Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu merupakan cairan yang terbaik dan termurah yang dapat

diberikan ibu kepada bayinya,di dalam ASI banyak terkandung zat-zat yang

dibutuhkan oleh bayi, dari bayi lahir hingga usia 2 tahun.ASI makanan yang terbaik

bagi bayi karena di dalam ASI terdapat energi dan nutrisi dalam jumlah yang tepat

sesuai dengan umur dan kebutuhan bayi.

Program peningkatan pemberian air susu ibu (ASI) khususnya ASI Eklusif

merupakan Program Prioritas ,karena memberi dampak yang luas terhadap

kesehatan Balita Dan Status Gizinya,program ini juga didukung pada Konferensi

Tingkat Tinggi Tentang Kesejahteraan Anak menyepakati bahwa semua keluarga

harus mengetahui arti penting dan mendukung dalam tugas pemberian ASI saja

selama 6 bulan untuk ibu nifas pada kehidupan pertama bagi bayinya.(Kemenkes

RI ,2013)

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif bagi ibu dan

bayimenurut hasil Riskesdas (2013).Bayi yang menyusui mempunyai peran yang

penting untuk pertumbuhan dan kesehatan sertakelangsungan hidup bayi

,sedangkan bagi ibu menyusui membuat kontraksi uterus semakin

membaik,mengurangi terjadinya perdarahan post partum serta mengurangi

morbiditas dan mortalitas pada ibu anak.

ASI Eklusif adalah pemberian ASI saja dari bayi lahir sampai usia 6 bulan

tanpa pemberian makanan dan cairan.Menurut WHO dan UNICEF

merekomendasikan pada ibu pasca melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif

sampai usia 6 bulan dengan menerapkan hal- hal sebagai berikut (1) IMD /inisiasi

1
2

menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayinya.(2) ASIEksklusif diberikan

pada bayinya tanpa tambahan makanan lainnya (3) ASI diberikan on- Demand atau

sesuai kebutuhan bayi setiap hari setiap malam (4) ASI yang diberikan tidak

menggunakan botol/ dot.cangkir sebaiknya langsung dari payudara ibu ( Sunarsih,

2011)Hal ini juga didukung oeh UNICEF bersama world health assembly (WHA)

dan negara –negara lainnya menetapkan jangka waktu pemberian ASI Eklusif

selama 6 bulan hal ini diperkuat dengan temuan bukti pada tahun 1999 pemberian

makanan terlalu dini memberikan efek negatif pada bayi, menyebabkan

peningkatan angka kesakitan pada bayi mengganggu pemberian asi eklusif pada

bayi.

Menurut Kemenkes RI 2013 semua keluarga harus mengetahui arti penting

mendukung ASI Eklusif dalam tugas pemberian ASI saja selama 6 bulan untuk

perempuan bagi kehidupan pertama anak. Pengetahuan ibu yang kurang tentang

ASIEksklusif menyebabkan ibu tidak memberikan bayinya ASI Eksklusif ,hal ini

juga karena kurangnya dukungan dari keluarga terutama suami sebagai suami

peduli ASI Eksklusif.

Data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi pada tahun 2018

pencapaian cakupan ASI Eklusif73 %, dan menurut data dari Dinas Kesehatan

Propinsi Jambi Cakupan ASI Eklusifpada tahun 2018 untukKabupaten Muaro

Jambi 79,87 % ,pencapaian Cakupan ASI Eklusif yang terendah adalah kabupaten

Bungo yaitu 58,63 %.Kemudian menurut dari data Dinas Kesehatan Kabupaten

Muaro Jambi pada tahun 2018 pemberian ASI Eklusif untuk Puskesmas Jambi

Kecil 70 % dan yang terendah pada Puskesmas Sengeti yaitu 43,4 %.

Puskesmas Jambi Kecil merupakan salah satu Puskesmas Rawat

Inap,terdapat 11 Desa dan 1 Kelurahan ,menurut data PWS KIA pada tahun 2018
3

jumlah total sasaran ibu hamil seluruhnya sebanyak 553orang, jumlah ibu

melahirkan pada tahun 2018 adalah 528 ibu.dan menurut data dari Puskesmas

Jambi Kecil sasaran bayi 0-6 bulan 257 bayi dan yang mendapatkan ASI Eklusif

115 bayi dengan pencapaian pemberian asi eklusif 70 %. Studi penelitian yang

dilakukan oleh penulis disini terdapat 3 desa dengan cakupan ASI Eklusif yang

rendah yaitu desa Jambi tulo 44,4%,desa Mudung Darat 50%, dan desa Niaso 50%

(pada umur 0-5 bulan) dan desa Kedap 20 %,dan desa muaro jambi 26.47% dan

desa Lubuk Raman 30 % (umur 6 bulan)

Kurangnya informasi tentang ASI Eklusif membuatibu kurang motivasi

untuk memberi anaknya ASIEklusif, dukungan suami yang kurang, ibu yang

bekerja di luar rumah sebagai pekerja, tidak memerah ASInya dengan alasan repot,

hal ini yang menyebabkan pemberian ASI Eklusif menjadi rendah( Prasetyono DS

2012:110-132).

Mendapatkan ASI merupakan Hak Azazi bayi yang harus dipenuhi,di

Indonesia penggalangan pengguaan ASI sudah mulai dicanangkan pada tanggal 22

Desember 1990 ,dan hal ini juga dikuatkan dengan .Peraturan Republik Indonesia

dengan mengeluarkan mengeluarkan PeraturanNomor 33 Tahun 2012 Tentang

Pemberian ASI Eklusif ,PP tentang ASIEklusif ini merupakan penjabaran dari “

Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak

bayi untuk mendapatkan asi eklusif dan ayat (2)“ Ketentuan lebih lanjut

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

(Kemenkes RI 2012 ). Pekerja perempuan berhak atas istirahat selama 1,5 bulan

sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter

atau bidan,menurut pasal 82 ayat (1) Undang –Undang Ketenagakerjaan No 13

Tahun 2003 menyatakan bahwa Pengusaha yang tidak memberikan istirahat selama
4

1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan menurut

perhitungan dokter atau bidan akan dikenakan sangsi penjara / pidana paling

singkat 1 tahun dan paling lama 4 tahun atau dengan denda paling sedikit Rp

100.000.000(Seratus Juta Rupiah) atau paling banyak Rp 400.000.000(Empat Ratus

Juta Rupiah).(Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 2003)

Menurut Rina Werdayanti (3013:62-65) dan Hesti Widuri (2013:35-47)

Pemberian ASI Eklusif berhibungan erat dengan faktor internal ibu (pengetahuan

ibu,kondisi kesehatan ibu,persepsi ibu tentang ASI Eklusif,usia ibu saat menyusui)

dan faktor eksternal ibu (pendidikan ibu,dorongan dari petugas kesehatan

,dukungan orang terdekat,promosi susu formula,budaya ditempat ibu tinggal,status

pekerjaan ibu).Berdasarkan latar belakangdi atas, Penulis akan melakukan

penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya

CakupanASI Eklusif di Desa Jambi Tulo,desa Mudung Darat ,dan desa Niaso di

WilayahKerja Puskesmas Jambi Kecil PadaTahun 2020?

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas Penulis bermaksud melakukan

penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya ASI Eklusif

Desa Jambi Tulo, desa Mudung Darat ,dan desa Niaso di WilayahKerja Puskesmas

Jambi Kecil PadaTahun 2020?Rumusan Masalah Dalam Penelitian Ini Adalah

Belum Diketahuinya Faktor Faktor Apakah yang Mempengaruhi Rendahnya

Cakupan ASI Eklusif, di desa Jambi Tulo,desa Mudung Darat ,dan desa Niaso di

WilayahKerja Puskesmas Jambi Kecil PadaTahun 2020?

Pertanyaan dalam penelitian ini :


5

1. Bagaimana gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui di WilayahKerja Puskesmas

Jambi Kecil PadaTahun 2020?

2. Bagaimana dukungan keluarga terutama suami, tentang ASI Eklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020?

3. Bagaimana dukungan petugas kesehatan terutama bidan tentang ASIEklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Tahun 2020.

4. Bagaimanahubungan antara pengetahuan ibu dengan rendahnya cakupan ASI

Eklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020?

5. Bagaimana hubungan antara dukungan keluarga terutama suami dengan

rendahnya cakupan ASI Eklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada

Tahun 2020?

6. Bagaimana hubungan antara peran petugas kesehatan terutama bidan desa di

wilayah kerja dengan rendahnya cakupan ASI Eklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya ASI Eklusif di WilayahKerja

Puskesmas Jambi Kecil Kecamatan Marosebo Kabupaten Muaro Jambi

Provinsi Jambi Pada Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui di WilayahKerja

Puskesmas JambiKecil PadaTahun 2020.


6

b. Diketahui dukungan keluarga terutama suami, tentang ASI Eklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020.

c. Diketahuinya dukungan petugas kesehatan terutama bidan tentang ASI

Eklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Tahun 2020.

d. Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan rendahnya cakupan

ASI Eklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020.

e. Diketahui ada hubungan antara dukungan keluarga terutama suami

dengan rendahnya cakupan ASI Eklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Jambi Kecil Pada Tahun 2020.

f. Diketahui ada hubungan antara peran petugas kesehatan terutama bidan

desa di wilayah kerja dengan rendahnya cakupan ASI Eklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Pada Tahun 2020.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Poltekkes Jurusan Kebidanan .

Hasil penelitian ini diharapka sebagai bahan masukan untuk menambah

selanjutnya.pustaka bacaan,refrerensi,serta meningkatkan pengetahuan dan

wawasan bagi bidan di PoltekkesKebidanan.

2. Manfaat Bagi Puskesmas Jambi Kecil Kecamatan Marosebo Kabupaten

Muaro Jambi ,Provinsi Jambi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang ASI Eklusif dan menambah pengetahuan

tentang ASI eklusif untuk petugas kesehatan terutama Bidan Desa Di

Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil dan juga diharapkan dapat

memberikan informasi dan menambah pengetahuan bagi pasangan usia

subur,ibu hamil ,ibu menyusui sertapara suami dan keluarganyauntuk


7

berpartisipasi dalam meningkatkan pemberian ASI Eklusifterutama di desa

Jambi Tulo, desa Mudung Darat dan desa Niaso di Wilayah Kerja

Puskesmas Jambi kecil agar bayi dan ibu selalu sehat

3. Manfaat bagi penelitian lain.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar dan

acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

rancangan crossecsional,penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Cakupan ASI Eklusifdi

WilayahKerja Puskesmas Jambi Kecil PadaTahun 2020?Subjek dalam

penelitian ibu menyusui,populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu

menyusui yang mempunyai bayi umur 0-6 bulandi Desa Jambi Tulo, desa

Mudung Darat, Desa Niaso yang berkunjung ke Puskesmas Pembantu dan

Polindes dan Posyandu , pada bulan Januari sampai Maret 2020 dengan

jumlah populasi 90 ibu menyusui, dalam penelitian ini terdapat variabel

dependen merupakan kejadian cakupan asi eklusif yang rendah di puskesmas

jambi kecilsedangkan variabel independent terdiri dari karakteristik ibu

menyusui, pengetahuan ibu, dukungan keluarga terutama suami,pengetahuan

ibu menyusui,.Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposivesampling,analisis data pada penelitian ini menggunakan univariat dan

bivariat.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ASI EKLUSIF

A. Pengertian

ASI Eklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi umur 1 hari sampai 6

bulantanpa tambahan makannan padat lainnya,makanan padat ini contohnya

seperti nasi,tim,pisang ,pepaya, biskut, susu tambahan serta bubur

(Mufdlillah,2017:7)

1. Fungsi ASI bagi bayi

Menurut Mufdlillah (2017:8)

a. Manfaat bagi bayi

1) Sebagai nutrisi yang lengkap dan murah sehingga 7tidak perlu di

beli anugrah dari Allah untuk ibu menyusui,

2) Dapat meningkatkan daya tahan bayi meningkatkan kecerdasan

mental,emosional, yang stabil serta spiritual yang matang dan

diikutiperkembangan sosial yang baik,

3) Mudah di cerna dan diserap oleh bayi karena sesuai dengan usus

bayi

4) Gigi,langit- langit dan rahan tumbuh secara sempurna.

5) Memiliki komposisi lemak,karbohidrat, kalori,protein, dan vitamin.

6) Perlindungan penyakit infeksi meliputi OMA, diare dan

salurannafas.

7) Perlindungn alergi karena ASI mengandung antibodi.

8) Merangsang intelegensi dan saraf.

8
9

9) Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal.

b. Beberapa fakta tentang fungsi ASI dalam meningkatkan kesehatan

bayi,yaitu: (FB Monika 2018:5-6)

1) Bayi yang diberi ASI 17 kali jarang menderita pneumonia/radang

paru (Cesar 1999)

2) Bayi yang diberi ASI terlindung dari penyakit sepsis/ infeksi dalam

darahyang mengakibatkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga

kematian(Ashraf 1991,Patel 2013).

3) Menyusui yang panjang dapat melindungi bayi dan anak dari

penyakit asma

BilaASI Eklusif dihentikan sebelum 4 bulan akan meningkatkan

terjadinya serangan /penyakit asma (Kull 2004,Bener 2007).

4) Menyusui yang panjang lebih dari 6 bulan melindungi bayi dan

anakdari penyakitRhinitis alergi.

5) Bayi yang diberi ASI Eklusif selama 4 bulan atau lebih, 3 kali

jarang Terkenapenyakit saluran pernafasan di bandingkan bayi yang

diberi susuformula (Bachrach 2003).

6) Bayi yang diberi ASI Eklusif 25 kali lebih jarang kena penyakit

diare fatal yang dapat menyebabkan kematiannya (Huffman

1990) .bayi yang dirawat di rumah sakit karena diare dapat dicegah

dengan pemberian asi eklusif setiap bulan sebanyak 53 %.

(Quigley2007)

7) Bayi yang diberi ASI saja selama 6 bulan atau lebih,jarang

menderitakanker( Leukemia ,limfoma maligna ) (Martin 2005,

Bener 2001)
10

8) Pemberian ASI Eklusif pada bayi mengurangi resiko terkena

kencing manis,diabetes (Owen 2006)

9) Bayi yang diberi ASI Eklusif terlindung dari penyakit infeksi

telinga tengah(Sabirov 2009).

10) Bayi prematur dengan BBLR yang diberikan asi eklusif dapat

terhindar dari ROP(Retinapathy of Prematurity ) ( Manzoni 2013)

11) Pemberian asi eklusif pada bayi selama 3-5 bulan dapat terhindar

dari resiko obesitas / kegemukan 35 % pada masa yang akan datang

saat usia 5-6 tahun(Carol 2003).

12) Pemberian asi eklusifpada bayi mengurangi resiko kekurangan gizi

(Pediatrcs 115,2005)

13) Pemberian asi eklusifpada bayi mengurangi resiko terkena penyakit

Jantung dan pembuluh darah (Owen 2002 )

14) Bayi yang di beri susu formula memiliki konsentrasi kolesterol

LDL ( kolesterol jahat )yang lebih tinggi dari HDL ( kolesterol

baik) dan ini merupakan salah satu faktor resiko kardiovaskuler

(owen 2002 )

15) Pemberian asi eklusif pada bayi prematur dapat mencegah penyakit

necrotizing enterocolitis /nec (infeksi dan peradangan yang

menebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus ).dan bisa

menyebabkan kematian pada bayi prematur (Gephart 2012)

16) Pemberian asi pada bayi dapat mencegah infeksi dari bubuk susu

formula(misalnya dari bakteri E.sakazaki )(Hunter 2008)

17) Pemberian asi pada bayi dapat mencegah kerusakan tulang misalnya

gigi keropos dan maloklusi /kelaianan sususnan gigi geligi atas dan
11

bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut /rahang

(Agarwal 2012, Labbok 1987)

2. Manfaat menyusui bagi ibu(FB.Monika ,2018:8-9 )

a. Terjalin kasih sayang pada ibu dan ananknya,sehingga mengerangi

resiko ibu menderita resiko depresi pasca bersalin(post partum

depresion)(Kendall 2007),pada saai ibu menyusui tubuhnya

melepaskan hormon oksitocin sehingga menciptakan kuatnya ikatan

kasih sayang ,ketenangan ,dan kedekatan ibu pada bayinya

b. Ibu yang memberi asi eklusif dapat menjadi metode kontrasepsi yang

aman dan efektif (Vakemans 1997).

c. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah melahirkan,mengurangi

terjadinyaperdarahan post partum, serta meningkatkan kontraksi

uterus.(Sobhi 2004),ibu yang memberikan IMD setelah bersalin akan

lebih cepat pulih dibandingkan ibu tidak menyusui.

d. Mempercepat pemulihan bentuk rahim (Halcroft 2003),isapan bayi saat

menyusui membuat tubuh ibu melepaskan hormon oksitocin ,membuat

rahim berkontraksi sehingga bentuk rahim kembali ke bentuk semula .

e. Mengurangi resiko kanker indung telur, kanker payudara, kanker

endometrium (Awatef 2010, Newcomb 2000)

f. Mengurangi resiko penyakit diabetes tipi 2 (Erika 2008), hal ini

diperkuat dengan penelitian Lie,jorm,dan Banks ibu yang tidak

menyusui resiko terkena penyakit diabetes tipe 2 meningkat 50 %.

g. Menguragi resiko terkena rheumatoid arthtritis(Karlson

2004),penelitian yang dilakukan di china pada 7000 ibu ditemukan


12

bahwa ibu menyusui jangka panjang menguragi resiko menderita

rheumatoid arthritis hinnga 50%.

h. Menyusui dapat mengurangi resiko kegemukan

(obesitas)mengembalikan berat badan secepatnya kembali seperti

semula (Baker 2008 )

i. Mengurangi kegelisahan dan sters pada ibu,karna pelepasan hormon

prolaktin dari tubuh ibu membuat ibu menjadi tenang dan rileks pada

saat bayinya mengisap putting susu dan kontak kulit bayi dengan

ibunya.

j. Lebih ekonomis dan hemat. Gratis dari Allah tidak perlu

membeli.dengan menyusui ibu tidak perlu repot menyiapkan botol

susu,tidak perlu membeli,mengurangi anggaran belanja keluarga

sehingga mengurangi kemiskinan pada keluarga.

k. Mengurangi resiko hipertensi atau tekanan darah tinggi pada masa

yang akan datang (American journal of Epidemiology 2011),penelitian

ini dilakukan pada 50 ribu pada ibu menyusui di amerika serikat

ditemukan bahwa ibu yang memberi asi eklufif memiliki resiko lebih

rendah terkena hipertensi di masa yang akan datang.

l. Mengurangi tindakan kekerasan ibu pada anaknya (Strathearn

2009)pernyataan ini didukung kuat dengan penelitian 5890 ibu selama

15 tahun.

m. Mengurangi resiko anemia Defisiensi Besi (ADB)( Dermer 2001) pada

ibu.
13

3. Tahapan dan Perkembangan ASI

a. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan pertama keluar setelah persalinan hari 1

post partum konsistent encer dan sering berwarna kuning,yang mengandung

banyak zat anti infeksi (10-17) kali lebih banyak dari ASI Matur

(Werdayanti .R ,2013:28)

Hari 1 sampai k3 kelahiran bayi asi yang keluar adalah

kolostrumBerwarna kekuningan dan kental kolostrum mengandung zat gizi

dan antibodi yang tinggi dari pada asi matur.kandungan gizi yang terdapat

didalammya adalah 8,5% protein, 2,5 % lemak, 3,5 % karbohidrat, 0,4%

garam dan mineral, 85,1 % air (Mufdlillh dkk 2017:9).Kolostrum bersifat

laksatif atau sebagai pencahar alami yang berfungsi membersihkan

mekoniumdan zat- zat pengganggu di usus dari pencernaan bayi dan

mempersiapkannya untuk makanan yang akan datang,volume kolostrum

150-300 ml/jam ( Werdayanti .R,2013:28).

b. Asi masa transisi

Keluar di hari 4-hari k10 kelahiran bayi .kadar protein

semakinrendahdan kadar lemak serta karbohidrat semakin tinggi dan

volume asinya semakin banyak. ( Werdayanti .R,2013:28).

Pada hari 4-6 kolostrum berubah menjadi ASI transisi ,pada fase

inikandungan antibodi pada asi menurun, dan jumlah asi meningkatdrastis

mengandung 10 % leukosit ,lemak yang tinggi untuk pertumbuhan bayi,

dan perkenbangan otak,mengatur kadar gula , dan memenuhi kebutuhan

nutrisi bayi.(FB Monika ,2018:17-18)


14

c. Asi masa matur / matang

Keluar di hari k 10 sampai 2 minggu kadar karbohidrat asi relatif

stabil, komponen laktosa ( karbohidrat) adalah kandungan utama dalam asi

sebagai sumber energi pada otak , juga mengandung natrium,potasium,

protein, vitamin larut lemak (FB Monika 2018 :18 )

4. Komposisi ASI

a. Air

Berdasarkan penelitian dr.Ruth Lawrwnce ,sekitar 88,1 %

komposisi asi adalah air,sisanya adalah

karbohidrat,lemak,protein,mineral,dan lain- lain.Jadi bayi yang

menerima asi tidak perlu menerima air putih atau sejenisnya.

Berdasarkan panduan AAP (AmerikanAcademy of

Pediatrics)menambahkan cairan lain pada bayi seperti air putih, air

gula, susu formula, dan cairan selain asi tidak boleh diberikan pada bayi

baru lahir, kecuali atas indikasi medis yang memerlukannya.(FB

Monika 2018 :19 )

Bahaya yang terjadi bila bayi diberi air putih rutin adalah

sebagai berikut :(FB MONIKA 2018 :19-20)

1) Kadar bilirubin pada bayi akan meningkat dan menyebabkan

menderita penyakit kuning (ABM Clinikal Protokol#3,2009)

2) Bayi mengalami keracunan air putih ( oral water intoxication )

dengan gejala muntah , suhu tubuh rendah (hipotermia ) diare, dan

bisa terjadi kejang karena kekurangan Natrium (Keating 1991)


15

3) Bayi bisa kekurangan gizi ,pertumbuhannya lambat, hingga gagal

tumbuh (Failure to thrive karena bayi kenyang/ kembung minum

air dan tidak mau menyusu.

4) Produksi asi terganggu atau berkurang karena ibu tidak rajin

memerah asinya.

5) Bayi kurang mendapat antibodi sehingga kurang terlindung dari

berbagai penyakit.

b. Protein

Protein utama asi mengandung whey (mudah di cerna ).

Sedangkan pada susu sapi mengandung Kasein (Sukar dicerna ) Asi

mengandung alfalaktalbumin sedangkan susu sapi mengandung

lactoglobulindan bovine serum albumin yang alergi susu sapi pada

bayi.( Werdayanti .R, 2013:15).

Pemberian ASI Eklusif dapat menghindari terjadinya alergi

susu/ASI,ASI juga mengandung lactoferin berfungsi mengangkut zat

besi dan antibodi usus bayi dari bakteri patogen (FB Monika 2018 :26).

Laktoferin membiarkan flora normal usus untuk tumbuh dan

membunuh bakteri patogen .dalam asi juga terdapat antibiotik alami

yaitu lisosyme, pada asi juga terdapat protein istimewa lainnya yaitu :

taurine,Taurin berfungsi untuk pertumbuhan otak, susunan syaraf , yang

terpenting adalah untuk pertumbuhan retina ,sedangkan pda sususapi

tidak mengandung taurine.


16

c. Karbohidrat

Laktosa atau gula adalah karbohidrat utama pada ASI yang

berfungsi sebagai:

1) Meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk

pertumbuhan tulang bayi.

2) Meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik seperti

Lactobacillus bifidus.Permentase laktosamenghasilkan asam laktat

yang memberikan suasana asam didalam usus bayi sehingga

menghambat pertumbuhan bakteri patogen.(Prasetyono

.DW,2012:99).

d. Lemak

Lemak ASI mengandung enzim lipase yang berfungsi untuk

mencerna ASI dan mudah diserap oleh bayi,lemak utama asi adalah

lemak ikatan panjang formega 3,omega 6 , DHA dan asam arakhidonat

suatu asam lemak esensial untuk menyelinisasi saraf yang penting

untuk kebutuhan pertumbuhan otak bayi,,kolesterol asi tinggi sehingga

dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan otak ,yang berfungsi dalam

pembentukan enzim metabolisme kolesterol yang mengendalikan kadar

kolesterol di kemudian hari sehingga dapat mencegah serangan jantung

dan arteriosklorosis pada usia muda.( Werdayanti .R, 2013:16).

e. Vitamin.

ASI mengandung semua vitamin untuk kebutuhan bayi secara

umumnya,tetapi kandungan vitamin D lebih rendah sehingga bayi harus

dijemur untuk mendapatkan paparan sinar matahari pagi. Bayi yang

tinggal di daerah paparan sinar matahari yang rendah atau daerah


17

dengan musim dingin yang panjang memerlukan suplemen vitamin D.

sebuah penelitian menyarankan ibu menyusui dan bayi untuk

mengkonsumsi sumplemen vitamin D agar kandungan vitamin D dalam

Asi meningkat dan bayi tidak kekurangan vitamin D. (FB Monika

2018 :21).

f. Mineral

Kandungan mineral dalam ASI cukup rendah karena ginjal bayi

masihberkembang,kalsium dalam ASI dapat terserap tubuh lebih efektif

dibandingsusu formula.Kandungan zat besi dalam ASI juga

dapatterserap lebihefektif dibanding susu formula,karena ASI

mengandung vitamin C lebih tinggibayi dapat menyerap hingga 60%zat

besi dalam ASI, sementara dalam susu formula bayi hanya menyerap

4% zat besi yang diserap oleh tubuh bayi (FB Monika. 2018 :21).

g. Enzim

ASI mengandung 20 enzim aktif , diantaranya adalah lysozime

yang berperan sebagai anti mikroba ,ASI mengandung 300 kali lebih

banyak lysozyme dibandingkan dari susu sapi, ASI juga

mengandungLipase yang berperan dalam mencerna lemak menjadi

energi yang dibutuhkan bayi dan amilase yang berfungsi untuk

mencerna karbohidrat (FB Monika 2018:22).

5. Fungsi ASI Sebagai Imunisasi Adalah:


18

a. Imunisasi aktif untuk merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi

b. Imunisasi fasif dengan adanya SigA(secretory immunoglobulin A) yang

berfungsi untuk melindungi usus bayi pada minggu pertama kehidupan

dari alergen. Vitamin,mineral dan zat besi Asi mengandung vitamin,

mineral, dan zat besi yang lengkap dan mudah diserap oleh bayi..(FB

Monika 2018 :22)

B. Faktor Faktor yang Menghambat Keberhasilan Asi Eklusif.

Aktivitas menyusui ibu pada bayinya ternyata tak segampang yang

dibayangkan,masalah ini mungkin tidak ada jika ibu dan keluarga terutama

suami mendapatkan informasi yang memadai dari berbagai media.Beragam

faktor yang menjadi kendala dalam menyusui di bagi 2 faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal(Prasetyono DW ,2012:110)

1. Faktor internal

Ibu tidak mempunyai pengetahuan yang memadai dan tidak

mengerti tentang cara menyusui bayi yang benar dan tepat, manfaat asi dan

dampak yang ditemui bika tidak menyusui bayinya( Prasetyono

DW,2012:115)

a. Pengetahuan ibu

Pengetahuan adalah hal yang sederhana dalam kegiatan

kognitif.seseorang mendapatkan pengetahuan dari peristiwa/ kejadian

atau informasi yang dapat diingat lagi.Pengetahuan juga didapat dari

pengalaman hidup yang diperoleh dari dan mempengaruhi perilaku

seseorang dalam mempelajari informasi yang penting(Potter dan

Perry,2005).
19

Ketidakpahaman ibu mengenai asi eklusif yang keluar pada hari

pertama sampai hari k3 atau k5 .Kebiasaan membuang asi kolostrum

ini karene ibu menyusui menganggap adalah susu basi yang tidak baik

di berikan ke bayinya sehingga ibu membeli susu fomula atau makanan

lainnya ,padahal kolostrum ini mengandung banyak zat zat putih telur

atau protein serta tinggi protein dan zat anti infeksi atau

immunoglobulin dalam kadar yang lebih tinggi dapada asi matur .

b. Kondisi kesehatan

Ibu menyusui yang sakit jantung sebaiknya tidak menyusui

bayinya, karena jika ibu menyusui bayinya akan menyebabkan gagal

jantung pada ibu tersebut,dan bayi yang menderita galaksemia yang

merupakan kelainan kongenital pada bayi dimana bayi tidak

mempunyai enzim galaktase yang berfungsi untuk memecah galaktosa

menjadi glukosa dan akan mempengaruhi pada perkembangan bayi

tersebut ( kosim,yunanto,dewi ,sarosa usman ,2010 ).

Kondisi lainnya yang dapat menbuat bayi susah menyusui

adalah lahir prematur,kelainan pada bibir bayi serta bayi kuningpada

saat lahir (Prasetyono,2012 ),bayi yang alergi si ibu sehigga selalu diare

jika diberi asi misalnya dia mendapat penyakit bawaan dimana saluran

cernanya tidak dapat menerima laktosa ,gula dalam jumlah besar pada

asi (Pudjiati ,2011 )

Faktor psikologis bayi dimana saaat bayi diberikan bayi

rewel,atau sering menangis pada saat menyusui maupun sesudah

menyusui hal ini dapat mempengaruhi pemberian asi

eklusif(Harahap,2010)
20

c. Persepsi

Menurut Siregar ,2004 ibu yang mempunyai pikiran negatif /

persepsi negatifyaitu ibu sindroma asi kurang,pada kasus ini ibu merasa

asinya tidak cukupuntuk kebutuhan bayinya ibu merasa payudaranya

kendor atau tidak tegang yang membuat ibu merasa asi yang dia

produksi kurang 98 ribu dari 100ribu ibu menyatakan asinya kurang

banyak sebenarnya asi ibu cukup tapi karena tidak mendapatkan

informasi yang baik tentang menajemen laktasi yang benar dan posisi

menyusui yang tepat (Prasetyono DW, 2012 :150).Menurut WHO asi

pengganti yang baik yang direkomendasikan pada ibu HIV jika

memenuhi syarat AFASS yaitu cocok (acceptable), mudah dikerjakan

(feasible), mampu( affordoble) dan digunakan terus menerus

(sustainable), dan aman (safe) sayangnya didaerah miskin hal ini susah

dilakukan karena alasan ekonomi (kosim, yunanto, dewi, sarosa,

usman,2010)

Sters juga dapat mempengaruhi perubahan prilaku dalam

pemberian asi ,bayi cepat marah dan sering mencari susu ibu (wagner,

2012) dan menurut Pertiwi (2012) strest dapat mempengaruhi produksi

ASI.

d. Usia ibu menyusui.

Waktu reproduksi sehat adalah usia yang aman untuk kehamilan,

persalinan dan menyusui adalah 20-35 tahun dan usia ini sangat baik

untuk pemberian asi eklusif ,sedangkan pada ibu yang kurang 20 tahun

dianggap usia belum matang secara fisik ,mental, dan psikologis dalm

menghadapi kehamilan ,persalinan dan juga dalam pemberian asi


21

eklusif. Sedangkan ibu usia diatas 35 tahun dianggap berbahaya karena

fungsi alat reproduksi mengalami penurunan dan berkurang fungsinya

hal ini akan mengakibatkan resiko bawaan pada bayinya dan juga

kesulitan pada kehamilan,persalinan dan nifas ibu (Arini,2012 dan

Yanti,2012) ini dianggap usia matang /dewasa disebut juga masa

reproduksi,dimana pada masa ini pasangan yang sudah menikah pada

umur ini dianggap telah mampu memecah masalah yang dihadapi dengan

tenang secara emosional terutama dalam masa kehamilan, persalinan,

nifas dan merawat bayinya nanti (Yanti,2012).

2. Faktor eksternal.

Faktor eksternal adalah sesuatu yang terjadi jika kebutuhan internal

terpenuhi .Faktor eksternal yang terjadi dan mempengaruhi pemberian asi

eklusif pada ibu menyusui ,adalah:

a. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rendah pula jumlah

ibu yang memberikan asi eklusif bayinya menurut penelitian Novita

(2008) hal ini disebabkan banyak ibu yang bekerja dan ibu yang

mempunyai kegiatan di luar rumah sehinnga ibu sering meninggalkan

bayinya ke orang lain ,tapi ibu yang perdidikan rendah banyak yang

tidak bekerja di luar rumah,sehingga mempunyai banyak waktu untuk

mengurus bayinya dan memberi asi eklusif (Pertiwi ,2012). Pernyataan

ini di didukung oleh saleh (2011) tingkat pendidikan mempengaruhi ibu

dalam pemberian asi tertama asi eklusif, ibu ibu yang berpendidikan

tinggi lebih cenderung cepat memberikan prelaktal dan MP-ASI dini


22

kepada bayinya karena ibu kurangnya pengetahuan tentang pemberian

asi eklusuif.

b. Dukungan petugas kesehatan.

Menurut WHO/UNICEF tahun 1989 dimana isinya telah

dikembangkan oleh depkes RI /BK-PP-ASI (Badan koordinasi –

Peningkatan penggunaan ) telah mengeluarkan pedoman untuk fasilitas

kesehatan yang merawat ibu dan bayinya untuk meningkatkan

penggunaan asi yang disebut the ten streps to succesfull breasfeeding

(sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui /LKMD) salah satu

isinya bahwa setiap fasilitas yang menyediakan pelayanan persalinan dan

peraeawatan bayi baru lahir hendaknya membuat kebijakan tertulis

mengenai pemberian asi yang rutin di informasikan kepada semua

petugas kesehatan ,membantu para ibu mengawali pemberian asi dalam

setengah jam pertama setelah persalinan (inisiasi menyusui dini)

(Maryunani ,2012)

c. Dukungan orang terdekat

Keberhasilan pemberian asi juga didukung oleh orang terdekat

terutama suami yang lazimnya disebut breasdfeeding father atau ayah

menyusui, ibu dalam memberikan asinya dan mendapatkan dukungan

dari suaminya sehingga merasa dicintai hal ini menyebabkan timbulnya

emosi positif dalam menysui dan mengakibatkan produksi hormon

oksitocin sehinngga produksi asi meningkat.(Prasetyono

DW,2012:116).Dukungan keluarga terutama suami dalam memberikan

dukungan ibu pemberian asi eklusif menyebabkan kelancaran reflek


23

pengeluaran asi karena ibu mendapat dukungan secara emosianal dan

psikologis ( Pertiwi ,2012)

d. Promosi susu formula

Ada berbagai faktor yang membuat ibu tidal menyusui bayinya

menurut prasetyono(,2012 :22),salah satupenyebabnya adalah promosi

yang terlalu sering di televisi maupun di supermarket oleh produsen susu

dan makanan pendamping asi sehingga ibu terpengaruh oleh promo

hadiah dan ibu mau menggantikan asinya dengan susu formula tersebut

hal ini terjadi karena pengetahuan ibu tentang asi yang tidak memadai

sehingga mudah dibujuk dan dirayu oleh distributor susu dan ibu

mengganggap susu formula lebih praktis daripada pemberian

asi( Prasetyono,2012: 22)

e. Budaya.

Pemberian ASI Eklusif diindonesia masih rendah hal ini

disebabkan oleh budaya disebagian daerah.

f. Status Pekerjaan.

Kegiatan ekonomi yang mendapatkan upah atau penghasilan

disebut juga bekerja,dijaman sekarang bekerja tak hanya oleh pria juga

dilakukan oleh perempuan jumlah ibu yang bekerja diluar rumah dslsm

waktu yang lama dapat mempengaruhi jumlah partisipasi ibu yang

menyusui . salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian asi eklusif

sehingga ibu tidak bisa memberikan asi eklusif pada bayinya selama 6

bulan menurut Prasetyono (2012 :22).


24

C. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori di atasfaktor-faktor yang berhubungan

dengan pemberian ASI eksklusif. Konsep yang dikembangkan oleh Green

mengatakan bahwa perilaku terbentuk karena kombinasi dari tiga faktor utama

yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), Faktor Pendukung (enabling

factors) dan faktor pendorong (reinforcing factors). Maka kerangka teori yang

digunakan sebagai berikut :

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) :


Pengetahuan
Sikap
Keyakinan
Nilai
Variabel Demografi Tertentu. 1

5 2
Faktor Pendukung (Enabling Factors):
Ketersedianya Sumber Daya Kesehatan
Keterjangkauan Sumber Daya Kesehatan 4 Perilaku Kesehatan

Faktor pendorong (Reinforcing Factors):


Petugas kesehatan
Kader Posyandu
Keluarga
Tokoh Masyarakat

Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)


25

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

SERTA HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori pada bab II dalam penelitian ini menjelaskan

tentang faktor –faktor yang berhubungan dengan rendahnya cakupan asi eklusif

di desa jambi tulo,mudung darat dan desa niaso di wilayah kerja puskesmas

jambi kecil pada tahun 2020.Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah

menggambarkan faktor – faktor yang berhubungan dengan rendahnya Cakupan

ASI Eklusif pada usia 0-6 bulan ,variabel bebas (independent variable ) pada

penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang asi eklusif ,dukungan keluarga

atau suami serta dukungan petugas kesehatan terutama bidan ,sedangkan

variabel terikat (dependent variable ) pada penelitian ini adalah rendahnya

cakupan asi eklusif .

Secara skematis kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka konsep

Variabel independent Variabel Dependen

Pengetahuan ibu

Dukungan keluarga terutama suami Pemberian


ASI Eksklusif

Dukungan tenaga kesehatan


terutama bidan

32

25
26

B. DefinisiOperasional

Berdasarkanvariabelpadakonseppenelitian,

makapenulismemberikanbatasan-batasandalamdefinisioperasionalsebagai

berikut:

Tabel 3.1 DefinisiOperasional

NO Variabel Definisi Operational Cara/Alat/Skala/HasilUkur


1 ASI Ekslusif Pemberian ASI Cara Ukur : PengisianKuesioner
ekslusif pada bayi AlatUkur : Kuesioner
usia 0-6 bulan tanpa SkalaUkur : Ordinal
tambahan makanan HasilUkur :
apapun kecuali obat- 0 = Tidak diberikan ASI Ekslusif
obatan 1 = Diberikan ASI Ekslusif

2. Pengetahuan Pengetahuan yang Cara Ukur : PengisianKuesioner


Ibu dimiliki ibu tentang AlatUkur : Kuesioner
ASI ekslusif SkalaUkur : Ordinal
HasilUkur :
0 = kurangbaik, jika pengetahuan < 75%
1 = baik, jikapengetahuan > 75%

3. Dukungan Dukungan yang Cara Ukur : PengisianKuesioner


Suami diberikan oleh suami AlatUkur : Kuesioner
tentang pemberian SkalaUkur : Ordinal
ASI ekslusif HasilUkur :
0 = kurangbaik, jikaskor <mean/median
1 = baik, jikaskor ≥ mean/median

Dukungan yang Cara Ukur : PengisianKuesioner


4. Dukungan diberikan oleh AlatUkur : Kuesioner
Petugas petugas SkalaUkur : Ordinal
Kesehatan kesehatan HasilUkur :
(Bidan) (Bidan) berupa 0 = kurangbaik, jikaskor < mean/median
informasi untuk 1 = baik, jikaskor ≥ mean/median
ibu agar mau
memberikan ASI
eksklusif pada
bayinya
27

C. Hipotesis

1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan rendahnya cakupan asi eklusif pada

usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas jambi kecil pada tahun 2020.

2. Ada hubungan dukungan keluarga terutama suami dengan rendahnya

cakupan asi eklusif pada usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas jambi

kecil pada tahun 2020.

3. Ada hubungan dukungan tenaga kesehatan terutama bidan dengan rendahnya

cakupan asi eklusif pada usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas jambi

kecil pada tahun 2020.


28

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross

sectional yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat suatu

keadaan secara objektif (Sastroasmoro, 2011). Metode penelitian ini bertujuan

untuk melihat factor pengetahuan ibu, dukungan suami dan dukungan petugas

kesehatan (bidan) berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Jambi

Tulo, Desa Mudung Darat dan Desa Niaso. Data yang digunakan adalah data

primer melalui pengisian kuisoner oleh responden

B. TempatdanWaktuPenelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jambi Tulo, Desa Mudung Darat dan

Desa Niaso. Penelitian dilakukan dari awal Maret – Mei 2020.

C. PopulasidanSampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan

dilakukan (Sastroasmoro,2008). Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang

mempunyai anak usia di Wilayah Kerja Puskesmas Jambi Kecil Tahun

2020.

Rumusperhitunganjikapopulasinyadiketahuiadalah (Arikunto: 2010)

n = Z2Iɑ/2 P (1-P)N
2 2
d (N-1) + Z Iɑ/2 P (1-P)

28

27
29

Keterangan :
P : perkiraanporposi di masing-masing strata 0,5
d : presisimutlak 10% atau 0,1
N : total populasi :
Z2Iɑ/2 : 1,962
Jadiperhitungannyaadalah :
n = Z2Iɑ/2 P (1-P)N
d2 (N-1) + Z2Iɑ/2 P (1-P)

n = 1,962 x 0.5 (1-0.5) x 2.005


0,12 x (2.005-1) + 1,962 x 0.5 (1-0.5)

n=¿3,8416 x 0.5 (0.5) x 2.005


0,01 x 2.004 + 3,8416 x 0.5 (0.5)

n=¿3,8416 x 0.25 x 2.005


20,04+ 0.9604

n=¿1.925,602
21,0004

n=¿91,6935
n=¿92

2. Sampel

MenurutArikunto (2010) sampelmerupakansebagianatauwakilpopulasi

yang diteliti.

BesarnyaSampeldalampenelitianinimenggunakanperhitungansampel yang

berjumlah denganteknikQuota sampling.

32D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakandalampenelitianini adalah data primer yaitu

data yang diperolehdariresponden.


30

2. InstrumenPenelitian

Instrumenpenelitian yang digunakan

adalahkuesioner.Kuesioneradalahsejumlahpertanyaantertulis yang

digunakanuntukmemperolehinformasidariresponden (Arikunto,2010:91)

3. MetodePengumpulan Data

Metodepengumpulan data dalampenelitianiniadalahmengumpulkan

data primer dengancarapengisiankuesionerdi wilayah Puskesmas Jambi

Kecil Tahun 2020.

E. Pengolahan Data

Data yang telahdikumpulkanselanjutnyadiolahmelalui tahapan sebagai

berikut:

1. Pengeditan Data (Editing)

Tahapinidilakukandenganmemeriksakembalikuesioner yang

telahdikumpulkandenganmenelitikelengkapan,

kejelasandankonsistensidarisetiapjawabandantindakanresponden.

2. Memberikankode (Coding)

Setelahsemuakuesionerdieditselanjutnyadilakukanpengkodeanatau

coding yaknimengubah data berbentukkalimatatauhurufmenjadiangka

ataubilangan.

3. Scoring

Scoring merupakanpenerapanataumemberikanskorpadasetiap variable

ataupadasetiappertanyaankuesioner.

4. Memasukkan data (Entry)

Data yang telahdiperiksa, dikodedandiberiskordimasukkanke program

computer untukdianalisis.
31

5. Pembersihan data (Cleaning)

Dilakukanuntukmemastikanbahwakeseluruhan data yang

sudahdientrydantidakterdapatkesalahandalammemasukkan data

sehinggasiapuntukdianalisis.

F. Analisis Data

Analisis data padapenelitianinimeliputi:

1. AnalisisUnivariat

Analisis data dilakukanuntukmenyederhanakan data dalambentuk

yang lebihmudahdibacadan di interpretasikan.Analisisunivariat yang

dilakukanuntuk melihat gambaran frekuensidarisetiapvariabel yang

ditelitibaikvariabelbebasdanvariabelterikat

2. AnalisisBivariat

Analisisbivariatdigunakan

untukmengetahuiadatidaknyahubunganantaravariabelbebasdenganvariabelte

rikat.Ujianalisis yang digunakanadalahchi square, yaituujistatistik yang

digunakanuntukmengetahuifaktor-faktor yang

berhubungandenganpemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Jambi

Kecil Tahun 2020.


32

LAMPIRAN

Pemberian ASI Eklusif pada usia 0-6 bulan


Puskesmas Rawat Inap Jambi Kecil
Tahun 2018

BAYI
NO DESA Bayi( 0-5 bulan)
S AE Tdk AE Tdk Dtg %
1 Jambi kecil 25 19 5 1 76

2 Tanjung katung 38 28 8 2 73,68

3 Lubuk raman 11 5 4 2 45,45

4 Setiris 30 21 6 3 70

5 Mudung Darat 12 6 4 2 50

6 Danau Kedap 9 5 1 3 55,55

7 Bakung 8 6 1 1 75

8 Jambi Tulo 9 4 3 2 44,44

9 Danau Lamo 12 9 2 1 75

10 Baru 11 7 3 1 63,63
11 Muaro Jambi 22 15 3 4 68,18

12 Niaso 8 4 3 1 50

Puskesmas 195 127 43 25 87,2

Anda mungkin juga menyukai