Anda di halaman 1dari 14

39

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD

Lamaddukkelleng Sengkang. Kabupaten Wajo. Pengumpulan data dimulai dari

tanggal 2 Mei sampai 28 Juni 2019 dengan jumlah responden 38 Orang.

Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap ibu yang memiliki bayi

BBLR, kemudian peneliti mengadakan pendekata terhadap ibu yang memiliki

bayi BBLR kemudian memberikan penjelasan sesuai etika penelitian.Apabila

bersedia maka peneliti membagikan kuesioner untuk diisi atau dijawab pada

saat itu juga.

Adapun pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan

aplikasi SPSS.Hasil penelitian dan pengolahan data dapat dilihat sebagai

berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan/mendeskripsikan karaktristik masing-masing variabel yang

diteliti yaitu karakstristik umum responden (umur dan pendidikan),

variabel independen yaitu pengetahuan ibu bersalin dan umur ibu

bersalin, dan adapun variabel dependen yaitu berat badan lahir rendah

(BBLR).

39
40

a. Karakteristik Umum Responden

1) Umur Responden

Tabel 5.1
Distribusi Umur Responden Penelitian
Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang
Usia Frekuensi %
14 TAHUN 4 10.5%
15 TAHUN 6 15.8%
18 TAHUN 8 21.1%
19 TAHUN 9 23.7%
23 TAHUN 5 13.2%
25 TAHUN 6 15.8%
Total 38 100.0%
Sumber : Data Primer 2019

Pada tabel 5.1 terlihan bahwa proporsi responden berdasarkan

umur yaitu umur 19 Tahun sebanyak 9 orang (23,7%), 18 Tahun sebanyak 8

orang (21,1%), 15 Tahun sebanyak 6 orang (15,8%), 25 Tahun sebanyak 6

orang (15,8%), 23 Tahun sebanyak 5 orang (13,2%) dan 14 Tahun sebanyak

4 orang (10,5%)

2) Pendidikan Responden

Tabel 5.2
Distribusi Pendidikan Responden Penelitian
Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang
Pendidikan Frekuensi %
41

TIDAK
7 18.4%
PERNAH
SD 4 10.5%
SMP 6 15.8%
SMA 13 34.2%
PT 8 21.1%
Total 38 100.0%
Sumber : Data Primer 2019

Pada tabel 5.2 terlihat bahwa proporsi responden berdasarkan

pendidikan yang paling banyak yaitu SMA sebanyak 13 orang (34,2%),

sedangkang PT hanya 8 orang (21,2%), Tidak Pernah Sekolah sebanyak 7

orang (18,4%), SMP sebanyak 6 orang (15,8%) dan SD sebanyak 4 orang

(10,5%)

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) atau Bayi yang lahir dibawah 2,500 gram, dimana

distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 5.3
Distribusi Keberadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang
BBLR Frekuensi %
1.900 Gram 4 10.%5
2.200 Gram 14 36.8%
2.300 Gram 20 52.6%
Total 38 100.0%
Sumber : Data Primer 2019

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa BBLR 2.300 gram berjumlah

20 bayi (52.5%), BBLR 2.200 gram berjumlah 14 bayi (36.8%) dan BBLR

1.900 gram berjumlah 4 bayi (10,5%).


42

c. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu

bersalin dan umur ibu bersalin

1. Distribusi pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR).

Tabel 5.4
Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Di RSUD Lamaddukkelleng
Sengkang
Pengetahuan Ibu
Frekuensi %
Bersalin
Iya 12 31.6%

Tidak 26 68.4%

Total 38 100.0%
Sumber : Data Primer 2019

Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai bayi

BBLR yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 26 orang (68,4%) dan

yang menjawab mengetahui sebanyak 12 orang (31,6%).

2. Distribusi umur ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

Tabel 5.5
Umur Ibu Bersalin Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang
Hasil Ukur Frekuensi %

Berisiko 27 71.1%

tidak beresiko 11 28.9%

Total 38 100.0%
43

Sumber : Data Primer 2019

Pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa umur ibu bersalin yang

berisiko sebanyak 27 orang (71,1%) dan yang tidak berisiko sebanyak 11

orang (28,9%).

3. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan tingkat kemaknaan

a. Pengaruh pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR).

Tabel 5.6
Pengaruh Pengetahuan Ibu Bersalin Dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang.

BBLR
Pengetahuan 1.900 gram 2.200 gram 2.300 gram Total

Ibu Bersalin
n % n % n % n %
Baik 4 100.0 8 57.1 0 0.0 12 31.6
Kurang 0 0.0 6 42.9 20 100.0 26 68.4
Total 4 100.0 14 100/0 20 100.0 38 100.0
Sumber : Data Primer 2019

Pada Tabel 5.6 dari 38 ibu yang memiliki bayi BBLR , dari 26 ibu

yang memiliki bayi BBLR yang memiliki bayi 2.300 gram ada 20 orang

(100.0%) yang menjawab Tidak, dan 2.200 gram ada 6 orang (42.9%)
44

yang menjawab Tidak,. Sementara dari 12 ibu yang memiliki bayi BBLR

2.200 gram ada 8 orang (57.1%) yang menjawab Iya, dan yang memiliki

bayi BBLR 1.900 gram ada 4 orang (100.0%) yang menjawab Iya.

Dari hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh angka signifikan

atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari

0,05 atau (p <), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

pengaruh pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

b. Pengaruh umur ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR).

Tabel 5.7
Pengaruh Umur Ibu Bersalin Dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang.

BBLR
Umur Ibu 1.900 gram 2.200 gram 2.300 gram Total

Bersalin
N % n % n % n %
Beresiko 4 100.0 14 100.0 9 45.0 27 71.1
Tidak 0 0.0 0 0.0 11 55.0 11 28.9

Beresiko
Total 4 100.0 14 100/0 20 100.0 38 100.0
Sumber : Data Primer 2019

Pada tabel 5.7 dari 27 ibu yang memiliki umur (<20 tahun dan >35

tahun) yang memiliki bayi BBLR 2.200 gram ada 14 orang (100.0%) yang

Beresiko, yang memiliki bayi BBLR 2.300 gram ada 9 orang (45.0%) yang

Beresiko, dan yang memiliki bayi BBLR 1.900 gram ada 4 orang (100.0%)
45

yang Beresiko. Sementara ada 11 ibu yang memiliki umur (20 tahun

sampai 35 tahun) yang memiliki bayi BBLR 2.300 gram ada 11 orang

(55.0%) yang Tidak Beresiko.

Dari hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh angka signifikan

atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari

0,05 atau (p <), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

pengaruh umur ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

B. Pembahasan

1. Pengaruh pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan pengetahuan terjadi setelah

seseorang melakukan suatu pengindraan terhadap kejadian tertentu.

Pengindraan dapat terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra

pendengaran, indra penciuman, indra penglihatan, indra perabaan dan indra

rasa. Sebagian pengetahuan dari manusia dapat diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan tahap awal dalam


46

adopsi perilaku baru sebelum terbentuknya sikap terhadap objek baru yang

dihadapinya (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini di dapatkan bahwa pengetahuan ibu bersalin

sudah bagus namun masih banyak di antaranya belum memahami ataupun

belum mengetahui apa itu BBLR, apa faktor-faktor yang mempengaruhi

sehingga melahirkan bayi BBLR, adapun diantara responde yang mengaku

pernah mendengar tentang BBLR akan tetapi belum mengetahui

sepenuhnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan sehingga

berhubungan dengan kejadian BBLR, yaitu pendidikan dan pekerjaan

responden. Dalam penelitian ini kebanyakan responden lulusan SMA akan

tetapi di antaranya tidak pernah mempelajari tentang BBLR, kemudian

faktor pekerjaan, dalam penelitian ini responden kebanyakan Irt sehinggah

mereka mengaku tidak pernah mempelajari atau mengetahui tetang BBLR,

sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan ibu bersalin

tetang kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

Pada Tabel 5.6 dari 38 ibu yang memiliki bayi BBLR , dari 26 ibu

yang memiliki bayi BBLR yang memiliki bayi 2.300 gram ada 20 orang

(100.0%) yang menjawab Tidak, dan 2.200 gram ada 6 orang (42.9%)

yang menjawab Tidak,. Sementara dari 12 ibu yang memiliki bayi BBLR

2.200 gram ada 8 orang (57.1%) yang menjawab Iya, dan yang memiliki

bayi BBLR 1.900 gram ada 4 orang (100.0%) yang menjawab Iya.

Dari hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh angka signifikan

atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05
47

atau (p <), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

pengaruh pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

2. Pengaruh umur ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur

dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologik, individu normal

yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik

sama.

Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak

permasalahan karena bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim,

bahkan bayi bisa prematur dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan

karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan

dengan baik dari tubuhnya ke janin di dalam rahimnya. Kehamilan di usia

muda atau remaja (di bawah usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa

takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada usia

tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan alat-alat

reproduksi ibu belum siap untuk hamil.

Umur pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu

untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga kualitas

sumber daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan

generasi penerus dapat terjamin. Begitu juga kehamilan di usia tua (di
48

atas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan

persalinan serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil.

Dalam penelitian ini di dapatkan bahwa umur responden sangat

berpengaruh karena dari 38 responden ada 27 responden sudah hamil di

usia kurang dari 20 tahun sehingga dapat berpengaruh besar dalam

melairkan bayi BBLR, seperti yang kita keteahui Kehamilan di bawah

usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak permasalahan karena bisa

mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan

berat lahir kurang. sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh

umur ibu bersalin tetang kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

Pada tabel 5.7 dari 27 ibu yang memiliki umur (<20 tahun dan >35

tahun) yang memiliki bayi BBLR 2.200 gram ada 14 orang (100.0%) yang

Beresiko, yang memiliki bayi BBLR 2.300 gram ada 9 orang (45.0%) yang

Beresiko, dan yang memiliki bayi BBLR 1.900 gram ada 4 orang (100.0%)

yang Beresiko. Sementara ada 11 ibu yang memiliki umur (20 tahun

sampai 35 tahun) yang memiliki bayi BBLR 2.300 gram ada 11 orang

(55.0%) yang Tidak Beresiko.

Dari hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh angka signifikan

atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari

0,05 atau (p <), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

pengaruh umur ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.


49

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Setyowati (2007) dengan judul hubungan antara pendidikan dan umur

ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD

dr. Moch. Soewandhie surabaya tahun 2007. Hasil analisis bivariat di

dapatkan ibu yang memiliki umur resiko tinggi 99 responden dan pada ibu

yang resiko rendah 88 responden, ρ value yang didapatkan dari hasil

analisis ini adalah 0,001. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa ada

hubungan umur ibu dengan kejadian Bayi Berat lahir rendah (BBLR).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Alya (2014) dengan Judul faktor-faktor yang berhubungan

dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSIA Bandah Aceh Tahun

2014. Hasil analisis bivariat didapatkan ibu yang memiliki umur resiko

tinggi 29 ibu (24,6%) responden dan pada ibu yang resiko rendah 30 ibu

(25,4%) responden, ρ value yang didapatkan dari hasil analisa ini adalah

0,000. Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan umur ibu

dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Pengaruh usia ibu terhadap kejadian BBLR merupakan faktor

resiko tinggi, karena wanita yang hamil usia dibawah 20 tahun

perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum

optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannnya belum cukup matang sehingga

pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya

secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Sedangkan kehamilan

diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, mengingat mulai usia ini sering
50

muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak, dan penyakit degeneratif

lainnya. Dalam peroses persalinan sendiri, kehamilan diusia 35 tahun ke

atas akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta

timbul kelainan pada tulang panggul tengah (Notobroto, 2007).

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh pengetahuan ibu bersalin dengan kejadian berat bada lahir

rendah (BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019.

Hasil itu di buktikan dengan hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh

angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart

signifikan dari 0,05 atau (p <).


51

2. Ada pengaruh umur ibu bersalin dengan kejadian berat bada lahir rendah

(BBLR) Di RSUD Lamaddukkelleng Sengkang Tahun 2019. Hasil itu

dibuktikan dengan hasil uji statistik Chi-Square Testsdiperoleh angka

signifikan atau nilai probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart

signifikan dari 0,05 atau (p <).

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit Agar dapat meningkatkan pelayanan terhadap Ibu hamil

terutama dengan Ibu hamil yang beresiko tinggi. Untuk dapat memberikan

penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada Ibu hamil dengan usia yang

beresiko melahirkan anak dengan BBLR tentang pengertian, penyebab,

tanda dan gejala komplikasi, penatalaksanaan BBLR dan faktor– faktor

resiko yang menyebab kan BBLR.

2. Bagi Dinas Kesehatan Disarankan kepada Dinas Kesehatan agar


51
mencanangkan program penyuluhan kesehatan perencanaan usia saat

hamil untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu akan resiko

melahirkan anak dengan BBLR berdasarkan usia ibu padasaat kehamilan.

3. Bagi institusi Untuk menambah literatur atau dapat menjadi sumber bacaan

dan referensi bagi perpustakaan diinstansi pendidikan mengenai BBLR,

pencegahan dan penanganannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat melanjutkan penelitian ini untuk mencari

faktor resiko lain seperti usia kehamilan, jarak kehamilan dengan desain

yang berbeda.
52

Anda mungkin juga menyukai