NIM : 1834021003
Semester : 4
Surat Berharga
Apabila perusahaan mempunyai kelebihan dana, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar
kelebihan dana tersebut bisa diinvestasikan pada instrumen-instrumen investasi sesuai dengan sifat
dana yang dipunyai. Bila kelebihan dana tersebut bisa digunakan jangka panjang, manajer keuangan
harus menginvestasikan pada instrumen investasi jangka panjang seperti pendirian usaha baru,
pembelian aktiva tetap dan lainnya. Bila dana yang dipunyai bersifat likuid artinya harus tersedia bila
diinginkan, maka manajer keuangan sebaiknya menginvestasikan kelebihan dana tersebut pada
instrumen investasi jangka pendek.
Instrumen investasi jangka pendek sering disebut surat berharga atau sekuritas (efek)
Investasi atau pembelian surat berharga dilakukan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas, artinya
kelebihan dana yang dimiliki oleh perusahaan dibelikan surat berharga agar tidak terjadi Iddle fund
sehingga mendapatkan keuntungan, tetapi sekuritas tersebut harus bisa segera menjadi uang tunai bila
likuiditas perusahaan kurang baik.
Secara garis besar sekuritas dapat dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang memberikan penghasilan
secara tetap (obligasi) dan sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap (saham).
Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan perusahaan dalam jangka panjang dan memberikan
bunga.
Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau lembaga lain yang
mempunyai nilai nominal tertentu dan akan dibayar selama jangka waktu tertentu, serta akan
memberikan bunga secara tetap.
Obligasi ini juga sering disebut sebagai sekuritas dengan penghasilan tetap.
Ciri Obligasi :
Saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik
saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan deviden akan dibagikan kepada
pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Selain deviden, keuntungan yang
diharapkan dari pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi
dibandingkan harga belinya investor akan menerma capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah
dibanding dengan harga beli saham investor akan menerima capital loss.
Untuk menentukan harga yang layak bagi sekuritas, tergantung dari tingkat keuntungan yang
diharapkan dari sekuritas yang bersangkutan.
Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor akan semakin kecil harga yang
bersedia dibayar investor. Dengan demikian akan muncul pertanyaan, berapa besar tingkat keuntungan
yang layak bagi investor, apakah tidak ada ukuran yang realistis tingkat keuntungan tersebut ?
Salah satu model yang digunakan untuk menaksir tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah model
Capital Assets Pricing Model (CAPM). Model ini menyatakan secara tegas bahwa ada hubungan yang
positif dan linier antara tingkat keuntungan yang layak (r) dengan resiko.
Resiko dalam teori portfolio diartikan sebagai deviasi tingkat keuntungan (σ), yang menunjukan
seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan (expected value
Er).
Semakin besar nilai σ semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan , berarti
semakin tinggi resikonya. Sedangkan nilai yang diharapkan merupakan rata-rata atau mean yang diberi
notasi Er.
Apabila investor mempunyai sekuritas secara individual, tidak dalam kombinasi saham atau portfolio,
bagaimana mengukur tingkat keuntungan sekuritas secara individual tersebut.
Pada dasarnya kita bisa menerapkan konsep CAPM pada sekuritas secara individual.
Dalam konsep CAPM pada sekuritas secara individual, tingkat resiko diukur dengan koefisien beta ( ß ),
dan hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan sekuritas secara individual dapat digambarkan
dalam Garis Gambar Sekuritas (GGS) atau Security Market Line (SML).
Dalam metode ini, surat berharga dicantumkan sebesar harga perolehannya. Metode ini tdk mengakui
thdp keuntungan dari kenaikan/ penurunan kurs surat-surat berharga.
Contoh soal :
a) Tanggal 23 des 2003, PT. Trukindo membeli saham biasaPT.Express 1000lbr@Rp1.450. Provisi
dan materaiRp 150.000.
b) Tanggal 29 des 2003, PT. Trukindo menjual saham biasa PT. PT.Express 500lbr@Rp 2.000.Provisi
dan materai Rp200.000.
Berapakah Nilai Surat Berharga yang dimiliki oleh PT. Trukindo per 31 desember. Dengan metode Harga
Perolehan ?
Penjelasan:
Informasi :
Jadi pada Tgl 31 Des 2003 Surat berharga dicatat sebesar Harga Perolehan yaitu
Rp 800.000,-
2. Metode Harga Terendah antara cost dengan Harga Pasar (lower of cost or market method)
Dalam metode ini, surat berharga dicantumkan sebesar harga terendah antara Harga pokok dan Harga
pasar nya adanya kerugian
akan diakui yaitu selisih Harga pokok dan Harga Pasar, dengan pencatatan sebagai berikut:
Dengan metode ini, terbagi 2 cara yang dapat diterapkan kepada surat berharga yaitu:
Contoh :
Daftar surat-surat berharga yang dimiliki PT.SINGOSARI per 31 Des 2003 sebagai berikut :
Keterangan Harga Perolehan Harga Pasar
HP = Rp 2.535.000
H.Pasar = Rp 2.507.000
Jurnal
Jika diterapkan kepada masing-masing elemen surat berharga,maka surat berharga yang tercantum
dineraca Rp.2.500.000
HP Rp.2.535.000
H.pasar Rp.2.500.000
Jurnal
Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan apabila surat-surat berharga tersebut
dijual.
Contoh :
Jawab:
Kas Rp 850.000
Cad. Penurunan nilai SB Rp 15.000
Rugi penjualan SB Rp 125.000
Surat Berharga Rp 990.000