BAB II Huda
BAB II Huda
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
5
6
1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta,
Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita
penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak
terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi
antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil,
Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu,
kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang
rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan pada a. Masyarakat di suatu wilayah (RT,
RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
9
1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai
berikut :
a. Inti (Core) meliputi
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang
berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilainilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
• Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagi penduduk
• Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
• Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan dilingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.
• Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
• Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
• System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat di manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
• System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya di
bawah upah minimum.
13
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006).
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat
baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi peranannya
saat ini maupun di masa yang mendatang. Tujuan Pendidikan
Kesehatan :
2.3.1 Definisi
Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti
puberteit, adolesence, dan youth. Remaja atau adolescence ( inggris), berasal
dari bahasa latin “adolescence” yng berart tumbuh kembang ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan kematangan fisik saja tetapi
juga kematangan sosial dan psikologi (Kumalasari, 2012 : 13)
Menurut WHO, Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak
menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat
termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-
perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial
( Kumalasari, 2012)
pada tungkai dan tangan, tulang, kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh
berkembang pesat.
b. Perkembangan seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada
remaja. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki
diantaranya alat reproduksi spermanya mulai bereproduksi, ia
mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan
sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa
dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri-ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada
laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang bia membuat nada
suaranya pecah, didaerah wajah, ketiak, dan kemaluannya mulai
tumbuh bulu-bulu atau rambut, kulit menjadi lebih kasar, tidka jernih,
warnanya pucat.
Pada mas apubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon (gonadotropin, atau gonadothropic
hormon) yang beruhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1.
Folliclestimulating Hoemone (FSH), 2. Luteinizing Hormone (LH).
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsnag
pertumbuhan estrogen dan proesterone.
c. Cara berpikir Kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hbungan sebab akibat. Remaja sudah
mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru,
lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jeen Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (Period Of Formal
Operation). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki
pola pikir sendiri dalam usaha memcahkan masalh-maslaah yang
kompleks dan abstrack.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk indonesia)
masih sangat banyak remaja ( bukan orang dewasa) yang belum
21
Masa awal remaja merupakan masa negatif. Pada masa ini anak
cenderung mengambil sikap anti terhadap kehiupan dan kehilangan sifat-sifat
baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang.