Patologi Dan Patogenesis PDF
Patologi Dan Patogenesis PDF
PENDAHULUAN
PENYAJIAN
Jika hifa infeksi mulai menguraikan dinding luar sel epidermis, keseimbangan
dalam sel mulai terganggu. Protoplas mengalami perubahan dalam strukturnya,
menjadi lebih kasar dan granuler. Kadang-kadang plasma mengalami koagulasi dan
mengendap pada permukaan hifa yang telah masuk, sehingga hifa yang masuk
terbungkus oleh selaput yang padat, yang dapat menghalangi difusi sekresi jamur ke
dalam sel. Ada kalanya lapisan pembungkus ini menjadi lebih kuat karena adanya
endapan selulosa dan hemiselulosa yang disebut lignituher, yang dapat
menghentikan pertumbuhan hifa.
b. Bakteri
Bakteri tidak dapat melakukan infeksi dengan menembus permukaan jaringan
tumbuhan yang utuh. Bakteri dapat masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka
mekanis. Karena adanya tekanan negatif di dalam pembuluh yang terjadi akibat
adanya luka akan mengakibatkan bakteri terhisap masuk ke dalam pembuluh
sehingga terlindung dari faktor lingkungan yang kurang baik. Luka karena hewan juga
dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri.
Lubang alami dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan infeksi. Mulut kulit
ataupun hidatoda, khususnya yang terdapat di tepi daun dapat digunakan sebagai
jalan
c. Virus
Virus tumbuhan tidak dapat melakukan infeksi tanpa adanya bantuan, karena
virus tidak dapat mengadakan penetrasi dinding sel. Virus akan masuk ke dalam sel
untuk melakukan replikasi. Infeksi virus pada permukaan daun terutama terjadi pada
sel-sel epidermal. Partikel virus dapat masuk melalui luka kecil yang tidak
menyebabkan matinya sel. Virus tertentu dapat menginfeksi melalui luka mekanis,
sedangkan virus lainnya harus masuk ke dalam sel inang dengan bantuan jasad
tertentu yang disebut vektor. Setelah masuk kedalam jaringan inang virus akan segera
melepaskan mantelnya, sedang intinya akan segera berperan dalam proses infeksi
yaitu dengan mengikuti proses metabolisme dalam tubuh inang. Asam nukleat dari
virus akan bergabung dalam sistem informasi genetik tumbuhan, sehingga tidak hanya
mengadakan replikasi untuk membentuk RNA sendiri tetapi juga menentukan
terbentuknya protein virus.
PENUTUP
REFERENSI
Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. 754p.