79±36.4
Vit. B12 2.33±1.13 3.66±3.32
Vit. B1 0.31±0.12 0.39±0.15
Vit. B2 0.27±0.86 0.4±0.22
Vit. B3 6.9±2.89 7.3±3.4
Vit. B6 0.66±0.23 0.77±0.28
Asam Folat 57.8±23.0 78.7±64.4
Ca 142.5±173.0 305.8±512.7
Fe 2.56±0.85 3.52±2.1
Zn 2.61±0.75 3.7±2.0
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 3. Hubungan Status Gizi dan care giver pada Lansia (n:71)
IMT Total
Variable Kurang % Normal % Lebih % n % p
(n) (n) (n)
inggal sendiri 0 0% 3 75.0% 1 25.0% 4 100%
Suami/istri 2 6.25% 22 68.7% 8 25.0% 32 100%
Anak laki-laki 2 50.0% 2 50.0% 0 0% 4 100%
Anak perempuan 8 40.0% 10 50.0% 2 10.0% 20 100%
Menantu perempuan 0 0% 3 75.0% 1 25.0% 4 100% 0.18
Keluarga lain 2 33.3% 2 33.3% 2 33.3% 6 100% 8
Sumber : Data Primer, 2013
267
Nina Isywara K. Burhan ISSN 2252-5416
Tabel 4. Hubungan QOL (domain fisik) dan care givers lansia (n:71)
Tabel 5. Hubungan antara Status Gizi dan QOL pada Lansia (n:71)
Variable IMT
n Kurang n Normal n Lebih Total p
Domain kesehatan fisik
Qol buruk 13 86.7 % 24 57.1 % 5 35.7 % 59.2 % 0.019
Qol baik 2 13.3 % 18 42.9 % 9 64.3 % 40.8 %
Total 15 100 % 42 100 % 14 100% 100 %
Domain psikologis
Qol buruk 7 46.7 % 23 54.8 % 5 35.7 % 49.3 % 0.455
Qol baik 8 53.3 % 19 45.2 % 9 64.3 % 50.7 %
Total 15 100 % 42 100 % 14 100% 100 %
Domain hubungan sosial
Qol buruk 3 13.3 % 2 4.8 % 1 7.1 % 7.0 % 0.538
Qol baik 12 86.7 % 40 95.2 % 13 92.9 % 93.0 %
Total 15 100 % 42 100 % 14 100% 100 %
Domain lingkungan
Qol buruk 9 60.0 % 23 54.8 % 3 21.4 % 49.3 % 0.254
Qol baik 5 40.0 % 19 45.2 % 11 78.6 % 50.7 %
Total 15 100 % 42 100 % 14 100% 100 %
Sumber : Data Primer, 2013
268
Lansia, care giver, status gizi, kualitas hidup ISSN 2252-5416
Rerata asupan zat gizi dan Status gizi Hubungan kualitas hidup dan status gizi
lansia lansia
Tabel 2 menunjukkan rerata asupan Tabel 5 menyajikan hasil analisis
zat gizi makronutrien dan mikronutrien hubungan status gizi dan kualitas hidup
pada lansia dataran tinggi dan dataran menggunakan uji tabulasi silang chi-
rendah. Diperoleh hasil bahwa asupan zat square. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
gizi makronutrien dan mikronutrien baik lansia yang kualitas hidupnya buruk
lansia dataran tinggi dan lansia dataran sebagian besar adalah lansia yang
rendah berada dibawah standar AKG berstatus gizi kurang dan domain
yang di anjurkan. Lansia yang berstatus kesehatan fisik adalah satu-satunya
gizi normal sebesar 59.2 %, yang domain yang memberikan pengaruh
berstatus gizi kurang sebesar 21.1% dan langsung terhadap status gizi (p:0.019).
yang berstatus gizi lebih 19.7%.
Sedangkan berdasarkan pengelompokan PEMBAHASAN
umur diketahui lansia yang berada Penelitian ini menunjukkan bahwa
dikelompok umur kontrol (< 60 tahun) sebagian besar lansia yang bertempat
memiliki rata-rata IMT 22.28, dan lansia tinggal di dataran rendah memiliki
pada kelompok target (≥ 60 tahun) rata - kualitas hidup yang lebih baik dibanding
rata IMT 19.96. lansia dataran rendah. Penjelasan yang
mungkin adalahwalaupun dihipotesiskan
Hubungan status gizi dan care giver bahwa lansia dataran tinggi yang
Hasil uji hubungan status gizi dan memiliki aktivitas lebih banyak diha-
care giver menunjukkan bahwa rapkan memiliki status gizi dan kualitas
hubungan care giver terhadap status gizi hidup lebih baik dibanding lansia dataran
lansia tidak berbeda secara signifikan di rendah, namun kenyataan yang berbeda
setiap kelompok care giver (p:0.188), ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini
Sekalipun tiap kelompok care giver dikarenakan ketika lansia sudah dalam
perbedaannya tidak signifikan terhadap keadaan terikat dengan pengasuhnya,
status gizi lansia, namun pada tabel dapat karena aktivitas yang dilakukannya lebih
dilihat bahwa care giver yang masih terbatas termasuk untuk menyediakan
memberikan hal positif terhadap status makanan sangat tergantung pada siapa
gizi lansia adalah jika lansia diasuh oleh yang mengasuhnya. Di lain pihak, lansia
pasangan mereka, menantu perempuan di dataran rendah memiliki kelebihan
atau lansia yang hidup sendiri (Tabel 3). dalam mengakses pelayanan kesehatan,
lebih mudah mengakses pelayanan
Hubungan kualitas hidup dan care giver kesehatan dan perawatan kesehatan,
Tabel 4 menyajikan hasil analisis kemudahan mengakses informasi, begitu
hubungan QOL (domain fisik, domain pula dengan akses ke sumber pangan
psikologis, domain hubungan sosial, sedangkan lansia dataran tinggi meng-
domain lingkungan). Tabel menunjukkan alami kesulitan akses untuk mendapatkan
ada hubungan signifikan antara domain pelayanan kesehatan, informasi yang
fisik dan kelompok care giver (p:0.032), diterima sangat lambat dan akses ke
sedangkan untuk domain kualitas hidup sumber pangan lebih sulit.
lainnya tidak menunjukkan hubungan Perubahan psikologis yang terjadi
yang signifikan. Kelompok care giver pada lansia juga erat kaitannya dengan
seperti pasangan hidup (suami/istri), perubahan fisik, lingkungan tempat
masih menjadi kelompok yang paling tinggal dan hubungan sosial dengan
baik pengaruhnya terhadap kualitas hidup masyarakat. Penelitian ini serupa dengan
lansia. Untuk melihat hubungan antara penelitian yang dilakukan oleh Whiteet
kualitas hidup dan care giver digunakan al, 2009 mengatakan keterbatasan lansia
uji chi-square. dalam memenuhi aktivitas sehari-hari
269
Nina Isywara K. Burhan ISSN 2252-5416
dapat menjadi salah satu factor penyebab menderita status gizi kurang, dan hanya
menurunnya kualitas hidup Lansia. 23% yang status gizinya normal, sedang-
Hasil penelitian hubungan status gizi kan lansia yang hidup bersama keluarga
dan care giver menunjukkan bahwa dirumah mereka sendiri hanya 2% yang
hubungan caregiverterhadap status gizi menderita malnutrisi, gizi kurang 14%
lansia tidak berbeda secara signifikan di dan yang status gizinya normal sebanyak
setiap kelompok care giver (p:0.188). 83% (Pai, 2011).
Sekalipun tiap kelompok care giver Domain fisik meliputi kemampuan
perbedaannya tidak signifikan terhadap lansia melakukan aktivitas sehari-hari,
status gizi lansia, namun pada tabel dapat fungsi fisik lansia, tidur dan istirahat
dilihat bahwa care giver yang masih cukup serta kapasitas kerja yang mampu
memberikan hal positif terhadap status mereka lakukan masih sesuai dengan
gizi lansia adalah jika lansia diasuh oleh yang mereka harapkan (Dugaanet al,
pasangan mereka, menantu perempuan 2005). Hal ini lah yang dianggap lansia
atau lansia yang hidup sendiri sedangkan masih dapat dilakukan dan atau dipenuhi
persentasi lansia yang status gizinya oleh pengasuh/pasangan mereka, sehing-
normal lebih kecil pada lansia yang ga jumlah lansia yang diasuh oleh
pengasuhnya selain keluarga inti. pasangan memiliki kualitas hidup yang
Penjelasan yang mungkin adalah lebih baik sebab bagi lansia adanya orang
pengasuh lansia (suami/istri) memiliki kedua seperti pasangan hidup menjadi
pengetahuan yang lebih baik mengenai sangat penting bagi kualitas kehidupan
pasangan mereka, pasangan memiliki mereka, pasangan dianggap orang yang
informasi lebih mengenai kegemaran atau paling mengerti kehidupan mereka.Untuk
makanan yang boleh dan tidak boleh domain psikologis lansia yang hidup
dikonsumsi oleh lansia, informasi terkait sendiri dan diasuh oleh istri adalah lansia
dengan makanan yang sehat dalam rumah yang kualitas hidupnya lebih baik
tangga lebih banyak diketahui oleh dibanding persentasi lansia yang diasuh
pasangan sebagai care giver, dengan oleh keluarga lain namun kelompok care
demikian care giver yang memiliki giver tidak memiliki hubungan yang
pengetahuan tentang gizi yang baik bermakna terhadap kualitas hidup lansia
mempunyai kemungkinan yang lebih untuk domain psikologis.
besar mengasuh lansia secara lebih baik Domain psikologis meliputi kompo-
dan memberi dampak status gizi yang nen citra tubuh dan penampilan, perasaan
lebih baik pada lansia. negative dan positive, spiritual-agama,
Hasil pada penelitian ini berbeda kemampuan berpikir, belajar dan
dengan hasil dari beberapa riset yang mengingat. Penjelasan yang mungkin
telah dilakukan sebelumnya untuk adalah kodisi psikologis merupakan
menilai hubungan status gizi dan keadaan personal lansia, berbagai kemun-
pengasuhan pada lansia, diantaranya riset duran yang dirasakan dalam hidup lansia
di India yang dilakukan pada 210 orang dan keterbatasan untuk melakukan hal-
lansia yang berusia ≥ 60 tahun diamati hal yang sewaktu muda bisa dilakukan
selama 30 hari. Lansia dibedakan membawa lansia pada keadaan psikologis
berdasarkan tempat tinggal mereka, yang jelek sekalipun lansia berada dalam
sebanyak 108 orang tinggal di pantai keluarga yang mendukung mereka,
wreda dan 102 lansia tinggal di rumah terlebih lagi jika lansia diasuh oleh
sendiri. Hasil penelitian menunjukkan keluarga batih namun tidak mendapatkan
bahwa status gizi dari berbagai tempat dukungan yang baik. Kelompok Care
tinggal lansia memiliki hasil yang giver juga tidak memiliki hubungan yang
signifikan (p:0.001). Diketahui sebanyak bermakna terhadap kualitas hidup domain
19 % lansia yang bertempat tinggal di hubungan sosial, namun sebagian besar
panti menderita malnutrisi dan 57 % lansia memiliki kualitas hidup baik.
270
Lansia, care giver, status gizi, kualitas hidup ISSN 2252-5416
Hal serupa juga berlaku untuk panjang dari defisit primer dan defisit
domain lingkungan, namun untuk domain sekunder kemudian bila hal ini
lingkungan, lansia yang tinggal seorang berkelanjutan akan terjadi gangguan
diri memiliki persentasi kualitas hidup desaturasi zat-zat gizi secara gradual pada
buruk yang paling besar. Secara jaringan yang berlanjut pada terjadinya
keseluruhan hasil menunjukkan kecen- lesi biokimiawi dan pada kondisi akhir
derungan bahwa lansia yang diasuh oleh lesi anatomis yang memberi tanda (sign
keluarga inti memiliki kualitas hidup of deficiency disease) yang dapat dilihat
yang lebih baik dibanding lansia yang secara klinis atau secara antropometri.
diasuh selain keluarga inti. Berbagai Hubungan antara status gizi (IMT)
faktor yang membuat keluarga inti adalah dengan QOL (domain fisik) secara
pengasuh yang paling baik untuk lansia, deduktif analog dengan penjelasan dari
sebab keluarga menghargai kelanjutan Krhel and Hodgestersebut diatas.
hidup mereka, keluarga lebih memahami Kejadian serupa juga terjadi pada lansia.
kebiasaan dan tingkah laku yang khas Namun hubungan status gizi terhadap
pada lansia, keluarga juga lebih domain kualitas hidup lainnya, selain
memahami latar belakang lansia. domain fisik tidak signifikan, hal ini
Lansia yang diasuh oleh pasangan disebabkan karena adanya posisi yang
hidup memiliki kualitas hidup yang lebih nyaris invarian pada lansia kelompok
baik dibanding lansia yang diasuh oleh umur ≥ 60 yang membuat hubungan
kelompok pengasuh lainnya, juga antara status gizi dan kualitas hidup
pasangan hidup memberikan pengaruh menjadi tidak signifikan.
positif terhadap status gizi lansia. Salah satu indikator agar kualitas
Pasangan hidup lansia (suami/istri) hidup Lansia membaik adalah dengan
adalah care giver utama bagi lansia, terpenuhinya semua kebutuhan termasuk
pasangan lansia sebagai care giver utama kebutuhan akan makanan yang
sebesar 42% (istri 23% dan suami 19%) dikonsumsinya. Sebaliknya semakin baik
selanjutnya adalah anak mereka. kondisi psikososial semakin baik pula
Lansia yang masih memiliki konsumsi makanan lansia. Faktor
pasangan cende-rung sembuh lebih cepat fisiologi dan psikologi dapat mem-
dibanding lansia yang hidup sendiri, pengaruhi pemilihan terhadap makanan,
memiliki kesehatan mental yang lebih selain itu pengetahuan tentang makanan
baik, lebih senang bersosialisasi dan juga dapat mempengaruhi asupan.
umumnya memiliki kualitas hidup yang Faktor sosial juga memiliki
lebih baik dibanding lansia yang hidup pengaruh besar terhadap pemilihan
sendiri (GCN, 2010). Pengasuh lansia makanan.Budaya, geografi, dan keterse-
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan diaan makanan menentukan peningkatan
asupan zat gizi yang penting untuk atau pembatasan dalam pemilihan
keberlangsungan hidup lansia, menyiap- makanan. Status sosial ekonomi,
kan makanan, belanja ke pasar, perubahan ekonomi dan dukungan sosial
menyediakan obat-obatan, transportasi. memiliki pengaruh penting dalam
Lansia yang diasuh oleh keluarga inti membentuk pola makan yang sangat erat
memang diharapkan memiliki kualitas kaitannya dengan gizi dan penyakit
hidup yang lebih baik dibanding lansia (Rejeski, 2003). Penelitian di Iran
yang diasuh oleh selain keluarga menunjukkan bahwa status gizi lansia
inti(Wilsonet al, 2003). berpengaruh terhadap kualitas hidup.
Domainfisik kualitas hidup adalah Dilaporkan bahwa lansia yang menderita
satu-satunya domain yang berhubungan malnutrisi mengalami pening-katan
positip terhadap status gizi lansia. Status morbiditas, mortalitas dan menu-runkan
gizi bukanlah suatu produk sekejap atau kualitas hidup (Aliabadi, 2008 ).
seketika melainkan suatu perjalanan
271
Nina Isywara K. Burhan ISSN 2252-5416
272
Lansia, care giver, status gizi, kualitas hidup ISSN 2252-5416
Waaler, Nina. (2007). It’s Never Too White, Siobhan et al. (2009). Physical
Late: Physical Activity and Elderly activity and quality of life in
People. Norwegian Knowledge community dwelling older adults.
Centre for the Health Services. Biomed Central. 2009. Health
Watanabe, H et al. (2010). Quality of life, Quality Life Outcomes. 2009; 7.
knee function, and physical activity Wilson MMG, Morley JE.(2003). Aging
in Japanese elderly women with and energy balance. J Appl Physiol
early stage knee osteoarthritis. 2003; 95: 1728-36).
Journal of Orthopedic Surgery 2010;
18: 31-4.
273