Anda di halaman 1dari 20

BAB II

ANTENA MIKROSTRIP

2.1 Pengertian Antena

Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing dari

saluran transmisi menjadi gelombang bebas di udara, dan sebaliknya. Pada sistem

komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai pelepas energi

elektromagnetik ke udara atau ruang bebas, atau sebaliknya sebagai penerima

energi itu dari ruang bebas.

Dapat juga dikatakan antena merupakan struktur transisi antara ruang

bebas dengan alat pembimbing. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Alat

pembimbing atau saluran transmisi dapat berupa saluran koaxial ataupun pipa dan

digunakan sebagai alat transportasi energi elektromagnetik dari sumber transmisi

ke antena atau dari antena ke penerima [1] .

Dalam fungsinya sebagai pemancar dan penerima energi, sebuah antena

pada sistem wireless harus dapat melakukan optimasi energi radiasi pada

beberapa arah. . Antena juga harus dapat berperan sebagai alat direksional. Antena

dapat berbentuk kabel yang berkonduksi, sebuah aperture, berupa patch,

gabungan dari beberapa elemen (array), sebuah reflector dan lensa [1] .

2.2 Antena Mikrostrip

Salah satu antena yang paling populer saat ini adalah antena mikrostrip.

Hal ini disebabkan karena antena mikrostrip sangat cocok digunakan untuk

perangkat telekomunikasi yang sekarang ini sangat memperhatikan bentuk dan

ukuran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.1 Pengertian Antena Mikrostrip

Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro

(sangat tipis/kecil) dan strip (bilah/potongan). Antena mikrostrip dapat

didefenisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk seperti

bilah/potongan yang mempunyai ukuran sangat tipis/kecil. Gambar 2.1

menunjukkan struktur dari sebuah antena mikrostrip [2]. Secara umum, antena

mikrostrip terdiri atas 3 bagian, yaitu patch, substrat, dan ground plane. Patch

terletak di atas substrat, sementara ground plane terletak pada bagian paling

bawah.

Patch L

W
t
Substrat
h
Ground plane

Gambar 2.1 Struktur Antena Mikrostrip

2.2.2 Jenis-jenis antena mikrostrip

Berdasarkan bentuk patch-nya antena mikrostrip terbagi menjadi :

 Antena mikrostrip patch persegi panjang (rectangular)

 Antena mikrostrip patch persegi (square)

 Antena mikrostrip patch lingkaran (circular)

 Antena mikrostrip patch elips (elliptical)

 Antena mikrostrip patch segitiga (triangular)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


 Antena mikrostrip patch circular ring

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Gambar 2.2 [3]

Gambar 2.2 Jenis-jenis patch antena mikrostrip

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip

Bentuknya yang low profile membuat antena mikrostrip dapat

diintegrasikan pada berbagai bidang permukaan, sederhana dan tidak mahal untuk

diproduksi dengan menggunakan teknologi sirkuit modern, secara mekanik

tangguh pada saat diintegrasikan pada permukaan yang kasar, dan sangat baik

dalam frekuensi resonansi, polarisasi, bentuk dan impedansi. Jenis antena ini

dapat diintegrasikan pada permukaan yang memerlukan performansi yang sangat

tinggi seperti pada pesawat terbang, pesawat antariksa, satelit, misil, mobil bahkan

pada telepon genggam. Secara garis besar antena mikrostrip memilki kelebihan

yakni [3] :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Dimensi antena yang kecil

2. Bentuknya yang sederhana memudahkan proses perakitan

3. Tidak memakan biaya besar pada proses pembuatan

4. Kemampuan dalam dual frequency dan triple frequency

5. Dapat diintegrasikan pada microwave integrated circuit (MIC)

Namun demikian, antena mikrostrip juga memiliki kekurangan seperti :

1. Efisiensi yang rendah

2. Gain yang rendah

3. Bandwidth yang sempit

4. Daya (power) yang rendah

5. Radiasi yang berlebih pada proses pencatuan

2.2.4 Teknik Pencatuan

Antena mikrostrip dapat dicatu dengan beberapa metode. Metode-metode

ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu terhubung (contacting) dan

tidak terhubung (non-contacting) [3]. Pada metode terhubung, daya RF dicatukan

secara langsung ke patch radiator dengan menggunakan elemen penghubung.

Pada metode tidak terhubung, dilakukan pengkopelan medan elektromagnetik

untuk menyalurkan daya di antena saluran mikrostrip dengan patch. Beberapa

teknik pencatuan yang sering digunakan, yaitu : teknik microstrip line, coaxial

probe, aperture coupling dan proximity coupling.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 Antena Mikrostrip Patch Segiempat

Antena mikrostrip dalam perancangan ini menggunakan patch yang

berbentuk segiempat. Patch segiempat lebih banyak digunakan karena kemudahan

dalam analisis dan proses fabrikasi. Gambar 2.3 memperlihatkan bentuk geometri

dari patch mikrostrip segiempat dimana W dan L adalah lebar dan panjang dari

patch, h adalah tebal substrat dan ε r merupakan nilai konstanta dielektrik dari

substrat. Gambar 2.4 memperlihatkan bentuk nyata dari patch mikrostrip segi

empat [1] .

Gambar 2.3 Bentuk geometri patch mikrostrip segiempat

Gambar 2.4 Bentuk nyata patch mikrostrip segiempat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Parameter Umum Antena Mikrostrip

2.4.1 Dimensi Antena

Untuk mencari dimensi antena microstrip (W dan L), harus diketahui

terlebih dahulu parameter bahan yang digunakan yaitu tebal dielektrik (h),

konstanta dielektrik (εr), tebal konduktor (t) dan rugi – rugi bahan. Panjang antena

microstrip harus disesuaikan, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth akan

sempit sedangkan apabila terlalu panjang bandwidth akan menjadi lebih lebar

tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil. Dengan mengatur lebar dari antena

microstrip (W) impedansi input juga akan berubah. Pendekatan yang digunakan

untuk mencari panjang dan lebar antena microstrip dapat menggunakan

persamaan :
𝑐𝑐
W= (2.1)
(𝜀𝜀 +1)
2𝑓𝑓0 � 𝑟𝑟
2

Dimana :

W : lebar konduktor

ε r : konstanta dielektrik

c : kecepatan cahaya di ruang bebas ( 3x108)

fo : frekuensi kerja antena

Sedangkan untuk menentukan panjang patch (L) diperlukan parameter ΔL yang

merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect.

Pertambahan panjang dari L (ΔL) tersebut dirumuskan dengan [2] :

𝑊𝑊
�𝜀𝜀 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 +0,3�( +0,624)
ΔL = 0,412h ℎ
𝑊𝑊 (2.2)
�𝜀𝜀 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 −0,258�( +0,8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dimana h merupakan tinggi substrat atau tebal substrat, dan 𝜀𝜀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 adalah

konstanta dielektrik relatif yang dirumuskan sebagai :

𝜀𝜀 𝑟𝑟 +1 𝜀𝜀 𝑟𝑟 −1 1
𝜀𝜀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = + � � (2.3)
2 2
�1+12 ℎ�𝑊𝑊

Dengan panjang patch (L) dirumuskan oleh:

L = L eff – 2ΔL

(2.4)

Dimana L eff merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan :

𝑐𝑐
L eff = 2𝑓𝑓 (2.5)
0 �𝜀𝜀 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟

2.4.2 Frekuensi Resonansi

Frekuensi resonansi sebuah antena dapat diartikan sebagai frekuensi kerja

antena di mana pada frekuensi tersebut seluruh daya dipancarkan secara

maksimal. Pada umumnya frekuensi resonansi menjadi acuan frekuensi kerja

antena. Frekuensi resonansi secara matematis dapat dirumuskan dalam bentuk

fungsi berikut[1] :

𝑓𝑓𝑟𝑟= 𝑣𝑣0 (2.6)


2𝐿𝐿 √𝜖𝜖 𝑟𝑟

Dimana : fr = frekuensi resonansi

v0 = kecepatan cahaya di ruang bebas

L = panjang antena

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


εr = kontanta dielektrik

2.4.3 Bandwidth

Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi di mana

kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti

impedansi masukan, polarisasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR,

return loss) memenuhi spesifikasi standar. Bandwith dapat dicari dengan rumus

[1] :

𝑓𝑓2 − 𝑓𝑓1
𝐵𝐵𝐵𝐵 = 𝑥𝑥100% (2.7)
𝑓𝑓𝑐𝑐

Dimana :

𝑓𝑓2 = frekuensi tertinggi

𝑓𝑓1 = frekuensi terendah

𝑓𝑓𝑐𝑐 = frekuensi tengah

Ada beberapa jenis bandwidth di antaranya :

a. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena

berada pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi

karena impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari

nilai frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan

VSWR. Nilai return loss dan VSWR yang masih dianggap baik adalah

kurang dari -9,54 dB.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Pattern bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana bandwidth, sidelobe,

atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu.

Nilai tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai

bandwidth dapat dicari.

c. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi di mana

polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk

polarisasi melingkar adalah kurang dari 3 dB.

2.4.4 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)

VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri

(standing wave) maksimum (|V| max ) dengan minimum (|V| min ). Pada saluran

transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang

dikirimkan (V 0 +) dan tegangan yang direfleksikan (V 0 -). Perbandingan antara

tegangan yang direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien

refleksi tegangan (Γ) [1] :

𝑉𝑉0− 𝑍𝑍𝐿𝐿 − 𝑍𝑍0


Γ= = (2.8)
𝑉𝑉0+ 𝑍𝑍𝐿𝐿 + 𝑍𝑍0

di mana Z L adalah impedansi beban (load) dan Z 0 adalah impedansi saluran

lossless.

Koefisien refleksi tegangan (Γ) memiliki nilai kompleks, yang

merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa

kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol, maka :

a. Γ = −1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Γ = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna.

c. Γ = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.

Rumus untuk mencari nilai VSWR adalah :

�𝑉𝑉� �𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 1 + |Γ|


𝑆𝑆 = = (2.9)
�𝑉𝑉� �𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 1 − |Γ|

Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang

berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna.

Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, nilai

standar VSWR yang diijinkan untuk fabrikasi antena adalah VSWR≤2.

2.4.5 Return Loss

Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang

direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat

terjadi karena adanya diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi

masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki

diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi tergantung pada

frekuensi seperti yang ditunjukkan oleh [1] :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 = 20𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙10 |Γ| (2.10)

Nilai dari return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini

diperoleh untuk nilai VSWR 2 sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang

direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan

atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah matching. Nilai parameter ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada

frekuensi yang diharapkan atau tidak.

2.4.6 Pola Radiasi

Pola radiasi pada sebuah antena didefenisikan sebagai sebuah fungsi

matematis atau sebuah gambaran grafis dari komponen-komponen radiasi sebuah

antena. Pola radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh dan

ditunjukkan sebuah fungsi koordinat direksional.

2.4.7 Penguatan (Gain)

Ada dua jenis penguatan (gain) pada antena, yaitu penguatan absolut

(absolute gain) dan penguatan relatif (relative gain). Penguatan absolut pada

sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas pada arah

tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh

antena teradiasi secara isotropic. Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya

yang diradiasikan secara isotropic sama dengan daya yang diterima oleh antena

(P in ) dibagi dengan 4π. Penguatan absolut ini dapat dihitung dengan rumus [1] :

𝑈𝑈(𝜃𝜃, 𝜙𝜙)
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 = 4𝜋𝜋 (2.11)
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖

Selain penguatan absolut, ada juga penguatan relatif. Penguatan relatif

didefenisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah

dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang direferensikan juga.

Daya masukan harus sama di antara kedua antena itu. Akan tetapi, antena

referensi merupakan sumber isotropic yang lossless. Secara umum dapat

dihubungkan [1] :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4𝜋𝜋𝜋𝜋(𝜃𝜃, 𝜙𝜙)
𝐺𝐺 = 𝑑𝑑 (2.12)
𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙

Jika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari

arah radiasi maksimum.

Pada umumnya gain diberikan dalam bentuk desibel. Secara matematis


persamaan konversinya dapat ditulis [1]:

𝐺𝐺(𝑑𝑑𝑑𝑑) = 10 log10 [𝑒𝑒𝑐𝑐𝑐𝑐 𝐷𝐷0 ] (2.13)

Dimana :

e cd = efisiensi rata – rata

D0 = direktivitas maksimum

2.4.8 Impedansi Masukan

Impedansi masukan ataupun input impedance (Z in ) didefinisikan sebagai

impedansi yang direpresentasikan oleh suatu antena pada terminalnya atau rasio

dari tegangan ke arus pada sepasang terminal ataupun rasio komponen yang

sesuai dari medan elektrik ke medan magnetik pada sebuah titik. Gambar 2.5

menunjukkan antena pada mode transmisi yang memiliki terminal a dan b [1] .

Gambar 2.5 Antena pada mode transmisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Secara matematis persamaan impedansi antena pada terminal a dan b dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝑍𝑍𝑎𝑎 = 𝑅𝑅𝑎𝑎 + 𝑗𝑗𝑋𝑋𝑎𝑎 (2.14)

Dimana :

Za = impedansi antena pada terminal a-b

Ra = tahanan antena pada terminal a-b

Xa = reaktansi antena pada terminal a-b

2.4.9 Polarisasi

Energi yang diradiasikan oleh antena merupakan gelombang

elektromagnetik yang terdiri dari medan listrik dan magnet yang saling tegak

lurus dan masing-masing juga tegak lurus dengan arah propagasi. Medan listrik

dari gelombang elektromagnetik ini digunakan untuk menggambarkan polarisasi

dari antena.

Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear (linier), sirkular

(melingkar), atau elliptical (elips).

a. Polarisasi Linier

Polarisasi linier (Gambar 2.6) terjadi jika suatu gelombang yang berubah

menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki vector medan elektrik (atau

magnet) pada titik tersebut selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada

setiap waktu. Hal ini dapat terjadi jika vektor (elektrik maupun magnet)

memenuhi :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Hanya ada satu komponen, atau

b. 2 komponen yang saling tegak lurus secara linier yang berada pada

perbedaan fasa waktu atau 180º atau kelipatannya.

Gambar 2.6. Polarisasi linier

b. Polarisasi Melingkar

Polarisasi melingkar (Gambar 2.7) terjadi jika suatu gelombang yang

berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (atau

magnet) pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu.

Kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai jenis polarisasi ini adalah :

a. Medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier

b. Kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama

c. Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada

kelipatan ganjil 90º.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Polarisasi melingkar dibagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular

Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP). LHCP terjadi

ketika δ = +π / 2 , sebaliknya RHCP terjadi ketika δ = −π / 2.

Gambar 2.7. Polarisasi melingkar

Polarisasi yang melingkar sifatnya berorientasi pada jalur lingkaran,

artinya menerima gelombang tidak hanya satu arah saja tetapi juga sekitarnya.

Polarisasi melingkar biasa digunakan pada komunikasi satelit karena antara satelit

dan antena di bumi tidak memiliki keadaan yang selalu tetap. Komunikasi satelit

juga membutuhkan sudut keterarahan (directivity) dari antena di bumi, karena

orbit satelit dengan membentuk sudut elevasi (elevation angle) yang berguna

untuk menghindari adanya rugi- rugi gelombang akibat adanya halangan

bangunan atau gedung yang tinggi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Polarisasi Elips

Polarisasi elips (Gambar 2.8) terjadi ketika gelombang yang berubah

menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur

kedudukan elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

polarisasi ini adalah :

a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal.

b. Kedua komponen tersebut harus berada pada magnitudo yang sama atau

berbeda.

c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama,

perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai

0º atau kelipatan 180º (karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen

berada pada magnitudo yang sama maka perbedaan fasa di antara kedua

komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 90º (karena

akan menjadi lingkaran).

Gambar 2.8. Polarisasi Elips

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Simulator Ansoft HFSS 10.0

Dalam tugas akhir ini simulator yang digunakan adalah Ansoft HFSS 10.0.

Pada HFSS, model geometri secara otomatis dibagi kedalam sejumlah besar

tetrahedron. HFSS adalah simulator gelombang elektromagnetik penuh dengan

performa yang baik untuk pemodelan benda 3 dimensi yang memiliki volume

yang berubah-ubah. HFSS ini menyatukan proses simulasi, visualisasi, dan proses

pemodelan kedalam suatu bentuk yang mudah untuk dipelajari. Simulator ini

dapat dimanfaatkan untuk menghitung parameter seperti S parameter, frekuensi

resonansi, dan medan. Simulator ini khususnya digunakan pada bidang:

• Package Modeling  BGA, QFP, Flip-Chip

• PCB Board Modeling  Power/Ground planes, Mesh Grid

Grounds,Backplanes

• Silicon/GaAs  Spiral Inductors, Transformers

• EMC/EMI  Shield Enclosures, Coupling, Near- or Far-Field

Radiation

• Antennas/Mobile Communications  Patches, Dipoles, Horns,

ConformalCell Phone Antennas, Quadrafilar Helix, Specific

Absorption Rate(SAR), Infinite Arrays, Radar Cross Section(RCS),

Frequency Selective Surfaces(FSS)

• Connectors – Coax, SFP/XFP, Backplane, Transitions

HFSS adalah simulator interaktif yang elemen dasar mesh-nya adalah

tetrahedron. Hal ini membuat kita dapat menyelesaikan persoalan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berhubungan dengan bentuk geometri 3 dimensi yang berubah-ubah khususnya

yang memilki bentuk dan kurva yang kompleks.

HFSS adalah kependekan dari High Frequency Structure Simulator.

Ansoft merupakan software pelopor yang menggunakan Finite Element

Method(FEM) untuk simulasi elektromagnetik dengan mengembangkan serta

menerapkan teknologi seperti tangential vector finite elements, adaptive meshing,

dan Adaptive Lanczos-Pade Sweep (ALPS). Adapun tampilan dari HFSS dapat

dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Tampilan awal Ansoft HFSS v10.0.

2.6 Proses pencarian solusi simulator HFSS 10.0

Untuk mendapatkan hasil grafik, seperti VSWR dan Gain, pada antena

rancangan terlebih dahulu diberi Boundaries dan Excitation. Kemudian dilakukan

analysis setup, yang terdiri atas solution setup dan frequency sweep. Solution

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


setup terdiri dari frekuensi unit, nilai siklus mesh, dan Delta S. Frekuency sweep

adalah memberikan nilai range frekuensi yang akan dijadikan frekuensi acuan.

Skema proses pencarian solusi pada Ansoft dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Proses pencarian solusi HFSS 10.0

Dari Gambar 2.10 dapat dijelaskan bahwa :

• Tipe solusi yang digunakan pada simulator Ansoft HFSS 10.0 ada 3 yaitu

driven modal, driven terminal, dan eigenmode. Untuk pemodelan tentang

antena, saluran mikrostrip, dan waveguide, dipergunakan tipe solusi driven

modal. Tipe ini dipergunakan karena merupakan tipe khusus untuk

mengkalkulasi mode dasar parameter S untuk elemen pasif berstruktur

frekuensi tinggi yang arus tegangannya dikendalikan oleh sumber

generator.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Parametric model adalah susunan yang terdiri dari bentuk geometri dan

material yang tersusun didalamnya, yang akan membangun bentuk

pemodelan simulasi. Pada tahap ini juga, kita memberikan pembatasaan

lingkup pada device pemodelan (Boundaries) dan mendefinisikan letak

pencatuan model (Excitation).

• Sebelum proses simulasi pencarian solusi dilakukan maka harus

diinisialisasikan parameter analisa terlebih dahulu (solution setup).

Parameter ini meliputi:

a. Frekuensi unit. Parameter ini berfungsi untuk menentukan nilai

frekuensi kerja mesh dalam proses pencarian solusi yang

menggunakan sistem adaptive mesh.

b. Nilai maksimum jumlah siklus mesh. Nilai ini adalah kriteria nilai

jumlah siklus mesh untuk menghentikan proses pencarian solusi

adaptive.

c. Delta S. Nilai ini adalah nilai perubahan didalam magnituda

parameter S antara dua lintasan yang saling berhubungan.

Pada tahap ini juga kita memberikan nilai range frekuensi (frequency

sweep) yang merupakan range frekuensi yang akan dicari nilai solusinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai