Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN HASIL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

■<

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL


TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 17 MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Disusun oleh :
ANDI HASTINA, S.Pd, M.Pd

Sebagaisalah satu syarat untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/b ke IV/c

SMP NEGERI 17 MAKASSAR


KOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN

2017
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian : Penerapan Metode Pembelajaran


Kooperatif Model Team Assted
Indiviualization (TAI) Untuk Menigkatkan
Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR
Tahun Pelajaran 2017/2018

2. Peneliti :
a. Nama Lengkap : ANDI HASTINA, S.Pd, M.Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP " : 19631231 198403 2 094
d. Pangkat/Gol : Pembina Tk. I / IV b
e. Tugas Pokok : Guru Mata Pelajaran
f. Sekolah : SMP Negeri 17 MAKASSAR

3. Lama Penlitian : 4 bulan


Dari bulan : Juli 2017
Sampai : Oktober 2017
PENGESAHAN PERPUSTAKAAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM


ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP
NEGERI 17 MAKASSAR SEMESTER GANJIL TAHUN PELA3ARAN
2017/2018

Bahwa benar telah didokumentasi pada perpustakaan SMP Negeri 17


MAKASSAR yang disusun Oleh :

Nama : ANDI HASTINA, S.Pd, M.Pd

NIP : 19631231 198403 2 094


Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV b
Unit Kerja : SMP Negeri 17 MAKASSAR
»

Watansoppeng , 30 Oktober
2017 Koordinator
Perpustakaan
ABSTRAK

ZAKARAH, (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model


Team Assted Indiviualization (TAI) Untuk Menigkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR Tahun
Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: matematika, kooperatif model team assisted individualization


Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan
membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu
"mengerjakannya", yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka
sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan
dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka
dapatkan.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a)Bagaimanakan
peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization? (b)
Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Team
Assisted Individualization terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII-3
SMP Negeri 17 MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization, (b) Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan {action research)
sebanyaktiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:
rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR
Tahun Pelajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I
(66,67%), siklus II (73,33%), siklus III (90,00%), begitu juga dengan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu,
siklus I (63,37), siklus II (72,33), siklus III (80,33)
Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Team
Assisted Individualization dapat berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar Siswa IV SMP Negeri 17 MAKASSAR, serta model pembelajaran
ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative matematika.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,

hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul "Penerapan

Metode Kooperatif Model Team Assisted Individualization Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Keias VIII-3 SMP

Negeri 17 MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018", penulisan karya

ilmiah ini kami susun untuk dipakai daiam bacaan di perpustakaan

sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya

ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah

dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Untuk stu terima kasih ucapkan dengan tulus

dan sedalam-dalamnya kepada Semua pihak yang telah banyak

membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari


sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak selalu penulis harapkan.

Watansoppeng, 30 Oktober 2017


Penu is

ANDI HASTINA, S.Pd, M.Pd


DAFTARISI

Halaman

Halaman Judul................................................................................... i

Halaman Pengesahan....................................................................... ii

Kata Pengantar.................................................................................. Hi

Abstrak .............................................................................................. iv

Daftar Isi............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................... 1


B. Perumusan Masalah............................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................... 4
E. Definisi Operasional Variabel ................................. 5
F. Batasan Masalah..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran ............................................ 7

B. Pembelajaran Kooperatif ....................................... 8

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif................... 12

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team

Assisted Individualization ....................................... 20


BAB III METODOLOGIPENELITIAN

A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ................. 23


B. Rancangan Penelitian .......................................... 23
C. Metode Pengumpulan Data .................................... 26
D. Metode Pengumpulan Data .................................... 31
E. Teknik Analisis Data ............................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisi Item Butir Soal .......................................... 35


B. Analisis Data Penelitian Persiklus ......................... 36
C. Pembahasan........................................................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................. 52

B. Saran-saran ........................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 54

1. Suratlzin Penelitian....................................................... 57

2. RPPSiklusI.................................................................... 58

3. RPP Siklus II................................................................. 63

4. RPP Siklus III................................................................ 69

5. Soal Evaluasi Siklus I................................................... 75

6. Soal Evaluasi Siklus II.................................................. 77

7. Soal Evaluasi Siklus III................................................. 79


8. Kunci Jawaban............................................................. 81

9. Nilai Tes Formatif Siklus I............................................. 82

10. Nilai Tes Formatif Siklus II............................................ 83

11. Nilai Tes Formatif Siklus III........................................... 84

12. Foto-Foto Kegiatan....................................................... 85

13. Lembar Jawaban Siswa............................................... 87


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta

harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan,

manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran

kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah,

sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar

tetapi juga sesama siswa.

Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu sama

lain. Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang satu

membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi

logisnya manusia hams menjadi makhluk sosial, makhluk yang

berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling

membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling

menyayangi atu saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi

yang saling mengasihi antar sesama siswa.

Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan


pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi.

Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan

atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan

ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa.

Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara

langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah

metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa.

Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama

temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat

menguasai materi pelajaran dengan mudah karena "siswa lebih mudah

memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru

karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan

sepadan". (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil

belajarnya. (Nur, 1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock

memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran


komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara

individu, dan dua kali

secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang

mendapat
-

nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif

ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik

(Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin

mencoba melakukan penelitian dengan judul "Penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted Individualization Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII-3

SMP Negeri 17 MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018."

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakan peningkatan prestasi belajar siswa dengan

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Team

Assisted Individualization pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 17

MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model


Team Assisted Individualization terhadap motivasi belajar siswa

Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR Tahun Pelajaran

2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Team

Assisted Individualization pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 17

MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 17

MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Sekolah sebagai

penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.


2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap

sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam

mencapai tujuan belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini,

maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif adalah:

Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan

atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,

atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong

tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk

skor, setelah siswa mengikuti peiajaran.


F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan

masalah meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri

17 MAKASSAR Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Okotober semester

ganjil tahun pelajaran 2017/2018.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pernbelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau

tanggapan yang disebabkari oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan

lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga

memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan

tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses

yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan

oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam

kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan

Iain-Iain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

melakukan kegiatan pada situasi tertentu.


B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk

menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2).

Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8)

mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan

aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk

bekerjasama dalam proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan

cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk

bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam

setiap kelompok adalah hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek

belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi

secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena

pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam

mendekati
permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan

keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan dirt

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar,

saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang

menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam

pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk

mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu

diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa hams memiliki persepsi bahwa mereka "tenggelam atau

berenang bersama".

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri,

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa hams berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki

tujuan yang sama.

4. Para siswa hams membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama

besarnya diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan

ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.


6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2)

menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai

berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan.

Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap

anggota harus menerima konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab

melakukan pekerjaannya dan menguasai selurah bahan untuk

dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap

individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif,

anggota kelompok saling memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat


Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan

mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan,

pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa

yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan

mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi

mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,

Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam

pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

belajar sebelum pembelajaran dimuiai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara

mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa

memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-

keterampilan kooperatif yang perlu dimiiiki siswa seperti diungkapkan


Nur (1996: 25) adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat

menengah dan tingkat mahir. 1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai

berikut:

- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok

memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan

bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang

sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau

mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota

kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat

saja tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang

diberikan harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar

anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan

tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok hams bisa menggantikan seseorang yang

mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu


dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota

kelompok hams tetap duduk atau berada dalam tempat kerja

kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok hams meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi

Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok.

Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi

atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok

tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang

orisinil atau kurang imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta

orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimai.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan n a ma dan memandang bicara


Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan

kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan

kontribusi penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan

karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.

Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan

tugas belajar yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban Agar siswa tidak merasa telah

memahami atau menemukan konsep, dalam memberikan bantuan tidak

dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman

hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari

permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki

dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu

anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan

toleransi. 2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas

terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.


- Menggunakan pesan "saya"

Dalam berbicara perlu menggunaan kata "saya" agar orang lain

tidak merasa terancam atau merasa bersalah sehingga

permusuhan dapat dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus

dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik

seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan

atmosfiryang negatif dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik

dan iisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui

bahwa pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian

terhadap konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan

menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau

penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,

seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan

anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan

serta.

- Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini

dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah

dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat

yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting

dapat diberi penekanan,

- Mengatur dan mengorganisir

Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugas-

tugas yang diberikan akan dapt diselesaikan dengan efesien dan

efektif.

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.

Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang

tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memiku!

tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan

kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan


pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang

tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah

menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening

dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih

tinggi. 3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan

pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu.

Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam

dan prestasi yang lebih tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk

mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat

menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban

yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk

jawaban tersebut Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk

berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan


terhadap ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok

terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas.

Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.

- Berkompromi

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan

persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat

kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus Mengahadapi masalah khusus

maksudnya menunjukkan masalah dengan memakai pesan "saya", tidak

menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri

atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan untuk

memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah. Dengan

hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensitivitas dan

toleran akan meningkat.


D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted

Individualization (TAI)

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional

dari penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual

yang cocok dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara

heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika

sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim

bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa

mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar

pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah

menguasai keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar

jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil

mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim

bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti

final tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada

di dalam metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah

diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau

penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan


jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan {action research),

karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan

bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a)

guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan

terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai

peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan

utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil

pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian

mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,

kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan

dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan

cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi

kevalidan data yang diperlukan.


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
-

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

meiakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 17 MAKASSAR tahun

pelajaran 2017/2018.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian

atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juli sampai Oktober semester ganjil 2017/2018..

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII-3 SMP

Negeri 17 MAKASSAR tahun pelajaran 2017/2018.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasionai dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-

tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).


Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara

berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah

direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus

1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar berikut.
Penjelasan alur di atas adalah;

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode

pembelajaran model team assisted individualization.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan


yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan

3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur

kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang

diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam

tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran

yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembeiajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembeiajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap

putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator

pencapaian hasil belajar, tujuan pembeiajaran khusus, dan kegiatan

belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa


Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembeiajaran kooperatif

model Team Assisted Individualization, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembeiajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembeiajaran.

5. Tesformatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembeiajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

matematika pada pokok bahasan Kesebangunan Tes formatif ini

diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah

pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soai-soal ini berjumlah 46 soal

yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal

tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini

digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat

digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal

adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga


dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat

kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 72)

Dengan: r,<y : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

IY : Jumlah skor total

IX : Jumlah skor butir soal

IX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal ZXY :

Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus

belah dua sebagai berikut:

Derigan: rn : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan 1*1/21/2

: Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Kriteria reliabilitas tes

jika harga ru dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel

product moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang- menurrjukkari sukar dan mudahnya suatu soal


adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan

taraf kesukaran adalah:

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria untuk

menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah d.

Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya

daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan

untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan

benar
JA : Jumlah peserta kelompok

atas JB : Jumlah peserta

kelompok bawah

benar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda butir soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,40i sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh

melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model Team Assisted Individualization, observasi aktivitas siswa

dan guru dan tes formatif.


E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

beiajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau

persentase keberhasilan siswa setelah proses beiajar mengajar setiap

putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal

tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana

yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,

yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:


Dengan :X = Nilai rata-rata

Z X = Jumlah semua nilai siswa I N

= Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar

mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah

tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas

disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk

menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal,

data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization dan pengamatan

aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif

siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan

tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya

dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya

pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data

pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Team

Assisted Individualization yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data

pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Team

Assisted Individualization.
A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui

instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik,

maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada

siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi: 1.

Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui

kelayakan tes sehihgga dapat digunakan sebagai instrument dalam

penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid

dan 30 soal valid. Hasil dari validits soal-soal dirangkum dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid


1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22,
26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44,45 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji

reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas

rn sebesar 0, 854. Harga ini lebih besar dari harga r product

moment. Untuk jumlah siswa (N = 24) dengan r (95%) = 0,404.

Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan teiah

memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji

terdapat:

- 21 soal mudah

- 15 soal sedang

- 10 soal sukar

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui

kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria

jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9 soal.

Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-

syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. B.

Analisis Data Penelitian Persiklus 1. SiklusI

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes

formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga

dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization, dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan

Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan di Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR dengan

jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:


Table 4.2. Nilai Tes Pada Siklus I

No Nama Siswa Skor Keterangan


T TT
1 Rahul Rahim 70 V
2 nNasrul 50 V
3 Nurlia 90 V
4 Santi Indasari 70 V
5 Agustina 40 V
6 Fitriani 80 V
7 Muh. Risal 70 V
8 Nurjannah 30 V
9 Muh. Asri 70 V
10 Risman 80 V
11 Ibnu saleh 70 V
12 Wahyuni 40 V
13 Nur Faidah Syam 60 V
14 Musdalifah 70 V
15 Fajar Surya 80 V
16 Nuralim Rasyid 80 V
17 Hadrawati 30 V
18 Ridha Mardiani 70 V
19 Masna 30 V
20 Nurul Fajri 70 V
21 Madinah 80 V
22 Ainil Aswaria 40 V
23 Maidina Alsaipa 80 V
24 Warda Tahira 80 V
25 Ramadhani 70 V
26 Hasriani 70 V
27 Muliyati 70 V
28 Imran 60 V
29 Baharuddin 40 V
30 Indra Jaya 70 V
Jumlah 760 20 10
Jumlah Skor 1530
Jumlah Skor Maksimal Idea! 3000
Rata-Rata Skor Tercapai 63,67

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas : 10
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada

Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah 63,67
2 siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 66,67

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif mode! Team Assisted Individualization

diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 63,67 dan

ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 20 siswa dari 30 siswa

sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus

pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai > 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase

ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan

karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang

dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization, c.

Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:


1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran

berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini

masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa

diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan

memberi catatan

3) Guru hams lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan

aiat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan

lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model

Team Assisted Individualization dan lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan di Kelas VIII-3 SNIP Negeri 17 MAKASSAR dengan

jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar

mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif II.


Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 2 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah 72,33


3 ' siswa yang tuntas belajar 22
Persentase ketuntasan belajar 73,33

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 72,33 dan ketuntasan belajar mencapai 73,30% atau ada 22 siswa

dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

1) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

2) Pengelolaan waktu

d. Revfei Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat


kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus HI antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru hams lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru hams mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan

memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap

kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes

formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga

dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa,


b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan di Kelas VIII-3 SMP Negeri 17 MAKASSAR dengan

jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut:

Table 4.6. Nilai Tes Pada Siklus III

No Nama Siswa Skor Keterangan


T TT
1 Rahul Rahim 80
2 Nasrul 70
3 Nurlia 100
4 Santi Indasari 90
5 Agustina 60
6 Fitriani 90
7 Muh. Risal 80
8 Nurjannah 70
9 Muh. Asri 80
10 Risman 80
11 Ibnu saleh 80
12 Wahyuni 70
13 Nur Faidah Syam 80
14 Musdalifah 90
15 Fajar Surya 100
16 Nuralim Rasyid 80
17 Hadrawati 60
18 Ridha Mardiani 90
19 Masna 70
20 Nurul Fajri 80
21 Madinah 100
22 Ainil Aswaria 60
23 Maidina Alsaipa 90
24 Warda Tahira 80
25 Ramadhani 80
26 Hasriani 90
27 Muliyati 90
28 Imran 80 j

29 Baharuddin 70
30 Indra Jaya 70
Jumlah 2410
Jumlah Skor 2410
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000
Rata-Rata Skor Tercapai 80,33

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 27
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah 80,33


2 siswa yang tuntas belajar 21
3 Persentase ketuntasan belajar 90,00

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 80,33 dan dari 30 siswa yang telah tuntas sebanyak 27 siswa

dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90,00% (termasuk


kategori tuntas). Hasil pada
siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization sehingga siswa menjadi

lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar

dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model Team

Assisted Individualization. Dari data-data yang telah diperoleh dapat

duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.


d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization

dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi

yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar

selanjutnya dengan menerapan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat

dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 73,33%, dan

90,00%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini

berdampak positif terhadap prestasi beiajar siswa yaitu dapat

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran

kooperatif model Team Assisted Individualization yang paling dominan

adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

isiswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran teiah


melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model

Team Assisted Individualization dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas

guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati

siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep,'

menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.


BABV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama

tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang

telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Team Assisted

Individualization memiliki dampak positif dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I

(66,67%), siklus II (73,33%), siklus III (90%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Team Assisted

Individualization mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil

wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban siswa

menyatakan bahwa mereka tertarik dan berminat dengn metode

pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization

sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.


B. Saran
Dari hasii penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model Team
t

Assisted Individualization memerlukan persiapan yang cukup

matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih

topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model kooperatif

model Team Assisted Individualization dalam proses belajar

mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru

hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode

pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa

nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh

konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di SMP Negeri 17 MAKASSAR tahun pelajaran

2017/2018.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-

perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi.


Jakarta; Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta; Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and


Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. PetunjukPelaksanaan


Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse,


(online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan


Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamaiik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Hudoyo, H. 1990. Strategi Be/ajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP
Malang.

KBBL 1996. EdisiKedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner.


Victoria
Dearcin University Press. Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Mursell, James (-). Succesfuil rear/?//7^(terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikoiogi Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya.


Universitas

Negeri Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis EvaluasiPengajaran.


Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. StrategiBeiajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardinian, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Beiajar Mengajar. Jakarta:


Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Beiajar dan Model Pembelajaran. Jakarta:


PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Beiajar Mengajar. Surabaya Usaha


Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Bandung: Sinar Baru.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional.


Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikoiogi Pendidikan, Suatu Pendekatan


Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru ProfesionaL Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Stud/ Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap


Has/7 Belajar Matematika. Ma/angr. Program Sarjana Universitas
Negeri Malang.
i
Wetherington. H.C and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar
dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
SURATIZIN PENELITIAN
Nomor : 800/182/SMPN.2/VII/2017

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMP Negeri 17 MAKASSAR


KOTA MAKASSAR , dengan ini memberi izin kepada ;

Nama : ANDI HASTINA, S.Pd, M.Pd


NIP : 19631231 198403 2 094
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV b
Unit Kerja : SMP Negeri 17 MAKASSAR

Untuk melaksanakan penelitian di. SMP Negeri 17 MAKASSAR dalam


rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM


ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP
NEGERI 17 MAKASSAR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN
2017/2018

Mutai bulan Juli sampai bulan Oktober 2017


Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 MAKASSAR


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

2.1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 x pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama, Kedua, dan Ketiga:
a. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan persamaan linear
dua
variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV).
b. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV
berturut-turut dengan metode grafik, substitusi, dan eliminasi.

B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, yaitu mengenai:
a. Mengingat persamaan linear satu variabel (PLSV).
b. Mengenai persamaan linear dua variabel (PLDV)
c. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dua
variabel
dan menggambar
grafik.
d. Mengenai sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
e. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel
(SPLDV).
C. Metode Pembelajaran

NHT, Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

> Pertemuan Pertama

Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Selain itu, Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi oleh guru mengenai perbedaan persamaan linear dua
variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabei
(SPLDV).
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup:
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah

> Pertemuan Kedua


Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjeiasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Guru menjelaskan materi cara menentukan himpunan
penyelesaian dari SPLDV dengan metode grafik.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas
Kegiatan Penutup :
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;

> Pertemuan Ketiga

Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 4-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok
dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan
belajar.
• Guru menjelaskan materi cara menentukan himpunan
penyelesaian dari SPLDV dengan metode substitusi, dan
eliminasi.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam
LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan
dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup:
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah
E. Alat dan Sumber Belajar

- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.


- Buku referensi lain.

F. Penilaian Hasil Belajar .

Indikator Penilaian
Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal
Kompetensi Instrum
en
• Menyebutkan Tes lisan Uraian • Perhatikan bentuk 4x
perbedaan PLDV + 2y = 2
dan SPLDV TP<; T<;ian x - 2y = 4
1 WsP
• Menjelaskan tertulis singkat a. Apakah merupakan
27
SPLDV dalam sistem persamaan?
berbagai bentuk b. Ada berapa variabel?
dan variabel c. Apa variabelnya?
• Menentukan akar Tes Uraian d. Disebut apakah bentuk
SPLDV dengan tertulis tersebut?
substitusi dan • Manakah yang
eliminasi merupakan SPLDV?
a. 4x + 2y = 2 x -
2y = 4
b. 4x + 2y < 2
"C;

x - 2y = 4
c. 4x + 2y > 2
x - 2y = 4
d. 4x + 2y - 2 = 0
x - 2y - 4 = 0
• Selesaikan
SPLDV berikut ini:
3x - 2y = -1 -x + 3y
= 12

_
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS II (Pertemuan 1)

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 MAKASSAR


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester ; 1 (Satu)

Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabei dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar

2.1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabei.

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama, Kedua
a. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan persamaan linear
dua
variabei (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabei
(SPLDV).
b. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV
berturut-turut dengan metode grafik, substitusi, dan eliminasi.

B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabei, yaitu mengenai:
a. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dua
variabei
dan menggambar grafik.
b. Mengenai sistem persamaan linear dua variabei (SPLDV).
c. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabei
(SPLDV).
C. Metode Pembelajaran

NHT, Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas,

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Guru menjelaskan materi cara menentukan himpunan
penyelesaian dari SPLDV dengan metode substitusi, dan
eliminasi.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup:
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah
E. Alat dan Sumber Belajar

- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.


- Buku referensi lain.

F. Penilaian Hasil Belajar

Indikator Penilaian
Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal
Kompetensi Instrum
en
• Menentukan akar Tes Uraian • Selesaikan
SPLDV dengan tertulis SPLDV berikut ini:
substitusi dan 3x - 2y = -1 -x + 3y
eliminasi = 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II ( pertemuan 2 )

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 MAKASSAR


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas ; VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah, Kompetensi
basar 2.2.Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Aiokasi
Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.

B. Materi Ajar
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.

C. Metode Pembelajaran
NHT, Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan ;
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti:
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 4-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok
dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang
sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Guru menjeiaskan materi cara membuat model matematika
dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam
LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oieh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup:
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah

E. Alat dan Sumber Belajar.


• Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
• Buku referensi lain.

F, Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Penilaian


Bentuk
Kompetensi Teknik Instrum Instrumen/ Soal
en
• Membuat model Tes Uraian Harga 4 pensil dan 5
matematika dari tertulis buku tulis Rpl9 000,00
masalah sehari-hari sedangkan harga 3
yang berkaitan dengan pensil dan 4 buku tulis
SPLDV Rpl5 000,00. Tulislah
model matematikanya.
Keliling persegi panjang

adalah 30 cm dan
panjangnya 6 cm lebih
panjang dari lebarnya.
Tulislah model
matematikanya
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 MAKASSAR


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi
2. Memahami.sistem persamaan linear dua variabe! dan
menggunakannya dalam pemecahan masaiah.

Kompetensi Dasar
2.3.Menyelesaikan model matematika dari masaiah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.

Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama:
o Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari
masaiah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
- Pertemu, Kedua:
o Peserta didik dapat menyelesaikan sistem persamaan non
linear dua variabel.
- Pertemuan Ketiga:
o Peserta didik dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan
harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai
sistem persamaan linear dua variabel dan sistem
persamaan non linear dua variabel
B. Materi Ajar.
a. Menyelesaikan masaiah yang berkaitan dengan sistem
persamaan
linear dua variabel.
b. Menyelesaikan sistem persamaan non linear dua variabel.

C. Metode Pembelajaran
NHT,. Tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas,

D. Langkah-langkah Kegiatan
> Pertemuan Pertama

Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampalkan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Selain itu, Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi oleh guru mengenai Penyelesaian model matematika dari
masaiah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas
Kegiatan Penutup :
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah

> Pertemuan Kedua


Pendahuluan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :.
• Guru membagi para siswa menjadi beberapa keiompok yang
beranggotakan 4-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam keiompok dan
nama keiompok yang berbeda. Keiompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Guru menjelaskan materi menyelesaikan sistem persamaan non
linear dua variabel.
• Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari.
• Dalam kerja keiompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap keiompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup:
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
> Pertemuan Ketiga

Pendahuiuan :
• Apersepsi: Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.

Keg i a tan Inti :.


• Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang siswa.
• Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
• Guru memberikan soai-soa! yang berkaitan dengan materi
mengenai sistem persamaan linear dua variabel dan sistem
persamaan non linear dua variabel
• Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
• Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas

Kegiatan Penutup :
• Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
• Peserta didik diberikan pekerjaan rumah

E. Mat dan Sumber Belajar.


• Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1,.
• Buku referensi lain.
Lampiran 5

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Berilah tanda silang (x) pada option jawaban a, b, c atau d yang anda
anggap benar.
t

1. Himpinan Penyelesaian dari persamaan 3x - 3A(4-x) = 2/3x -1


a. 24/37 c. 20/35
b. 24/35 d. 20/37

2. Himpunan Penyelesaian dari persamaan 2x + y - 4 = 0, dengan


x £ (-1, 0,* 1, 2, 3 ) dan y £ ( bilangan bulat).
a. (-1,6), (0,4), (1,2), (2,0), (3,-2)
b. (-1,5), (0,3), (1,1), (2,-1). (3,-3)
c. (-1,4), (0,2), (1,0), (2,-2). (3,-4)
d. (-1,5), (0,3), (1,1), (2,-3). (3,-5)

3. Variabel dari persamaan 2x - y = 1 adalah...........


a. x c. y
b. 2 dan 1 d. x dan y

4. Koefisien dari persamaan 3a + 4b = 14 adalah.......


a. 3 dan 14 c. 3 dan 4
b. 4 dan 14 . d 14

5. Konstanta dari dari persamaan a - 5b = -8 adalah......


a. 1 c. -5
b. -8 d. a dan b

6. Diberikan x + 2y = -5, dengan -2 < x < 3 dan x £ B. Tentukan


Himpunan
Penyelesaiannya...............
a. (-2, -3/2), (-1, -2), ( 0, -5/2), (1, -3), (2, -7/2)
b. (-3/2, -2), (-2,-1), (-5/2, 0), (-3,1), (-7/2, 2)
C. (-2, -3), (-1, -2/3), ( 0, -5/2), (1, -3), (2, -7/2
d. (-2, -3/2), (-1, 4), ( 0, -5/2), (1, -5), (2, -7/2
7. Akar dari persamaan 2x - y = 8 adalah
a. x = 2 dan y = -4 c. x = 3 dan y =
-5
b. x = -2 dan y = 4 d. x = -3 dan y =
5

8. Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dapat diselesaikan


dengan
menggunakan metode berikut ini kecuali..........
a. Eliminasi c. Substitusi
b. Grafik d. Akar kuadrat

9. Persamaan yang berbentuk ax + by + c = 0 dengan a dan b tidak


semuanya nol, dan a, b dan c £ R dinamakan :......
a. Persamaan Linear Satu Variabel
b. Persamaan Linear Dua Variabel
c. Persamaan Linear Tiga Variabel
d. Persamaan Linear Empat Variabel

10. Model matematika dari pernyataan Tiga kali bilangan pertama


ditambah
lima kali bilangan kedua adalah 14 yang benar adalah........
a. 14 + 3x = 5 c. 3x + 5y = 14
b. 5x-3y=14 d..3x=14 + 5y
Lampiran 6
SOAL EVALUASI SIKLUS II

Berilah tanda silang (x) pada option jawaban a, b, c atau d yang


anda anggap benar.

1. Dengan menggunakan metode substitusi, maka himpunan


penyelesaian
dari SPLDV
2x -3y= 2
5x + 2y = 24

a. (4, 2) c. (-2, 4 )
b. (3,3) d. (-3,-5)

2. Nilai x yang merupakan penyelesaian 2x - 5y = 2 dan 5x + 2y =


34
adalah......
a. 2 c. 6
b. 4 d.'8

3. Himpunan Penyelesaian persamaan 4x + y = 7 dan 3x - 2y = 8


adalah ...
a. (-2,1) c. (2, 1)
b. (-2,-1) d.(2,-l)

4. Himpunan Penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 19 dan x -


2y = -8
adalah (x, y), maka nilai x - 10 y adalah....
a. 52 c. -48
b. 48 d.-52

5. Diberikan SPLDV :

25m - 7n = 11
100m + 3n =
106
Nilai dari 3 m + 2
n adalah......................................
a. 9 c. 5
b. 7 d. 3

6. Pada ax + by = 29 diambil x = 3 dan y = 5, serta pada ax + by = 13


diambil x = 7 dan y = -2, Nilai a dan b adalah............
a. 3 dan 4 « c. 3 dan -4
b. -3 dan 4 d. -3 dan -4

7. Pasangan berurutan (-2, -13) dan (1, -1 ) merupakan penyelesaian


dari
PLDV : y = ax + b. Nilai a - b adalah.........
a. 4 c. 9
b. 5 d. 11

8. Perbandingan dua bilangan bulat positif x dan y adalah 2 : 3 dan


selisihnya adalah 4. Jumlah kedua bilangan itu adalah........
a. 10 c. 30
b. 20 d. 40 ,

9. Penyelesaian SPLDV :

6/x-5/y =1/2 11/x


+ 2/y = 13/2

adalah.................
a. x = 2 dan y = -2
b. x = -2 dan y = 2
c. x = 2 dan y = 2
d. x = 4 dan y = 2

10. Suatu persegi panjang kelilingnya 76 cm dan panjangnya 18 dm lebih


dari lebarnya. Luas persegi panjang itu adalah.............
a. 280 dm2 c. 100 dm2
b. 180 dm2 d. 140 dm2
Lampiran 7
SOAL EVALUASI SIKLUS III

Berilah tanda silang (x) pada option jawaban a, b, c atau d yang anda
anggap benar.

1. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear 3x + 2y = 32


dan
2x-y = lOadalah...............
a. (2,1) c. (2, -1)
b. ( 6, 2 ) d. (-2, 1)

2. Harga 5 buku tulis dan 2 pensil Rp. 1.550.000,- Sedangkan harga 2


buku
tulis dan 5 pensil Rp. 1.250.000,- Maka harga satu buku tulis adalah....
a. Rp. 150,- c. Rp. 250,-
b. Rp. 200,- d. Rp. 275,-

3. Harga 2 buah buku tulis dan 4 pensil Rp 5.000,- Harga 3 buku tulis
dan 2
pensil Rp. 5.500,- Harga 1 buku tulis dan 3 pensil adalah.......
a. Rp. 2.500,- c. Rp. 3.500,-
b. Rp. 3.000,- d. Rp. 4.000,-

4. Tiga buah kelapa muda dan 2 buah semangka harganya Rp 11.750,-


sedangkan 2 buah kelapa muda dan 5 buah semangka harganya
Rp. 11.500,- Berapakah harga 5 buah kelapa muda dan 10 buah
semangka........?
a. Rp. 26.250,- c. Rp. 35.000,-
b. Rp. 32.500,- d. Rp. 45.000,-

5. Harga 4 buku Matematika dan 3 buku IPA Rp. 28.500,- Harga 3 buku
Matematika dan 6 buku IPA Rp. 34.500,- Berapakah harga 2 buku
Matematika dan 4 buku IPA ....?
a. Rp. 8.000,- c. Rp. 12.500,-
b. Rp. 9.000,- d. Rp. 23.000,-
6. Dua tahun yang lalu seorang laki-laki umurnya 6 kali umur anaknya.
18
tahun kemudian umurnya akan menjadi dua kali umur anaknya. Umur
mereka sekarang masing-masing ayah dan anaknya adalah..
a. 32 tahun dan 7 tahun c. 30 tahun dan 9 tahun
b. 32 tahun dan 9 tahun d. 30 tahun dan 7 tahun

7. Harga 5 kg apel dan 8 kg jeruk adalah Rp 57.000,-. Harga 3 kg apel


dan
5 kg jeruk adalah Rp. 35.000,- maka harga 1 kg apel adalah.....
a. Rp. 6.500,- c. Rp. 5.500,-
b. Rp. 6.000,- d. Rp. 5.000,-

8. Keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah 48 m.


Panjangnya lebih 6 meter dari lebarnya. Ukuran tanah tersebut adalah
....
a. 15nrx9m c. 12 m x 15 m
b. 9mxl2m d. 15 m x 13 m

9. Suatu campuran 40 kg beras harganya Rp. 2,350,-/kg yang dicampur


dari
beras seharga Rp. 2.200/kg dan Rp 2.500/kg. Berapah kg dari
masing-
masing bagian hams diambil....?
a. 30 kg c.,20 kg
b. 40 kg d. 50 kg

10. Fauzan berjalan kaki dari kota A ke kota B. Bila dalam sejam ia
berjalan
1 V2 km lebih cepat, maka ia hanya memerlukan waktu 4/5 dari waktu
yang digunakannya. Bila ia berjalan V2 km lebih lambat dalam sejam,
maka ia akan berjalan 2 Vz jam lebih lama. Berapa jarak kota A dan
B.....?
a. 165 km c. 150 km
b. 175 km d. 180 km
Lampiran 8
KUNCIJAWABAN

Anda mungkin juga menyukai