Anda di halaman 1dari 10

Ada beberapa tanda gejala VSD dan terbagi menjadi tanda gejala VSD dengan lubang yang

kecil, lubang sedang, dan VSD dengan lubang besar. Berikut adalah Tanda Gejala VSD :
A .VSD Kecil :
1. Tidak memperlihatkan keluhan.
2. Pertumbuhan perkembangan pada umumnya normal.
3. Bising jantung biasanya terdeteksi umur 2-6 bulan.
4. Pada auskultasi biasanya bunyi jantung normal.
5. Defek muskular ditemukan bising sistolik dini,pendek, dan mungkin didahului oleh early
sistolik click.
6. Ditemukan bising pansistolik di sela iga 3 – 4 garis sternal kemudian menjalar sepanjang
garis sternum kiri bahkan ke seluruh prekordium.

B .VSD Sedang :
1. Pada Bayi :Sesak nafas pada waktu makan dan minum atau tidak mampu menghabiskan
makanan dan minumnya.
2. Peningkatan berat badannya terhambat.
3. Seringkali menderita infeksi paru yang memerlukan waktu yang lama untuk sembuh.
4. Gagal jantung mungkin terjadi sekitar 3 bulan.
5. Fisik bayi tampak kurus dengan dyspnoe-takipnoe serta retraksi sela iga.
6. Pada pasien besar dapat terjadi penonjolan dada.

C.VSD Besar :
1. Gejala dan gagal jantung sering terlihat.
2. Pasien tampak sesak,pada saat istirahat kadang pasien biru,gagal tumbuh dan banyak
keringat.
3. Sering terkadi infeksi saluran nafas bagian bawah.
4. Aktifitas prekardium meningkat.
5. Bising yang terdengar nada rendah,pansistolik dan tidak terlokalisir.
6. Gejala sering timbul setelah minggu ke 3 sampai dengan minggu ke 4 pada saat resistensi
paru sudah menurun.
D .VSD dengan resistensi paru tingi atau Sindrom Eisenmenger :

1. Terlihat dada menonjol akibat pembesaran ventrikel kanan yang hebat.


2. Terjadi pirau terbalik dari kanan ke kiri sehingga pasien sianotik.
3. Sering terjadi batuk dan infeksi saluran nafas berulang
4. Terjadi gangguan pertumbuhan yang makin hebat.
5. Terlihat adanya jari-jari tabuh.
6. Pada pemeriksaan auskultasi,bunyi jantung dengan split yang sempit.
7. Pada pemeriksaan palpasi,hepar terasa besar akibat bendungan sistemik.

Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung VSD :


A. EKG :
1. Gambaran EKG pada pasien VSD dapat menggambarkan besar kecilnya defek dan
hubungannya dengan hemodinamik yang terjadi :
2. Pada VSD kecil, gambaran EKG biasanya normal,namun kadang-kadang di jumpai
gelombang S yang sedikit dalam dihantaran perikardial atau peningkatan ringan gelombang
R di V5 dan V6.
3. Pada VSD sedang,EKG menunjukkan gambaran hipertrofi kiri.Dapat pula ditemukan
hipertrofi ventrikel kanan,jika terjadi peningkatan arteri pulmonal.
4. Pada VSD besar, hampir selalu ditemukan hipertrofi kombinasi ventrikel kiri dan
kanan.Tidak jarang terjadi hipertrofi ventrikekl kiri dan kanan disertai deviasi aksis ke kanan
( RAD ).Defek septum ventrikel membranous inlet sring menunjukkan deviasi aksis ke kiri.
( LAD ).

B .Gambaran Radiologi Thorax VSD :


1. Pada VSD kecil, memperlihatkan bentuk dan ukuran jantung normal dengan vaskularisasi
peru normal atau sedikit meningkat.
2. Pada VSD sedang, menunjukkan kardiomegali sedang dengan konus pulmonalis yang
menonjol, hilus membesar dengan vaskularisasi paru meningkat.
3. Pada VSD besar yang disertai hipertrofi pulmonal atau sindroma eisenmenger tampak
konus pulmonal sangat menonjol dengan vaskularisasi paru yang meningkat di daerah hilus
namun berkurang di perifer.

C .Echocardiografi :
1. Pemeriksaan echocardiografi pada VSD meliputi M-Mode, dua dimensi doppler. Pada
doppler berwarna dapat ditemukan lokasi, besar dan arah pirau.
2. Pada defek yang kecil, M-Mode dalam batas normal sedangkan pada dua dimensi defek
kecil sulit dideteksi.
3. Pada defek sedang lokasi dan ukuran dapat ditentukan dengan ekokardigrafi dua dimensi,
dengan M-Mode terlihat pelebaran ventrikel kiri atau atrium, kontraktilitas ventrikel masih
baik.
4. Pada defek besar, ekokardiografi dapat menunjukkan adanya pembesaran ke empat ruang
jantung dan pelebaran arteri pulmonalis

D. .Kateterisasi jantung :
Kateterisasi jantung diperlukan pada :
 VSD kecil dan sedang yang disuga ada peningkatan tahanan paru.
 VSD besar dan atau gagal jantung.

Tujuan kateterisasi jantung terutama untuk mengetahui :


 Jumlah defek.
 Evaluasi besarnya pirau.
 Evaluasi tahanan vaskular paru.
 Evaluasi beban kerja ventrikel kanan dan kiri.
 Mengetahui defek lain selain VSD.
Kateterisasi jantung kanan untuk mengukur tekanan dan saturasi pada aliran darah pulmonal
sedangkan kateterisasi jantung kiri untuk aliran darah sistemik.
Komplikasi Jantung Bocor Anak VSD :
1. Gagal Jantung Kongestif.
2. Hipertensi Arteri Pulmonalis.
3. Bakterial Endokarditis.

Terapi Medis
1. Untuk mengatasi gagal jantung.
2. Mengurangi gejala klinik.
3. Mengurangi frekuensi infeksi saluran nafas.
4. Untuk mencapai pertumbuhan normal.

A.Pengobatan Konservatif :
 Oksigen.
 Digitalis.
 Diuretik.
 Dopaminergik.
 Vasodilator.
 Ace Inhibitor.

B.Operatif Bedah :
Paliatif : Pulmonary Arteri Banding ( PAB ), banding ( penyempitan ) pada cabang utama arteri
pulmonal untuk mengurangi aliran darah pulmonal. Umumnya dilakukan pada anak dengan
CHF.
Penutup VSD ( prosedur pilihan ).
Lubang kecil dengan melakukan jahitan langsung.
Lubang besar dengan menggunakan tambahan “ dacron “
Kedua prosedur diatas menggunakan mesin jantung paru,prosedur bedah dilakukan melalui
atrium kanan dan katub trikuspid.
Penatalaksanaa ASD :
Pasien ASD baru dirawat di rumah sakit bila sedang mendapat infeksi saluran nafas,
karena biasanya sangat dispnea dan sianosis sehingga pasien terlihat payah. Masalah pasien yang
perlu diperhatikan ialah bahaya terjadinya gagal janung, resiko terjadi infeksi saluran napas,
kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit.
Pasien dengan ASD perlu ditolong dengan obat-obatan untuk mengatasi gagal jantung.
Biasanya diberikan digoksin dan diuretika, missal: lasik. Bila obat dapat memperbaiki keadaan,
yang dilihat dengan membaiknya pernapasan dan pertambahan berat badan, maka operasi dapat
ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan bedah sangat menolong, karena tanpa tindakan bedah
harapan hidup berkurang. Operasi bila perlu dilakukan pada umur muda jika pengobatan medis
untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.
Demikian tadi sahabat-sahabat semuanya mengenai VSD dilihat dari tinjauan medisnya
dan pada postingan berikut ini akan dibahas mengenai askep VSD Ventrikular Septal Defek ini
yang ditinjau dari segi keperawatan dan semoga bisa berguna serta dapat memberikan manfaat.

1. Pengkajian Umum Pada Askep VSD :


1. Ukur barat badan,panjamg badan,lingkar kepala secara teratur.
2. Gambarkan secara umum ukuran dan bentuk tubuh,postur saat istirahat, adanya edema
dan lokasi.
3. Bentuk wajah untuk melihat kelainan seperti : Syndrome Down.
2. Pengkajian Pernafasan
1. Gambarkan bentuk dada,simetris,adanya insisi,selang di dada atau penyimpa ngan lain.
2.Gambarkan penggunaan otot-otot pernafasan tambahan : gerakan cuping hidung, retraksi
sub sternal dan interkostal atau sub clavia.
4. Tentukan rata-rata pernafasan dan keteraturannya.
5. Auskultasi dan gambarkan bunyi nafas,kesamaan bunyi nafas,berkurangnya / tidak
adanya udara nafas,stridor,crakles,wheezing.
6. Gambarkan adanya tangisan bila tidak di intubasi.
7. Bila diintubasi catat ukuran pipa endotrakeal,jenis dan setting ventilator.
8. Ukur saturasi oksigen dengan menggunakan oximetri pulse dan analisa gas darah.
3. Pengkajian Kardiovaskular
1. Tentukan denyut jantung dan iramanya.
2. Gambarkan bunyi jantung termasuk murmur.
3. Tentukan poin maksimum impuls ( PMI ),poin dimana bunyi jantung terdengar paling
keras.
4. Tentukan tekanan darah.Sebutkan ekstremitas yang digunakan dan ukuran yang
dipakai.Pemeriksaan tidak boleh lebih dari 1 kali.
5. Kaji warna kuku,membran mukosa bibir.
6. Gambarkan warna bayi atau anak ( mungkin dapat menunjukkan latar belakang masalah
jantung,pernafasan atau darah ).Sianosis,pucat,jaundice, mouting,
7. Gambarkan nadi perifer,pengisian kapiler ( kurang dari 3 detik )
8. Pastikan monitor,parameter dan alarm posisi “On”

4. Pengkajian gastrointestinal

1. Tentukan adanya distensi abdomen,meningkatnya lingkar perut,kulit yang terang


( bright ),adanya eritema dinding abdomen,tampaknya peristaltik, bentuk usus yang dapat
dilihat,status umbilikus..
2. Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi,waktu yang berhubungan dengan pemberian
makan,bila memakai NGT tentukan karakter,jumlah residu,warna, konsisten,PH vairan
lambung.
3. Palpasi area hati.
4. Gambarkan bising usus,ada atau tidak ada.
5. Gambarkan jumlah,warna,konsistensi feces.

5. Pengkajian genitourinari

1. Gambarkan bentuk abnormal dari genetalia.


2. Gambarkan jumlah ( ditentukan oleh berat badan ), PH dan berat jenis untuk
menggambarkan status cairan.
3. Timbang berat badan ( tindakan yang paling sering dilakukan untuk mengkaji status
cairan.
6. Pengkajian neuromuskuloskeletal

1. Gambarkan gerakan bayi : random,bertujuan,twitching,spontan,tingkat akti fitas dengan


stimulasi,evaluasi saat kehamilan dan persalinan.
2. Gambarkan sikap dan posisi bayi/anak : fleksi ayau ekstensi.
3. Observasi reflek moro,sucking,babinski,plantar dan reflek lain yang diharapkan.
4. Tentukan tingkat respon.
5. Gambarkan adanya perubahan pada lingkar kepala ( bila ada indikasi ) ukuran, tahanan
fontanel, dan garis sutura.
6. Gambarkan respon pupil pada bayi yang usia kehamilannya lebih dari 32 minggu.
7. Pengkajian kulit

1. Gambarkan beberapa perubahan warna,daerah kemerahan,tanda iritasi,abrasi, khususnya


dimana terdapat daerah penekanan oleh infus atau alat yang lain kontak dengan
bayi/anak,juga observasi dan catat bahan yang digunakan untuk perawatan kulit.
2. Tentukan tekstur dan turgor kulit : kering,lembut, dan lain-lain.
3. Gambarkan adanya rash,luka kulit atau tanda lahir.
4. Gambarkan kateter infus dan jarum yang digunakan dan observasi adanya tana infiltrasi.
5. Gambarkan adanya infus parenteral : lokasi;arteri,vena perifer,umbilical, sentral.Jenis
infus ( obat,saline,dektrose,elektrolit,lemak,TPN ).
8. Temperatur

1. Gambarkan suhu kulit dan axilla.


2. Gambarkan hubungan dengan suhu lingkungan.
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Timbul Pada Pasien VSD :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan bentuk lubang,disfungsi miokard.


2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kongesti paru.
3. Volume cairan berlebih berhubungan dengan akumulasi cairan ( edema ).
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh berhubungan dengan nutrisi tidak
adekuat.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai dan kebutuhan oksigen tidak seimbang /
ketidakmampuan / kelemahan sekunder terhadap penurunan curah jantung.
6. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, kongestif paru.
7. Gangguan psikologis pada anak dan atau keluarga berhubungan dengan masa perawatan
di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

 Carpenito,L.J ( 1999 )
 Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.E.d.2. ECG Jakarta.( 2000 )
 Diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif Ed.8.EGC Jakarta
 Doengoes,marylin E ( 1989 ) Nursing Care Plans.F.A Davis company USA Philadelphia
 .2    Patofisiologi
 Penyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan banyak kasus
mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam trisemester pertama
kehamilan saat terjadi perkembangan jantung janin.Pertama kehidupan status, saat
struktur kardiovaskuler terbentuk kecuali duktus arteriosis paten yaitu saluran normal
untuk status yang harus menututp dalam beberapa hari pertama.
 Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat ini.
Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak begitu
besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg) .Adanya
aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri pulmonalis,
kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah yang melalui
arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah yang melalui aorta.
 Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis.
Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan tekanan, maka
tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan tekanan sekitar 15 -25
mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising sistolik ( jadi bising
sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relatif katup pulmonal ). Pada valvula
trikuspidalis juga ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga terjadi stenosis relatif
katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolik.
 Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis, maka lama
kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan akibatnya akan terjadi
kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian ini pada ASD terjadinya
sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya bila ada defek pada katup
mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel kiri atau ventrikel kanan
mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu systole.Keadaan ini tidak
pernah terjadi pada ASD II.
 Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik
banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan
sianosis.
 ASD akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada
tahap perkembangan pemisahan organ atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Akibat
adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri, klien dengan defec septum
atrium mempunyai beban  pada sisi jantung kanan , akibat pirau dari atrium kiri ke atrium
kanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume overload). Aliran darah pintas
kiri ke kanan pada tipe osteum sekundum dan tipe sinus venosus akan menyebabkan
keluhan kelemahan dan  sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda.
Kegagalan jantung kanan serta aritma supra ventrikulear dapat pula terjadi pada stadium
lanjut. Namun apabila repurigtusi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih
berat dan lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun.
 Pada kasus atrial septal defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung
oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang
melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran  dan complain dari atrium
tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar dari
pada ventrikel  kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal
ini juga  juga berakibat volume serta ukuran atrium  kanan dan ventrikel kanan
meningkat. Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus
meningkat shunt dari kiri ke kanan bias berkurang. Pada suatu saat berkurang. Pada suatu
saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi akibat penyakit  vaskuler paru yang terus
bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan ke kiri sehingga
sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi
hipoksemi dan sianosis yang menyebabkan gangguan system transport oksigen karena
pertukaran gas dalam paru-paru yang tidak efektif menyebabkan sesak nafas sehingga
aktifitas menjadi terganggu(intoleransi aktifitas). 

Anda mungkin juga menyukai