Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatau kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumber daya alam. Oleh karena itu, sumber daya alam perlu dijaga dan diperhatikan untuk kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang. Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibat terjadinya peningkatan permintaan akan lahan seperti disektor pertanian maupun pertambangan. Sejalan dengan hal tersebut dan semakin hebatnya teknologi untuk memodifikasi alam, maka manusia yang merupakan faktor yang paling penting dan dominan dalam merestorasi ekosistem rusak. Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjudnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mokroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjud. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dari kondisi semula. Kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi sebaiknya di lakukan secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang belum ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Berdasarkan uraian diatas maka kami mengambil judul tugas akhir “ANALISIS TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG”
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah : a. Bagaimana pengelolaan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan oleh PT. IFISHDECO. b. Bagaimana tahapan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan perusahaan guna mengembalikan fungsi lahan pasca penambangan. c. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan tahapan reklamasi sesuai dengan tata cara reklamasi yang baik dan benar.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang saya angkat adalah bagaimana teknis reklamsi lahan pasca tambang PT.IFISHDECO.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian yang ingin dicapai adalah : a. Untuk mengetahui pengelolaan reklamsi lahan pasca tambang PT.IFISHDECO. b. Untuk mengetahui tahapan reklamsi lahan pasca tambang yang dilakukan perusahaan guna mengembalikan fungsi lahan pasca penambangan . c. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan tahapan reklamasi sesuai dengan tata cara reklamsi yang baik dan benar. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang akan di lakukan yaitu : 1. Sebagai pertimbangan pengetahuan lebih bagi kami mengenai reklamasi pasca tambang khususnya tahapan revegetasi. 2. Sebagai bahan informasi yang sangat penting bagi masyarakat, bahwa dunia pertambangan bukanlah faktor yang merusak lingkungan, contohnya seperti lokasi yang perna dilakukan proses penambangan akan dilakukan proses reklamasi agar masyarakat dapat memanfaatkan lokasi tersebut untuk lahan pertanian, perkebunan dan lain-lain. 3. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan, agar bisa merumuskan langkah-langkah pengembangan agar lahan pasca tambang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar, agar bisa menghasilkan nilai ekonomis kembali bagi masyarakat. 4. Sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang selanjutnya.