Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK 6 : 1.

MUHAMMAD SULTON ARIF


2. YUDHA WARDOYO
3. EKO HENDRI WIBOWO
4. MUHAMMAD AFIFUDDIN

IDENTIFIKASI WILAYAH YANG DI KONSERVASI

Konservasi adalah usaha perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di permukaan bumi yang bertujuan untuk
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya ,sehingga dapat
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia.Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990
“Konservasi adalah pengelolaan sumber daya yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya”.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati ekosistemnya.
Hal-hal penting yang berkaitan dengan hubungan antara konservasi dan pembangunan sumber daya alama adalah sebagai
berikut:
1. Pembangunan sumber daya alam harus berkelanjutan , melalui pemanfaatan secara rasional dan dengan kebijaksanaan
menyeluruh dan memperhatikan generasi yang akan datang.
2. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya harus dapat mencerminkan peranannya sebagai pendukung
lingkungan hidup dan sebagai pencipta prakondisi yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan pembangunan lainnya
berjalan secara berdaya guna dan berhasil guna.
3. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sebagai faktor penentu lingkungan hidup dalam fungsinya sebagai penyangga
kehidupan ,harus dialokasikan secara nyata untuk kepentinga konservasi, baik didaratan maupun diperairan dalam fungsinya
sebagai pemelihara proses ekologis.
Beberapa strategi dalam pelaksanaan konservasi antara lain sebagai berikut :
1. Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi sehingga benar-benar mencerminkan keanekaragaman flora dan fauna,
kekhasan, keunikan dan keindahan sumber daya alam.
2. Untuk lebih menjamin keberadaan dan keterwakilan tipe-tipe ekosistem dan juga alam lainnya.
3. Peningkatan pembinaan satwa liar, baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi melalui peningkatan kegiatan inventarisasi
populasi satwa liar, penagkaran, pengawasan jual beli satwa liar, dan pembinaan habitat guna menjamin kelestarian populasi
dan pemanfaatannya.
4. Peningkatan pembinaan kawasan suaka alam melalui penilaian keunikan dan keasliannya serta pengembangan
pengelolaannya melalui model pengelolaan yang memadai.
5. peningkatan pembangunan dan pengelolaan taman nasional, taman wisata,taman baru, taman hutan raya, dan taman laut
untuk mendorong pengembangan industri pariwisata alam baik daratan, lautan.
6. Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan pembangunan wilayah, terutama peningkatan
kesejahteraan dan kepedulian masyarakat sekitar kawasan.
7. Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan(AMDAL)
8. Pemantapan kegiatan pelindunagan hutan melalui peningkatan kegiatan operasi pengamanan hutan terpadu, pembinaan
cinta alam, penyuluhan serta peningkatan jumlah dan mutu polisi khusus kehutanan (jagawana), dan penyuluhan kehutanan
bidang konservasi sumber daya alam.
9. Peningkatan pengelolaan hutan lindung, meliputi model pengelolaan, perencanaan, inventarisasi, pengamanan kawasan.
Penyajian Informasi Tentang Wilayah Konservasi
1. Cagar Alam
Cagar Alam adalah kawasan yang digunakan untuk perlindungan dan pelestarian sumber daya alam hayati dan ekologinya
yang mempunyai ciri khas baik di darat, di laut, di danau dan di sungai yang perkembangannya diserahkan pada alam.
Kawasan suaka alam selain mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya, juga berfungsi sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
Beberapa contoh daerah-daerah cagar alam sebagai berikut :
a. Ujung Kulon di Banten, untuk melindungi badak, buaya, banteng, rusa, babi hutan, merak dan tumbuhan.
b. Sibolangitdi Sumatera Utara, untuk melindungi flora asli khas dataran rendah Sumatera Timur antara lain bunga lebah dan
bunga bangkai raksasa.
c. Rafflesia di Benkulu, untuk melindungi bunga Rafflesia sebagai bunga terbesar di dunia.
d. Pulau Dua di Jawa Barat, untuk melindungi hutan dan berbagai jenis burung.
e. Arjuna Lalijiwo di Jawa Timur, untuk melindungi hutan cemara dan hutan alpina.
f. Cibodas di Jawa Barat, untuk melindungi hutan cadangan di daerah basah.
g. Tanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk melindungi hutan, rusa, banteng, badak, dan babi hutan.
h. Gunung Kentawan di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan konservasi untuk melindungi angrek alam, owa-
owa (Hylobatus Muelleri), bekantan dan beberapa jenis burung.
i. Limpopati di Provinsi Sumatera Barat. Satwa yang dilindungi adalah tapir dan siamang.
j. Pulau Kaget di Provinsi Kalimantan Selatan. Satwa yang dilindungi dan sekaligus menjadi maskot provinsi ini adalah
bekantan.
2. Suaka Margasatwa
Suaka Margasatwa adalah kawasan yang digunakan untuk perlindungan dan pelestarian binatan dan habitatnya, sehingga
satwa tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara alami tanpa gangguan dari manusia.
Beberapa contoh suaka margasatwa sebagai berikut :
a. Pulau Komodo di NTT, untuk melindungi komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan, dan kakaktua.
b. Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam, untuk melindungi gajah, badak sumatera, harimau, rusa, kambing hutan,
orang utan, dan berbagai jenis burung.
c. Way Kambas di Sumatera Selatan, untuk melindungi gajah, badak, kerbau liar, tapir, harimau sumatera, dan rusa.
d. Baluran di Jawa Timur, untuk melindungi badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, ayam hutan, anjing hutan,
berbagai jenis kera dan burung.
e. Kutai di Kalimantan, untuk melindungi rusa, babi hutan, dan orang utan.
f. Pulau Moyo di Sumbawa, untuk melindungi babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakaktua, dan ayam hutan.
3. Taman Nasional (National Park)
Taman Nasional adalah kawasan konservasi yang alamiah dan keindahannya bernilai nasional dan internasional, yang
digunakan untuk penelitian,pendidikan, kebudayaan, dan rekreasi.
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional meliputi:
a. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
b. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh.
c. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami.
d. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai
dengan keperluan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempat penelitian, uji coba, pengamatan fenomena alam, dll
2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya : tempat praktek lapang, perkemahan, out bond,
ekowisata, dll
3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam; misalnya
pemanfaatan air untuk industri air kemasan, objek wisata, pembangkit listrik, dll.
4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya, anggrek, obat-obatan, dll
5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya : kebun benih, bibit, perbanyakan biji, dll.
6. pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya
tradisional, serta perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
Asas pokok pembangunan taman nasional sebagai berikut :
a. Suatu Taman Nasional relatif harus cukup luas.
b. Taman Nasional harus memiliki sumber daya alam yang khas dan unik, baik flora, fauna, ekosistem, maupun gejala alam
yang bersifat masih utuh dan asli.
c. Tidak ada perubahan karena kegiatan eksploitasi dan permukiman penduduk.
d. Kebijaksanaan dan pengelolaan Taman Nasional berada pada departemen yang kompeten dan bertanggung jawab.
e. Memberikan kesempatan kepada pengembangan objek wisata alam sehingga terbuka untuk umum dengan persyaratan
khusus bagi tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, bina cinta alam, dan rekreasi.
Fungsi utama Taman Nasional di Indonesia sebagai berikut :
a. Menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi sistem penyangga kehidupan.
b. Melindungi keanekaragaman jenis dan mengupayakanmanfaat sebagai sumber plasma nutfah.
c. Menyediakan sarana-sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan latihan.
d. Memenuhi kebutuhan sarana wisata alam dan melestarikan budaya setempat.
e. Merupakan bagian dari pengembangan daerah setempat.
Dari beberapa fungsi serta asas pokok Taman Nasional maka untuk mencapai tujuan utama pembangunannya diperlukan
pembagian wilayah yang lebih lazim disebut zonasi atau mintakat adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman
nasional menjadi zona-zona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analisis data, penyusunan draft
rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan, tata batas dan penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari
aspek-aspek ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Berdasarkan prinsip dan fungsi pokok Taman Nasional, suatu kawasan taman nasional paling tidak harus memiliki :
1. Zona Inti
Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau
belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati
yang asli dan khas.
Peruntukan Zona inti : untuk perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan fauna khas beserta habitatnya yang peka
terhadap gangguan dan perubahan, sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, untuk kepentingan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya.
Kriteria zona inti :
1. Bagian taman nasional yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya yang merupakan ciri khas ekosistem dalam kawasan taman
Nasional yang kondisi fisiknya masih asli dan belum diganggu oleh manusia.
3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia.
4. Mempunyai luasan yang cukup dan bentuk tertentu yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidup jenis-jenis tertentu
Untuk menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami.
5. Mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi.
6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa liar beserta ekosistemnya yang langka yang keberadaannya terancam
Punah.
7. Merupakan habitat satwa dan atau tumbuhan tertentu yang prioritas dan khas/endemik.
8. Merupakan tempat aktivitas satwa migran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona inti meliputi:
a. Perlindungan dan pengamanan;
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan atau penunjang budidaya;
d. Dapat dibangun sarana dan prasarana tidak permanen dan terbatas untuk kegiatan penelitian dan pengelolaan.

2. Zona Rimba
Zona rimba adalah bagian kawasan Taman Nasional yang melindungi zona inti dimana pembangunan fisik yang bersifat
permanen tidak diperkenankan serta dapat dikunjungi secara terbatas.
Peruntukkan Zona rimba : untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi
kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta
mendukung zona inti.
Kriteria zona rimba:
1. Kawasan yang merupakan habitat atau daerah jelajah untuk melindungi dan mendukung upaya perkembangbiakan dari
Jenis satwa liar.
2. Memiliki ekosistem dan atau keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan.
3. Merupakan tempat kehidupan bagi jenis satwa migran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona rimba meliputi:
a. Perlindungan dan pengamanan.
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya.
c. Pengembangan penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas, pemanfaatan jasa lingkungan dan kegiatan penunjang
budidaya.
d. Pembinaan habitat dan populasi dalam rangka meningkatkan keberadaan populasi hidupan liar.
e. Pembangunan sarana dan prasarana sepanjang untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan wisata alam terbatas.
3. Zona Pembangunan
Zona pembangunan adalah bagian kawasan Taman Nasional yang dikhususkan bagi pembangunan sarana prasarana
terutama untuk kemudahan dalam upaya pengelolaan serta memberikan dan menyediakan fasilitas pariwisata, khususnya
wisata alam.
Peruntukkan Zona pembangunan : untuk kepentingan aktivitas kelompok masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut sebelum
ditunjuk/ditetapkan sebagai taman nasional dan sarana penunjang kehidupannya, serta kepentingan yang tidak dapat dihindari
berupa sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik.
Kriteria zona khusus :
1. Telah terdapat sekelompok masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut
Ditunjuk/ditetapkan sebagai taman nasional.
2. Telah terdapat sarana prasarana antara lain telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik, sebelum wilayah tersebut
ditunjuk/ditetapkan sebagai taman nasional.
3. Lokasi tidak berbatasan dengan zona inti.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona pembangunan :
a. Perlindungan dan pengamanan.
b. Pemanfaatan untuk menunjang kehidupan masyarakat.
c. Rehabilitasi.
d. Monitoring populasi dan aktivitas masyarakat serta daya dukung wilayah
4. Zona Pemanfaatan
Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk
kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya.
Peruntukkan Zona pemanfaatan : untuk pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian
dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
Kriteria zona pemanfaatan:
1. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang
indah dan unik.
2. Mempunyai luasan yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan
rekreasi alam.
3. Kondisi lingkungan yang mendukung pemanfaatan jasa lingkungan, pengembangan pariwisata alam, penelitian dan
pendidikan.
4. Merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana prasarana bagi kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan,
pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan pendidikan.
5. Tidak berbatasan langsung dengan zona inti.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam zona pemanfaatan meliputi:
a. Perlindungan dan pengamanan.
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan ekosistemnya.
c. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya.
d. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam.
e. Pembinaan habitat dan populasi.
f. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan.
g. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan, wisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa
lingkungan.
5. Zona Rehabilitasi
Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan
pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan.
Peruntukkan Zona rehabilitasi : untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi atau mendekati kondisi
ekosistem alamiahnya.
Kriteria zona rehabilitasi :
a. Adanya perubahan fisik, sifat fisik dan hayati yang secara ekologi berpengaruh kepada kelestarian ekosistem yang
Pemulihannya diperlukan campur tangan manusia.
b. Adanya invasif spesies yang mengganggu jenis atau spesies asli dalam kawasan.
c. Pemulihan kawasan pada huruf a dan b sekurang-kurangnya memerlukan waktu 5 (lima) tahun.
4. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
Sistem Penyangga Kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan nonhayati yang menjamin
kelangsungan kehidupan makhluk.Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologi
yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia.Untuk mewujudkan keadaan tersebut, pemerintah menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
b. Penetapan pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
c. Pengaturan cara pemanfaatanwilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
d. Setiap pemegang hak atas pengusaha diperairan dalam wilayah sistem penyangga kehidupan wajib menjaga
kelangsungan fungsi perlindungan wilayah tersebut.
e. Dalam rangka pelaksanaan sistem penyangga kehidupan, pemerintah mengatur serta melakukan tindakan penertiban
terhadap penggunaan dan pengelolaan serta pengusahaan di perairanyang terletak dalam wilayah perlindungan sistem
penyangga kehidupan.
f. Tindakan penertiban dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Wilayah sistem penyangga kehidupan mengalami kerusakan secara alami atau oleh karena pemanfaatannya serta oleh
sebab- sebab lainnya diikuti dengan upaya rehabilitasi secara berencana dan berkesinambungan.
5. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Hewan dan Tumbuhan beserta Ekosistemnya
a. Pengawetan keanekaragaman hewan dan tumbuhan beserta ekosistemnya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam keadaan asli.
b. Pengawetan jenis hewan dan tumbuhan
Kegiatan ini dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam.Di dalam kawasan suaka alam dilakukan dengan
membiarkan agar populasi semua jenis hewan dan tumbuhan tetap seimbang menurut proses alami di habitatnya.Di luar
kawasan suaka alam dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa untuk
menghindari bahaya kepunahan.
6. Pengawetan Jenis Hewan dan Tumbuhan
Pengawetan jenis hewan dan tumbuhan di atur sedemikian rupa sehingga ada larangan untuk :
a. Mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperjualbelikan tumbuhan
yang dilindungi atau bagian-bagianya dalam keadaan hidup atau mati.
b. Mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian- bagiannya dalam keadaan hidup atau mati.
c. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperjualbelikan hewan yang
dilindungi dalam keadaan hidup atau mati.
d. Mengeluarkan hewan yang dilindungi dari suatu tempat ke tempat yang lain.
e. Memperjualbelikan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain hewan yang dilindungi atau barang
yang dibuat dari bagian tubuh hewan tersebut.
7. Pemanfaatan secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Dilakukan melalui kegiatan :
a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam, dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi
kawasan.
b. Pemanfaatan jenis tubuhan dan satwa liar, dilakukan dengan memerhatikan kelangsungan potensi, daya dukung, dan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.
Penetapan peraturan suatu kawasan taman nasional dan kawasan tertentu lainnya
1. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan taman
nasional.
2. Melakukan perubahan terhadap kawasan taman nasional meliputi pengurangan, penghilangan fungsi dan luas kawasan
taman, serta penambahan jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
3. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona penyangga dan zona pemanfaatan dari
taman nasional dan tertentu lainnya.

8. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar


Dapat dilaksanakan untuk kegiatan
1. Pengkajian dan penelitian 5. Pameran
2. Penangkaran dan pengembangan 6. Pertukaran
3. Perburuan secara teratur 7. Pembudidayaan tanaman obat-obatan
4. Perdagangan 8. Pemeliharaan untuk hobi

Anda mungkin juga menyukai