Revisi Laporan Ketik Percobaan 1 Metfar - KEL.3
Revisi Laporan Ketik Percobaan 1 Metfar - KEL.3
PERCOBAAN I
“STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)
PENANGANAN TIKUS/MENCIT”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
KELAS :B
ASISTEN : NI GUSTI AYU KADEK SRI HANDAYANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Dispo
2. Sonde
3. Kandang
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol
3. NaCl fisiologis
4. Masker
5. Handcoon
Diambil 2,5 ml
Aquadest
Tikus
Esofagus
2. Secara intraperitoneal
+ 0,5 ml
NaCl Fisiologis
Tikus
Posisi
dilepaskan
Tikus
3. Subkutan
+ 0,5 ml
diangkat
Kulit tengkuk
Masukan cairan
Alat suntik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian secara
intraperitoneal
3.
IV.2 Pembahasan
Hewan uji /percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakan
untuk dipegunakan sebagai hewan model guna mempelajari dan
mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau
pengamatan laboratorium.
Pemberian obat melalui mulut (per oral) adalah cara yang paling lazim,
karena sangat praktis, mudah dan aman. Namun tidak semua obat dapat
diberikan per oral, misalnya obat yang bersifat merangsang (aminofilin) atau
yang diuraikan oleh getah lambung seperti benzilpenisilin, insulin dan
hormonsteroida. Seringkali resorpsi obat setelah pemberian oral tidak teratur
dan tidak lengkap, walaupun formulasinya optimal, misalnya senyawa
amonium kwatener (thiazinamum) tetrasilin dan digostin (maksimal 50 %) .
keberatan lain adalah obat setelah di absobsi harus melalui hati, dimana
dapat terjadi inaktivasi, sebelum disalurkan ke tujuannya (target). Untuk
mencapai efek lokal diusus dilakukan pemberian oral, misalnya obat cacing
dan antibiotik untuk mensterilkan lambung. Usus pada infeksi atau sebelum
pembedahan (Streptomisin, neomisin, beberapa sulfonamida). Obat-obat ini
justru tidak boleh diserap, begitu pula zat-zat kotras ronstgen untuk
pembuatan foto lambung usus ( Tjay,Tan Hoo & Rahardja., K, 2015).
Keuntungan pemberian secara oral yaitu rute pemberian obat yang paling
dan biasa dipergunakan karena mudah pembenannya, kepatuhan pasien
yang tinggi dan efektifitas biaya. Kerugiannya melalui oral adalah ada obat
yang dapat mengiritasi saluran cerna perlu kerja sama dengan penderita,
tidak bisa diberikan pada pasien koma, mempengaruhi bioavaibilitas karena
tidak semua obat dapat diabsobsi dan tempat pemberian mencapai sirkulogi
sistemik ( Ismali., S, 2015).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk digunakan
sebagai hewan model untuk pembelajaran dan penelitian. Penggunaan
hewan coba kesehatannya harus dipertimbangkan dan harus sesuai
dengan kode etik hewan uji.
2. Penggunaan tikus sebagai hewan uji karena siklus hidupnya yang relatif
pendek, jumlah anak perkelahiran banyak, mudah ditangani dan sifat
anatomi dan fisiologinya terkarakteristik dengan baik.
3. Cara pemberian secara oral melalui samping mulut tikus dengan
menggunakan sonde. Cara pemberian intraperitoneal disuntikkan pada
bagian bawah perut tikus dan pemberian secara subkutan disuntikkan
melalui tengkuk tikus.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dan lebih aktif pada saat praktikum agar
paham cara pemberian obat dari masing-masing rute tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, Tan Hoon & Rahardja, K. (2015). Obat-Obat Penting. Jakarta : Elex Media.
Wulansari. (2018). Ekstrak Tempe Kedelai Hitam dan Ubi Jalar Ungu Terhadap
Toleransi Darah Tikus Model (DMT2). Vol 6 (1). Malang : Universitas
Negeri Malang.
Yurista, dkk. (2016). Principles Of the 3RS and Arrive Guidelnes In Animal
Research. Jurnal Kardiologi Indonesia . Vol 37 No.3.