Pengembangan Modul Fisika Berbasis Inkuiri Pada Materi Gerak Lurus
Pengembangan Modul Fisika Berbasis Inkuiri Pada Materi Gerak Lurus
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
MATEMATIKA DAN
STATISTIKA
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2014
ISBN: 978-602-8355-39-1
Tim Reviewer:
1. Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA (UNTAN)
2. Prof. Dr. Sabirin Matsjeh (UGM)
3. Prof. Dr. Sri Haryatmi (UGM)
4. Ir. Dadan Kusnandar, Ph.D (UNTAN)
5. Dr. Edy Tandililing, M.Pd (UNTAN)
6. Dr. Elah Nurlaelah, M.Si (UPI)
7. Dr. Fajar Adi Kusumo (UGM)
8. Dr. Tarmizi Usman, M.Sc (UNSYAH)
9. Dr. Dra Titin Siswantining, DEA (UI)
10. Dr. Udjiana Sekteria Pasaribu (ITB)
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2014
SEMINAR NASIONAL
MATEMATIKA DAN STATISTIKA
Di selenggarakan oleh:
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura Pontianak
Cetakan ke-1
Terbitan Tahun 2014
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Seminar Nasional (2014 Februari 27: Pontianak)
Prosiding/ Reviewer: Dadan Kusnandar (et.al)-Pontianak:
FMIPA
Editor: Muhlasah Novitasari Mara (et.al)-Pontianak: FMIPA
Universitas Tanjungpura, 2014
ISBN:978-602-8355-39-1
978-602-8355-39-1
Penyuntingan semua tulisan dalam prosiding ini dilakukan
oleh tim reviewer Seminar Nasional MATEMATIKA DAN
STATISTIKA 2014 dari berbagai Institusi se Indonesia
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
karunia dan rahmat-Nya, sehingga prosiding ini dapat diterbitkan. Prosiding ini memuat
kumpulan makalah dan hasil penelitian baik yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun
praktisi yang berkompeten dibidang Matematika dan Statistika serta bidang keilmuan lainnya
yakni Pendidikan, Kimia, Biologi, Komputer, Kesehatan, Teknik, dan Ekonomi.
Seluruh makalah yang dimuat telah melalui tahap penyuntingan oleh tim reviewer yang
anggotanya tercantum pada halaman lain prosiding ini. Makalah yang termuat juga telah
disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Statistika tanggal 27 Februari 2014 yang
diikuti oleh 162 peserta dan 95 diantaranya merupakan peserta pemakalah.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Tanjungpura Bapak Prof. Dr.
H. Thamrin Usman, DEA yang telah memfasilitasi penerbitan prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Statistika 2014. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan prosiding ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan sebagai
masukan untuk penyusunan prosiding pada seminar nasional berikutnya.
Tim Editor
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Kata Sambutan Rektor Universitas TanjungPura
Kata Sambutan Dekan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura
Kata Sambutan Ketua Panitia Semesta 2014
Daftar Isi
Makalah Utama
MAKALAH UTAMA 1 Hari Wijayanto Peningkatan Kualitas Data Untuk Meningkatkan 1
Efektivitas Pembangunan Nasional
MAKALAH UTAMA 2 Asep Saefuddin Pendidikan Statistika Masa Depan 7
PENDIDIKAN-13
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI
PADA MATERI GERAK LURUS
Dwi Fajar Saputri1 dan Nurhayati2
1,2
Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Pontianak
dwifajar24@gmail.com, delinurhayati@yahoo.com
Abstrak
PENDAHULUAN
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari
struktur materi dan interaksinya untuk memahami sistem alam dan sistem buatan/teknologi
(Sutrisno, et al., 2007). Hollabaugh dalam Sears & Zemansky (2002: xiii) menyatakan fisika
meliputi hal yang besar dan yang kecil, yang lama dan yang baru. Dari atom sampai galaksi,
dari rangkaian listrik ke aerodinamika, fisika menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pendapat tersebut menekankan bahwa fisika sangat penting untuk dipelajari. Akan tetapi, fisika
dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Hal ini
dikarenakan fisika membutuhkan matematika yang rumit (Nashon dalam Campbell, 2007: 3),
materi yang terlalu banyak, bergantung pada buku teks, abstrak dan kompleks (Sheppard dan
Robin dalam Campbell, 2007: 4), membutuhkan kegiatan laboratorium dan sering terjadi
miskonsepsi (Heller & Heller, 1999: 12). Kesulitan siswa jika dibiarkan terus menerus tentunya
akan berdampak pada hasil belajarnya.
STKIP-PGRI Pontianak adalahsalahsatulembagapendidikan yang menghasilkancalon
guru.Pada saat rekruitmen mahasiswa baru, jumlah pendaftar jurusan progam studi Pendidikan
Fisika lebih sedikit dibandingkan dengan daya tampung sehingga pasing grade belum dapat
diterapkan yang berakibat semua pendaftar, baik dari jurusan IPA maupun IPS diterima.
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Statistika dengan tema
”Penguatan Peran Matematika dan Statistika Dalam Percepatan Pembangunan Nasional"
pada tanggal 27Februari2014 di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tanjungpura.
PROSIDING ISBN: 978-602-8355-39-1
Sehingga kualitas input mahasiswa secara rata-rata rendah walaupun beberapa mahasiswa
memiliki kualitas yang cukup baik. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi dosen dalam
menyampaikan materi kuliah karena daya serap mahasiswa terhadap materi rendah. Oleh sebab
itu konsep-konsep dasar perlu ditekankan oleh dosen yang mengajar Fisika Dasar I sehingga
mahasiswa memahami konsep-konsep dasar fisika yang benar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen fisika prodi pendidikan fisika, diperoleh
informasi bahwa proses belajar mengajar fisika dasar 1 di kelas belum menerapkan
pembelajaran konstruktivis. Menurut dosen, pembelajaran konstruktivis merupakan hal yang
sulit untuk dilaksanakan meskipun diakui sangat penting keberadaannya. Dosen mengalami
kesulitan dalam menerapkan pembelajaran konstruktivis secara konsisten di dalam kelas.
Penyebab utamanya adalah tuntutan yang diberikan kepada dosen agar mampu menyelesaikan
target materi yang harus disampaikan sedangkan waktu belajar/kegiatan tatap muka di dalam
kelas terbatas. Sehingga fokus kegiatan belajar mengajar seringkali didominasi oleh
penyampaian informasi sebanyak-banyaknya, tanpa memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengkonstruksi pengetahuannnya sendiri. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa dosen mengalami kesulitan untuk menerapkan pembelajaran konstruktivis
pada mata kuliah fisika dasar 1 sehingga pembelajaran konstruktivis sangat terbatas
penerapannya dalam kegiatan belajar mahasiswa di kelas.
Permasalahan di atas menjadi semakin besar ketika observasi kegiatan belajar mahasiswa
di kelas yang menunjukkan kurangnya pemahaman konsep dasar fisika mahasiswa. Mahasiswa
hanya terfokus pada menghafal rumus serta definisi-definisi penting dan mengabaikan esensi
fisika yang sesungguhnya. Hal ini terbukti ketika diberikan soal serupa tapi berbeda, banyak
mahasiswa kesulitan mengerjakannya. Ketika diberikan persamaan dalam bentuk yang
berbedatetapi esensinya sama, mahasiswa tampak bingung bahkan menganggap persamaan
tersebut salah sehingga membutuhkan waktu untuk menjelaskan kembali. Kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa untuk belajar masih kurang. Kesadaran untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuannya serta mengontrol aktivitas kognisinya masih rendah.
Berdasarkan analisis berbagai permasalahan di atas dosen dan mahasiswa prodi pendidikan
fisika di STKIP PGRI Pontianak membutuhkan media belajar yang berbasis konstruktivistik.
Menurut Santyasa (2007), salah satu pendekatan yang berlandaskan kontstruktivis yaitu
pendekatan inkuiri. Kindsvatter, Wilen dan Ishler dalam Suparno (2007) menjelaskan bahwa
inkuiri merupakan model pengajaran yang melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menganalisis dan memecahkan masalah secara sistematik. Melalui inkuiri, dapat melatih
kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah baik dalam penyelesaian soal-soal maupun
masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Media berbasis inkuiri yaitu media yang
dapat digunakan oleh mahasiswa secara mandiri sehingga tanpa dosen pun mereka dapat
melakukan kegiatan belajar sendiri. Sehingga dimanapun dan kapanpun mahasiswa dapat
mengkostruksi pengetahuannya.
Menurut Santyasa (2007) usaha untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
adalah penggunaan paradigma pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran konstruktivis
merupakan pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep,
konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannya untuk
memperoleh satu jawaban yang benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas eksperimen,
pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh
mahasiswa sendiri.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan secara mandiri adalah modul. Modul
merupakan bahan ajar berbentuk media cetak yang dirancang untuk dipelajari sendiri oleh
mahasiswa. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah
dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan
pembelajaran tanpa kehadiran pengajar secara langsung.
Modul disajikan dalam bentuk pembelajaran mandiri (self instructional) maksdunya adalah
siswa dapat mengatur kecepatan dan intensitas belajarnya secara mandiri. Waktu belajar untuk
menyelesaikan satu modul tidak harus sama, berbeda beberapa menit sampai beberapa jam.
Modul dapat digunakan secara individual atau gabungan dalam suatu variasi urutan yang
berbeda (Russell, 1973 : 3). Selain itu modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis
kebutuhan dan kondisi. Adapun karakteristik modul antara lain dirancang untuk sistem
pembelajaran mandiri; program pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan,
bahan/kegiatan dan evaluasi; disajikan secara komunikatif, dua arah; diupayakan agar dapat
mengganti beberapa peran pengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; dan mementingkan
aktifitas belajar pemakai. Oleh sebab itu maka modul yang akan dibuat memperhatikan
karakteristik tersebut dengan mengembangkan modul yang berbasis inkuiri.
Tinjauan materi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di prodi pendidikan fisika
STKIP PGRI Pontianak mendapatkan kesimpulan bahwa materi gerak lurus merupakan materi
fisika yang sangat potensial jika diterapkan pembelajaran inkuiri. Hal ini dikarenakan oleh
beberapa faktor terkait dengan karakteristik materi dan karakteristik mahasiswa. Materi gerak
lurus ini memiliki karakteristik nyata artinya dapat diamati melalui demonstrasi maupun
eksperimen secara langsung. Selain itu, banyak aplikasi dari materi tersebut yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa sehingga mahasiswa lebih mudah
mengidentifikasi dan membentuk pengetahuan dari pengetahuan yang dialaminya sehari-hari.
Sedangkan jika ditinjau dari karakteristik mahasiswa yaitu pada tingkat mahasiswa telah mampu
menganalisis, mengevaluasi bahkan berkreasi dari pengetahuan yang telah dimiliki maupun
baru dimilikinya sehingga pembelajaran dengan menggunakan modul yang berbasis inkuiri
dapat digunakan mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan atau tanpa
dibimbing oleh dosen.Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian
yang dilakukan yaitu mengembangkan modul berbasis inkuiri pada materi gerak lurus.
Modul berbasis inkuiri mencakup uraian dari pokok-pokok bahasan fisika dasar sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang dilengkapi dengan uraian materi, petunjuk penugasan,
diskusi, studi kasus, latihan-latihan, dan evaluasi. Pada bagian studi kasus dan latihan-latihan
dirancang dengan mengikuti langkah-langkah pendekatan inkuiri.
METODOLOGI
Penelitiandilaksanakan di SekolahTinggiKeguruandanIlmuPendidikan (STKIP) PGRI
Pontianak.Penelitiandilaksanakanmulai bulan Agustus 2013 sampai November 2013.Subyek
penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan Fisika STKIP PGRI (Agustus - Januari)
pada tahun akademik 2013/2014.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian R & D mengikuti model 4-D (Four-D
Models) yang terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan
(design), tahap pengembangan (develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate).Tahapan
pengembangan modul dalam penelitian ini hanya padatahap pendefinisian (define),
tahapperancangan (design), tahappengembangan (develop).
PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan ini menghasilkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi
gerak lurus. Modul disusun berdasarkan pendekatan inkuri yang meliputi komponen-komponen
diantaranya cover, peta konsep, pendahuluan, kolom masalah, kolom hipotesis, kolom
penyelidikan, kolom soal, kolom jawaban, dan kolom kesimpulan.
Model pengembangan modul mengikuti model 4-D (Four-D Models) yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: tahap pendefinisian (tahap perancangan (design), tahap pengembangan
(develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate).Tahapan pengembangan modul dalam
yang ada di kolom soal, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengecek sendiri apakah
jawaban mereka sudah benar atau tidak. Kolom kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari
konsp yang dipelajari dan penegasan jawaban dari permasalahan yang tertuang dalam kolom
masalah.
Terakhir adalah tahap pengembangan, pada tahap ini yang dilakukan yaitu validasi isi.
Modul yang telah dirancang pada tahap designdivalidasi atau dinilai olehparaahli. Adapun yang
menjadi tim penilai yaitu dua orang dosen ahli materi dan dua orang dosen ahli media. Data
yang diperoleh terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang diperoleh dari angket
dianalisis secara kuantitatif.
Data hasil validasi ahli materi diperoleh dari angket yang diberikan kepada kedua orang
dosen. Adapun deskripsi data dpat dilihat pada Tabel 4.1
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa penilaian validasi oleh ahli materi secara
keseluruhan adalah 81,57% dan memiliki kategori sangat baik. Dari angket validator pertama
dan ke dua bahan ajar ini direkomendasikan dengan kriteria layak dan perlu revisi. Selain data
kuantitatif, pada angket ini juga diperoleh data kualitatif yang berupa kritik dan saran. Hasil
validasi ini juga sebagai acuan dalam revisi bahan ajar. Komentar dan saran yang diberikan oleh
validator disajikan pada Tabel 4.2.
Berdasarkan kritik dan saran dari kedua para ahli materi (Tabel 4.2), diketahui bahwa
modul yang telah dibuat perlu direvisi terutama pada bagian pemaparan/penyajian konsep,
penyajian soal, dan kegiatan eksperimen. Pemaparan materi dibuat lebih rinci dan berurutan
dimulai dari konsep yang paling dasar, sedang sampai konsep yang paling tinggi. Penjabaran
rumus juga disajikan secara lengkap dan rinci sehingga mahasiswa dengan mudah memperoleh
suatu persamaan dengan hanya membaca modul. Penyajian soal lebih divariasikan yaitu dimulai
dari soal yang mudah, sedang sampai soal yang sukar. Selain itu, soal yang diberikan lebih ke
soal yang berbentuk cerita sehingga dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memecahan masalah.
Data hasil validasi ahli media diperoleh dari angket yang diberikan kepada kedua orang
dosen. Adapun deskripsi data dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa penilaian validasi oleh ahli media tergolong sangat
baik terdapat pada aspek daya tarik modul, bentuk dan ukuran huruf modul, bahasa modul dan
konsistensi modul. Sedangkan terdapat satu aspek yang tergolong kategori baik yaitu organisasi
modul. Secara keseluruhan penilaian validasi oleh ahli media tergolong sangat baik dengan
persentase sebesar 81,25%. Selain data kuantitatif juga terdapat data kulaitatif yang diperoleh
berupa kritik dan saran dari para ahli media. Adapun data kualitatif ahli media disajikan pada
Tabel 4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pada segi media, modul perlu direvisi di antaranya
penggunaan ilustrasi, gambar, penyajian simbol dan grafik. Ilustrasi yang diberikan sebaiknya
mempermudah mahasiswa untuk menemukan suatu konsep baru dan mengaitkan konsep
tersebut dengan konsep yang sudah dimiliki sebelumnya. Gambar, simbol dan grafik disajikan
pada tempat-tempat yang sesuai pada modul sehingga mahasiswa tidak perlu mencari-cari
dimana gambar, simbol dan grafik tersebut.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan yaitu telah dihasilkan modul fisika berbasis
inkuiri pada materi gerak lurus; dan kualitas modul fisika berbasis inkuiri pada materi gerak
lurus berdasarkan ahli materi adalah sangat baik (SB) dengan persentase 81,57% dan
berdasarkan ahli media dengan persentase 81,25%.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J. 2007. Using Metacogs to Collaborate with Students to Improve Teaching and
Learning in Physics. Edutional Insights Volume 11, Number 2.
Heller, K., & Heller, P. 1999. Problem Solving Laboratories. Cooperative Group Problem
Solving in Physics. University of Minnesota.