DISUSUN OLEH :
RIZKI PUJIANTO
190104082
ANALISA DATA
DO:
- Pasien selalu menjawab dengan berbicara
lambat, dan nada suara pelan.
- Kurangnya kontak mata saat di ajak berbicara.
- Pasien lebih sreing terlihat berdua dengan
sebayanya di ruangan.
- Pola koping pasien adalah maladatif, yaitu
menyendiri. Saat pasien merasa gelisah maupun
bingung, pasien lebih banyak sendiri.
- Pasien saat makan dan minum, tampak
menyendiri berbicara sendiri, menangis tanpa
sebab dan melukai diri sendiri apabila di sangkal.
Jawab: Terapi modalitas keperawatan jiwa yang digunakan untuk diagnosa Harga
Diri Rendah yaitu dengan menggunakan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
stimulasi persepsi merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
pada seklompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama dan
memberikan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan sharing mengenai
masalah yang sama dan cara penyelsaian masalah yang potensial. Dengan demikian
terpai ini dapat menjadi terapi modalitas utuk pasien dengan harga diri rendah.
Jawab : Dari analisa yang dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien tidak
bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang lain karena merasa tidak percaya
diri dan lebih memilih untuk diam dan menulis isi pikirannya di buku diary, dari
dasar permasalahan yang ada pada pasien dapat dilakukan terapi yang dapat
meningkatkan interaksi pasien terhadap orang lain sehingga dapat mengungkapkan
isi pikirannya. Pasien cenderung dekat dengan orang sebaya dengannya hal ini
menunjukan bahwa pasien sebenarnya ingin bersosialisasi dengan orang lain.
Tujuan saya memilih Terapi Aktivitas Kelompok ( Stimulasi Persepsi ) karena
telah terbukti efektif dalam meningkatkan Harga Diri Rendah. TAK stimulus
persepsi yang diberikan dapat membuat individu mempunyai kemampuan untuk
menyelsaikan masalah yang di akibatkan oleh paparan stimulus kepadanya dengan
demikian harga diri pasien atau individu secara kognitif meningkat. Dari jurnal
dengan judul ”Upaya Peningkatan Harga Diri Rendah Dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (Stimulasi Persepsi) Di Ruang Sub Akut Laki Rskd Provinsi Maluku” di
dapatkan hasil bahwa harga diri rendah Tn. Y sebelum diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok (Stimulasi Persepsi) skor 19 dengan menggunakan Rosenberg Self
Esteem Scale, dan setelah diberikan Terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi)
harga diri Tn. Y meningkat menjadi harga diri sedang dengan skor 24
menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale. Dengan demikin Tn. Y menunjukan
tercapainya kriteria intervesi yang diharapkan, yaitu meningkatnya harga diri.
ANALISIS PICO
P : Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dengan studi kasusyaitu dengan pendekatan asuhan keperawatan jiwa pada
Tn.Y dengan harga diri rendah dalamupaya peningkatan harga diri dengan
terapi aktivitas kelompok (Stimulasi persepsi) di ruangan asoka(sub akut
laki) RSKD Provinsi Maluku.
I : Waktu penelitian di lakukan dari tanggal 14-21 Juni 2019 di ruang asoka
RSKD Provinsi Maluku. Untuk mengukur Harga Diri di ukur
menggunakan Kuisioner Rosenberg Self – Esteem Scale.Skala ini
merupakan hasil translasi dari skala self-esteem yang disusun oleh
Rosenberg (1965) sebanyak 10 Item. Penelitian ini dilakukan pada
kelompok pasien dengan HDR, dengan mengukur tingkat HDR sebelum
dan sesudah Intervensi
C : Hasilnya ditemukan bahwa harga diri rendah klien sebelum diberikan
Terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) skor 19 dengan
menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale, dan setelah diberikan Terapi
Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) harga diri klien meningkat
menjadi harga diri sedang dengan skor 24 menggunakan Rosenberg Self
Esteem Scale.
O : Dengan demikin Tn. Y menunjukan tercapainya kriteria intervesi yang
diharapkan, yaitu meningkatnya harga diri yang dirasakan klien dari harga
diri rendah (skor 19) ke harga diri sedang (skor 24) dengan menggunakan
Resonberg Self Esteem Scaleserta proses pemberian intervensi lancar
sehigga tujuan pun tercapai.