Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No.

3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS KERIPIK SKALA RUMAH TANGGA

ANDRIYONO
andriyono1974@yahoo.co.id
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Musamus Merauke

ABSTRAK
Perancangan ini bertujuan untuk membuat dan menguji alat pengiris keripik ubi
maupun keripik pisang serta mengetahui kapasitas alat pengiris keripik. Perhitungan dan
analisa pembuatan mesin pengiris keripik ini menggunakan perhitungan perencanaan
elemen mesin serta analisa teoritis dan rancang bangun permesinan. Spesifikasi
pembuatan mesin pengiris keripik berkapasitas mesin rata-rata 5.8 kg/ jam, ukuran alat (p
x l x t) 460 mm x 430 mm x 1050 mm, tenaga pengerak dinamo listrik 1HP, 1420 rpm.
Sistem transmisi 2 puli Ø 3” dan Ø12”, v-belt jenis A no. 66, poros dari bahan St37 Ø
1”, panjang 650 mm. Alat ini menghasilkan 3 bentuk pemotongan yaitu melintang, bulat
dan acak. Bahan untuk alat ini antara lain; rangka besi siku 40x40 mm, bahan plat besi
plat 0.2 mm, bahan Pisau Baja Stenliss. Hasil pengujian alat dengan potongan melintang
120 mm x 60 mm, potongan bulat sampai Ø 60 mm. Ketebalan pemotongan dari 0.4 mm
sampai 4 mm. Kapasitas dari alat ini; Untuk Ketela Pohon dengan potongan melintang
dengan ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah 21.6, 37.2, 49.8 (kg/jam), potongan bulat
dengan ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah 18.6, 30.6, 37.8 (kg/jam). Untuk Pisang dengan
ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah 30.6, 48.6, 60 (kg/jam). Potongan bulat dengan
ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah 25.2, 45.6, 55.2 (kg/jam). Pada petatas sebagai bahan
pembuat tepung adalah 39 kg/jam.

Kata kunci : Rancang Bangun, Unmus, Mesin Pengiris, Keripik.

PENDAHULUAN pisang, yang kebanyakan pengusaha


1. Latar Belakang rumahan, selama ini mereka merajang
Pemanfaatan hasil pertanian keripik dengan cara manual dan itu
terutama ketela pohon maupun pisang membutuhkan waktu yang cukup lama,
yang berlimpah di Kabupaten Merauke sehingga hasil produksi mereka belum bisa
merupakan bahan baku keripik. Para dikirim keluar daerah karena hasil
pengusaha – pengusaha keripik umbi dan produksinya hanya sedikit. Hal ini

230
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

dikarenakan belum adanya suatu mesin 1. Mengetahui dimensi mesin pengiris


pengiris keripik yang mempunyai keripik.
kapasitas besar dalam produksinya. 2. Mengetahui kapasitas mesin pengiris
Selain itu untuk pemenuhan kebutuhan keripik.
tepung di Kabupaten Merauke yang sangat
tinggi, pemenuhan tepung ini tidak saja di 3. Batasan Masalah
Kabupaten Merauke bahkan sampai ketiga Penulisan Tugas akhir ini dibatasi pada:
kabupaten baru yakni, Kabupaten Mapi, 1. Merancang mesin pengiris keripik.
Kabupaten Asmat dan Boven Diguel. 2. Menguji kapasitas mesin pengiris
Untuk memenuhi kebutuhan tepung keripik.
tersebut, dinas Perindustrian dan
Perdagangan kabupaten Merauke TINJAUAN PUSTAKA
membangun pabrik pembuatan tepung 1. Desain Perancangan
ketela di daerah Sota. Namun demikian Desain perancangan adalah
bahan baku tepung, yaitu ketela rambat perencanaan pembuatan keputusan -
harus kering dan mudah dibawa sehingga keputusan penting yang mempengaruhi
harus dihancurkan. Hal ini untuk kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya
memudahkan dalam hal penjemuran dan (Dharmawan, 1999: 1). Sehingga sebelum
pengepakannya. Untuk menyikapi hal sebuah produk dibuat terlebih dahulu
tersebut diatas, kiranya bisa dipikirkan dilakukan proses perancangan yang
bagaimana cara membuat mesin pengiris nantinya menghasilkan sebuah gambar
keripik sekaligus alat penghancur sebagai sketsa atau gambar sederhana dari produk
bahan baku utama untuk membuat keripik yang akan dibuat. Gambar sketsa yang
dan pembuatan bahan baku tepung ketela. telah dibuat kemudian digambar kembali
Berdasarkan uraian diatas maka kami coba dengan aturan gambar sehingga dapat
tuangkan kedalam sebuah karya tulis dimengerti oleh semua orang yang ikut
dengan judul “ Rancang Bangun Mesin terlibat dalam proses pembuatan produk
Pengiris Keripik Skala Rumah Tangga”. tersebut. Desain dan konstruksi mesin
pengiris keripik dapat ditentukan
2. Tujuan Penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan antara

231
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

lain dari segi tenaga penggerak, ukuran 1991:1) antara lain; Poros transmisi,
yang nyaman bagi operator, tingkat spindle dan gandar.
kesulitan pengoperasian dan Perhitungan yang digunakan dalam
perawatannya, hasil dari perajangan merancang poros utama yang mengalami
(ketebalan), faktor kebisingan dan bahan beban puntir dan beban lentur antara lain:
yang digunakan. Gambar hasil a. Besar tegangan bahan yang di ijinkan
perancangan adalah hasil akhir dari proses σt = σ/((SxCb ) )(Sularso, 1991:23) …
perancangan. (1)

2. Poros Keterangan:
Poros merupakan salah satu bagian σt = tegangan yang diijinkan (N/mm²)
terpenting dari setiap mesin, hampir semua σ = kekuatan tarik (N/mm²)
mesin merupakan tenaga bersama-sama
S = factor keamanan
dengan putaran. Putaran pertama dalam
trasmisi seperti itu dipegang oleh poros, Cb = faktor pemakaian
poros macam ini mendapat beban puntir b. Perhitungan gaya – gaya pada poros
dan lentur. Daya ditrasmisikan kepada
1) Menghitung daya rencana
poros ini melalui putaran mesin.poros
adalah komponen alat mekanis yang Pd = fc.P (kW) (Sularso,

mentransmisikan gerak berputar dan daya. 1991:7)…...… (2)

Poros merupakan satu kesatuan dari Keterangan:


sembarang sistem mekanis di mana daya
Pd = daya rencana (kW)
ditransmisikan dari penggerak utama,
Fc = faktor koreksi
misalnya motor listrik atau motor bakar,
ke bagian lain yang berputar dari sistem. P = daya nominal (kW)
Oleh karenanya poros memegang peranan 2) Menghitung momen yang terjadi
utama dalam transmisi dalam sebuah pada poros
mesin.
T = 9,74 x105 Pd/n1 (Sularso,
Poros dibedakan menjadi tiga macam
1991:7).. (3)
berdasarkan penerusan dayanya (Sularso,

232
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

Keterangan: b. Bantalan gelinding (Rolling Contact


Bearing)
T = momen rencana (kg.mm)
2) Atas Dasar Arah Beban Terhadap
n1= putaran poros (rpm)
Poros.
c. Menentukan diameter poros

d = [5,1/τa√((KmM)2+(Kt.T)2)]1/3 a. Bantalan radial

18)………(4) b.Bantalan aksial dan


c. Bantalan khusus
Keterangan:
Pemasangan bantalan poros
d = diameter poros (mm) diantara poros dan dudukan bertujuan
Km = faktor koreksi momen lentur untuk memperlancar putaran poros,
mengurangi gesekan dan mengurangi
M = momen lentur (kgmm)
panas serta menambah ketahanan
Kt = faktor koreksi momen punter
poros.Syarat bantalan poros harus presisi
T = momen puntir (kgmm) ukuran yang tinggi sehingga tidak kocak

3. Bantalan dalam bekerja.

Bantalan merupakan elemen mesin Perhitungan yang digunakan dalam

yang mampu menumpu poros berbeban, perancangan bantalan antara lain:

sehingga putaran atau gerakan bolak- a. Beban ekivalen

baliknya dapat berlangsung secara halus, P = (X.Fr )+(Y.Fa) (G. Niemann,

aman, dan panjang umur (Sularso, 1999:261) .. (5)

1991:103). Bantalan harus cukup kokoh Keterangan:

untuk memungkinkan poros serta elemen P = Beban eqivalen

mesin lainnya bekerja dengan baik. X = Faktor radial

Adapun jenis-jenis dari bantalan dapat Y = Faktor Aksial

diklasifikasikan sebagai berikut : Fr = Beban radial (kg)

1) Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Fa = Beban aksial (kg)

Poros. b. Umur nominal, L_hadalah :

a. Bantalan luncur (Sliding Contact L= (C/P)3 (G.Niemann,

Bearing) 1999:265)…... (6)

233
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

Lh =106 L/((60.n))(GNieman, Bentuk-V menyebabkan sabuk-V


1999:265) .. (7) dapat terjepit alur dengan kencang,
Keterangan: memperbesar gesekan dan memungkinkan
L = Umur nominal (rpm) torsi yang tinggi dapat ditransmisikan
C = Beban nominal dinamis (kg) sebelum terjadi selip. Sebagian besar
P = Beban eqivalen (kg) sabuk memiliki senar - senar serabut
berkekuatan tarik tinggi yang ditempatkan
4. Puli (Pulley)
pada diameter jarak bagi dari penampang
Alur melingkar untuk membawa
melintang sabuk, yang berguna untuk
sabuk, disebut sheave. Ukuran puli
meningkatkan kekuatan tarik pada sabuk.
(sheave) dinyatakan dengan diameter jarak
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan
bagi, sedikit lebih kecil dari pada diameter
antara dua buah poros mengakibatkan
luar puli.Rasio kecepatan antara puli
tidak memungkinkannya menggunakan
penggerak dan yang digerakkan
transmisi langsung dengan roda gigi.
berbanding terbalik dengan rasio diameter
V-belt merupakan sebuah solusi
jarak bagi puli. Asumsi ini dengan
yang dapat digunakan. V-belt adalah salah
menganggap tidak ada selip (di bawah
satu transmisi penghubung yang terbuat
beban normal). Jadi kecepatan linier garis
dari karet dan mempunyai penampang
jarak bagi dari kedua puli adalah sama dan
trapesium. Penampang V-belt dapat
sama dengan kecepatan sabuk, vb (Robert
diperoleh atas dasar daya rencana dan
L. Mott, P.E., 2009: 241).
putaran poros pengerak. Daya rencana
5. Sabuk
dihitung dengan mengalikan daya yang
Sabuk adalah elemen transmisi
diteruskan dengan faktor koreksi.
gaya yang fleksibel yang dipasang secara
Transmisi V-belt hanya dapat
ketat pada puli atau cakra (Robert L. Mott,
menghubungkan poros-poros yang sejajar
P.E., 2009: 240). Ada beberapa jenis
dengan arah putaran yang sama. V-belt
sabuk yang sering dipakai antara lain:
selain juga memiliki keungulan
Sabuk rata (Flat belt), Sabuk sinkron
dibandingkan dengan transmisi-transmisi
(Synchronous belt), sabuk bergigi dan
yang lain, perencanaan V-belt perlu
sabuk-V (V-belt).
dilakukan untuk memperhitungkan jenis

234
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

sabuk yang digunakan dan panjang sabuk f. Sudut kontak


yang akan digunakan. Perhitungan yang θ=180- 57(Dp-dp)/C (Sularso, 1991:
digunakan dalam perancangan V-belt 173) … (12)
antara lain: Faktor koreksi (kθ) = 0,99°
Perhitungan yang digunakan dalam Keterangan:
perancangan V-belt antara lain: L = panjang keliling
a. Daya rencana (Pd) θ = sudut kontak
Pd=fc xP (Sularso, 1991:7) C = jarak sumbu poros (mm)
............. (8) Dp = diameter puli besar (mm)
Keterangan: dp = diameter puli kecil (mm)
P = daya (kW) 6. Pasak Benam
Pd = daya rencana (kW) Pasak adalah suatu elemen mesin
fc = factor koreksi yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, spocket,
b. Momen rencana (T1,T2)
puli, dll pada poros. Pasak benam
5
T1= 9,74x10 x(Pd/n1)(kg.mm),
mempunyai bentuk segi empat, sisi
1991:7).. (9)
sampingnya harus pas dengan alur pasak
Keterangan:
agar tidak menjadi koyak dan rusak. Untuk
Pd = daya rencana (kW)
pasak, umumnya dipilih bahan yang
n1 = putaran poros penggerak (rpm)
mempunyai kekuatan tarik lebih 60
c. Kecepatan sabuk (v)
kg/mm2 , lebih kuat dari pada porosnya.
v = (dp n1)/60x1000 (1991: 166).
Kadang-kadang sengaja dipilih bahan
…(10)
yang lemah untuk pasak, sehingga pasak
Keterangan:
akan lebih dulu rusak dari pada poros atau
v = kecepatan puli (m/s) nafnya. Ini disebabkan karena harga pasak
dp = diameter puli kecil (mm) yang murah dan dapat menggantinya. Jika
n1 = putaran puli kecil (rpm) momen rencana dari poros adalah T
d. Panjang keliling (L) (Kg.mm) dan diameter poros adalah ds
L = 2C+π/2(Dp+dp)+1/4C(Dp-dp)2 (mm), maka gaya tangensial F (Kg) pada
…….(11) permukaan poros adalah

235
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

F = T/(ds/2 )............................(2.1) 25-35 % dari diameter poros dan panjang


pasak jangan terlalu panjang dengan
Menurut lambang pasak, gaya geser
dibandingkan dengan diameter pooros
bekerja pada penampang mendatar b x 1
(antara 0,75-1,5 ds). Karena lebar dan
(Kg/mm2) oleh gaya F (Kg). Dengan
tinggi pasak sudah distandarkan, maka
demikian tegangan geser τk (Kg/mm2)
gaya yang ditimbulkan oleh gafa F yang
yang ditimbulkan adalah;
besar hendaknta diatasi dengan
τk = F/(bƖ )............................(2.2)
menyesuaikan panjang pasak. Namun
Tegangan geser yang diinginkan t ka
demikian, pasak yang terlalu panjang tidak
(Kg/mm2) panjang pasak L1 (mm) yang
dapat menahan tekanan yang merata pada
diperlukan dapat diperoleh : τ Ka. Harga
permukaannya. Jika terdapat pembatasan
τ Ka adalah harga yang diperoleh dengan
pada ukuran atau poros dapat dipakai
membagi kekuatan tarik σb dengan faktor
ukuran yang tidak setandar atau diameter
keamanan SFk1 x SFk2. Harga SFk1
poros harus dikoreksi.
umumnya diambil 6 dan SFk2 diambil
antara1-1,5 jika beban dikenakan secara 7. Pengelasan
perlahan-lahan antara 1,5-3 jika dikenakan Prinsip-Prinsip Las Listrik
dengan tumbukan ringan, dan antara 2-5 Mengelas listrik adalah
jika dikenakan secara tiba-tiba dan dengan menyambung dua bagian logam atau lebih
tumbukan berat. Gaya keliling F (Kg) dengan jalan perlahan menggunakan busur
yang sama dikenakan pada luas nyala listrik. Cara membangkitkan busur
permukaan samping pasak. Kedalam alur nyala adalah elektroda disentuhkan ke
pasak pada poros dinyatakan dengan t1 benda kerja yang akan dilas. Setelah dapat
dan kedalam alur pasak dengan naf dengan dipastikan bahwa ada arus listrik mengalir
t2. dari elektroda kebenda kerja, elektroda
Harga Pa adalah sebesar 8 (kg/mm2) ditarik sedikit menjauhi benda kerja ± 3
untuk poros diameter kecil, 10 kg mm. Jarak benda kerja dan elektroda
(kg/mm2) untuk poros berdiameter besar disebut panjang busur nyala, suhu busur
dan setengah dari harga-harga diatas untuk nyala sekitar 38000 C, oleh suhu yang
poros berputaran tinggi. Perlu diperhatikan tinggi tersebut elektroda dan logam
bahwa lebar pasak yang sebaiknya antara melemah.

236
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

Terjadinya busur nyala tersebut Bengkel Las Callaway, Mopah Lama


disebabkan oleh perbedaan tegangan Merauke.
listrik antara kedua kutub (elektroda dan Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
benda kerja), tegangan ini disebut
1. Bahan
tegangan busur nyala. Tinggi tegangan
busur nyala ini adalah antara 25-36 Volt, a. Besi Siku 40 x 40 mm 2 Batang
bila las belum digunakan tegangan b. Plat strip 2 mm
tersebut lebih tinggi lagi yaitu 70-85 Volt. 1200x1200(mm)
Terdapat dua macam las listrik,
c. Poros Ø 25.4 mm 650
dilihat dari arah arusnya yaitu arus listrik
mm
AC dan arus listrik DC. Arus listrik AC
(Alternating Current) disebut juga arus d. Baja Stenliss 4 mm 1000 x 60

bolak- balik, disebut demikian karena arah (mm)

arusnya bolak- balik dari + ke – dan – ke e. Bantalan UCP 205 2


+. Arus listrik DC juga disebut arus searah buah
karena arah arusnya bergerak sepanjang
f. Baut/mur M 10 12 buah
penghantar hanya dalam satu arah.
g. Cat dan Thinner @ 1 liter

METODOLOGI PENELITIAN h. Ketela Pohon 20 kg

1. Rancangan Penelitian i. Pisang 20 kg

Penelitian ini dilaksanakan dengan j. Ubi Petatas 10 kg


membuat dan menguji mesin pengiris 2. Peralatan yang Digunakan
keripik untuk mengetahui kapasitas alat
a. Mesin Las Listrik
tersebut.
b. Gurinda Tangan
2. Waktu dan Tempat Penelitian
c. Mistar
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan September 2013 sampai dengan d. Amplas Gosok

bulan November 2013 bertempat di e. Timbangan Digital

237
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

3. Metode Pengambilan Data d. Motor penggerak = Dinamo Listrik


1 HP
a. Observasi/obyek penelitian.
e. Arah Pemotongan = Vertikal
Obyek penelitian dalam penelitian
f. Kecepatan Potong = 355 rpm
ini berada pada bengkel Las Callaway
g. Jumlah Pisau = 2 buah, 2 bentuk
yang berada di daerah Mopah Lama.
pisau
Pengamatan langsung dilapangan dan
h. Lubang Pemasukan = 3 macam
pengambilan data-data.
b. Studi kepustakaan/literature.
Studi kepustakaan yaitu yang
berkaitan dengan dasar teori yang
menunjang dan data-data dari mesin 400
650

penggerak.
430
460
Tampak Depan
c. Teknik analisis.
Data-data yang diperoleh di lapangan
Gambar 3.1 Dimensi Mesin pengiris
dan dasar teori yang ada, maka dibuatlah
keripik
sebuah mesin pengiris keripik yang
2. Perhitungan Poros
sederhana dan dapat dioperasikan secara
mudah. Besar tegangan yang diijinkan
pada bahan poros pada Mesin pengiris
HASIL DAN PEMBAHASAN
keripik ini menggunakan baja ST 37
1. Dimensi Mesin Pengiris Keripik
dengan kekuatan tarik(σ) =37 kg⁄mm2
Hasil analisa dan perhitungan Dalam perencanaan sebuah poros harus
kekuatan dan pemodelan dari mesin diperhatikan pengaruh-pengaruh yang
pengiris keripik ini diperoleh dimensi dari akan dihadapi oleh poros tersebut. Adapun
mesin pengiris keripik dengan beberapa pengaruh tersebut diantaranya adalah
pertimbangan diperoleh sebagai berikut : faktor pemakaian dan faktor keamanan.

a. Panjang = 460 mm Besarnya tegangan yang diijinkan σa

b. Lebar = 430 mm (kg⁄mm)2 dapat dihitung dengan:

c. Tinggi = 1050 mm σa = σ/((Sf1 x Sf2 ) )

238
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

σa=37(kg/mm)2 /2x2 -12,05(650) + 500Vb – 10(275) = 0


-7832,5 + 500Vb – 2750 =0
= 9,25(kg⁄mm)2
Vb = -
Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada
10582
poros
Va + Vb =
a. Daya motor
22,05
P = 0.735 KW = 1 HP, n poros=1420
Va + 21,16 = 22,05
rpm
Va = 0,89 kg
b. Faktor koreksi digunakan adalah fc = 1
Horisontal;
c. Daya rencana
MH = cos 30º x 12,05 kg
Pd = Fc x P
= 0,86 x 12,05
= 1 x 0.735
= 10,36 kg
= 0.735 kw
Ha + Hb = 10,36
d. Momen puntir rencana
∑Ma=0
T = 9,74x(10)5 Pd/n1
-10,36 (650) + 500 Hb =0
= 1371,83 kgmm
500 Hb= 6734 kg
e. Pembebanan pada poros
Hb = 13,47 kg
Beban gaya merata 10 kg
Ha + Hb = 10,36
Berat pulley = 1,25 kg
Ha + 13,47 = 10,36
Gaya tarik V-belt = (T1-T2) = 2T/D
Ha = -3,11 kg
= (2 x 1371,83) / 254
Harga momen vertikal dan horizontal;
= 10,80
Mva = 0,89 x 275 = 244,75 kg mm
Maka F total = 1,25 + 10,8
Mvb = 21,16 x 175 = 3703 kg mm
= 12,05 kg
Mha = -3,11 x 275 = -885,25 kg mm
Mhb = 13,47 x 175 = 2357,25 kg mm
Momen gabungan
Vertikal;
MRa = √((244,75)2 +(-885,25)2 ) =
Va + Vb – 10 kg – 12,05 kg = 0
918,46 kg mm
Va + Vb = 12,05 + 10
MRb = √((3703)2 + (2357,25)2) =
= 22,05 kg
4389,63 kg mm
∑M_a =0

239
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

c. Diameter poros kapasitas nominal statis spesifik C_o=730


d = [(5,1/τa ) √((Km M)2 +(Kt T)2 )]1/3 kg. Dari data di atas, maka dapat dihitung
d = proses perencanaan bantalan sebagai
[(5,1/9,25)√((2x4389,63)2+(1,5x1371,83)2 berikut:
)]1/3 a. Beban ekivalen bantalan
d = [(0,55) P = (X.Fr ) + (Y.Fa )
√(77075406,15+4234314,48)]1/3 Dari table yang didapat
d = [(0,55)9017,19]1/3 X = 0,56
d = [4959,45]1/3 Y = 1,6
d = 17,05 mm Fr = Beban radial = 15,22 x 9.81 =
Digunakan bantalan dan poros dengan 149.3 N
diameter 1 inch dengan maksud untuk Fa = Beban aksial = 5,63 x 9.81 =
menyesuaikan ketersediaan di pasaran dan 54.4 N
mempertimbangkan kemudahan dalam Sehingga,
pembuatan. P = (X.F_r ) + (Y.F_a )
3. Perhitungan Bantalan P = (0,56x149.3) + (1,6x54.4)
Pembebanan yang terjadi pada = 83.6 + 87.4
bantalan poros perajang multifungsi ini = 171 N
adalah beban pada saat poros merajang / b.Umur nominal bantalan
mengiris ubi . Dari proses perancangan L = (C/P)3
poros diperoleh beban radial sebesar 15,22 L = (1100/171)3 = 266.2
kg, sedangkan untuk beban aksialnya Lh = (10)6 x L/((60xn) )
adalah 5,63 kg. Putaran poros perajang Lh = (10)6 x 266.2/60x355 = 12497.7
adalah 355 rpm. Ukuran untuk bantalan = 12497.7 jam
pertama sama dengan bantalan kedua Bantalan yang digunakan/dipakai pada
yaitu d = 25 mm, panjang jarak antara Mesin pengiris keripik ini adalah bantalan
kedua beban adalah 450 mm. gelinding jenis bola terbuka dengan nomor
Nomor bantalan yang sementara dipilih bantalan 6205Z, diameter luar d = 25 mm,
adalah 6205Z, dengan kapasitas nominal D = 52 mm, B = 15 mm, r = 1,5 mm,
dinamis spesifik C_o=1100 kg, dan kapasitas nominal dinamis spesifik 1100

240
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

kg, dan kapasitas nominal statis spesifik = 0.735 kw


adalah 730 kg. c. Momen puntir rencana
4. Perhitungan Pully T = 9,74 x (10)5 x Pd/1420
Diameter puli yang digunakaan = 9,74 x(10)5 x 0.735/1420
untuk perancangan alat perancang = 1371,83 kg mm
multifungsi adalah: d. Penampang V-belt yang digunakan
n1 = 1420 rpm adalah Tipe A
n2 = 355 rpm (putaran rencana) e. dp = 76,2 mm dan Dp = 304.8 mm
1420/355=4 f. Kecepatan V-belt
n1/n2=D1/D2 , v = (πdp n1) / (60 x 1000)
Dengan = (3,14 x 76,2 x 1420)/(60 x 1000)
D1 = 76.2 mm (pully dynamo) = 5,66 m⁄s
D2 = (D1 x n2)/n1 g. 5,66 m⁄s < 30m⁄s, baik digunakan
D2 = 304.8 mm h. Panjang keliling (L)
5. Perhitungan Sabuk V (V-belt) L = 2C+π/2 (dp+Dp )+1/4C (Dp-dp )2
Jenis V-belt yang akan digunakan L =
untuk menurunkan putaran dari dinamo 2x600+3,14/2(76,2+304.8)+1/4x600
kecil 1420 rpm menjadi 355 rpm. (304.8-76,2)2
Diperkirakan waku kerja Alat berkisar 8- L = 1200+3,14/2 (330,2)+1/2400
10 jam sehari maka faktor koreksi yang (177,8)2
diperoleh adalah 1. Puli yang digunakan L = 1731,6 mm
ukuran 3 inch dan 12 inch dengan jarak i. Nomor nominal V-belt yang
antar pusat poros sebesar 600 mm. digunakan adalah V-belt no. 66
Dengan: dengan
a. Daya motor L = 1731,6 mm
1 HP = 0,735 kw j. Besar sudut kontak V-belt dengan
1 HP = 0.735 kw puli
b. Daya rencana θ = 180°-57(D_p-d_p )/C
Pd = fc xP
θ = 180°-57(304.8-76,2)/6000
= 1 x 0.735

241
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

θ = 163,1°≈160° Macam Biaya


Jumlah
k. Daerah penyetelan jarak sumbu Komponen Pembelian

poros berdasarkan data-data yang Dinamo


700.000; 700.000;
diperoleh ditetapkan ∆Ci = 20 mm, listrik

dan ∆Ct=50 mm Puli 12” 170.000;


V-belt 30.000;
6. Analisis Ekonomi
Besi plat 100.000;
Penentuan harga Mesin pengiris
Laher UCP 80.000;
keripik dapat dilihat dari data pada table
Besi siku 120.000;
berikut:
Mur dan baut 20.000;
Cat Avian 45.000;
Tiner 36.000;
Mata gurinda 50.000;
Elektroda 35.000;
Amplas 10.000;
Dempul 10.000;
1.330.000,-

Macam Tenaga
Jumlah
Elemen (Rp)
Rangka 300.000; 300.000;
Poros 100.000; 110.000;
Puli 12” 150.000; 150.000
Macam Bahan Alat Tenaga Jumlah
Taksiran Harga Produk (A+B+C) Rp.
Biaya
2.080.000;
Biaya 0 30.000 20.000 50.000
Desain 0 30.000 20.000 50.000 7. Hasil Pengujian
70.000 30.000 60.000 150.00 Pengujian mesin pengiris keripik
0 ini menggunakan variasi ketebalan
pemotongan yaitu 1 mm, 2 mm dan 3 mm

242
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

dengan waktu 1 menit. Hasil pengujian 1 0.52 0.82 0.94


adalah : 2 0.51 0.80 1.1
3 0.50 0.82 0.98
Ketela Pohon Rata-Rata 0.51 0.81 1.0
Untuk Penampang melintang (dalam Dalam 1 jam 30.6 48.6 60
kg)
Pengujian 1 mm 2 mm 3 mm Untuk penampang bulat

1 0.36 0.62 0.84 Pengujian 1 mm 2 mm 3 mm

2 0.4 0.63 0.84 1 0.42 0.72 0.94

3 0.32 0.61 0.82 2 0.41 0.78 0.90

Rata-Rata 0.36 0.62 0.83 3 0.43 0.78 0.94

Dalam 1 jam 21.6 37.2 49.8 Rata-Rata 0.42 0.76 0.92


Dalam 1 jam 25.2 45.6 55.2

Untuk penampang bulat (dalam kg)


Untuk Petatas (bahan pembuat tepung)
Pengujian 1 mm 2 mm 3 mm
(dalam kg)
1 0.32 0.52 0.64
Pengujian
2 0.31 0.50 0.64
1 0.73
3 0.30 0.52 0.62
2 0.61
Rata-Rata 0.31 0.51 0.63
3 0.62
Dalam 1 jam 18.6 30.6 37.8
Rata-Rata 0.65
Dalam 1 jam 39

Pembahasan
Hasil pengujian alat diperoleh untuk
hasil pemotongan yang semakin tebal,
Pisang
maka diperoleh Jumlah hasil pemotongan
Untuk penampang melintang (dalam
yang lebih besar pula. Hal ini dikarenakan
kg)
ketebalan dari hasil pemotongan
Pengujian 1 mm 2 mm 3 mm
menyebabkan bertambahnya berat dari

243
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

umbi tersebut. Untuk pemotongan pada - Potongan melintang dengan


pisang, hasilnya juga lebih banyak. Ini ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah
dikarenakan bentuk dari pisang yang 21.6, 37.2, 49.8 (kg/jam).
hamper seragam, sehingga menyebabkan - b. Potongan bulat dengan ketebalan
waktu memasukkan bahan ke perajang 1, 2 dan 3 (mm) adalah 18.6, 30.6,
lebih cepat daripada ketela pohon. 37.8 (kg/jam).
Untuk Pisang
PENUTUP
- Potongan melintang dengan
1. Kesimpulan
ketebalan 1, 2 dan 3 (mm) adalah
Hasil perancangan dan pengujian mesin
30.6, 48.6, 60 (kg/jam).
pengiris keripik ini diperoleh data – data
- Potongan bulat dengan ketebalan
sebagai berikut :
1, 2 dan 3 (mm) adalah 25.2, 45.6,
a. Dimensi Alat
55.2 (kg/jam).
- Ukuran p x l x t = 460 x 430
- Pada petatas sebagai bahan
x 1050 (mm)
pembuat tepung , Potongan acak
- b. RangkaBesi Siku = 40 x 40
pada bahan pembuat tepung adalah
(mm)
39 kg/jam
- c. Plat Penutup Besi Plat = 2
(mm)
2. Saran
- d. Poros = Baja St 37
(mm) a. Dalam perancangan ini
- e. Bantalan = UCP 205 ukuran/dimensi dari alat dapat
- f. Pisau Potong Stenliss = 2 macam lebih diperkecil pada rangkanya
- g. Arah Pemotongan = Vertikal untuk menghemat bahan.
- h. Kecepatan Potong = 355 rpm b. Dalam mengoperasikan alat ini
- i. Jumlah Mata Pisau = 2 buah hendaknya diperhatikan
- j. Lubang Pemasukan = 3 macam keselamatan kerja dan
- k.Motor penggerak = perawatannya.
DinamoListrik 1 HP
b. Kapasitas Alat
Untuk Ketela Pohon

244
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.2 No. 3, Desember 2013
ISSN 2089-6697

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto, 2012, Perancangan Mesin
Perajang Singkong, Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
2. G.Niemann dan Ir Anton Budiman,
1999, Elemen Mesin jilid I, PT
ERLANGGA, Cicaras Jakarta 13740.
3. Musthofa Lutfi, Sigit Setiawan,
Wahyunanto A.Nugroho, 2010,
Rancang Bangun Perajang Ubi Kayu
Pisau Horizontal, Jurnal Rekayasa
Mesin Vol.1, No. 2 Tahun 2010 : 41-46
ISSN 0216-468XTeknik Pertanian,
Universitas Brawijaya.
4. Sartono Putro,2010, Perajang Mekanik
Keripik, jurnal MEDIA MESIN, Vol.7,
No.2, Juli 2006, 55-62, Jurusan Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
5. Sularso dan Suga Kiyokatsu,1997,
DasarPerencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.

245

Anda mungkin juga menyukai