Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

FINAL TEST

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

Disusun oleh:

DESSY AMELIA RAHMAN

1710313320011

S1 Akuntansi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Saya
bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “keselaatam dan kesehatan kerja SDM”
terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang “pengertian keselamatan dan kesehatan
kerja, manfaat keselamatan dan kesehatan kerja, urgensi keselamatan dan kesehatan kerja, usaha-
usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, penyebab timbulnya kecelakaan,
dan program keselamatan dan kesehatan kerja”’.
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap dapat lebih memahami secara mendalam
tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi
lebih baik.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Dosen pengampu saya, bapak Prof. Dr.
Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala sesuatunya,
Amiin.

Batulicin, 8 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................................1
1.1.   Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2.   Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3.  Tujuan .....................................................................................................................2
1.4.   Manfaat ..................................................................................................................2

BAB II Pembahasan...............................................................................................................3
2.1.    Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.....................................................3
2.2.     Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja..........................................................5
2.3.    Urgensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja .………………………….….…..... 6
2.4.    Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja …........ 9
2.5.   Penyebab Timbulnya Kecelakaan………….…………….................................. 9
2.6.   Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ……………................................... 10

BAB III Penutup....................................................................................................................14


3.1.    Kesimpulan ..........................................................................................................14

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia kerja merupakan dunia yang penuh dengan tantangan. Melalui dunia kerja, kompetensi
seorang karyawan akan diuji dan dipertaruhkan kredibilitasnya. Bagi mereka yang mampu
bertahan merekalah yang nantinya akan tetap bertengger di puncak kejayaan. Demikian
sebaliknya, namun sepandai dan secerdik apapun setrategi yang digunakan untuk tetap
bertengger, pastinya juga akan menuai titik-titik kelemahan.

Titik-titik kelemahan ini erat kaitannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dari
itu, dalam hal ini perlu dibahas mengenai keselamatan dan kesehatan. Dengan begitu, akan
memudahkan mahasiswa ketika mulai berkecimpung di dunia kerja. Sehingga nantinya dapat
bekerja dengan penuh kehati-hatian mengingat tingginya tingkat kecelakaan kerja saat ini.
Dengan begitu program keselamatan dan kesehatan kerja (KKK) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan karyawaan yang baik. KKK ini harus ditanamkan pada diri masing-masing
individu karyawan, dengan penyuluhan dan pemeliharaan yang baik agar mereka menyadari arti
keselamatan kerja dirinya maupun untuk perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja?


2. Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Apa urgensi dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja?
4. Apa saja usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja?
5. Apa penyebab timbulnya kecelakaan kerja?
6. Apa saja program keselamatan dan kesehatan kerja?

1
1.3. Tujuan

1. Supaya mahasiswa memahami maksud keselamatan dan kesehatan kerja.


2. Supaya mahasiswa memahami tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Supaya mahasiswa memahami usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Supaya mahasiswa memahami penyebab timbulnya kecelakaan kerja.
5. Supaya mahasiswa memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.

1.4. Manfaat

1. Mahasiswa mampu memahami maksud keselamatan dan kesehatan kerja.


2. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mahasiswa mampu memahami usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Mahasiswa mampu memahami penyebab timbulnya kecelakaan kerja.
5. Mahasiswa mampu memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

 2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu aspek penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan, produktivitas kerja, sehingga menjadi suatu kewajiban dari perusahaan untuk
meningkatkannya. Sebab, bilamana dilihat dari sasaran MSDM sebagai filosofi dalam
melakukan berbagai programnya, yaitu sasaran organisasi, individu, sosial, dan fungsional,
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek organisasi akan dapat meningkatkan
produktivitas pegawai, mengurangi biaya-biaya akibat kelalaian kerja, dan mengurangi
kesalahan. Berikut definisi keselamatan dan kesehatan kerja menurut para ahli:

1. Mangkunegara

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Suma’mur (1981)

Keselamatan kerja merupaan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Simanjuntak (1994)

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja

4. Mathis dan Jackson

3
Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik,
mental dan stabilitas emosi secara umum.

5. Ridley, John (1983)

Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

6. Jackson

Kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan


psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

7. Ditinjau dari sudut keilmuan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.

Melalui penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

Selanjutnya saya menyimpulkan bahwa pengertian dari manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja dalam konteks pendidikan adalah suatu rangkaian proses pengelolaan yang
tersesun secara sestematis yang bertujuan untuk menciptakan perlindungan dan keamanan
sekaligus upaya meminimalirsir resiko kecelakaan dan bahaya pada saat belajar mengajar agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Dilihat dari individu, sebagaimana yang dikatakan oleh Maslow, yakni keamanan kerja
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi motivasi dan
kepuasan kerja. Secara sosial pekerja merupakan aset masyarakat sebagai subyek dalam usaha

4
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang terakhir dengan melakukan usaha-usaha
untuk meningkatkan usaha keselamatan kerja dan meningkatkan professionalisme departemen
sumber daya manusia dalam mengelola produktivitas.

Hal inilah yang mendorong pentingnya KKK ditanamkan pada diri para karyawan,
bahkan perlu diberikan hukuman bagi karyawan yang tidak memakai alat-alat pengaman (seperti
masker, sarung tangan, tutup mulut dan hidung) saat bekerja. KKK ini merupakan tindakan
control preventif yang mendorong terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.

Secara umum, kewajiban perusahaan dalam meningkatkan keselamatan kerja dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja.


2. Mematuhi semua syarat dan standar yang ada.
3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan
kerja.

2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, serta psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, serta seefektif
mungkin.
3. Agar hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jamiaan atas pemeliharaan Dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yamg disebabkan oleh lingkungaan kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

5
Tujuan pelayanan keselametan kerja tertera pada Peraturan Mentri Tenaga Kerja nomer Per-
01/Men/1979, adalah sebagai berikut:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaan.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaatau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.

2.3. Urgensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Berbagai ketentuan yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja
berawal daru Undang-Undang No 14 tahun 1969 tentang pokok-pokok ketenagakerjaan yang
dinyatakan dalam pasal 9 bahwa “setiap tenaga kerja berhak mendapatkan atas perlindungan
keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat,
martabat, manusia, dan Agama.”  Undang-undang tersebut kemudian diperbarui dengan Undang-
undang nomer 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

Ada beberapa hal yang telah diatur dalam Undang-undang  nomer 1 tahun 1970 yaitu:

1. Ruang lingkup keselamatan kerja. Meliputi segala tempat kerja baik didarat, didalam
tanah, di udara, maupun dalam air yang berada dalam wilayah hukum kekuasaan RI.
2. Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
3. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
4. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
5. Mencegah dan mengurangi peledakan.
6. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
7. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

6
9. Memelihara kesehatan dan ketertiban.
10. Pengawasan Undang-undang keselamatan kerja. “direktur melakukan pelaksanaan umum
terhadap undang-undang ini. sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan penngawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang
ini dan membantu pelaksanaannya.
11. Mentri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan dan
Keselamatan kerja untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
yang efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja untuk melaksanakan tugas
bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja untuk melancarkan produksi.
12. Setiap kecelakaan kerja harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga
Kerja di dinas yang terkait.

Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan kerja, Moral dan Kesusilaan,
perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia serta nilai-nilai Agama.

Kesehatan dan Keselamatan kerja tidak hanya diatur dalam undang-undang, melainkan diatur
juga dalam berbagai Peraturan Mentri. Diantaranya Peraturan Mentri Tenaga-Kerja nomer Per
01/MEN/1979 tentang pelayanan keselamatan kerja. Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan
kerja adalah:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.

Peraturan Mentri Tenaga Kerja nomer Per/02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan


Tenaga Kerja. pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi: pemeriksaan kesehatan sebelum
kerja, pemeriksaan kesehat berkala, pemeriksaan kesehatan khusus. Aturan yang lain diantaranya

7
pada Undang-Undang Nomer 7 tahun 1981 Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Mentri
Tenaga Kerja Nomer 03/MEN/1984 tentang mekanisme ketenagakerjaan.

Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan merupakan tujuan dan
efesiensi perusahaan yang tercapai apabila semua pihak melakukan tugasnya tenang tenang,
tentram dan aman serta tidak khawatir dengan ancaman yang mungkin akan menimpa mereka.
Selain itu dengan adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja juga bisa meningkatkan
produksi dan produktifitas pekerja.

Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

1. Agar setiap pegawai mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerjabaik secara
fisik, social, maupun psikologi.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerjadigunakan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan pertisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Melihat urgensi mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, maka disetiap tempat
kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksananya
dapat terdiri atas pimpinan atau pengurus perusahaan bersama-sama dengan seluruh tenaga kerja
serta petugas keselamatan dan kesehatan kerja di tempat  kerja yang bersangkutan. Petugas
tersebut adalah karyawan yang memang mempunyai keahlian di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus tempat kerja/perusahaan. Pengusaha
sendiri juga memiliki kewajiban dalam melaksanakan Makalah Tafsir Kelompok 6. Misalnya
terhaddap tenaga kerja yang baru, maka ia berkewajiban untuk menjelaskan kondisi dan
bahayanya dari pekerjaan tersebut.

8
2.4. Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu
sebagai berikut:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang berada pada lingkungan
yang bebahaya
3. Mengatur suhu, kelembappan, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja,
penerangan yang cukup, menyejukkan, dan mencegah kebisingan
4. Mencegah memberi sesuatu perawatan akan timbulnya penyakit
5. Memelihara kebersihan dan juga ketertiban
6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.

2.5. Penyebab Timbulnya Kecelakaan

Penyebab timbulnya kecelakaan kerja ada tiga yaitu akena prilaku karyawan itu sendiri,
kondisi yang tidak aman, dan tindakan tidak aman. Sering terjadi perlakuan karyawan seoerti
melakukan tindakan dengan cerobah, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak menggunakan alat
perlindungan diri.

1. Kondisi yang tidak aman

Kondisi tidak aman merupakan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang bersumber dari
lingkungan pekerjaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: peralatan yang rusak, peralatan yang
tidak diamankan dengan baik, penerangan yang tidak baik, tempat pemyimpanan barang atau
peralatan yang tidak aman. Dan penempatan letak barang atau peralatan yang tidak aman.

Jenis kecelakan yang ditimbulkan dari berbagai bidang industry antara lain terjepit, terlindas,
terpotong, tertabrak, terpleset, terkena jatuhan benda keras, terkena benturan benda keras,
kurangnya pendengaran dan penglihatan.

9
2. Tindakan Tidak Aman

Faktor ini merupakan tindakan manusia sebagai penyebab timbulnya kecelakan kerja.
Kebanyakan pekerja mengalami kecelakan kerja diakibatkan oleh tindakan manusia atau pekerja,
seperti melaksanakan pekerjaan tidak sesuai petunjuk penggunaan alat atau material, tidak
menggunaka pelindung diri, membuang benda sembarangan, tidak mengamankan peralatan
dengan baik, bekerja pada posisi dan kecepatan tidak aman, dan bekerja dengan ceroboh.
Menurut para ahli dikelompokkan menjadi:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja


2. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhiitungkan
keselamatanusung atau rusnya
3. Ruang kerja yanng terlalu padat dan sesak
4. Pembuangan kotoran dan limbah tidak pada tempatnya
5. Pengaturan Udara
6. Pergantian udara di tempat kerja yang kurang baik
7. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya
8. Pengaturan Penerangan
9. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat
10. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang
11. Pemakaian Peralatan Kerja
12. Pengguanaan peralatan kerja yang sudah rusak
13. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamatan yang baik
14. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
15. Kerusaan alat indera, stamina pegawai yang kurang stabil
16. Emosi pegawai yang tidak stabil.

2.6. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang-undang keselamatan kerja UU no. 1 Tahun 1997  yang dikeluarkan oleh pemerintah
RI pada tanggal 12 Januari 1970 mengatur masalah-masalah  keselamatan kerja di dalam tempat

10
kerja. Tujuan undang-undang ini ialah perubahan pengawasan yang bersifat preventif. Pasal 3
Undang-undang tersebut antara lain mencakup syarat-syarat  keselamatan kerja.

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluaskan suhu, kelembapan, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar laut, atau radiasi, suara, dan
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja fisik maupun psikis,
keracunan, infeksi, dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara proses kerja
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, datau barang.
15. Mengamankan dan memelihara semua segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar maut, perlakuan, dan penyimpanan
barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi berbahaya tinggi.

Program-program keselamatan kerja di bagi menjadi dua bentuk. Pertama, membuat kondisi
kerja aman (safety condition), antara lain dengan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi
dengan alat-alat pengaman (safety defice); menggunakan alat-alat yang lebih baik; mengatur lay
out pabrik, dan penerangan sebaik mungkin; lantai, tangga, dijaga agar bebas dari air, minyak,

11
dan gemuk; melakukan pemeliharaan fasilitas pabrik secara baik; dan menggunakan petunjuk-
petunjuk dan  peralatan keamanan.

Kedua, melakukan kegiatan pencegahan kecelakaan dengan mengandalikan praktik-praktik


manusia agar bertindak aman (safety act). Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mendidik
para karyawan dalam hal keamanan; memberlakukan larangan-larangan secara keras; memasang
poster-poster dan kartun untuk selalu mengingatkan tentang keamanan; menunjukan gambar-
gambar karyawan yang cidera, dan data statistik kecelakaan, dan sebagainya.

Kesehatan kerja menyangkut  kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Kesehatan para
karyawan (employee health) bisa terganggu karena stres, penyakit, maupun kecelakaan.
Kesehatan karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi
dan produksi yang rendah.

1. Kesehatan Fisik

Program kesehatan fisik berkaitan erat dengan lingkungan . karena program kesehatan dapat
dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan karyawan
dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan, dan lain-lain. Penciptaan
lingkungan yang sehat  secara tidak langsung akan mempertahankan atau meningkatkan
produktivitas. Kegiatan-kegiatan pengaturan lingkungan ini mencakup pengendalian suara,
pelayanan kebutuhan karyawan, pemeliharaan kebersihan lingkungan dan penyediaan berbagai
fasilitas yang dibutuhkan karyawan seperti kamar mandi, ruang ganti pakaian, dan sebagainya.

2. Kesehatan Mental

Kesehatan mental karyawan perlu dilakukan dan diperlukan pula tenaga-tenaga ahli di bidang
psikiatri . kondisi mental seseorang juga sangat mempengaruhi prestasi kerjanya. Kondisi mental
yang buruk nampak pada gejala-gejala tingkat tingginya kecelakaan, seringnya tidak masuk
kerja, dan datang terlambat.

Perubahan sosial-ekonomi membawa pengaruh pada masyarakat. Karyawan sebagai anggota


masyarakat ikut pula terpengaruh . dengan demikian banyak masalah yang harus dihadapi dan ini

12
membawa pengaruh pula pada kondisi mental karyawan. Untuk itu program kesehatan mental
perlu dilakukan salah satu atau keseluruhan cara berikut:

1. Menyediakan psikiaters untuk konsultasi


2. Bekerja sama dengan psikiaters di luar perusahaan atau  di lembaga konsultasi
3. Mendidik para karyawan akan arti pentingnya kesehtan mental.
4. Mengembangkan diri dan memelihara program-program human relation yang baik.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Sedangkan pengertian dari
manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja dalam konteks pendidikan adalah suatu rangkaian
proses pengelolaan yang tersesun secara sestematis yang bertujuan untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan sekaligus upaya meminimalirsir resiko kecelakaan dan bahaya pada
saat belajar mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Tujuan diadakannya manajemen keselamatan dan kesehatan erja diantarannya ialah agar
setiap pegawai mendapat jaminan  keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial,
serta psikologis dengan begitu para pekerja dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan penuh
kegairahan disamping itu juga akan mampu meminimalirsir adanya kerugian-kerugian dari
dampak yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

Urgensi Kesehatan dan keselamatan kerja sudah tertera dalam Undang-undang nomer 13
tahun 2003 pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas Keselamatan kerja, Moral dan Kesusilaan, perlakuan yang sesuai
dengan harkat, martabat, manusia serta nilai-nilai Agama.

Usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai
3. Mencegah memberi sesuatu perawatan akan timbulnya penyakit
4. Memelihara kebersihan dan juga ketertibanMenciptakan suasana kerja yang
menggairahkan semangat kerja pegawai.

14
5. Dan lain-lain.

Penyebab timbulnya kecelakaan kerja ada tiga yaitu akena prilaku karyawan itu sendiri,
kondisi yang tidak aman, dan tindakan tidak aman. Sering terjadi perlakuan karyawan seoerti
melakukan tindakan dengan cerobah, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak menggunakan alat
perlindungan diri.

Program-program keselamatan kerja di bagi menjadi dua bentuk. Pertama, membuat kondisi
kerja aman (safety condition), antara lain dengan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi
dengan alat-alat pengaman (safety defice); menggunakan alat-alat yang lebih baik; mengatur lay
out pabrik, dan penerangan sebaik mungkin; lantai, tangga, dijaga agar bebas dari air, minyak,
dan gemuk; melakukan pemeliharaan fasilitas pabrik secara baik; dan menggunakan petunjuk-
petunjuk dan  peralatan keamanan. Kedua, melakukan kegiatan pencegahan kecelakaan dengan
mengandalikan praktik-praktik manusia agar bertindak aman (safety act).

Demikianlah uraian singkat mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Pemakalah sadar
bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran saya
harapkan dari para pembaca, guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:


Remaja Rosdakarya. 2007.

Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. .Jakarta: PT Aksara Pratama.2012.

Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV Haji Mas Agung. 1990.

Moh. Agus Tulus. Manajemn Sumber Daya Manusi.  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1996.

Marihot Tua Efendi Hariandja. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan,


Pengembangan,  Penkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.
2002.

Husni, Lalu. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.

Syukra Alhamda dan Yustina Sriani. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. . Jakarta: CV Haji
Mas Agung. 1990.

Anda mungkin juga menyukai