Anda di halaman 1dari 3

DASAR-DASAR ARSITEKTUR KOTA

KRITERIA RANCANG KOTA DAN KESEHATAN MASYARAKAT

DOSEN :
IR. MOH. ALI TOPAN, MSP.
NAMA :
DENA MARDATILLAH DWI PANGESTU
052001700034

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
Perencanaan perkotaan merupakan sebuah bidang ilmu terapan multidisipliner yang menyangkut
interaksi antara populasi dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Para perencana kota bekerja pada
berbagai sektor yang beragam dan luas cakupannya. Karena keluasan cakupannya inilah kajian
perencanaan kota harus melibatkan pendekatan konseptual dan metode analisis. Dari sekian banyak
keterlibatan seorang perencana kota dalam berbagai sektor, ada satu hal yang menjadi persamaan umum
yakni para perencana menggunakan keahlian mereka untuk menemukan solusi terhadap permasalahan di
masyarakat dengan berbagai cara yang akan membawa masyarakat mencapai tujuan jangka panjang yang
dikehendaki (AICP, 2014).
Perencana perkotaan telah memperlihatkan keprihatinannya akan proses yang tidak telihat namun
nyata dari aspek sosial, politik, ekonomi serta sejarah yang menghasilkan pola konfigurasi fisik dari
penggunaan atau tata guna lahan, infrastruktur transportasi, ruang terbuka dan kepadatan penduduk yang
semuanya secara logis dapat dianggap sebagai penentu penting dari kesehatan masyarakat (Northridge &
Sclar, 2003). Masyarakat disini dapat diartikan secara luas dengan merujuk pada tingkatan negara,
regional, kota ataupun lingkungan sekitar. Pada faktanya para perencana kota bekerja lebih pada satu
skala tingkatan dengan tujuan menyasar secara komprehensif berbagai tantangan kompleks dari penataan
perkotaan yang timbul dari proses urbanisasi, naik turunnya perkembangan ekonomi dan populasi serta
meningkatnya keberagaman dalam berbagai dimensi kehidupan sosial (Galea & Vlahov, 2005). Berbagai
setting kondisi perkotaan memiliki dampak yang beragam terhadap kesejahteraan masyarakat
penghuninya. Sebuah gambaran yang kompleks dari hubungan antara perencanaan perkotaan dan
kesehatan dapat diungkap dengan pemahaman komprehensif terhadap bentuk perkotaan, bagaimanapun
tinggi atau rendah tingkat kepadatannya (Thompson, 2007).

Gambar 1. Hubungan antara sasaran kesehatan dan cara di mana perencanaan kota yang baik
dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat

Dalam rancang kota harus mengaitkan dengan public health salah satu contohnya dalam kriteria
rancang kota tak terukur oleh Hamid Shirvani (1985) yaitu Sustainability. Sustainable Architecture
(Arsitektur Berkelanjutan) adalah sebuah konsep yang mendukung berkelanjutan lingkungan, yaitu
konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur
potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem
pertanian, industri, kehutanan, dan arsitektur. Sustainable lebih sebagai cara untuk mempengaruhi segala
sesuatu agar mengetahui bahwa hal pertama yang harus dipertimbangkan dalam mendesain adalah
lingkungan dan global.
Paola Sassi (2006) menjelaskan, terdapat komponen-komponen yang harus dipertimbangkan
untuk mencapai desain secara baik agar mencapai sustainable design, yaitu :
• Community
• Nature
• Energy
• Material
• Health and Well-being
• Site & Land Use
Keenam aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang harus saling terintegrasi. Sustainable
architecture mampu mendorong keberlanjutan kehidupan. Tapi bagaimana bangunan dapat dirancang dan
dibangun agar berkontribusi terhadap rencana keberlanjutan, Ada dua hal tujuan utama Sustainable
architecture, yaitu :
o Bangunan berkelanjutan harus meminimalisir dampak terhadap lingkungan,
o Bangunan harus mampu member kontribusi yang positif lingkungan social didalamnya, dengan
mengatasi kebutuhan masyarakat sementara meningkatkan kualitas lingkungan.
Contoh jika membangun fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit yang berkonsep arsitektur
berkelanjutan. Dalam penerapan Health and Well-being, aspek kesehatan yang perlu diperhatikan
meliputi fisik, mental, maupun social. Selain melihat aspek pengguna, juga harus melihat kesehatan
lingkungan. Bangunan memiliki peran yang optimal bagi penghuninya terkait faktor keamanan,
kenyamanan, dan kesehatan. Keberadaan, bangunan berarsitektur hijau memiliki pengaruh yang positif
terhadap lingkungan sekelilingnya. Ada dua aspek utama dalam health and well-being sustainable, yaitu
seperti pada gambar dibawah ini : maximun natural light dan comfort for bld inhabitans.
Dalam sebuah rumah sakit ruang untuk pengguna sangat berpengaruh dengan pencahaayan dan
keadaan termal. Pencahayaan alami dan kenyamanan bangunan merupakan dua hal yang sangat
diperhatikan dalam arasitektur berkelanjutan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari.
Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga dapat
menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi. Selain itu cahaya alami dalam sebuah
bangunan juga dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif bagi
penggunanya.

Ruang dalam bangunan sebagai wujud dari produk design arsitektur mempunyai beberapa fungsi.
Dalam kaitannya sebagai fungsi pelindung sebuah ruangan secara termal harus mampu melindungi
penghuninya dari cuaca yang terlalu dingin atau terlalu panas yang dapat menyebabkan penghuni jatuh
sakit atau meninggal dunia. Dalam konteks ruangan sebagai wadah melakukan aktifitas diperlukan
kondisi termal yang paling nyaman untuk aktifitas tersebut sehingga kegiatan dapat dilakukan dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai