Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di duni
a sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita ter
percaya dalam mendampingi danm e n o l o n g   i b u   y a n g m e l a h i r k a n .  
Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dand
ihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memb
e r i   s e m a n g a t ,   m e m b e s a r k a n   h a t i , mendampingi, serta me
nolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya d
engan baik.Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bi
dan dari Mesir yang beraniambil resikomembela keselamatan bayi
bayi laki-laki bangsa yahudi yang diperintahkan oleh!iraun untuk 
di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tin
ggi dan takwakepada "uhan dalam membela orang-orang yang 
berada dalam posisi yang lemah, yang padazaman modern ini, kit
a sebut peran bidan dalam praktiknya. Bidan sebagai pekerja pro
fesionaldalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pa
ndangan filosofis yang dianut,keilmuan, metode kerja, standar praktik pela
yanan serta kode etik yang dimilikinya.#i era globalisasi sekarang ini, kebe
radaan seorang bidan sangat diperlukan. Bidan diakuis e b a g a i   p r o f e s i o
nal yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra p
erempuan dalammemberikan dukungan yang diperlukan. 
M i s a l n y a ,   a s u h a n   d a n   n a s i h a t   s e l a m a   k e h a m i l a n ,  periode per
salinan dan post partum, melakukan pertolongan persalinan di bawah tang
gung jawabnya sendiri, dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir. $uan
g lingkup asuhan yangd i b e r i k a n   o l e h   s e o r a n g   b i d a n   d a n   t e l a h  
ditetapkan sebagai wilayah kompetensi bidan di
%ndonesia.a l a m   h a l   i n i   d i h a r a p k a n   a g a r   b i d a n   t i d a
k   m e m a n d a n g   p a s i e n n y a   d a r i   s u d u t  biologis.&kan teta
pi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan di pengaru
hioleh kondisi ekonomi serta lingkungan disekelilingnya.Sehingg
a nantinya dapat menurunkanangka mortalitas dan morbiditas yang su
dah dicanangkan oleh pemerintah.Bidan mempunyai fungsi yang sangat pe
nting dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi danmelakukan rujukan ya
ng tepat. 'leh karena itu bidan dituntut untuk mampu mendeteksi
dini ini ni
tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan 
kegawatdaruratan kebidanandan perinatal dan merujuk kasus.Praktik 
kebidanan telah mengalami perluasan peran dan fungsi dari focu
s terhadap ibuhamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, serta anak b
alita bergeser kepada upaya mengantisipasit u n t u t a n   k e b u t u h a n  
masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan 
kesehatanreproduksi sejak konsepsi hingga usia lanjut, m
e l i p u t i   k o n s e l i n g   p r e   k o n s e p s i ,   p e r s a l i n a n ,  pelayanan ginekol
ogis, kontrasepsi, asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupa
kansuatu tantangan bagi bidan.B e r d a s a r k a n   p e n j e l a s a n   d i   a t a s ,   p
enyusun akan menjabarkan pembahasan tentang pelayanan
bidan ke masyarakat desa suku Hmong.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dirumuskan masalah bagaimana
memberikan pelayanan kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang
memadai , terutama bagi klien yang ada di daerah pedesaan yang jauh
dari pelayanan kesehatan.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana pelayanan kesehatan yang ada di desa.

D. Manfaat
1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Etikolegal
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan pada
pembaca.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah
berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek.

(Nazriah, 2009)

Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang
wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin
secara sah untuk melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah
sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan
peraturan Menkes RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan.

Federation of International Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991) dan


World Health Organization atau WHO (1992) mendefinisikan bidan adalah
seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil,
persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung
jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan baik
bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat pada umumnya, tugas ini
meliputi antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi
orangtua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga keluarga berencana.
Bidan juga dapat melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit,
klinik bersalin dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat. (Nazriah, 2009)

Menurut Estiwidani.D, dkk (2008) peran, fungsi bidan dalam pelayanan


kebidanan adalah sebagai : pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
Sedangkan tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan
kebidanan normal, pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada
anak, pelayanan KB,dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sedemikian
kompleksnya peran, fungsi, dan tanggung jawab seorang bidan dalam
melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kebidanan yang terbaik dan
professional kepada masyarakat maka untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan
tersebut diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi bidan.

B. Kompetensi Bidan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan PNS menjelaskan konsep kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas secara professional, efektif dan efisien.

Kompetensi bidan adalah kemampuan dan karakteristik yang dilandasi oleh


pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang harus dimiliki seorang bidan
dalam melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, secara aman dan bertanggungjawab sesuai dengan standar sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat. (PP IBI, 2006)

Didalam lingkup praktik kebidanan, kompetensi bidan sebagaimana tertuang


dalam buku kompetensi bidan Indonesia meliputi pengetahuan,ketrampilan dan
sikap prilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab. Kompetensi tersebut
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : kompetensi dasar yang merupakan
kompetensi minimal yang secara mutlak harus dimiliki oleh bidan dan kompetensi
tambahan yang merupakan pengembangan dari pengetahuan dan ketrampilan
dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan
masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. (Hidayat.A dan Mufdlilah,

2008)

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar


Profesi Bidan,maka ditetapkan standar kompetensi bidan yang harus dimiliki yaitu
:

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu

sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan

yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan

keluarganya
2. Pra konsepsi, KB, dan Ginekologi ; bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan

menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan

keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

3. Asuhan dan konseling selama kehamilan ; bidan memberi asuhan antenatal

bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang

meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran ; bidan memberikan asuhan yang

bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,

memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan

bayinya yang baru lahir.

5. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui ; bidan memberikan asuhan pada ibu

nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya

setempat.

6. Asuhan pada bayi baru lahir ; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

7. Asuhan pada bayi dan balita ; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).

8. Kebidanan komunitas ; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan

komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya

setempat.
9. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi ; melaksanakan asuhan

kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

Dengan demikian seorang bidan dimasa sekarang dituntut memiliki kompetensi


dalam memberikan pelayanan kebidanan. Hal ini semua dapat terwujud bila
seorang bidan mampu menguasai konsep dasar ilmu kebidanan , keterampilan
tambahan dan perkembangannya juga mampu bersikap profesional sesuai dengan
kode etik yang telah ditetapkan.

C. Hak dan Kewajiban Bidan

Hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterima,
sedangkan bidan memiliki kewajiban untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang
diterima oleh pasien, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diberikan oleh
bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan ada kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.

1. Hak Bidan

a.    Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya

b.    Bidan berhak bekerja sesuai standar profesi pada setiap jenjang/tingkat


pelayanan kesehatan

c.    Bidan berhak menolak keingianan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan


dengan peraturan perundangn, dan kode etik profesi

d.    Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya


dicemarkan baik oleh pasien, keluarga atau profesi lainnya

e.    Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
ataupun pelatihan

f.     Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan


jabatan yang sesuai

g.    Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai

2. Kewajiban Bidan
a.    Kewajiban bidan mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan
dimana ia bekerja.

b.   Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar


profesi dengan menghormati hak-hak pasien.

c.   Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

d.    Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga.

e.    Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah


sesuai dengan keyakinannya.

f.     Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang


pasien.

g.  Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.

h.    Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informedconsent) atas tindakan yang


akan dilakukan.

i.      Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j.    Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu


pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.

k.  Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

D. Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain


dalam asuhan bayi baru lahir. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek
asuhan untuk melindungi bayi baru lahir, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
dengan mengurangi infeksi dengan bakteri, virus dan jamur. Tujuan tindakan-
tindakan PI adalah meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
tersebut dan menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa.
Adapun pencegahan infeksi menurut jenis alat resusitasi adalah :
1) Meja resusitasi ; basuh dengan larutan dekontaminasi dan kemudian cuci

dengan sabun dan air, keringkan dengan udara/angin.

2) Tabung resusitasi ; lakukan dekontaminasi, pencucian secara teratur

tergantung frekuensi resusitasi. Lakukan tiga langkah pencegahan infeksi

(dekontaminasi, pencucian dan desinfeksi tingkat tinggi) apabila alat

digunakan pada bayi dengan infeksi.

3) Sungkup silikon dan katup karet ; dapat di rebus

4) Alat penghisap yang dipakai ulang ; lakukan ke tiga langkah pencegahan

infeksi (dekontaminasi, pencucian dan desinfeksi tingkat tinggi)

5) Kain dan selimut ; lakukan dekontaminasi dan pencucian kemudian

dikeringkan dengan angin/udara atau sinar matahari kemudian simpan di

tempat yang bersih dan kering.

Manajemen asfiksia bayi baru lahir merupakan pelayanan kebidanan yang harus
dilakukan oleh bidan yang berkompeten. Bidan harus dapat membuat keputusan
yang tepat pada saat kritis. Kemampuan ini memerlukan penguasaan pengetahuan
dan ketrampilan kebidanan pada situasi kritis dan mampu menerapkannya untuk
memenuhi kebutuhan pasien kritis. ( Hudak dan Gallo, 1997)

Kompetensi bidan dalam manajemen asfiksia bayi baru lahir adalah kemampuan
dan karakteristik yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku yang harus dimiliki seorang bidan dalam dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan termasuk menangani kasus asfiksia pada bayi baru lahir, yang
pelaksanaannya menggambarkan enam aspek yaitu persiapan resusitasi bayi baru
lahir, keputusan resusitasi bayi baru lahir, tindakan resusitasi, asuhan pasca
resusitasi, asuhan tindak lanjut pasca resusitasi, dan pencegahan infeksi. (Depkes
RI, 2008)

Bidan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk

menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal

itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya
tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali

atau (sepengetahuan bidan) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh

karena itu, bidan harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan manajemen

asfiksia pada bayi baru lahir dan pengetahuan dan ketrampilan ini digunakan

setiap kali menolong persalinan. (Depkes RI, 2008) .

BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran dan Fungsi Bidan

PERAN BIDAN

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai


pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.

Peran Sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu


tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan

Tugas Mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan yaitu :

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan


kebidanan yang diberikan, mencakup :
2. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien
3. Menentukan diagnosis
4. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapi
5. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun
6. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
7. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
8. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
9. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita
dengan melibatkan mereka sebagai klien, mencakup :
10. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan
wanita dalam masa pranikah
11. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar
12. Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar
bersama klien
13. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana
14. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan
bersama klien
15. Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien
16. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan
17. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal, mencakup :
18. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil
19. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien
20. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah
21. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
22. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
23. Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan
bersama klien
24. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
25. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang
telah diberikan
26. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup :
27. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan
28. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan
29. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah
30. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun
31. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien
32. Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan
sesuai dengan prioritas
33. Membuat asuhan kebidanan
34. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup :
35. Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga
36. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir
37. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas
38. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat
39. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
40. Membuat rencana tindak lanjut
41. Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan.
42. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup :
43. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
nifas
44. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
masa nifas
45. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas
masalah
46. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
47. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan
48. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
49. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup :
50. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS
(pasangan usia subur)
51. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
52. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah
bersama klien
53. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
54. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
55. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien
56. Membuat pencatatan dan pelaporan
57. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta
menopause, mencakup :
58. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien
59. Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan
asuhan
60. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama
klien
61. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
62. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan
63. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien
64. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
65. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga, mencakup :
66. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita
67. Menentukan diagnosis dan prioritas masalah
68. Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana
69. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah
70. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
71. Membuat rencana tindak lanjut
72. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.

Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan


kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga, mencakup :
2. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
4. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas
kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi serta bekerja sama dengan klien
5. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan
melibatkan klien
6. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan
7. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
8. Membuat pencatatan dan pelaporan
9. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi, mencakup :
10. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
11. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
factor resiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi
12. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.
13. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan
resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
14. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
15. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
16. Membuat pencatatan dan pelaporan
17. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga, mencakup :
18. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
19. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
factor resiko dan keadaan kegawatdaruratan
20. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
21. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas.
22. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
pada ibu hamil dengan resiko tinggi
23. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
24. Membuat pencatatan dan pelaporan
25. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien
dan keluarga, mencakup :
26. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
27. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
factor resiko serta keadaan kegawatdaruratan
28. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
29. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan
memberi pertolongan pertama sesuai dengan rencana.
30. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
31. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
32. Membuat pencatatan dan pelaporan
33. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup :
34. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi
35. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
factor resiko serta keadaan kegawatdaruratan
36. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
37. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
38. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
39. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
40. Membuat pencatatan dan pelaporan
41. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup :
42. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
43. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
factor resiko serta keadaan kegawatdaruratan
44. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
45. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
46. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
47. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
48. Membuat pencatatan dan pelaporan

Tugas Ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan


kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga,
mencakup :
2. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan
tindakan diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan
3. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumber-
sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama
klien/keluarga
4. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi
6. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan,
mencakup :
7. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan
8. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
9. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
10. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
11. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
12. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi
13. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan
pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan
klien dan keluarga, mencakup :
14. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada
ibu dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
15. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
16. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
17. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
18. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi
19. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :
20. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada
ibu dalam nifas yang memerlukan konsultasi dan rujukan
21. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
22. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
23. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
24. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi
25. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup :
26. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada
bayi baru lahir yang memerlukan konsultasi serta rujukan
27. Menentukan diagnosis, prognosis, dan 

Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas


pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi
dalam tim.

Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan

Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan,


terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok
khusus, dan masyarakat diwilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/klien, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan


kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan
program pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya bersama tim
kesehatan dan pemuka masyarakat.
2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama
masyarakat
3. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluaga berencana (KB) sesuai
dengan rencana.
4. Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun atau
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB
5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB, termasuk
pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor
terkait
6. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat
serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.
7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik
professional melalui pendidikan, pelatihan, magang, serta kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi
8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

Berpartisipasi Dalam Tim

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program


kesehatan dan sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan
kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan
lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya,
mencakup :

1. Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota


tim dalam memberi asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi
rujukan dan tindak lanjut
2. Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader
kesehatan atau petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan
masyarakat
3. Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader
dan petugas kesehatan lain
4. Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
5. Membina kegiatan-kegiatan yang ada dimasyarakat, yang
berkaitan dengan kesehatan

Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik


dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing
kader

Memberi Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan Pada


Klien

Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada


klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang
penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan


khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, keluarga berencana
bersama klien
2. Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan yang telah dikaji baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang bersama klien
3. Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun
4. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka panjang
dengan melibatkan unsur-unsur terkait termasuk klien
5. Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama
klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan
program dimasa yang akan dating
6. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan secara lengkap secara sistematis

Melatih dan Membimbing Kader


Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan
dan keperawatan serta membina dukun diwilayah atau tempat
kerjanya, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun


bayi serta peserta didik
2. Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian
3. Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan
bahan untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana
yang telah disusun
4. Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai
dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur
terkait
5. Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam
lingkup kerjanya
6. Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan
7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan
8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam


bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok,
mencakup :

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan


2. Menyusun rencana kerja pelatihan
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

 
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan

C. Kode Etik Bidan

D. Filosofi Bidan

E. Model Asuhan Pelayanan Kebidanan

F. Nilai, norma, sosial budaa yang menjadi hambatan bidan

G. Praktik Profesional Bidan terkait upaya peningkatan kesehatan ibu dan

bayi

FUNGSI BIDAN

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan diatas, maka fungsi


bidan adalah sebagai berikut :

Fungsi Pelaksana

Fungsi bidan sebagai pelaksana, mencakup :

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga


serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa
praperkawinan.
2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu dan kehamilan dengan
resiko tinggi
3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis
tertentu
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko
tinggi
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan
wewenangnya
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus
gangguan system reproduksi, termasuk wanita pada masa
klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.

Fungsi Pengelola

Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup :

1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi


individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan
dilingkungan unit kerjanya
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antar sector
yang terkait dengan pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan
kebidanan

Fungsi Pendidik

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup :

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok


masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta keluarga berencana
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan
sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam
kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan bidang keahliannya

Fungsi Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup :


1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang
dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan
kebidanan
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga
berencana

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan

1. Kewajiban Bidan :
2. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana ia bekerja.
3. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak – hak pasien.
4. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami atau keluarga.
6. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk men-
jalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
7. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien
8. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang
akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
9. Bidan wajib meminta persetujuan
10. Tanggung Jawab adalah sesuatu hal yang menjadi tanggung jawab kita

untuk menanggung semua tugas dengan segala akibat dari tindakan baik

maupun buruk.

Tanggung jawab bidan :


a. Bidan memiliki tanggung jawab untuk mendapat dan
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai
bidan.
b. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan bertanggungjawab
memberi pelayanan kepada klien secara optimal.
c. Bidan sebagai pembela klien melindungi hak asasi dari klien jika
dibutuhkan
d. Bidan sebagai pendidik mengadakan konseling dengan klien
e. Bidan sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik
dengan sesama bidan, klien, dan keluarga

C. Kode Etik Bidan

KODE ETIK BIDAN


Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat
a) .Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
b) Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan
yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang
berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawa
c) Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan yang
optimal kepada siapa saja dengan tidak membedakan pangkat,
kedudukan, golongan, bangsa dan negara
d) Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada
oranng lain dan merahasiakan segala yang berhubungan dengan
tugasnya
e) Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk
keperluan kesaksian pengadilan
f) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan
g) Pada hakikatnya manusia termasuk klien yang membutuhkan
penghargaan dan pengakuan yanng hakiki baik dari golongan
masyarakat intelektual, menengah atau masyarakat kurang mampu.
h) Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan harus
memberi pelayanan profesional yang memadai kepada setiap klien
i) Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimili dan
manusiawi secara penuh tanpa mementingakan kepentingan peribadi
dan mendahulukan kepentingan klien serta menghargai klien
sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri
j) Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan sebagai
profesi yang memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial.
Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan hati nurani yang
tidak mendahulukan balas jasa.
k) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat
l) Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan
keewajiban yang telah digariskan dalam permenkes No
900/Permenkes/IX/2002
m) Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan dalam
pertumbuhan perkembangan bayi dan anak, pemberian vaksinasi sesuai
dengan usia, melaksanakan perawatan bayi dan memberi petunjuk
kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk cara menyusui yang baik
dan benar serta makanan tambahan sesuai dengan usia anak
n) Memberi obat-obatan tertentu dalam bidang kebidanan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi klien\
o) Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasus-
kasus yang tidak dapat diatasi sendiri
p) Bidan melaksanakan perannya di tengah kekhidupan masyarakat
q) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat
r) Kepentingan klien berada diatas kepentingan sendiri maupun kelompok
s) Bidan harus menghormati hak klien
t) . Bidan menghormati nilai-nilai dimasyarakat
u) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
3. 6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal
4. a. Bidan harus mengadakan kunjungan rumah atau masyarakat untuk
memberi penyuluhan serta motivasi agar masyarakat mau membentuk
posyandu atau PKMD atau kepada ibu yang mempunyai balita/ibu hamil untuk
memeriksakan diri di posyandu
5. b. Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas atau rumah,
ditempat praktik BPS, maupun ditengah masyarakat lingkungan tempat tinggal,
harus selalu memberi motivasi untuk selalu hidup sehat.
6. Bab II Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya
7. 1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
8. a. Melaksanakan pelayanan yang bersifat pencegahan seperti asuhan
antenatal, memberi imunisasi, KIE, sesuai dengan kebutuhan
9. b. Memberi pelayanan yang bersifat pengobatan sesuai dengan wewenang
bidan
10. c. Memberi pelayanan bersifat promotif/peningkatan kesehatan.
11. d. Memberi pelayanan bersifat rehabilitatif
12. 2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan/atau rujukan
13. a. Menolong partus di rumah sendiri, di puskesmas, di Rumah Sakit dan di
rumah klien
14. b. Mengadakan pelayanan konsultasi terhadap ibu, bayi dan KB sesuai
dengan wewenangnya
15. c. Merujuk klien yang tidak dapat ditolong ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas lebih lengkap.
16. 3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien
17. • Ketika bertugas, bidan tidak dibenarkan menceritakan segala sesuatu
yang diketahuinya kepada siapapun termasuk keluarganya
18. Bab III. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya
19. 1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi
20. a. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non
pemerintah, jika ada sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling
menggantikan, sehingga tugas pelayanan tetap berjalan
21. b. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan
arisan, piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan
perkawinan keluarga, khitanan
22. 2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
23. a. Dalam menetapkan lokasi BPS, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi
yang sudah ada
24. b. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat salinng membantu dengan
mengkonsultasikan kesulitan kepada sejawat
25. c. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan
mendadak hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan
bersama
26. Bab IV. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
27. 1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi citra
profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
28. a. Menjadi panutan dalam hidupnya
29. b. Berpenampilan yang baik
30. c. Tidak membeda-bedakan, pangkat, jabatan dan golongan
31. d. Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah
ditentukan
32. e. Dalam menjalankan tugasnya, bidan tidak diperkenankan mencari
keuntungan peribadi dengan menjadi agen promosi suatu produk
33. f. Menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu
dinas
34. 2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
35. a. Mengembangkan kemampuan di lahan praktik
36. b. Mengikuti pendidikan formal
37. c. Menngikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar,
lokakarya, simposium, membaca majalah, buku dan lain-lain secara peribadi
38. 3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya
39. a. Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok
40. b. Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok
41. c. Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok
42. d. Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok
43. e. Membantu perencanaan penelitian mandiri
44. f. Melaksanakan penelitian mandiri
45. g. Mengolah hasil penelitian
46. h. Membuat laporan penelitian
47.
48. Bab V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
49. 1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik
50. a. Memperhatikan kesehatan perorangan
51. b. Memperhatikan kesehatan lingkungan
52. c. Memeriksakan diri secara berkala setiap setahun sekali
53. d. Jika mengalami sakit atau keseimbangan tubuh tergag\nggu, segera
memeriksakan diri ke dokter
54. 2. Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
55. a. Membaca buku-buku tentang kesehatan, kebidanan, keperawatan pada
umumnya bahkan pengetahuan umum
56. b. Menyempatkan membaca koran
57. c. Berlangganan majalah profesi, majalah kesehatan
58. d. Menngikuti penataran, seminar, simposium, lokakarya tentang
kesehatan umumnya, kebidanan khususnya
59. e. Mengadakan latihan berkala seperti simulasi atau demonstrasi untuk
tindakan yang jarang terjadi, pada kesempatan pertemuan IBI di tingkat
kecamatan, cabang, daerah atau pusat
60. f. Mengundang pakar untuk memberi ceramah atau diskusi pada
kesempatan pertemuan rutin, misalnya bulanan
61. g. Mengisi rubrik buletin
62. h. Mengadakan kunjungan atau studi perbandingan ke rumah sakit- rumah
sakit yang lebih maju ke daerah-daerah terpencil
63. i. Membuat tulisan atau makalah secara bergantian, yang disajikan dalam
kesempatan pertemuan rutin
64. Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air
65. 1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga serta masyarakat
66. a. Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia
dengan cara :
67. b. Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang dipelajari
kepada anggota
68. c. Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan
69. d. Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan
kesehatan di Indonesia
70. e. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan
umumnya, keperawatan dan kebidanan khususnya
71. 2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan, terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
72. a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah,
termasuk faktor penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
73. b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya
penelitian mengenai :
74. 1) Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah
75. 2) Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas
KIA/KB yang telah disediakan oleh masyarakat. Atau pemerintah.
76.

B. Filosofi Bidan

77. Filosofi : filsafah, falsafah


78.
79. Pengertian filisofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi
mengenai hakikat yang ada.
80.
81. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang
digunakan sebagai kerangka piker dalam memberikan asuhan kebidanan.
82.
83. Filosofi Kebidanan menyatakan :
84.
85. Profesi kebidanan secara nasional diakui Undang – undang maupun Peraturan
pemerintah yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan
professional dan secara internasional diakui dalam International Confederation
Of Modwiferea (ICM), International Federation of Gynaecologist and
Obstetritian (FIGO) dan WHO.
86. Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan diatur dalam Keputusan
Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka program penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Pelayanan Ibu hamil, melahirkan, nifas, Pelayanan Keluarga Berencana
(KB), Pelayanan kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.
87. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu memperoleh pelayanan kesehatan
aman dan memuaskan dan kebutuhan serta perbedaan budaya.
88. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, menopause adalah proses
fisiologis dan sebagian kecil membutuhkan intervensi medik.
89. Persalinan merupakan proses alami, normal namun bila tidak dikelola dengan
tepat menjadi abnormal.
90. Setiap individu berha k dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap WUS, bumil,
melahirkan, dan bayinya mendapat pelayanan berkualitas.
91. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
membutuhkan persiapan mulai anak menginjak dewasa.
92. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi perilaku ibu, lingkungan dan
pelayanan kshtan.
93. Intervensi Kebidanan bersifat komprehensif yaitu upaya promotif preventif,
kuratif dan rehabilitatif ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat
94. Manajemen Kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam
rangka meningkatkan cakupan pelayanan bidan yang professional dan interaksi
social serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat malendasi
manajemen secara terpadu
95. Proses kependidikan kebidanan sbg upaya pengembangan kepribadian

berlangsung sepanjang hidup manusia perlu di kembangkan dan diupayakan

berbagai strata alam

B. Model Asuhan Pelayanan Kebidanan

C. Nilai, norma, sosial budaya yang menjadi hambatan bidan

D. Praktik Profesional Bidan terkait upaya peningkatan kesehatan ibu

dan bayi.
96. Peran Bidan dalam memberikan Pelayanan yang Berkualitas
97.
98. Peran bidan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas antara lain adalah
sebagai berikut :
99.
100. Peran bidan sebagai Pendidik
101. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana.
102.
103. Bersama klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan
keluraga berencana.
104. Bersama klien pihak terkait meyusun rencana penyuluhan kesehatan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
105. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
106. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan unsur-
unsur terkait termasuk masyarakat.
107. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan
masyarakat dan menggunakannya untuk perbaikan dan meningkatkan program
di masa yang akan datang.
108. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.
109. Peran bidan sebagai Pelaksana
110. Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan
kegiatan, antara laian :
111.
112. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pranikah.
113. Pemeliharaan kesehatan bumil, nifas dan masa interval dalam keluarga.
114. Pertolongan persalinan di rumah.
115. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan obstetri di
keluarga.
116. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
di keluarga.
117. Pemeliharaan kesehatan anak balita.
118. Peran bidan sebagai Pengelola
119. Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan
anak di puskesmas, polindes, posyandu dan praktik bidan, memimpin dan
mengelolah bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Perannya sebagai pengelola anatara lain :
120.
121. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu keluarga kelompok khusus dan masyarakat diwilayah
kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.
122. Berpartisifasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
keder kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan
dalam wilayah kerjanya.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai