Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : MIKROBIOLOGI
PERTEMUAN :2
JUDUL PERCOBAAN : UJI BAKTERIOLOGI PADA AIR MINUM

NAMA : NABELLA HAYATI


NPM : 1948401110032
KELAS : A19 D3 FARMASI
SEMESTER :2
TANGGAL : 2 JULI 2020
DOSEN PENGAMPU :

LABORATORIUM FAKULTAS FARMASI


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERCOBAAN 5
UJI BAKTERIOLOGI PADA AIR MINUM

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan air minum secara bakteriologik.
2. Mahasiswa mampu menentukan kelayakan air minum untuk dikonsumsi.

B. DASAR TEORI
Macam-macam standard dan tes yag digunakan untuk pemeriksaan air tergantung
pada penggunaan air untuk minum, renang, produksi/pengolahan ikan, industri.
Flora bakteri didalam air minum sangat bermacam-macam dan tidak sama pada setiap
contoh air. Karena itu sebaiknya perlu di adakan pemeriksaan yang teratur terhadap
air minum. Bila dari pemeriksaan suatu laboratorium dinyatakan baik (pemeriksaan
tunggal), belum tentu air tersebut baik sebagai air minum.
1. Standar Air Minum
Standard yang dipakai adalah WHO. Semua sampel tidak boleh mengandung E.
coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri Coliform. Standard dari WHO tersebut
ialah:
a. Dalam setiap tahun 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung Coliform
dalam 100 ml.
b. Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml.
c. Tidak ada sampel yang mengandung Coliform lebih dari 10 dalam 100 ml.
d. Tidak boleh ada Coliform dalam 100 ml dari dua sampel yang berurutan.
2. Frekuensi Sampling
Yang baik adalah sering mengambil sampel dan diperiksa dengan cara yang
sederhana, daripada jarang mengambil sampel walaupun cara pemeriksaannya
lebih lengkap. Pengambilan sampel perlu ditingkatkan bila pada keadaan:
a. Sangat panas
b. Kecepatan aliran berkurang.
c. Hujan deras terus menerus.
d. Angin kencang.
e. Angin berdebu.
3. Metode Sampling dan Pengirimannya
Pada waktu sampling, harus selalu dijaga agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk itu
digunakan botol steril yang tertutup (screw cup) yang dibalut dengan celophan
sebelum di autoclave. Bila yang akan di ambil air yang telah diklorinasi, botol
diberi sedikit larutan Na2S2O3 misalnya 0,1 ml dari 3% Na 3S2O3 tiap 100 ml air
sebelum disterilkan.
Petunjuk untuk sampling adalah sebagai berikut:
a. Botol steril tidak boleh dibuka sebelum akan digunakan untuk mengambil
sampel dan tidak boleh dicuci dulu sebelum di isi sampel.
b. Perekat pada tutup dibuka.
c. Tutup dibuka, dijaga agar jari-jari tidak menyentuh mulut botol atau permukaan
tutup botol bagian dalam.
d. Botol segera di isi dengan air dan ditutup kembali seperti semula. Harus diberi
ruang udara dalam botol agar populasi bakteri dalam udara tersebut juga ikut
bercampur dengan air.
e. Sampel dari kran
buka penutup kran (kalau ada) bersihkan bagian luar dan dalam dari kran.
Alirkan air selama 2-3 menit sebelum mengisi botol penampung.
f. Sampel dari sungai, mata air, danau, bak persediaan atau sumur
Harus dilakukan agar mendapatkan sampel yang representatif dari air yang
digunakan konsumen. Oleh karena itu tidak tepat bila yang pengambilan sampel
sangat dekat dengan sumber/temat persediaan air atau tempat keluarnya.
Aliran/arus pada daerah yang stagnasi harus dihindari dan dihindari pula
perusakan tempat persediaan air. Bila mengambil air dalam volume yang besar
digunakan sampling stick. Botol di ikat pada ujung tongkat yang panjangnya 4-
8 kaki dan tutupnya dibuka. Botol dimasukkan secara cepat sedalam satu kaki
dari permukaan dengan menghadap ke bawah, botol akan segera bergerak
dengan mulut botol. Jika sudah penuh, botol segera di angkat dari air dan segera
ditutup. Jika tidak digunakan sampling stick, masukkan botol dekat dasar
dengan tangan. Tenggelamkan botol dalam air sedalam 3 cm dan gerakkan
botol dalam air menentukan arus.
g. Sampel dari pompa tangan
Pompa digerakkan 5 menit sebelum di ambil sampelnya. Permukaan pompa
dibakar dulu.
Sampel ditampung langsung dari pompa ke botol.
Besar Sampel
Volume minimum yang diperlukan untuk analisis dari semua jenis air adalah 100
ml. Jika akan diperiksa adanya patogen misalnya Salmonella, volume sampelnya
500 ml.
Pengiriman Sampel
Sampel segera dimasukkan ke dalam portable ice box pada central cennister.
Disekitar canister diletakkan es yang dipotong-potong atau dry ice. Bila lama
pengiriman (dari pengambilan sampai laboratorium) kurang dari 4 jam, tidak perlu
temperatur seperti refrigerator, tapi cukup dijaga dalam keadaan dingin selama
perjalanan. Laboratorium harus menerima kabar waktu pengiriman dan harus
disertai form yang lengkap pada sampel.
4. Pengujian Bakteriologik dari Air Minum.
Pengujian bakteriologik ini terutama berhubungan dengan kesehatan lingkungan
dalam usaha membasmi bakteri patogen dalam air minum. Karena kuman patogen
biasanya ada dalam jumlah kecil, maka tidak sesuai bila digunakan sebagai standar
untuk pengujian, sehingga bakteri yang berasal dari feses dipakai sebagai indikator
adanya bakteri patogen yang berasal dari perut. Kuman patogen dapat berasal dari
manusia, binatang (piaraan dan liar) dan burung, walaupun demikian tidak dapat di
asumsikan bahwa air dari persediaan yang tertutup untuk pabrik (di isolasi) dan
distok akan bebas dari kuman perut, walaupun biasanya derajat kontaminas jauh
berkurang. Yang biasa digunakan sebagai indikator dari populasi feases adalah
E.coli, juga Streptococcus faecalis, Clostridium perfingens dan Virus perut.
5. Ada Beberapa Metode Pemeriksaan Air Minum
a. Metode Most Probable Number
Golongan coliform termasuk bakteri negatif yang tidak membentuk spora dan
fakultatif anaerob, yang tumbuh dengan adanya garam empedu dan
0
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam pada 37 C, oksidase
negatif. Yang dimaksud dengan E. coli adalah salah satu grup coliform yang
0
dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk asam dan gas pad 44 C,
indol positif, tidak dapat menggunakan sitrat. Menghasilkan asam dari manitol
0
pada 37 C, MR positif, VP negatif.
Media yang dipergunakan:
LB (Laktosa Broth, Gibco) GL (Brilian Green Laktosa)
Beef extrak 3,5 g Pepton
Pepton 5,0 g Lactose
Lactose 5,0 g Ox gall
Distilled Water 1 L Briliant Green
Distilled Water 1 L
Catatan:
Untuk memudahkan pembacaan, tabung II yang sudah diberi satu tetes cairan
dari tabung I yang menghasilkan gas diletakkan tepat dibelakang tabung tahap I
tersebut, serta seluruh tabung tahap I ikut di eramkan lagi bersama tabung tahap
II. Hal ini sangat perlu untuk menghitung jumlah coliform.
Jumlah coliform dapat dilihat dengan tabel :

MPN INDEX

3 of 10 ml each 3 of 1 ml each 3 of 0,1 ml per 100 ml


0 0 0 3
0 0 1 3
0 1 0 3
1 0 0 4
1 0 1 7
1 1 0 7
1 1 1 11
1 2 0 11
2 0 0 9
2 0 1 14
2 1 0 15
2 1 1 20
2 2 0 21
2 2 1 28
3 0 0 23
3 0 1 33
3 0 2 64
3 1 0 43
3 1 1 755
3 1 2 120
3 2 0 93
3 2 1 150
3 2 2 210
3 3 0 240
3 3 1 160
3 3 2 1100
3 3 3 2400

b. Filtrasi Membran
Sebagian besar laboratorium menggunakan metode ini jika kekeruhan air
memerlukan filtrasi. Sejumlah volume air yang cocok, difiltrasi melalui
membran steril. Volume aliquot untuk air kualitas tinggi adalah 50-100 ml,
sedangkan untuk kualitas rendah dan air terkontaminasi yang telah di encerkan
ialah 10 ml. jumlah koloni pada membran yang baik untuk dihitung ialah 10-80
koloni. Keuntungan dari metode membrane ini ialah dapat dikerjakan dengan
cepat sebab lebih baik memeriksa dengan frekuensi yang lebih banyak dengan
metode sederhana daripada dengan metode yang lebih rumit seperti metode
MPN.
Prosedur Umum
Simpan air dalampendingin sampai siap diperiksa. Digunakan membran asetat
(0,45%) pada filter stainless steel. Cuci dengan aquadest steril setiap ganti air
yang difiltrasi dan harus diganti sesudah dipakai 6 sampel.
 Saring sejumlah volume tertentu yang sesuai melalui membran steril.
 Gunakan pompa vakum. Dengan tang steril, ambil membran dan letakkan
pada media dengan menempelkan bagian yang mengandung bakteri pada
agar, hati-hati agar tidak terjadi gelembung udara atara membran dan agar.
 Inkubasikan dan hitung koloni per 100 ml sampel, dengan anggapan 1 koloni
berasal dari membran.

Konfirmasi Koloni dan Perhitungan Kuman


Sebagian koloni adalah khas, 5-100% adalah tetap tergantung pada jumlah
seluruh koloni. Bila ada koloni yang jelas berbeda morfologinya, tiap grup
campuran, gunakan metode seperti pada The Bacteriological Examination of
Water Suply Sample.
 Menghitung golongan Coliform
Untuk air yang tidak di obati di ambil 50 dan atau 10 ml disaring. Filter
0
diletakkan pada agar M-ENDO-LES atau agar tepol. Inkubasikan pada 30
C, 119 jam. Semua koloni yang berwarna metalik pada M-ENDO-LES, atau
kuning pada agar tepol termasuk golongan Coliform. Yang mengkilat dapat
terdapat dibagian tepi koloni.
Untuk air yang tidak di obati, di ambil 100 ml dan difiltrasi. Filter diletakkan
pada agar tepol dan di inkubasi seperti di atas. Hitung koloni yang kuning,
juga yang orange atau kuning muda.
Untuk menegaskan, dilakukan subkultur pada Brilian Green Lactose Bile
0
Broth dan di inkubasi pada 36 C, catat adanya gas pada 24 ± 2 jam dan 48
±2 jam.
 Menghitung E. coli
Untuk air yang tidak di obati, ambil go ml dan atau 10 ml difiltrasi dan
membran diletakkan pada agar M-ENDO-LES atau agar tepol, di inkubasi
0 0
pada 30 C selama 1,5-2 jam, ekmudian pada 44,4 C selama 18-20 jam.
Hitung koloni yang datar-cembung atau cembung berwarna kuning.
 Menghitung Faecal Treptococci
Faecal Streptococci terdapat pada usus binatang dan manusia dan termasuk
spesies Streptococcus faecalis dan S. faecium. Adanya organisme tersebut
dalam air yang bebas tersebut dalam air yang bebas E. coli tapi dengan
jumlah Coliform yang tunggal, menandakan adanya pencemaran feases.
Faecal Streptococci lebih resisten chlorine dan oleh karena itu penggunaan
indeks dari pengobatan yang efisien dapat mencapai nol setelah chlorinasi.
Tehnik yang digunakan tergantung pada penggunaan sodium azide sebagai
0
inhibitor yang selektif dan tumbuh 44 C. volume air yang sesuai difiltrasi
(untuk air yang di obati 100 ml). Kemudian membran diletakkan pada media
datar kuning dari sinetz dan Bartley’s glucose azide. Untuk air yang di obati
0 0
di inkubasi pada 36 C selama 4 jam kemudian pada 44,4 C selama 44 jam.
 Metode Plate Count
Perhitungan bakteri secara umum pada air, menggunakan petunjuk untuk
mengelola penandaan air. Dapat dilihat bahwa kontaminasi pada air yang
sudah dichlorinasi jumlahnya sedikit. Di USA jumlahnya kurang dari 300
per ml. bakteri yang dapat tumbuh di air, dapat tumbuh lebih baik pada suhu
0
22 C, daripada temperatur yang lebih tinggi. Bakteri yang tumbuh paling
0
baik pada suhu 37 C, biasanya dalam air tidak dapat tumbuh dengan baik
dan lebih banyak karena pencemaran dari sumber eksternal. Jika dua grup
dari bakteri berbeda secara nyata, diperlukan perhitungan yang berbeda
(sendiri-sendiri).
Tes untuk sampel dan penggeseran yang sesuai:
a) Tambahkan 1 ml pada 2 petri.
b) Campur air sampel dengan 15 Nutrien Agar yang cair dan biarkan beku
0 0
c) Inkubasi pada 20-22 C, 3 hari dan yang lain 37 C, 1 hari.
d) Hasil dinyatakan sebagai jumlah koloni yang tumbuh per ml dari sampel
asli.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Tabung reaksi 20 ml
2. Tabung durham
3. Pipet ukur 5 ml
4. Pipet ukur 1 ml
5. Ose
6. Pro pipet
7. Rak tabung
8. Lampu Bunsen + korek api

Bahan :

1. Sampel air (dibawa oleh masing-masing kelompok, dengan catatan pada akhir
praktikum ke 3 diberi tahu cara pengambilan sampel air minum.
2. Tabel diagram 5 1 1
3. LBSS 13 gr / 1 L, setiap tabung berisi 10 ml
4. LBDS 26 gr / 1 L, setiap tabung berisi 10 ml
5. BGLB 40 gr / 1 L, setiap tabung berisi 10 ml

D. CARA KERJA
1. Sterilkan tangan, meja, dan sampel serta alat yang akan digunakan.
2. Siapkan 5 tabung LBDS dan 2 tabung LBSS
3. Untuk 5 tabung LBDS diisi dengan sampel masing-masing 10 ml (3)
Untuk 1 tabung LBSS diisi dengan sampel 1 ml (0)
Untuk 1 tabung LBSS diisi dengan sampel 0,1 ml (1)
4. Inkubasi selama 1 X 24 jam.
5. Kemudian amati!
Catatan :
 Untuk Negatif (tidak keruh dan tidak ada gas). Lalu inkubasi lagi 1 X 24 jam.
 Untuk Positif ( keruh dan ada gas). Kemudian siapkan tabung BGLB sesuai
dengan jumlah tabung positif. Pindahkan 1 ose masing-masing tabung positif
ke tabung BGLB. Lalu inkubasi selama 24 jam dan amati kembali apakah
hasil positif atau negatif.
E. SKEMA KERJA
F. HASIL PERCOBAAN
HASIL PERCOBAAN

1. Dengan metode MPN

Sampel 10 ml 1 ml 0,1 ml
Air Galon 5 1 1
Air PDAM 5 1 1
Air Sungai 3 3 3

2. Hasil Uji Praduga

Sampel 10 ml 1 ml 0,1 ml
Air Galon 3 1 0
Air PDAM 4 1 1
Air Sungai 3 3 3

3. Hasil Uji Konfirmasi

Sampel 10 ml 1 ml 0,1 ml Hasil


Air Galon 2 0 0 5 / 100 ml
(Aman)
Air PDAM 3 0 1 12 / 100 ml
(Tidak aman)
Air Sungai 3 2 2 210 / 100 ml
(Tidak aman)

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, melakukan pemeriksaan air. Pemeriksaan air dilakukan
untuk mengetahui apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau
digunakan dalam digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemeriksaan air ini
menggunakan metode MPN. Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di
dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham, dimana perhitungan dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai
media untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Pengamatan tabung yang
positif dapat dilihat dengan mengamati terbentuknya gas di dalam tabung durham
yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga
tarbung durham tersebut naik ke atas. Pemeriksaan air ditunjukkan dengan adanya
bakteri indicator (coliform dan fecal coliform) dengan menggunakan tiga tahapan
pengujian yaitu uji dugaan, uji penetapan, dan uji pelengkap. Sampel sebanyak 10 ml
dimasukkan ke dalam media konsentrasi ganda karena diduga akan ada lebih banyak
bakteri sehingga diperlukan lebih banyak nutrisi yang diperlukan untuk
menumbuhkannya.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum
menggunakan coliform sebagai indikator. Kelompok coliform mencakup bakteri
aerobic dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan
tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk
asam dan gas CO2 dalam waktu inkubasi 24 jam dan diletakkan pada suhu 37oC.
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan
kelas I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per
100 ml digolongkan pada kelas II yang berisi air tersebut baik dikonsumsi. Air
dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan
tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka
air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi.
Praktikum kali ini menggunakan air sungai, air galon, dan air PDAM sebagai
sampel. Pada pengujian ini, untuk air sungai menggunakan seri tabung 3-3-3 karena
air tersebut merupakan air yang tidak langsung di minum dan tidak terjadi filtrasi,
sedangkan untuk air galon dan air PDAM menggunakan seri tabung 5-1-1 karena air
tersebut bisa langsung di minum dan sudah terjadi filtrasi.
Tes perkiraan / dugaan pada praktikum kali ini menggunakan media Lactose
Broth (LB) karena LB merupakan medium umum yang digunakan untuk mengisolasi
kelompok bakteri coliform. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas dalam tabung
durham dan bersifat asam bila warna media menjadi warna kuning.
Tabel 1.1 (Hasil Uji air minum tahap praduga)

Sampel 10 ml 1 ml 0,1 ml
Air Sungai 3 3 3
Air Galon 3 1 0
Air PDAM 4 1 1
Keterangan : angka di dalam tabel menunjukkan jumlah tabung yang positif dalam uji
praduga (mengandung bakteri coliform).
Untuk menghindari hasil positif palsu, dilakukan inkubasi lagi pada tabung yang
telah dinyatakan positif, diuji lebih lanjut dengan tes penegasan / penetapan
menggunakan media selektif BGLB (Brilliant Green Laktose Broth). Tabung
dinyatakan positif bila di dalam tabung durham terbentuk gas dan perubahan warna
menjadi keruh. Perubahan warna terjadi dikarenakan aktivitas dari suatu
mikroorganisme, sedangkan gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham
disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat
hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas. Penyebab lain
dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika
proses isolasi dalam incubator. Pada tes penegasan ini dilakukan pada suhu 35 oC dan
44oC, untuk tabung BGLB yang diinkubasi pada suhu 35oC digunakan untuk
menghitung nilai MPN coliform, sedangkan tabung BGLB yang diinkubasi pada suhu
44oC itu digunakan untuk menghitung nilai MPN E.Coli dan dilakukan dengan uji
penegasan pada pengujian IMVIC.
Tabel 1.2 (Hasil Uji air minum tahap penegasan)

Sampel 10 ml 1 ml 0,1 ml
Air Sungai 3 2 2
Air Galon 2 0 0
Air PDAM 3 0 1
Keterangan : angka di dalam tabel menunjukkan jumlah tabung yang positif dalam uji
penegasan (mengandung bakteri coliform).
Dari tabel 1.2, kita dapat menghitung banyaknya coliform yang ada dalam
sampel sesuai dengan tabel MPN. Air dikatakan layak konsumsi jika nilai pada tabel
MPN tidak lebih dari 10 / 100 ml air. Kualitas air pada sampel air sungai dan air
PDAM yang diuji tidak layak untuk dikonsumsi sebagai air minum sebab jumlah
bakteri coliform sangat banyak pada jenis sampel, sehingga akan berbahaya bila
dikonsumsi, jumlah bakteri yang terdapat pada sampel air sungai mengandung
coliform 210 / 100 ml air dan jumlah bakteri yang terdapat pada sampel air PDAM
mengandung coliform 12 / 100 ml air. Sedangkan air galon kualitas air dalam air
galon sudah cukup baik, sehingga layak dikonsumsi serta digunakan untuk keperluan
sehari-hari, dimana pada sampel air galon mengandung coliform 5 / 100 air.
Untuk tahap selanjutnya yaitu uji pelengkap, dilakukan pewarnaan gram untuk
mengetahui bentuk dari bakteri yang terdapat pada sampel. Proses pewarnaan gram
yang dilakukan sama seperti pewarnaan gram yang telah dilakukan pada praktikum
sebelumnya. Setelah dilakukan pewarnaan gram dan diamati pada mikroskop, kita
dapat menentukan bakteri yang ada dalam sampel. Pada air sungai terdapat bakteri
E.Coli (termasuk coliform fekal), yang berasal dari kotoran hewan atau manusia.
Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses
manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus, sehingga dikatakan sangat
tidak layak untuk dikonsumsi.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang didapat, dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air adalah metode MPN
(Most Probable Number) karena metode ini dapat mendeteksi Coliform dalam
jumlah yang sangat rendah. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumptive test) dengan media LB, uji konfirmasi (confirmed test)
dengan media BGLB, dan uji kelengkapan (completed test) dengan pewarnaan
gram. Metode MPN (most probable number) menggunakan medium cair dalam
wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung
yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu
berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung
durham.
Semakin tinggi nilai MPN suatu air, maka semakin banyak bakteri Coliform pada
air tersebut.
2. Air dikatakan layak konsumsi jika nilai pada tabel MPN tidak lebih dari 10/100 ml
air. Kualitas air pada sampel air sungai dan air pdam yang diuji tidak layak untuk
dikonsumsi sebagai air minum sebab jumlah bakteri Coliform sangat banyak pada
jenis air sampel sehingga akan berbahaya bila dikonsumsi, jumlah bakteri yang
terdapat pada sampel air sungai mengandung Coliform 210/100 ml air dan jumlah
bakteri yang terdapat pada sampel air pdam mengandung Coliform 12/100 ml air.
Sedangkan pada air galon kualitas air dalam air galon sudah baik sehingga dapat
digunakan minum serta keperluan sehari-hari, dimana pada sampel air galon
mengandung Coliform 5/100 ml air.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1994. Mikrobiologi untuk Universitas. Bandung : Ganesha Expect.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi : Intitut Pertanian Bogor.

Koordinator Praktikum Mikrobiologi. 2019. Buku Petunjuk Mikrobiologi.


Banjarmasin : UMBjm.

Lay, B.W. dan Hastowo.1982.Mikrobiologi.Rajawali Press: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai