Anda di halaman 1dari 10

KODE ETIK BIDAN

miftahuljannah13

5 years ago

Advertisements

Bab I. Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

a. Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang telah ditetapkan
sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung
jawa

b. Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan yang optimal kepada siapa saja
dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan negara

c. Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada oranng lain dan
merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya

d. Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk keperluan kesaksian
pengadilan

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan

a. Pada hakikatnya manusia termasuk klien yang membutuhkan penghargaan dan pengakuan
yanng hakiki baik dari golongan masyarakat intelektual, menengah atau masyarakat kurang mampu.

b. Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan harus memberi pelayanan
profesional yang memadai kepada setiap klien

c. Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimili dan manusiawi secara penuh
tanpa mementingakan kepentingan peribadi dan mendahulukan kepentingan klien serta menghargai
klien sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri

d. Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan sebagai profesi yang memiliki
nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial. Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan hati
nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.

3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

a. Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan keewajiban yang telah
digariskan dalam permenkes No 900/Permenkes/IX/2002

b. Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan dalam pertumbuhan
perkembangan bayi dan anak, pemberian vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan perawatan
bayi dan memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk cara menyusui yang baik
dan benar serta makanan tambahan sesuai dengan usia anak

c. Memberi obat-obatan tertentu dalam bidang kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien

d. Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasus-kasus yang tidak
dapat diatasi sendiri

e. Bidan melaksanakan perannya di tengah kekhidupan masyarakat

4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan klien, menghormati


hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

a. Kepentingan klien berada diatas kepentingan sendiri maupun kelompok

b. Bidan harus menghormati hak klien

c. Bidan menghormati nilai-nilai dimasyarakat

5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan kepentingan klien,


keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya

6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal

a. Bidan harus mengadakan kunjungan rumah atau masyarakat untuk memberi penyuluhan
serta motivasi agar masyarakat mau membentuk posyandu atau PKMD atau kepada ibu yang
mempunyai balita/ibu hamil untuk memeriksakan diri di posyandu

b. Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas atau rumah, ditempat praktik BPS,
maupun ditengah masyarakat lingkungan tempat tinggal, harus selalu memberi motivasi untuk selalu
hidup sehat.

Bab II Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya

1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat

a. Melaksanakan pelayanan yang bersifat pencegahan seperti asuhan antenatal, memberi


imunisasi, KIE, sesuai dengan kebutuhan

b. Memberi pelayanan yang bersifat pengobatan sesuai dengan wewenang bidan

c. Memberi pelayanan bersifat promotif/peningkatan kesehatan.

d. Memberi pelayanan bersifat rehabilitatif

2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan/atau rujukan

a. Menolong partus di rumah sendiri, di puskesmas, di Rumah Sakit dan di rumah klien

b. Mengadakan pelayanan konsultasi terhadap ibu, bayi dan KB sesuai dengan wewenangnya
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditolong ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap.

3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan/atau dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
klien

• Ketika bertugas, bidan tidak dibenarkan menceritakan segala sesuatu yang diketahuinya
kepada siapapun termasuk keluarganya

Bab III. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi

a. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika ada sejawat
yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas pelayanan tetap berjalan

b. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan, piknik
bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan perkawinan keluarga, khitanan

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya

a. Dalam menetapkan lokasi BPS, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah ada

b. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat salinng membantu dengan mengkonsultasikan


kesulitan kepada sejawat

c. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan mendadak hendaknya
melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama

Bab IV. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi citra profesinya dengan
menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu kepada masyarakat

a. Menjadi panutan dalam hidupnya

b. Berpenampilan yang baik

c. Tidak membeda-bedakan, pangkat, jabatan dan golongan

d. Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah ditentukan

e. Dalam menjalankan tugasnya, bidan tidak diperkenankan mencari keuntungan peribadi


dengan menjadi agen promosi suatu produk

f. Menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu dinas

2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

a. Mengembangkan kemampuan di lahan praktik

b. Mengikuti pendidikan formal

c. Menngikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar, lokakarya, simposium,


membaca majalah, buku dan lain-lain secara peribadi
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya

a. Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok

b. Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok

c. Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok

d. Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok

e. Membantu perencanaan penelitian mandiri

f. Melaksanakan penelitian mandiri

g. Mengolah hasil penelitian

h. Membuat laporan penelitian

Bab V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik

a. Memperhatikan kesehatan perorangan

b. Memperhatikan kesehatan lingkungan

c. Memeriksakan diri secara berkala setiap setahun sekali

d. Jika mengalami sakit atau keseimbangan tubuh tergag\nggu, segera memeriksakan diri ke
dokter

2. Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

a. Membaca buku-buku tentang kesehatan, kebidanan, keperawatan pada umumnya bahkan


pengetahuan umum

b. Menyempatkan membaca koran

c. Berlangganan majalah profesi, majalah kesehatan

d. Menngikuti penataran, seminar, simposium, lokakarya tentang kesehatan umumnya,


kebidanan khususnya

e. Mengadakan latihan berkala seperti simulasi atau demonstrasi untuk tindakan yang jarang
terjadi, pada kesempatan pertemuan IBI di tingkat kecamatan, cabang, daerah atau pusat

f. Mengundang pakar untuk memberi ceramah atau diskusi pada kesempatan pertemuan
rutin, misalnya bulanan

g. Mengisi rubrik buletin

h. Mengadakan kunjungan atau studi perbandingan ke rumah sakit- rumah sakit yang lebih
maju ke daerah-daerah terpencil
i. Membuat tulisan atau makalah secara bergantian, yang disajikan dalam kesempatan
pertemuan rutin

Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
serta masyarakat

a. Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia dengan cara :

b. Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang dipelajari kepada anggota

c. Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan

d. Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia

e. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan umumnya,


keperawatan dan kebidanan khususnya

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada


pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan KIA/KB
dan kesehatan keluarga

a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah, termasuk faktor penunjang maupun
penghambat pelaksanaan tugas itu.

b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di masyarakat yang
berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya penelitian mengenai :

1) Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah

2) Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas KIA/KB yang telah
disediakan oleh masyarakat. Atau pemerintah.

FILOSOFI dan DEFINISI BIDAN

Ditinjau dari bahasa

Filosofi : filsafah, falsafah

Pengertian filisofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai hakikat yang
ada.
Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka
piker dalam memberikan asuhan kebidanan.

Filosofi Kebidanan menyatakan :

Profesi kebidanan secara nasional diakui Undang – undang maupun Peraturan pemerintah yang
merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui
dalam International Confederation Of Modwiferea (ICM), International Federation of Gynaecologist
and Obstetritian (FIGO) dan WHO.

Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
ditujukan dalam rangka program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal
(AKP), Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan Ibu hamil, melahirkan, nifas, Pelayanan
Keluarga Berencana (KB), Pelayanan kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.

Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu memperoleh pelayanan kesehatan aman dan memuaskan
dan kebutuhan serta perbedaan budaya.

Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, menopause adalah proses fisiologis dan sebagian
kecil membutuhkan intervensi medik.

Persalinan merupakan proses alami, normal namun bila tidak dikelola dengan tepat menjadi
abnormal.

Setiap individu berhak dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap WUS, bumil, melahirkan, dan bayinya
mendapat pelayanan berkualitas.

Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga membutuhkan persiapan


mulai anak menginjak dewasa.

Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kshtan.

Intervensi Kebidanan bersifat komprehensif yaitu upaya promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif
ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat

Manajemen Kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan
cakupan pelayanan bidan yang professional dan interaksi social serta asas penelitian dan
pengembangan yang dapat malendasi manajemen secara terpadu

Proses kependidikan kebidanan sbg upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup
manusia perlu di kembangkan dan diupayakan berbagai strata alam.

FALSAFAH ASUHAN KEBIDANAN


Merupakan keyakianan / pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka berpikir dalam
memberikan asuhan kepada klien

1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalianan

Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit,
namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba – tiba menjadi tidak
normal.

2. Keyakinan tentang wanita

Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengkontrol dirinya
sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati.

3. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya

Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya.
Bidan mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan keluarganya.

4. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan

Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut dihormati. Keputusan yang
dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga, dan pemberi keputusan.

5. Keyakinan tentang asuhan

Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan
yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling dan
menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, asuhan kebidanan harus aman,
memuaskan, menghormati dan mengoptimalkan wanita serta keluarganya.

6. Keyakiana tentang kalaborasi


Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap mempertahankan, mendukung dan
menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya bedasarkan
indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja sama mengembangkan kemitraan dengan
anggota tim kesehatan lainnya.

7. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya

Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan pemberdayaan wanita
serta tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

DEFINISI BIDAN

Menurut WHO “Bidan adalah seseorang yang telah ikuti progam pendidkan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar
(regestrasi) & atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan”.

Menurun IBI “Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan di negri itu
yang mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan wanita
selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggng
jawabnya sendiri serta pada asuhan pada bayi baru lahir dan anak”.

Kepanjangan BIDAN

B : Bakti

I : Ibu

D : Demi

A : Anak

N : Negara
PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuia kewenangan yang diberikan dengan
maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualiatas, bahagia dan sejahtera.

Klasifikasi Pelayanan Kebidanan

a. Layanan Kebidanan Primer

Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.

b. Layanan Kebidanan Kolaborasi

Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
pemberi pelayanan yang terlibat (mis : bidan, dokter atau tenaga kesehatan yang professional
lainnya). Bidan menuoakan anggota tim.

c. Layanan Kebidanan Rujukan

Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter,
ahli dan / atau tenaga kesehatan professional lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di
luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.

Contoh: Pelayanan yang dilakukan bidan ketika menerima rujukan dari dukun, layanan rujukan bidan
ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan secar horizontal atau vertical atau ke profesi kesehatan
yang lain.
Praktek Kebidanan

Penerapan ilmu kebidanan dalam pemberian pelayanan atau asuhan kebidanan dengan klien
menggunakan pendekatan manajem kebidanan.

Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis

Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada perempuan, remaja putri, dan
wanita dewasa sebelum, selama kehamilan dan sesudahnya.

Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanaan kesehatan yang berorientasi pada
masyarakat, dokter, perawat, dan dokter spesialis dipusat-pusat rujukan.

ASUHAN KEBIDANAN

Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidan kesehatan ibu hamil, persalinan, nifas
dan bayi setelah lahir serta Keluarga Berencana.

Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang
siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan
dan keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

Anda mungkin juga menyukai