Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

“IBU HAMIL DENGAN PSIKOSA”

DOSEN PENGAMPU : Aida Ratna Wijayanti, S.Keb., Bd., M.Keb

DISUSUN OLEH :

1. NIDA NUR HIDAYAH (18621634)


2. CINDY KARTIKA (18621626)
3. RITA NUR ALFAINI (18621619)
4. ANINDYA RISMA DESTANTI (18621621)
5. SHINTA RAMADHANI (18621614)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PSIKOSA
B. PENYEBAB PSIKOSA
C. TANDA DAN GEJALA PSIKOSA
D. PENGGOLONGAN DARI PSIKOSA
E. JENIS-JENIS PSIKOS
BAB III. PENTUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan masalah yang berjudul
“Kehamilan Dengan Psikosa” ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini
sebagai tugas diskusi kelompok.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Aida Ratna Wijayanti,
S.Kep.,Bd.,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal” , serta semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari semua pihak makalah ini tidak akan selesai
dalam tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan
adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua, aamiin.

Ponorogo, 22 Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi  biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara
keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural
dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri (misalnya adanya perubahan tubuh dan
hormonal, kehamilannya tersebut tak diinginkan, jarak kehamilan yang terlalu dekat,
riwayat keguguran ataupun riwayat obstetric buruk lainnya) dapat merupakan
pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ke
tingkat gangguan jiwa (psikosis ) yang berat. Namun, ini bukan lah hal yang
mengherankan karena ovulasi dan haid juga dapat menimbulkan  psikosis. Penderita
sembuh setelah anaknya lahir, akan tetapi dalam kehamilan berikutnya biasanya
penyakitnya timbul lagi. Eklamsia daninfeksi dapat pula disertai atau disusul oleh
psikosis.
Selain itu psikosis dapat menjadi lebih berat dalam kehamilan. Berdasarkan
dari masalah di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai kelainan jiwa
dalam kehamilan (depresi, psikosa) dengan tujuan agar masyarakat,terutama wanita
hamil lebih banyak tentang hal tersebut, mulai dari bentuk-bentuk atau jenisnya
sampai cara penanganannya. Dengan mengetahuinya, maka diharapkan mereka yang
menganggap kehamilan adalah boomerang dapat meyadari bahwa hal itu adalah
fisiologis dan  peristiwa kodrat yang harus dilalui dan agar mereka dapat
menyesuaikan diri sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
hubungannya dengan perubahan emosional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikosa ?
2. Apa penyebab psikosa ?
3. Apa tanda dan gejala psikosa ?
4. Apa penggolongan dari psikosa ?
5. Apa jenis-jenis psikosa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikosa
2. Untuk mengetahui penyebab psikosa
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala psikosa
4. Untuk mengetahui penggolongan dari psikosa
5. Untuk mengetahui jenis-jenis psikosa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikosa
Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense
of reality) atau dengan kata lain, adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam
kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas sehingga tidak mampu
lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dan berlaku umum.
B. Penyebab Psikosa
a. Internal ( perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil )
b. Eksternal (kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan beresiko,jarak kehamilan
yang terlalu dekat, riwayat keguguran, riwayat obstetri buruk)
C. Tanda dan Gejala
a. pada umumnya tidak mampu melakukan partisipasi sosial
b. halusinasi
c. sejumlah kelainan perilaku seperti : aktifitas yang meningkat, gelisah, retardasi
psikomotor dan perilaku katatonik
d. sering ada gangguan lingkungan
e. sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri
f. adanya gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional meningkat,
sulit berkomunikasi , menafsirkan kenyataan, dan bertindak tidak sesuai
kenyataan.
D. Penggolongan Psikosa
a. Psikosa fungsional merupakan gangguan jiwa yang disebabkan karena
terganggunya fungsi sistem transmisi sinyal penghantar saraf (neorotransmitter).
Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang
berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan
atau pengalaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.
b. Psikosa organic merupakan gangguan jiwa yang disebabkan karena ada kelainan
atau gangguan aspek tubuh, misalnya ada tumor atau infeksi pada otak, keracunan
(intoksikasi) NAZA.
E. Jenis-jenis Psikosa
1. Skizofrenia
2. Gangguan mood
3. Gangguan psikotik lainnya
a) Skizofrenia, merupakan jenis psikosa yang paling sering dijumpai. Skizofrenia pada
kehamilan dapat muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen :
- Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat mengganggu
perkembangan otak janin.
- Menurunnya auto imun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan.
- Komplikasi kandungan
- Kekurangan gizi yang cukup berat pada trimester kehamilan.
 Tipe-tipe Skizofrenia :
a. Skizofrenia simplexs : gejalanya meliputi kehilangan minat, emosi tumpul atau
datar, dan menarik diri dari masyarakat.
b. Skizofrenia hebefrenik : umummnya dialami atau timbul pada masa remaja antara
15-25 tahun dengan gejala berupa reaksi-reaksi emosional yang makin bertambah
indiferen, adanya gangguan proses berpikir dan tingkah laku infantile, seperti tiba-
tiba menangis atau tertawa tapi tidak berkaitan dengan situasi yang sedang terjadi,
makan secara berlebihan dan berceceran, BAK/BAB di sebambarang tempat,
berpakaian seperti bayi, dsb.
c. Skizofrenia katatonik : penderita tipe ini menunjukkan satu dari 2 pola yang
dramatis, yakni stupor penderita kehilangan gerak, cenderung untuk diam pada
posisi yang stereotipi dan lamanya bisa ber jam-jam bahkan berhari-hari,
mempunyai kontak yang minimal sekali dan mutisme atau menolak untuk bicara.
d. Excitement : penderita melakukan tingkah laku yang berlebihan, seperti bicara
banyak tapi tidak koheren, gelisah yang ditunjukkan dengan tingkah laku seperti
mondar mandir, melakukan masturbasi didepan umum, bahkan menyerang orang
lain dsb.
 Efek Skizofrenia pada Kehamilan
a. Kesuburan Dibawah Rata-Rata
Efek skizofrenia pada kehamilan diantaranya adalah tingkat kesuburan pasien
skizofrenia yang dibawah rata-rata. Yakni 30 hingga 80 persen dari tingkat kesuburan
populasi umum. Faktor pemicunya bisa dari obat-obatan psikotropika, termasuk obat
penenang utama yang dibutuhkan oleh banyak penderita skizofrenia
Episode psikotik akut yang tidak diobati dapat menganggu siklus menstruasi,
lebih lanjut mengurangi kesuburan.
b. Cemas Berlebihan
Wanita hamil khawatir tentang kemampuan mereka untuk menjadi ibu, khawatir
tentang minat mereka sendiri dan kemungkinan jebakan, serta mengantisipasi
perubahan dalam hubungan mereka dengan pasangan dan orang tua mereka
Oleh sebab itu, skizofrenia dalam kehamilan adalah salah satu sumber stress
potensial bagi semua wanita hamil. Maka tidak mengherankan bahwa pasien
skizofrenia sering tidak mengatasinya dengan baik
c. Asupan Nutrisi Tidak Memadai
Banyak dari wanita hamil tidak menyadari perubahan dalam tubuh mereka dan
mungkin menyangkal atau tidak menyadari bahwa mereka hamil. Pengabaian diri
sendiri sering terjadi pada penderita skizofrenia. Akibatnya, nutrisi dan kebersihan
selama menjalani kehamilan mungkin tidak memadai.
d. Berpotensi Mengalami Komplikasi
Skizofrenia diduga disebabkan oleh campuran faktor genetik dan lingkungan.
Tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa komplikasi selama kehamilan dapat
meningkatkan hampir 5 kali lipat resiko anak terkena skizofrenia di kemudian hari
pada individu yang beresiko tinggi. Komplikasi ini tampaknya menghidupkan gen
dalam plasenta yang telah dikaitkan dengan skizofrenia, kata para peneliti.
“ Komplikasi yang penting adalah komplikasi obstetri yang sangat serius seperti
pre eklamsia, pembatasan pertumbuhan intra uterin dan ketuban pecah dini tanpa
induksi persalinan.” Kata Dr. Daniel Weinberger, direktur dan CEO Institut
pengembangan otak lieber di Johns hopkins school of england.
Beberapa peneliti telah melaporkan peningkatan komplikasi prenatal pada
kehamilan wanita skizofrenia. Tidak ada alasan yang jelas untuk kematian beberapa
bayi tetapi yang lain memiliki kelainan neurologis utama.
e. Persalinan Tidak Sesuai Prosedur
Tidak jarang pasien skizofrenia keluar dari rumah sakit tanpa alasan atau datang
terlambat dalam proses persalinan dengan keluhan nyeri perut, konstipasi.Skizofrenia
pada wanita hamil terkadang mengacaukan nyeri persalinan dengan kebutuhan untuk
memindahkan isi perut, dan ada bahaya bahwa bayi mungkin dilahirkan di toilet atau
tempat tidur. Sementara itu, beberapa wanita skizofrenia mampu melahirkan tanpa
anastesi, sedangkan ibu hamil yang lain masih membutuhkan epidural atau kadang-
kadang anastesi umum.
Keguguran dan kematian janin serta kematian baru lahir yang tidak terkait
dengan komplikasi kebidanan lebih sering terjadi pada penderita skizofrenia. Setelah
melahirkan pun, pasien skizofrenia tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan dan
penjelasan yang memadai. Jika perlu, obat harus diberikan.
 Proses penanganan pada penderita skizofrenia yang sedang hamil, yakni :
Wanita yang datang dengan psikosis pada episode pertama saat hamil harus
diperiksa dengan hati-hati untuk menyingkirkan sebab organik pada psikosisnya
maupun perubahan status mentalnya. Pasien harus dirawat di rumah sakit bila dirawat
jalan tidak memungkinkan. Pada umumnya peneliti melaporkan bahwa pasien dengan
menggunakan obat antipsikotik pada kehamilan tidak menunjukkan adanya kelainan
pada kelahiran janin. Namun, antipsikotik hendakya dihindarkan pada trisemester 1
pada kasus yang akut dan membahayakan ibu dan janinnya, dapat dilakukan terapi
elektrokomplisif. Terapi ini tidak menyebabkan persalinan, kecuali bila kehamilannya
cukup bulan.
- Adapun cara yang dapat dilakukan pada penderita psikosa adalah dengan
memperhatikan hal-hal berikut ;
a. informasi, ANC rutin, nutrisi, penampilan, aktivitas, relaksasi, senam hamil, latihan
pernafasan.
- Sedangkan cara penanganannya adalah dengan melakukan konsultasi pada dokter,
bidan, psikolog, pskiater.
- Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan dalam menangani atau
menghadapi penderita psikosa adalah sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali
tenaga medis harus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa
kehamilan dan persalinan hal yang normal dan wajar. Ajarkan dan berikan latihan-
latihan untuk dapat menguasai otot-otot, istirahat dan pernafasan. Hindari kata-kata
dan komentar yang dapat mematahkan semangat wanita.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup
wanita. Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel
ovum dan sperma sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang tidak dapat
mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi. Jika depresi
tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan timbul gangguan jiwa
( psikosis ) yang menimbulkan halusinasi pada wanita tersebut. Jika telah sampai
ditahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus.
Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun dalam kehamilan
selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali.
Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan perhatian
khusus an intensif agar tidak berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga kesehatan
disini sangatlah penting untuk memotivasi dan memberikan pengobatan karena
kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mencoba
mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi media pembelajaran bagi pembaca.
Dan penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas terdapat banyak
kesalahan sehingga mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini.1986. Patologi Sosial dan Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta.Cu


Rajawali.
Puri.K,dkk.2011. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Setianingrum,Erna.2013.Asuhan Kegawat Daruratan Maternitas (Asuhan Kebidanan
Patologi ). Bogor: Penerbit Media.
Shea,Shawnc. 1996. Wawancara Psikiatri Seni Pemahaman. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Sriningsih. 2018. Modul Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.
Ponorogo : Unmuh Ponorogo Pres.
Twonsen. Maric. 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan Dan
Meditasi Psikotoprik Edisi 5. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai