PENANGGUNG JAWAB
PROSES TANDA TANGGAL
NAMA JABATAN
TANGAN
Koordinator
Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep., Departemen
1. Perumusan
Ns.Sp.Kep.MB Keperawatan
Medikal Bedah
Wahyu Dini Metrikayanto, S.Kep., KPS Ilmu
2. Pemeriksaan
Ns., M.Kep Keperawatan
Wakil Dekan
Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep.,
3. Persetujuan Fakultas Ilmu
Ns.Sp.Kep.MB
Kesehatan
Dekan Fakultas Ilmu
4. Penetapan Drs. Sugeng Rusmiwari, M.Si
Kesehatan
Rachmat Chusnul Choeron, GJM Fakultas Ilmu
5. Pengendalian
S.Kep.,Ns.,M.Kep Kesehatan
Sebagai acuan pelaksaan praktikum suction yang bertujuan mempertahankan jalan nafas
TUJUAN sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri
LUAS
LINGKUP SOP Melingkupi pelayanan keperawatan yang terkait dengan pemberian asuhan keperawatan
DAN medikal bedah Falultas ilmu kesehatan UNITRI.
PENGGUNA
Suction adalah tindakan atau proses mengisap pada saluran napas dilakukan pada pasien
dengan kelebihan produksi sputum di mana pasien tidak mampu melakukannya sendiri.
PENGERTIAN Pengisapan sering dilakukan pada pasien kritis yang dirawat dalam perawatan intensif,
terutama pada pasien dengan tabung endotrakeal (ETT) masuk ke dalam percabangan
bronkus saluran udara (Hudak &Gallo, 2010)
1) Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai
2) Sarung tangan
3) Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
4) Pinset steril atau sarung tangan steril
5) Cuff inflator atau spuit 10 cc
ALAT 6) Klem arteri
7) Alas dada atau handuk
8) Kom berisi cairan desinfektan untuk merendam alat
9) Kom berisi cairan desinfektan untuk membilas kateter
10) Cairan deinfektan dalam tempatnya untuk merendam kateter yang telah digunakan
11) Ambubag/ air viva dan selang O2
12) NaCl 0,9 %
PROSEDUR FASE ORIENTASI :
FASE KERJA :
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien.
3. Berikan oksigen 2-5 lpm (sesuai indikasi/instruksi medis)
4. Pakai sarung tangan.
5. Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap
6. Nyalakan mesin penghisap, cek tekanan dan botol penampung, tekanan 110-150
mmHg untuk dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak dan 50-95 mmHg untuk bayi
7. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi
8. Masukan kateter penghisap kedalam organ yang akan dilakukan penghispan (hidung
atau mulut) dalam keadaan tidak menghisap (kanul terbuka), masukan kanul suction
dengan hati-hati (hidung 5 cm, mulut 10 cm)
9. Menghisap lender dengan menutup lubang kanul, tarik keluar perlahan, sambil
memutar ( 5 detik untuk anak-anak, 10 detik untuk dewasa, tidak lebih dari 15
detik)
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%, beri jeda, perhatikan hemodinamik dan
saturasi oksigen pasien.
11. Bila pasien dalam kondisi sadar, minta pasien untuk nafas dalam dan batuk. Apabila
pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik (3-7 kali bernapas
normal) sebelum melakukan penhisapan berikutnya
12. Mengulangi prosedur 3-5 kali, sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
13. Rapikan keadaan pasien
14. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernapasan
FASE TERMINASI