Anda di halaman 1dari 23

LITERATUR REVIEW

Pemberian Early Enteral Nutrition Pada Pasien Kritis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas


Profesi Ners Keperawatan Kritis dan Gadar

Oleh :
Adriana Boreel S.Kep. (30190119003)
Arianja S.Kep. (30190119049)
Desi Hapsari K.N. S.Kep. (30190119031)
Marchella Dwikharta S.Kep. (30190119037)
Margaretha Suryati S.Kep. (30190119017)
Mega Diana Haba Ora S.Kep (30190119020)
Yosef Gillberto Ngeda S.Kep. (30190119027)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2019
Literature Review
Pemberian Early Enteral Nutrition Pada Pasien Kritis

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik (WHO, 2010). Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 340/MENKES/PER/III/2010).
Pasien kritis adalah pasien yang secara fisisologis tidak stabil, sehingga
mengalami respon hipermetbolik kompleks terhadap trauma, sakit yang
dialami akan mengubah metabolism tubuh, hormonal, imunologis, dan
homeostatis nutrisi. Pada pasien dengan sakit kritis yang dirawat di ruang
Intensive Care Unit (ICU) mengalami kegagalan multi organ, menggunakan
ventilator, memerlukan support teknologi dan sebagian besar menghadapi
kematian. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi untuk melepas ketergantungan ventilator, memepercepat
penyembuhan dsan memperpendek hari rawat. Namun selama ini, hal tersebut
tidak banyak diperhatikan karena menjadi focus perawatan adalah
mempertahankan homeostatis tubuh (Menerez, 2012).
Pasien kritis membutuhkan dukungan organ vital, tetapi sebagian besar
mengalami anoreksia serta tidak dapat makan secara fisiologis melalui mulut
pada periode waktu tertentu. Respon katabolic pada penyakit kritis lebih
dominan daripada respon yang timbul pada orang sehat yang berpuasa. Hal ini
terjadi karena deficit energy pada pasien akut sering disertai dengan
imobilisasi dan diperberat dengan stress karena proses inflamasi dan hormonal
(Casaer MP, 2014).
Pemberian dukungan gizi optimal selama kondisi kritis merupakan tujuan
dasar perawatan yang memerlukan penilaian kebutuhan energy dan penyedian
makronutrien dan mikronutrien yang optimal. Dukungan nutrisi merupakan
komponen penting dalam perawatan pasien kritis. Malnutrisi telah dikaitkan
dengan hasil buruk diantara pasien di unit perawatan intensif (ICU), seperti
yang ditunjukan oleh peningkatan morbiditas, mortalitas dan lama tinggal
(Khalid Imran, 2010).
Pada pasien yang terjadi penurunan kesadararan cenderung mengalami
stress ulcer, stress ulcer ini merupakan gangguan pada gaster dimana terjadi
peningkatan asam lambung dan mual muntah dan dampak yang lebih serius
yaitu perdarahan pada mukosa lambung/gaster. Nutrisi enteral ini adalah
pemberian nutrisi melalui saluran pencernaan, untuk mempertahankan nutrisi
pasien tetap terpenuhi, pemberian nutrisi enteral ini dapat memperbaiki
saluran pencernaan sehingga tidak terjadi gangguan pada saluran pencernaan
dan nutisi tetap adekuat (Indira, 2017).

2. Tujuan
Tujuan dari literature review ini adalah memberikan gambaran dan
perkembangan isu serta mengidentifikasi metode pemberian nutrisi secara dini
pada pasien kritis di ruang Intensive Care Unit (ICU) sesuai kondisi
penyakitnya.

B. METODE
1. Desain
Penulisan artikel ini merupakan bentuk rangkuman dan hasil sintesis dari
berbagai penelitian ilmiah yang telah dipublikasikan dan menunjukan hasil
yang relevan tentang pemberian nutrisi secra dini pada pasien kritis di ruang
ICU, sehingga metode penulisan dalam pembuatan artikel ini adalah
Literature Review.
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Tipe Study
Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian dengan deskriptif
kuantitatifMetode penelitian dengan menggunakan cros section
merupalkan metode yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan klinis
pemberian early enteral nutrition pada pasien kritis di ICU.
b. Tipe Responden
Tipe responden dalam literature review ini merupakan pasien kritis di
ruang ICU (tipe yang tidak dibatasi pada karakteristik penyakit tertentu).
c. Tipe Outcome yang diukur
Outcome yang diukur adalah untuk mempelajari atau mereview mengenai
pemberian nutrisi secara dini pada pasien kritis di ruang ICU.
3. Strategi Pencarian Literature
Literature review ini dilaksanakan dengan melakukan penelusuran artikel
publikasi pada google scholar, NCBI PubMed, dan Mendeley dengan kata
kunci yang digunakan berdasarkan pertanyaan klinis yaitu: “Pemberian Early
Enteral Nutrition Pada Pasien Kritis Di ICU.”
Penelusuran literatur dibatasi pada terbitan 2009 – 2019 yang dapat
diakses fulltext dalam format PDF. Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian
yang berupa deskriptif kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas
pemberian early enteral nutrition pada pasien kritis di ICU.
4. Metode Pengkajian Kualitas Studi
Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan penulis dengan
harapan dari banyak penelitian tersebut didapatkan sebuah kesimpulan yang
nantinya menjadi dasar dalam melakukan praktek keperawatan di rumah sakit,
masyarakat maupun komunitas. Kriteria inklusi yang kami tentukan adalah
perawat yang memberikan nutrisi enteral dan pasien kritis di ruang ICU
sesuai kondisi penyakit yang dialami.
5. Cara Ekstraksi Data
Data-data dari hasil temuan tersebut akan diekstraksi terlebih dahulu untuk
memudahkan penulis dalam proses analisis selanjutnya. Kolom ekstraksi data
terdiri dari kolom (1) Judul penelitian, peneliti, tahun & sumber publikasi (2)
tujuan, (3) sampel, (4) metode penelitian, (5) Hasil penelitian.

6. Sintesis Data
Pertanyaan klinis pada artikel ini didasari pada format PICO seperti yang
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Analisa PICO

P (Populasi) Perawat dan Pasien

I (Intervensi) Pemberian Early Enteral Nutrition

C (Comparation) Pemberian Nutrisi Parenteral

O (Outcome) Menurunkan angka morbiditas, mortalitas dan lama


rawat pasien di ruang ICU

Berdasarkan format PICO di atas, maka pertanyaan klinis yang dapat


disimpulkan adalah “Tentang Pengaruh Pemberian Early Enteral Nutrition
Pada Pasien Kritis di ruang ICU.” Langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan screening untuk mendapatkan artikel yang full-text dalam bentuk
pdf dan dari tahun 2010 – 2019.

Jurnal yang terindentifikasi dari hasil


pencarian bulan November 2019
(n=25)
Google Scolar : 10
NCBI : 9
PubMed : 6
Hasil skrining abstrak berdasarkan
judul sehingga membuang jurnal
yang tersisa
(n=12)

Jurnal yang dijadikan sumber dalam Analisa metode dan tujuan penelitian
sistemik Literature Review tidak sesuai n=3
(n=8)

Gambar 1 : Flowchart Literatur Reviewe


No Judul Penelitian Tujuan Sampel atau Metode Intervensi Hasil
Partisipan Penelitian
1. Enteral nutrition in Tujuan dari Pra: 33 pasien Desain kuantitaf, Untuk mengidentifikasi Dari hasil jurnal ini di
critically ill adults : tinjauan literatur Posting: 18 pasien pra dan pasca dan menerapkan praktik temukan bahwa 83%
Literature Review of ini adalah untuk Penggunaan terbaik. Untuk pasien menerima EN dalam
protocols. Elizabeth menentukan protokol EN menyelidiki efek protokol waktu 48 jam setelah
A. et all, 2019. keadaan terkini EN dalam mengurangi intubasi, meningkat dari
Wellyonlinebrog.com dari ilmu keterlambatan dalam pra-implementasi.
/journal/nicz mengenai memberi makan dan Implementasi protokol
protokol berbasis meningkatkan asupan yang digerakkan oleh
bukti untuk kalori perawat oleh Friesecke et
administrasi dan al3 juga mengamati
manajemen EN peningkatan hingga 64%
pada pasien yang dalam jumlah pasien yang
sakit kritis. menerima EN dalam 24
jam masuk, dengan rata-
rata dalam 28 jam masuk.
protokol yang dirawat
dapat menghasilkan
kepatuhan yang lebih
tinggi dan efektivitas yang
lebih besar daripada
protokol yang tidak
didorong oleh perawat.
Yang terpenting, praktik
saat ini harus selaras
dengan bukti terbaik.
Kesimpulannya :
Menetapkan dan
mengimplementasikan
kedua inisiasi dini EN dan
titrasi cukup untuk tujuan
yang penting untuk
mencapai keuntungan gizi
yang maksimal.

2. Optimal timing for Untuk 4640 pasien dari Percobaan acak Para penulis mengacak Hasil penelitian
the initiation of mengetahui beberapa rumah multicenter atau 4640 pasien yang berisiko menunjukkan bahwa
enteral and parenterl apakah sakit metode random kekurangan gizi dan kelompok inisiasi lanjut
nutrition in critical pemberian awal sampling memiliki EN yang tidak memiliki peluang lebih
medical and surgical awal atau akhir cukup ke dalam kelompok besar untuk dikeluarkan
conditions. Jose E., et PN memberikan yang menerima nutrisi hidup-hidup dari unit
all. 2012. hasil klinis yang parenteral yang dimulai perawatan intensif (rasio
lebih baik pada baik awal (yaitu, dalam bahaya, 1,06; 95% CI,
pasien yang sakit waktu 48 jam setelah 1,00-1,13; P¼ 0,04) dan
kritis. masuk ke unit perawatan rumah sakit (rasio bahaya,
intensif; n. 2312) atau 1,06; 95% CI, 1,00-1,13;
terlambat (yaitu, pada hari P¼ 0,04). Selain itu,
ke 8). penerimaan; n¼ kelompok inisiasi lanjut
2328) memiliki lebih sedikit
komplikasi infeksi (22,8%
berbanding 26,2%, P¼
0,008) dan tinggal lebih
sedikit hari dengan
ventilasi mekanis.
Akhirnya, biaya berkurang
secara signifikan pada
kelompok inisiasi akhir.

Para penulis
menyimpulkan bahwa
pemberian PN awal untuk
melengkapi EN yang tidak
mencukupi selama minggu
pertama setelah masuk ke
unit perawatan intensif
pada pasien yang sakit
parah yang berisiko
kekurangan gizi tampaknya
lebih rendah daripada
strategi menahan PN
sampai hari ke 8, sambil
menyediakan vitamin,
elemen jejak, dan mineral

3. Does Enternal Untuk melihat Populasi pada Menggunakande Intervensi dengan Dari 13 studi penelitian
Nutrition Compared serta penelitian ini sain penelitian: menggunakan nutrisi yang dipilih didapatkan
to Pariental Nutrition membandingkan yaitu pasien uji klinis acak dengan terapi enteral dan hasil bahwa Nutrisi
Result In Better efek dari metode dewasa kritis dan meta analisis parienteral enternal lebih baik
Outcomes in Critical nutrisi enteral yaitu berjumlah uji coba diberikan dari pada
III Adult Patients. dan parenteral 827 responden terkontrol pariental dalam penurunan
Gramlich, et all. 2014 pada pasien yang dipilih penelitian infeksi dengan hasil ρ =
kritis di ruangan secara acak. mengunakan 0,04 interval kepercayaan
intensif (13 studi 95%, tetapi tidak ada
penelitian) dalam perbedaan yang signifikan
studi penelitian pada tingkat kematian
ini dilakukan (resiko relitif:p=1,08) dan
secara acak juga tidak ada perbedaan
yang signifikan antara
jumlah lama perawatan
pasien yang menggunakan
ventilator pada kedua
pemberian Nutrisi ini
dengan hasil p = 0,07.
4. Hubungan pemberian Untuk Populasi : 44 Menggunakanpe Latihan napas secara Berdasarkan hasil uji
Early Enternal mengetahui pasien yang nelitian teratur selama 20 menit statistik chi-scuare
Nutrition dengan hubungan dirawat di observasi sebelum dan sesudah didapatkan tidak ada
rawat inap pasien pemberian Early ruangan ICU dengan desain perawatan luka selama 3 hubungan yang signifikan
Intensive Care di Enternal penelitian kali dalam sehari. antara pemberian early
Rumah Sakit Umum Nutrition kohort Enternal Nutrition dengan
Daerah Muntilan terhadap lama prespective lama dirawat diruangan
Kabupaten Megelang rawat inap di study dengan intensif p=0,310, justru
ruangan ICU. kontrol internal. responden dengan delayed
enternal early lebih dari 3
hari setelah masuk ICU
memiliki rawat inap di ICU
yang lebih lama.
5. Knoweledge of Untuk menilai Populasi Metode Pengisian kuesioner Ditemukan bahwa
Intensive Care pengetahuan sebanyak 115 Deskriptif kepada perawat ICU pengetahuan perawat
Nurses Regerding the perawat di unit kuesioner dan Kuntitatif dan mengenai pengetahuan mengenai waktu inisiasi
Monitoring ofEarly intensif (ICU) distribusikan desain Cross Early Enteral Nutrition di Early Enteral Nutrition
Enteral Nutrition. mengenai Early kembali 70 sectional rumah sakit umum dan secara signifikan lebih
Mooi, et all. 2018 Enteral kuesioner. swasta tinggi (ρ : 0.008).
Nutrition
6. Early Enteral Mengetahui 1174 pasien yang Analisis Pemberian Early Enteral Hasil dari penelitian ini
Nutrition and pengaruh menggunakan Restropektif Nutrition pada 707 pasien didapatkan bahwa hari
Outcame of critically pemberian Early ventilasi mekanik dikumpulkan (dalam waktu 48 jam) dan perawatan intensif dan
Ill Patients Treated Enteral dan dirawat secara prospektif pemberian nutrisi enteral angka kematian di rumah
with Vasopressons Nutrition dengan diambil dari data yang terlambat pada 467 sakit lebih rendah pada
and Mechanical terhadap pasien vasopresor. multi institusi pasien ( setelah 48 jam) kelompok yang diberikan
Ventilaor. Imron kritis yang Dua kelompok data ICU Early Enteral Nutrition
Khalid. et all. 2017. haemodinami perlakuan : (22,5% vs 28,3%, p ; 03
American Journal of tidak stabil - 707 pasien dan 34,0% vs 44,0%, p : <
Critical Care diberikan 001)
Early Enteral
Nutrition
- 467 pasien
diberikan
nutrisi enteral
yang
terlambat

7. Early vs Delayed Mengevaluasi 36 pasien Prospektif, studi Pemberian nutrisi enteral Hasil penelitian ini
enteral nutrition in efek Early observasional di melalui nasogastrik pada 2 membuktikan bahwa
critically ill medical Enteral rumah sakit kelompok : dengan pemberian nutrisi
patients. Woo SH., et Nutrition pada - 18 pasien diberikan enteral secara dini dapat
all. 2010 lama rawat nutrisi enteral secara menurunkan lama hari
pasien di ruang dini dalam waktu 24 rawat di ruang ICU,
ICU jam lama rawat. mengurangi waktu
- 18 pasien diberikan pemakaian ventilatror,
nutrisi enteral menurunkan angka
terlambat, setelah 24 kejadian Pneumonia baru,
jam lama rawat. dibandingkan dengan
pemberian nutrisi enteral
yang ditunda.

8. Early enteral Untuk 153 pasien Multicenter Pemberian nutrisi enteral Hasil penelitian didapatkan
nutrition in burns: mengevaluasi dengan prospetif dengan pada 2 kelompok : pemberian Early enteral
compliance with kepatuhan menggunakan studi observasi - 123 pasien (80%) Nutrition lebih rendah
guidelines and pedoman ventilasi mekanik diberikan nutrisi waktu rawat (LOS) di ICU
associated outcomes. pemberian dengan usia rata- enteral secara dini dan mengurangi risiko
Mosier, Pham, et all. Early Enteral rata 41 tahun dalam waktu 24 jam infeksi serta tanpa
2011 Nutritions - 30 pasien diberikan peningkatan adanya
nutrisi enteral komplikasi.
tertunda, setelah 24
jam
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis literuture riview, didapatkan 25 jurnal yang dianalisis
berdasarkan abstrak didapatkan 12 jurnal peneltian, dan berdasarakan metode
penelitian 8 jurnal penelitian, design penelitian/metode penelitian yang digunakan
yaitu crosssectional dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Design penelitian
yang digunakan merupakan rangkuman dari hasil sintesis dari berbagai penelitian
ilmiah yang telah dipublikasikan dan menunjukan hasil bahwa ada efek yang baik
dengan pemberian early enteral nutrition terhadap hari perawatan, komplikasi
infeksi, kematian dan mendapatkan nutrisi yang maksimal.

Asupan nutrisi pasien kritis penting dalam manajemen pasien-pasien yang


dirawat di unit intensif. Pasien dengan kondisi kritis rentan untuk mengalami
malnutrisi selama perawatan. Hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi yang
meningkat akibat kondisi sakitnya namun kemampuan pasien untuk memperoleh
nutrisi secara mandiri terganggu. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi proses
penyembuhan dan pemulihan pasien. Oleh sebab itu, perhatian terhadap asupan
nutrisi pada pasien kritis sangatlah penting.
1. Pengertian Early Enteral Nutrition
a) Nutrisi enteral merupakan metode pemberian nutrisi pilihan selama
sakit kritis. Nutrisi enteral dapat mempertahankan dan memperbaiki
integritas gastrointestinal dan mengurangi timbulnya kegagalan multi
organ. Nutrisi enteral bersifat fisiologis dan terbukti efektif mengurangi
risiko infeksi nosokomial yang
banyak ditemukan pada pemberian nutrisi secara parenteral (Heyland
DK., 2013). Pada pasien yang tidak toleransi pada pemberian makanan
melalui lambung atau dianggap berisiko tinggi mengalami aspirasi,
pemberian nutrisi secara enteral dilakukan langsung ke dalam usus kecil
melalui pembedahan.
b) Nutrisi enteral merupakan nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak
dapat memenuhi nutrisi melalui rute oral, nutrisi enteral ini dapat
diberikan pada pasien dengan kondisi diabetes melitus, penyakit
gastroentestinal dan hati, penyakit neurologi, kanker, sepsis, penyakit
PPOK, ginjal kronik, HIV, Geridiatri serta penyakit jantung. Rute
pemberian nutrisi enteral ini juga dapat dilakukan melalui bolus atau
lewat infus dan melalui NGT, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Fathan, (2018), dikatakan bahwa pemberian nutrisi enteral pada pasien
sepsis yang melewati NGT lebih efektif dan efisien dibandingan
dengan melalui lobus. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
nutrisi enteral (NGT) pada pasien dengan kondisi peningkatan asam
langbung dapat memicu terjadinya mual muntah ditakuti akan memiliki
resiko aspirasi. Faktor selanjutkan yang menghambat pemberian nutrisi
enteral ini yaitu perdarahan gaster/lambung dapat mengakibatkan
ketidakcukupan pemenuhan nutrisi dan berisiko terjadi malnutrisi
(Ziegler, 2010). Faktor selanjtnya lagi yang menghambat pemberian
enteral nutrisi ini yaitu kalori, kalori sangat diperlukan secara signifikan
karena apabila nutrisi enteral ini diberikan tanpa tidak diperhatikan
jumlah dan kebutuhan kalori pasien akan berdamapak pada
ketidakcukupan nutrisi pasien (Marino, 2014).
Pasien kritis harus diperhatikan asupan nutrisi, apabila selama dirawat pasien
kritis asupan nutrisi tidak adekuat maka dapat terjadi malnutrisi. Malnutrisi
selama perawatan akan mempunyai dampak yang buruk pada pasien. malnutrisi
dapat menyebabkan meningkatnya mobidibitas, mortalitas, biaya perawatan,
Length Of Stay (LOS) atau lama perawatan serta tingkat readmisi yang tinggi.
Kejadian malnutrisi di rumah sakit cukup besar. Di Negara-negara maju, angka
malnutrisi di rumah sakit adalah 11-45% dan di negara berkembang, angka
prevalensi malnutrisi dapat mencapai 30-50%. Sementara pada Negara
berkembang di Asia angka kejadian malnutrisi rumah sakit dapat mencapai 40%
(Tenner S., 2013).
Pemberian nutrisi enteral secara berkelanjutan dalam volume kecil (tropic
feeding) untuk mencegah atrofi mukosa usus telah menjadi pengobatan
pasienkritis. Penelitian pada hewan menunjukkan efek tropic feeding dapat
menjaga fungsi sel epitel intestinal. Nutrisi enteral dini dapat ditoleransi dengan
baik oleh pasien dan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
target kalori, sehingga pasien dapat memenuhi kebutuhan gizi dan membantu
proses penyembuhan pasien. Penelitian kami menunjukkan bahwa nutrisi enteral
dini pada pasien kritis berhubungan dengan tingkat kematian yang jauh lebih
rendah selama perawatan di ruang ICU (Dwijayanti, 2018). Pemberian nutrisi
enteral lambat memiliki risiko 14 kali lebih tinggi akan meninggal selama
perawatan di ruang ICU dibandingkan pasien yang mendapatkan nutrisi enteral
dini (Dwijayanti, 2018).
Pemberian nutrisi enteral dini bermanfaat untuk pasien kritis di ruang ICU
yang dirawat karena berbagai faktor. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien
akan mengalami kelaparan jaringan dalam periode 12 jam setelah cedera dan akan
menghabiskan antioksidan jaringan, sedangkan pemberian makanan seawal
mungkin setelah cedera membantu mempertahankan tingkat antioksidan tubuh
(Briassoulis GC, 2003 dalam Dwijayanti, 2018). Pada pasien bedah pasca operasi
pemberian nutrisi enteral segera setelah operasi dapat memperbaiki sintesis
protein yang diperlukan untuk penyembuhan luka.
Penelitian yang lain menunjukkan nutrisi enteral yang diberikan sejak dini
mencegah atrofi usus dan hilangnya villi-villi usus dan berfungsi
mempertahankan fungsi penghalang usus. Hilangnya fungsi penghalang usus
diyakini sebagai penyebab utama respon inflamasi sistemik yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kegagalan organ multipel. Rusaknya fungsi penghalang usus
akan mengakibatkan terjadinya sepsis. Sepsis diakibatkan oleh translokasi bakteri
dimana bakteri atau lipopolisakaridausus (LPS) diperkirakan memasuki aliran
darah dan sebagai pemicu produksi sitokin inflamasi, respon imuno inflamasi
sistemik, dan komplikasi septik pada pasien yang sakit kritis. Pemberian nutrisi
enteral awal menjaga jaringan limfoid yang berhubungan dengan usus, fungsi
penghalang usus, dan kemampuan untuk mendetoksifikasi lipopolisakarida.
Secara khusus pemberian nutrisi enteral dini dapat mempertahankan alkali
fosfatase usus, dan ini berfungsi untuk menetralisir lipopolisakarida.
Pemberian nutrisi enteral dini yang agresif telah terbukti meningkatkan
asupan protein sehingga menghasilkan keseimbangan protein yang lebih baik,
yang diinginkan selama fase akut untuk respon stres.Sebelum memulai nutrisi
enteral, beberapa rumah sakit memulai dengan pemberian makanan kecil.
Pemberian nutrisi dengan metode ini diperkirakan memiliki beberapa manfaat
terhadap sistem gastrointestinal ataupun secara sistemik. Dibandingkan dengan
pasien yang dipuasakan, pemberian nutrisi enteral dapat mempertahankan fungsi
system gastrointestinal dan struktur mikrovili usus, merangsang sekresi enzim
dari usus, peptide endogen, dan sekresi Imunoglobulin A (IgA) dan garam
empedu, menjaga sel epitel, meningkatkan motilitas usus, dan meningkatkan
aliran darah usus sehingga mencegah hipoksia jaringan usus. Efek local ini
mengurangi peradangan sistemik dengan membantu mencegah translokasi bakteri
atau produk bakteri melintasi penghalang epitel intestinal dan masuk ke sirkulasi.
Pemberian Early Enteral Nutrition (EEN) dapat dimulai dengan tingkat
yang rendah atau laju lambat (10-20 ml/jam) pada pasien kritis. Efek
menguntungkan pada pemberian EEN salah satunya adalah pengurangan atau
pencegahan infeksi, serta pada pasien dengan Pankreatitis Akut yang parah dan
pasien post operasi saluran pencernaan. Pemberian EEN dapat dilakukan
penundaan pada pasien dengan syok yang tidak terkontrol (haemodinamik tidak
stabil), perfusi jaringan tidak terpenuhi meskipun pasien telah mendapatkan
cairan dan terapi vasopresor, hipoksemia yang tidak terkendali, asidosis,
perdarahan sistem gastrointestinal atas yang tidak terkontrol, iskemik pada usus,
obstruksi usus, sindrom kompartemen, dan produksi cairan lambung > 500
ml/6jam (Annika RB., et all, 2017).

D. PENUTUP
1. Simpulan
Intervensi keperawatan pada pasien kritis dapat dilakukan dengan pemberian
nutrisi enteral secara dini. Literatur review ini menunjukan bukti bahwa
nutrisi pasien kritis dalam bentuk enteral dini lebih utama dibandingkan
dengan nutrisi parenteral. Pemberian dukungan nutrisi dapat diberikan 24-48
jam setelah pasien masuk dan ditingkatkan untuk mencapai target dalam tujuh
hari. Diperlukan pemantauan secara ketat dan perhatian sesuai dengan
kondisi pasien. Perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi untuk mengurangi
tingkat morbiditas, mortalitas dan lama rawat pasien kritis di ruang ICU.

2. Saran
a. Bagi literatur review selanjutnya
Melihat pentingnya pemberian nutrisi enteral secara dini pada pasien
kritis. Disarankan pada Literatur review selanjutnya untuk melanjutkan
intervensi pemberian nutrisi pada pasien kritisyaitu penghitungan
kebutuhan gizi harian pada pasien kritis.

b. Bagi Rumah Sakit


Hasil Literatur Reviewini dapat digunakan sebagai bahan informasi
pengetahuan dan salah satu rujukan bagi Rumah Sakit Santo Borromeus
sebagai salah satu program pemberian nutrisi enteral secara dini yang
diterapkan kepada pasien kritis.
DAFTAR PUSTAKA

Artinian, Vasken, et all. (2011), Effect Of Early Enteral Feeding On The Outcomes
Of Critically III Mechanically Ventilated Medical Patients. Depertement
Of Internal Medicine. Diakses, 20 November 2019 Pukul 10.10 Wib

Blaser, Annika, et all. (2017). Early Enteral Nutrition In Critically ILL Patients:
ESICM Clinical Practice Guidelines. Springer: Estonia. Diakses, 25
November 2019 Pukul 12.00 Wib

Gramlich, et all. 2014. Does Enternal Nutrition Compared to Pariental Nutrition


Result In Better Outcomes in Critical III Adult Patients. America Burn
Asssociation. Diakses, 20 November 2019 Pukul 10.45 Wib

Jordan, Elisabeth. (2019). Enteral Nutrition In Critically ILL Adults: Lite rature
Riview Of Protocol. Wiley, Diakses, 20 November 2019 Pukul 10.05 Wib

Nascimento, Jose. (2012). Optimal Timing For The Initiation Of Enteral And
Parenteral Nutrition In Critical Medical And Surgical Conditions.
Ensevier: Brazil. Diakses, 20 November 2019 Pukul 09.00 Wib

Mooi, Nomaxabiso. (2018). Knowledge Of Intensive Care Nurses Regarding The


Monitoring Of Early Enteral Nutrition. Africa: Unisa. Diakses, 20
November 2019 Pukul 10.00 Wib
Mosier, Michael, et all..(2011). Early Enteral Nutrition In Burns: Compliance With
Guidelines And Associated Outcomes In A Muticenter Study. America
Burn Asssociation. Diakses, 20 November 2019 Pukul 10.30 Wib

Suriyani, Indira, dkk. (2017). Hubungan Pemberian Nutrisi Enteral Nutrition


Terhadap Lama Rawat Inap Pasien Intensive Care Unit Di Rumas Sakit
Umum Daerah Mutilan, Kabupaten Megelang. Diakses, 20 November
2019 Pukul 12.05 Wib

Syam, Ari, dkk. (2012). Konsensus Nutrisi Enteral Dan Parenteral Pada Bidang
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia (PAPDI), Diakses, 26 November 2019 Pukul 19.00 Wib

Woo, Susan, et all. (2010). Early vs Delayed Enteral Nutrition In Critically III
Medical Patients. Sage: America. Diakses, 20 November 2019 Pukul 10.45
Wib

Anda mungkin juga menyukai