Anda di halaman 1dari 9

Wahyu Tanoto

Definisi
Luka bakar adalah kerusakan jaringan kulit sampai dengan organ dalam akibat kontak
langsung dengan sumber panas (air/uap, arus listrik, bahan kimia, radiasi, petir, dll)

merupakan sebuah luka yang disebabkan oleh termis, elektris, khemis, ataupun
inhalasi ® Termis : benda panas berupa padat,

cair, udara/uap, api, sengatan matahari/sinar panas ® Elektris : aliran listrik tegangan tinggi ®
Khemis : asam kuat, basa kuat ® Inhalasi : hasil dari hirupan gas yang sangat panas, cairan
panas / sisa pembakaran yang tidak sempurna

Penilaian 1. Kedalaman luka bakar ➢ Tingginya panas ➢ Penyebab panas ➢ Lamanya kontak
kulit dengan sumber panas
Klasifikasi Kedalamannya terbagi atas


(Children of Cfire, 2008 ) 1 . Luka bakar derajat I (superfisial) Mengenai epidermis (hasil
dari inflamasi) ➢ Disebabkan oleh kontaminasi/paparan radiasi cahaya matahari, kontak dg
➢ ➢
benda/cairan panas Kulit kering, eritema Dapat sembuh dalam waktu 5 – 10 hari/ tanpa
perubahan permanen pd kulit, tekstur dan ketebalan kulit.

2. Luka bakar derajat II / kedalaman sedang Mengenai epidermis hingga seluruh
bagian dermis ➢ Penyembuhan terjadi lebih lama yaitu 3

-4 minggu. ➢ Timbul jaringan skar/sikatrik


3. Luka bakar derajat III/dalam ( full)

➢ Mengenai seluruh tebalnya kulit, (epidermis, dermis, subkutis otot, dan hingga tulang.


Penyembuhan terjadi lama dan timbul jaringan keloid. Perlu bedah plastik ( skin
grafting)
2. Luas luka bakar

Teori Rule of nine ➢ Dewasa Kepala dan leher 9 % Lengan atas & bawah, tangan (R) 9 %
lengan atas & bawah, tangan (L) 9 % Badan anterior (dada, perut) 18 % Badan
posterior (punggung) 18 % Tungkai bawah, anterior & kaki (R) 18% Tungkai bawah, anterior
& kaki (L)

18% Genetalia 1 % Total 100 %

➢ Anak : Kepala dan leher 18 % Lengan kiri dan


kanan 2x9 % 18 % Badan depan 18 % Badan belakang 18 % Tungkai kiri dan kanan 2x14% 28
% Total 100 %

Area Age (Year)

0 - 1 1 - 4 5 - 9 10 - 15 Kepala 19% 17% 13% 10% Leher 2% 2% 2% 2% Batang tubuh


anterior 13% 13% 13% 13% Batang tubuh posterior 13% 13% 13% 13% Panggul (bokong)
5% 5%

5% 5% Genitalia 1% 1% 1% 1% Lengan atas 4% 4% 4% 4%

Lengan bawah 3% 3% 3% 3% Tangan 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%

Paha 5,5% 6,5% 8,5% 8,5% Betis 5% 5% 5,5% 6% Kaki

(puggung- telapak)
3,5% 3,5% 3,5% 3,5%

3. Berat / ringan luka bakar a) Berat / critical


Derajat II > 25 % Derajat III > 10 % Derajat III pada muka, tangan dan kaki disertai komplikasi
trauma inhalasi, jantung, fraktur Luka bakar listrik
b) Sedang /moderate

Derajat II 15-25 % Derajat III < 10

% c) Ringan / minor

Derajat II < 15 % Derajat III < 1 %


1. Fase akut

Kejadian-perawatan intensif di IRD - Emergency – A,B,C 2 . Fase subakut


Saat penderita dirawat di unit luka

bakar setelah fase shock berakhir.


- Masalah yangn terjadi-
Perawatan luka, jaringan nekrotik,

infeksi luka dan sepsis


3. Fase lanjut

Penderita relatif sudah aman dari ancaman kematian dan dilakukan rawat jalan. - Masalah –
timbul jaringan parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, kontraktur, dan
deformitas

1. Bebaskan dari sumber trauma panas 2 . Instansi RS ➢ Emergency – resusitasi A,B,C ➢

Pasang infus, kateter, CVP, oksigen ➢ Cek Hb ➢ Resusitasi cairan dengan formula

baxter ➢ Monitor urine ➢ Rawat luka ➢ Pemberian obat metcovazin dan penutupan luka
dengan kassa tebal

1. Rumus Evans

24 jam pertama : kristaloid (1cc x kg x %) + (koloid 1cc x kg x %) + 2.000cc glukosa dlm cairan
24 jam berikutnya : kristaloid (0,5cc x kg x
%) + (koloid 0,5cc x kg x %) +

2.000 cc glukosa dlm cairan ® 24 jam pertama : (RL 1,5cc x kg x %) + ( koloid 0,5cc x kg x
%) + 2.000 glukosa dlm cairan. ® 24 jam berikutnya : (RL 0,5cc x kg x %) + (koloid
0,25cc x kg x %) + 2.000cc
glukosa dlm cairan.
® Dewasa : 24 jam pertama : RL 2cc x kg x

% (tanpa koloid). 24 jam berikutnya : koloid


0,3-0,5cc x kg x % (tanpa kristaloid) ® Anak-anak : 24 jam pertama : RL 3cc x kg x %
(tanpa koloid). 24 jam berikutnya : koloid 0,3-0,5cc x kg x %
(tanpa
kristaloid) NB : glukosa dlm cairan ditambahkan dg jml
menyesuaikan keb. Utk mendapatkan urine output yg baik (balance).


Dewasa Hari ke-1 RL 4 cc x BB x % luka bakar / 24 jam Hari ke-2

➢ Berikan cairan koloid 5%(albumin), sebanyak 0,3-1cc x kg x % luka bakar / 16 jam.
Glukosa ditambahkan dan disesuaikan dengan produksi urin tiap jam,
50-100 cc/jam.
➢ ➢
Anak (jml. Resusitasi + kebutuhan faali) RL 3cc x BB x % Luas luka bakar pd anak.

Kebutuhan faali : - < 1 th : BB x 100 cc - 1-3 th : BB x 75 cc - 3-5 th : BB x 50 cc RL
ditambahkan utk cairan maintenance

pada anak-anak : - 4 cc x BB x Jam (BB: 0-10 kg) - (40 cc x Jam) + (2 cc x Jam) (BB: 10-20 kg)
- (60 cc x Jam) + (1 cc x kg x Jam)(BB: >20 kg)


➢ Perawatan tertutup Cuci luka (savlon : Na Cl 0,9 % = 1 : 30) disertai pembuangan

jaringan nekrotik, kemudian cuci lagi dengan NaCl 0,9 % Olesi metcovazin yang tebal

Tutup kassa tebal ➢ Biarkan luka tertutup sampai 5-7 hari,

kecuali bila balutan kotor dapat dilakukan perawatan luka kembali Obat-obatan - Ab tidak
diberikan bila penderita datang

< 6 jam dari saat kejadian, kecuali sangat kotor - Bila perlu diberikan
Ab sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur
- Analgetik kuat : morfin atau petidin
➢ Suatu cara membuang eschar atau jaringan nekrotik

(escharektomi) ➢ Setelah escharektomi idealnya dilakukan dengan skin grafting:


1 . Upaya

penutupan luka terbuka dengan


pemindahan kulit dari suatu tempat ke tempat yang lain. 2 . Digunakan untuk menutup luka
bakar setelah eksisi tangensial. 3. Bila luka tidak sembuh (tidak terjadi epitelisasi)> 2 minggu.
4 . Sebagai penutup luka pasca eksisi parut yang hipertrofik atau keloid pasca penyembuhan
luka bakar.
1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan
menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala 2.
Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan
yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem 3. Setelah sumber panas dihilangkan
rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-
kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat
dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini
pada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan dapat diperkecil. 4. Akan tetapi cara ini
tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es
tidak seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun. 5. Evaluasi awal 6. Prinsip
penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu
dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada
komponen spesifik luka bakar pada

survey sekunder

Lanjutkan...!
Wahyu Tanoto

1. Perawatan luka terbuka 2. Perawatan luka tertutup 3 . Mandi rendam 4 . Skin graft (tandur
kulit) Cara : 1 . Inform concent 2 . Perawat cuci tangan 3 . Siapkan alat-alat 4. Atur posisi 5 .
Perawat pakai handscoon 6 . Cuci luka dengan savlon/NaCl 7 . Luka dikeringkan dengan kassa
steril

8. Luka diberikan obat/salep sesuai advis, misal : metcovazin 9 . Ditutup dengan kassa tebal

(perawatan luka tertutup) 10.


Alat-alat dibereskan
® Tujuan 1 . Mempercepat proses pelepasan krusta 2 . Mencegah infeksi 3 . Meningkatkan
kenyamanan 4 . Melancarkan peredaran
darah ® Indikasi 1 . Luka bakar derajat II & III 2. Dengan komplikasi infeksi 3 . Luas luka
bakar >50% (punggung, perut) 4 . k/u pasien memungkinkan ® Yang perlu diperhatikan 1. k/u
pasien (±20mnt) 2 . Observasi neurogenik shock 3 . Observasi terjadinya perdarahan
® Alat steril 1. Bak instrumen (pinset, gunting nekrotomi, HC, jarum injeksi) 2. Kom berisi kasa
3. NaCl 0,9% 4. Metcovazin (sesuai advice) ® Alat on steril 1. Bak mandi (dari
tembaga/logam/stainlist) 2.

Alkohol/spiritus 3. Termometer air 4. Air panas 5.

Apron 6. Kantong plastik (untuk kotoran) 7. Bengkok

(neirbeken/piala ginjal) 8. analgetik

1. Informed consent 2. Px. Dibawa ke kamar mandi dg brankart 3. Berikan analgesik sebelum
merawat (15 menit) 4. Bak mandi dibersihkan, kemudian di sterilisasi 5. Bak diisi air hangat
secukupnya 6. Air dan bak mandi diukur panasnya dg termometer air (37-43oC). 7. Tempatkan
Px.
Pd bak yg telah dipersiapkan 8. Jaga privasi Px. 9. Jaga lingkungan yg aman dan nyaman

1. Perawat cuci tangan 2 . Pakai apron 3 . Perawat memakai handscoon 4 . Buka

pakaian/balutan px. Shg seluruh luka terendam, kec kepala (pertahankan posisi perendaman
selama ±20 mnt) 5 . Pada daerah luka yang tidak terendam bisa disiram-siram / diguyur dengan
larutan NaCl 0,9%,

digosok pelan-pelan 6 . Bila ada krusta/jaringan kulit yang mati


diangkat/nekrotomi
7. Bila sudah bersih, px. Dipindahkan, bagian badan yg tdk ada lukanya dikeringkan 8 . Butir-
butir air yg menempel diluka dikeringkan dg kassa steril 9 . Pindahkan px. Ketempat tidur dg
brankart menggunakan laken steril 10 . Bila luka sudah kering, kemudan berikan
metcovazin (Sesuai Advice). › Sistem terbuka :
Px. Masukkan ruangan steril (ruangan combuz) › Sistem tertutup : luka ditutup dg kassa
steril, kemudian

dipasangi net perban (stocking) 11. Rapikan Px 12. Bereskan alat 13. Lepas sarung tangan
1. Keadaan luka (drainase, tanda-tanda infeksi, granulasi) 2 . Respon Px.
® Dokumentasi 1 . Catat karakteristik luka 2 . Catat jadwal kapan dilakukan mandi
rendam 3 . Catat jenis obat yang diberikan

Definisi

Suatu tindakan/tehnik memindahkan kulit yang sehat dan menempelkannya kebagian yang
luka
Open Wound Injury and Skin Graft Repair
Anterior View of Thigh THESE IMAGES AR E COPYRIGHTED
Purulent open wound injury
BY AMICUS VISUAL SOLUTIONS. COPYRIGHT LAW ALLOWS A
$150,000

PENALTY FOR UNAUTHORIZEUGE CALL 1-877-303-1952 FOR LICENSE.

Graft material meshed then placed Over debrided wound and stapled into place

Split-thickness skin graft material harvested with dermatomo

Stapler

Debrided wound

2005. Colgten Group, Inc


Tujuan

Untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengganti kulit baru. Syarat-syarat dilakukan Skin
Graft: 1. Luka bersih > 3 cm :
sudah tumbuh granulasi 2 . Pemeriksaan lab normal 3 . Pemeriksaan diagnostik normal 4 .
Persetujuan operasi 5. k/u px. Baik 6 . Kondisi kulit pengganti baik dan memungkinkan

1. Mengkaji status pasien (keadaan umum, TTV, status nutrisi, pola eliminasi, dll) 2 .
Sebelum operasi

(puasakan, skeren, cairan parenteral, lavement) 3.

Persiapan mental
Klien skin graft akan memiliki 3
jenis luka: 1 . Luka bakar 2 . Luka daerah donor 3 . Luka daerah skin graft
1. Keadaan umum 2 . Perawat harus tahu, mana daerah donor, daerah skin graft, dan luka bakar
3 . Bila ada perdarahan segera laporkan 4 . Bagian skin graft tidak boleh tergeser
1. Luka skin graft dibuka setelah hari ke-5,
apabila lengket tidak boleh dipaksakan. Dirawat 2 hari sekali sesuai advice. 2 . Luka donor
pada hari ke-14. Bila ada tanda2 infeksi dibersihkan setiap hari. 3 . Luka bakar (sama dgn
diatas) Pengumpulan data meliputi : 1.
Identitas klien 2 . Keluhan utama 3. Riwayat penyakit 4 . Data psikososial 5 . Pemeriksaan fisik
6.

Pemeriksaan penunjang Diagnosa kep 1 . Kekurangan Vol.

cairan : peningkatan permeabilitas kapiler dan penyerapan cairan karena luka bakar 2 .
Nyeri : terputusnya ujung syaraf tepi kulit

(derajat I dan II superficial) 3.


Resiko Syok : volume, neuro
3. Resti perubahan nutrisi/kurang dari
kebutuhan : peningkatan kebutuhan protein, kalori dan vitamin untuk pemulihan luka 4. Resti
infeksi : kehilangan lapisan pelindung sekunder terhadap cedera termal, port d’entry kuman.
Diagnosa Keperawatan kekurangan volume cairan dan elektrolit Tujuan Keb.
Cairan dan elektrolit terpenuhi Kriteria hasil

➢Perasaan haus hilang

➢Turgor kulit membaik ➢ Lemas (-) ➢ Balance cairan

Rencana Tindakan 1 . Observasi tanda vital, produksi urine dan tanda hipovolemik tiap jam
2. Berikan cairan infus sesuai dengan Advice 3 . Pasang kateter dan catat produksi urine tiap
jam 4 . Beri minum secara bertahap sedikit demi sedikit
5. Catat jumlah pengeluaran serta pemasukan cairan 6 . Observasi reaksi atau keluhan penderita
setelah diberikan tindakan keperawatan 7 . Anjurkan makanan

yang banyak mengandung albumin (Kacang- kacangan, Putih telur, Ikan Gabus, Susu dan
produk olahan susu, seperti keju, yoghurt, dan mentega) 8 . Monitor hasil lab 9.
Kolaborasi pemberian obat
Pelaksanaan
Disesuaikan dengan rencana tindakan Evaluasi

Tujuan tercapai/tidak -

Sehat/normal - Sehat tapi cacat

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai