Judul percobaan
Penentuan kadar vitamin-C secara iodometri
II. Tujuan percobaan
1. Mempelajari cara analisa kadar vitamin C
2. Menghitung kadar vitamin C pada berbagai sampel
III. Dasar teori
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971)
disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh,
tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin,
asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut
golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya
alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan
tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang
juga membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi,
tetapi biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut
sudah terpenuhi.
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dan massa atom 176,12
gr/mol dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 –
192oC. Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat
molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam
membentuk garam. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C
mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat aksidase,
sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih
stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam
dihidroaskorbat.
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih
mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki
keaktifan sebagai vitamin C lagi.
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi
dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi
pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat
interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka,
matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin
menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kalogen
tersebut (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi
melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak
disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang
dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang
dianjurkan, tergantung pada kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang
berbeda-beda. Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C
dapat hilang karena hal-hal seperti :
AReduksi + I2 AOksidasi + I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan
reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan
perubahan dari tak berwarna menjadi biru. Harga vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan
kadarnya dengan titrasi ini. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomer
2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang.
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
1. Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang sudah digerus/dihaluskan
6. Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
Volumen I2 yang
digunakan (mL)
Volume I2 rata-rata (Ml)
Volumen I2 yang
digunakan (mL)
Volume I2 rata-rata (Ml)