COVID-19
OLEH:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Sri Novitayani, MNS
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
proposal penelitian ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis kepada semua
penelitian ini.
2. Bapak Teuku Tahlil, MS., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ns. Ardia Putra, MNS
selaku Wakil Dekan II, dan Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M.Kep., Sp.Kep.An
3. Ns. Hasmila Sari, M.Kep., Sp.Kep.J selaku Ketua Program Studi Ilmu
4. Ns. Arfiza Ridwan, MNS selaku Koordinator Skripsi Program Studi Ilmu
ini.
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang
7. Ayahanda Alm. Hasmi dan Ibunda Ismanidar, Kakak Ismi Ayu Wandira,
Abang tercinta Muhammad Azhari, Adik Ismi Nanda Anjela dan Ismi Cahya
menempuh pendidikan.
penelitian ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
F.
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nidovirales dan dapat menyebar secara luas pada manusia dan mamalia lainnya
pernapasan dengan gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas,
letih dan lesu, sehingga pada kasus berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, hingga kematian. Covid-19 tergolong virus corona jenis baru dan
berbeda dengan virus yang menyebabkan SARS (Meng, Hua & Bian, 2020; Aida,
2020).
Berdasarkan kasus korona di dunia 2 April 2020, dari 203 negara yang
terjangkit korona, kasus terkini telah mencapai 938.565 kasus diantaranya telah
861.113. Dari kasus 203 negara tersebut ada sebanyak 47.303 meninggal dan
kasus terbesar yaitu: Amerika serikat 214.465 kasus (4.842 meninggal dan 8.805
sembuh), Italia 110.574 kasus (13.155 meninggal dan 16.847 sembuh), Spayol
104.118 kasus (9.387 meninggal dan 22.647 sembuh), China 81.554 kasus (3.312
orang meninggal dan 76.238 sembuh), Jerman 77.981 kasus (931 meninggal, dan
18.700 sembuh), Perancis 56.989 kasus (4.032 meninggal dan 10.934 sembuh),
Iran 47.593 kasus (3.036 meninggal dan 15.473 sembuh), Inggris 29.474 kasus
(2.352 meninggal dan 135 sembuh), Swiss 17.768 kasus (488 meninggal dan
2.967 sembuh) dan Turki 15.679 kasus (277 meninggal dan 333 sembuh) (Aida,
2020), sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, pasien yang meninggal
diseluruh dunia mencapai 47.303 orang atau 4,69 persen, sedangkan pasien yang
kasus positif, 170 orang meninggal dan 120 orang sembuh. Hingga hari ini 2 April
jumlah provinsi yang tercatat memiliki kasus positif Covid-19 di 32 daerah yaitu;
posisi pertama DKI Jakarta sebanyak 897 kasus (90 meninggal dan 52 sembuh).
Posisi kedua Jawa Barat memiliki 223 kasus (25 meninggal dan 21 sembuh).
Kemudian Banten sebanyak 164 kasus (14 meninggal dan 7 sembuh). Selanjutnya
Jawa Tengah memiliki 104 kasus (7 meninggal dan 7 sembuh). Terakhir Jawa
Timur memiliki 104 kasus (11 meninggal dan 22 sembuh) (Aida, 2020).
2020).
sekali muncul di Wuhan, Cina pada awal Desember 2019 (phelan, Katz, & Gostin,
2020). Penyebab adanya virus covid-19 ini diduga berhubungan dengan pasar
hewan dan makanan laut kota Wuhan. Sehingga hal ini menunjukkan adanya
tersebut berasal dari ular atau kelelawar (media Indonesia, 2020). Adapun proses
penularan wabah Covid-19 dimulai dengan satu penularan dari hewan ke manusia
atau percikan cairan dari penderita (Meng, Hua & Bian, 2020). Adapun gejala
utama klinis Covid 19 yaitu demam, batuk kering, dan sesak napas, (Chen et al.
2020; Guan et al. 2020). WHO juga telah mengumumkan bahwa wabah ini
internasional (Mahase, 2020). Pada bulan Februari 2020 Covid-19 telah diakui di
34 negara dengan total 80.239 kasus yang di konfirmasi dan 2.700 kematian
(WHO, 2020).
Penyakit yang dikenal dengan nama Corona virus atau Covid-19 ini adalah
salah satu penyakit mematikan yang paling ditakutkan di abad 21 ini, berbagai
aktivitas dari seluruh negara terhenti dikarenakan virus mematikan ini. Begitu
pula dengan Indonesia, sebagian besar aktivitas dihentikan salah satunya bidang
juga di Aceh, Bapak Rektor Universitas Syiah Kuala telah mengeluarkan surat
adalah sebuah metode pembelajaran melalui jaringan web, yang mana setiap mata
kuliah atau pelajaran menyediakan materi dalam bentuk video atau slideshow,
dengan tugas mingguan yang harus dikerjakan dalam batas waktu pengerjaan yang
telah ditentukan dengan beragam system penilaian (Bilfaqih & Qomarudin, 2015).
Daring sendiri pada dasarnya sebuah sistem yang sudah pernah diterapkan di
Indonesia tetapi hanya di tempat dan kalangan tertentu, bagi mereka yang belum
terbiasa akan merasa tidak efektif terutama bagi kalangan menengah kebawah
(Melania, 2020). Berbagai macam keluhan para pendidik muncul akibat sistem
daring ini, seperti pembelian paket data, jaringan yang susah, hal ini tentunya
membuat para mahasiswa terkadang merasa susah, galau, dan putus asa yang
ujung-ujungnya akan berakhir kepada stres (Arsendy, Sukoco & Purba, 2020).
Stres menurut Lazarus dan Folkman (1984 dalam Potter & Perry, 2005),
stres merupakan suatu reaksi fisik dan psikologis terhadap tuntutan hidup yang
Sedagkan menurut Neuman dan Fawcett (2011, dalam Potter, Perry, Stockert &
Hall, 2013), stres merupakan suatu reaksi rangsangan yang bisa menyebabkan
pembelajaran daring, sehingga peneliti ingin melihat gambaran tingkat stres yang
mahasiswa KBK, dari segi tutorial mereka kurang menguasai materi secara online,
dari segi praktikum mereka tidak bisa melihat dan mempraktekkan secara
langsung, dan juga keterbatasan dana untuk membeli paket. Sedangkan 5 orang
daring mengatakan bahwa banyak habis kuota, jaringan tidak bagus, tugas banyak
mereka jadi malas belajar karena pembelajaran daring bisa menemukan jawaban
di internet.
pembelajaran daring dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya stres pada
yang sedang marak di Indonesia belum ada penelitian mengenai ini. Sehingga
Wabah Covid-19”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Covid-19
2. Tujuan Khusus
digunakan sebagai bahan kajian dan informasi tambahan untuk para praktisi
mengikuti proses perkuliahan dengan sistem daring selama masa wabah Covid-
19
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
waktu. Dengan banyaknya waktu luang keluhan waktu selama ini dapat
teratasi.
c. Mahasiswa terutama mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sangat sangat
terbantu sekali karena tidak perlu datang ke kampus untuk belajar cukup
inklusi.
b. Masif
edX diikuti oleh 370.000 siswa. Coursera yang diluncurkan Januari 2012,
pada November 2012 sudah memiliki murid lebih dari 1,7 juta tumbuh
c. Terbuka
pendaftaran khusus bagi pesertanya. Siapa saja, dengan latar belakang apa
saja dan pada usia berapa saja, bisa mendaftar. Hak belajar tak mengenal
digunakan hanya menggunakan reader pdf dan flash reader karena file
disampaikan.
materi.
b. Perencanaan
c. Penjadwalan
d. Pengawasan
e. Penilaian
f. Evaluasi
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang telah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
hingga saat ini masih digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja model
konvensional adalah suatu proses pembelajaran dimana guru atau dosen hanya
(individual).
a. Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat
i. Diharapkan bahwa hanya sebagian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran
sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada
k. Siswa biasanya menempuh beberapa test atau ulangan mengenai bahan yang
dan perlu dikuasai oleh pembelajar untuk menjalani kehidupan mereka, baik
peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran dalam
2. Jenis Stres
Menurut Potter, Perry, Stockert, & Hall (2013), menyatakan bahwa
terdapat beberapa jenis stres diantara nya meliputi:
a. Stres pekerjaan, keluarga, penyakit kronis dan penyakit akut.
Ketika seseorang melihat stimulus sebagai suatau tantangan,
sehingga mengarkan nya kepada penguasaan dan perbaikan, lalu ketika
orang lain melihat hal yang sama, stimulus tersebut sebagai suatau
ancaman yang mengarah pada kerugian.
Individu dengan tanggung jawab keluarga dan pekerjaan penuh
waktu diluar rumah dapat mengalami stres kronis dapat mengalami stres
kronis,baik terjadi dalam kondisi stabil ataupun menegangkan.
b. Kesibukan harian
kesibukan harian juga dapat membuat seseorang stres dikarenakan
banyak nya aktivitas yang dilakukan setiap harinya, seperti pergi ke kantor,
berurusan dengan orang yang sulit, mengelola uang yang semakin rumit
c. Trauma
trauma pada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan yang
mempengaruhi seseorang untuk stres.
d. Krisis
ketika ekonomi seseorang merosot jatuh sehingga dapat membuat
orang tersebut merasakan kepikiran terus-menerus untuk bisa memunuhi
kebutuhan hidupnya hingga akhir nya berdampak pada stres.
3. Model Stres
Model stres digunakan untuk mengidentifikasi stresor bagi individu
tertentu dan memprediksi respon individu tersebut terhadap stresor. Setiap
model menekankan aspek stres yang berbeda. Menurut Potter & Perry (2005),
terdapat beberapa model stres yaitu:
a. Model stres berdasar respons
Model berdasar respon berkaitan dengan mengkhususkan respon
atau pola respon tertentu yang mungkin menunjukkan stresor. Model stres
dari Selye (1976 dalam Potter & Perry, 2005), adalah model berdasarkan
respon yang mendifinisikan stres sebagai respon non-spesifik dari tubuh
terhadap setiap tuntutan yang ditimpakan padanya.
b. Model adaptasi
Model adaptasi menunjukkan bahwa empat faktor menentukan
apakah suatu situasi menegangkan (Mechanic, 1962 dalam Potter & Perry,
2005), sebagai berikut:
1) Faktor pertama, biasanya bergantung pada pengalaman seseorang
dengan stresor serupa, sistem dukungan, dan persepsi terhadap
keseluruhan.
2) Faktor kedua, biasanya berkenaan dengan praktik dan norma kelompok
sebaya individu, jika kelompok sebaya memandang sebagai normal
untuk membicarakan tentang stresor tertentu, klien mungkin berespon
dengan mengeluhkan tentang stresor tersebut atau mendiskusikannya.
Respon ini dapat membantu beradaptasi terhadap stres atau klien
meresponnya dengan cara yang sederhana untuk menyesuaikan diri
dengan perilaku kelompok sebaya.
3) Faktor ketiga, biasanya dampak dari lingkungan sosial dalam
membantu seorang individu untuk beradaptasi terhadap stresor.
4) Faktor terakhir, biasanya mencakup sumber yag dapat digunakan untuk
mengatasi stresor. Model adaptasi didasarkan pada pemahaman bahwa
individu mengalami ansietas dan peningkatan stres ketika mereka tidak
siap untuk menghadapi situasi yang menegangkan.
c. Model berdasar stimulus
Model berdasar stimulus berfokus pada karakteristik yang
mengganggu atau disruptif di dalam lingkungan. Model berdasarkan
stimulus memfokuskan pada asumsi berikut (MeNett, 1989 dalam Potter &
Perry, 2005);
1) Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal, dan perubahan
ini membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yang sama.
2) Individu adalah resipien pasif dari stres, dan persepsi mereka
terhadap peristiwa adalah tidak relevan.
3) Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama, dan penyakit
dapat terjadi pada setiap titik setelah ambang tersebut.
d. Model berdasar transaksi
Model berdasarkan transaksi memandang individu dan lingkungan
dalam hubungan yang dinamis, resiprokal, dan interaktif (Lazarus &
Folkman, 1984 dalam Potter & Perry, 2005). Model ini yang
dikembangkan oleh lazarus dan folkman, memandang stresor sebagai
respon perceptual individu yang berakar dari proses psikologis dan
kognitif. Stres berasal dari hubungan antara individu dan lingkungan.
Model ini berfokus pada proses yang berkaitan dengan stres seperti
penilaian kognitif dan koping (Monsen, Floyd, & Brookman, 1992 dalam
Potter & Perry, 2005).
c. Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis adalah kelenjar kecil tepat dibawah hipotalamus
yang berfungsi untuk menghasilkan hormon yang diperlukan untuk
adaptasi terhadap stres. Seperti hormon tiroid, gonad, dan paratiroid.
Ketika kadar hormon turun kelenjar hipofisis menerima pesan untuk
meningkatkan sekresi hormon.
d. General Adaption Syndrome (GAS)
GAS adalah respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres.
Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh terutama sistem saraf
otonom dan sistem endokrin. Gas terdiri atas reaksi peringatan, tahap
resistensi dan tahap kehabisan tenaga.
Selama reaksi alarm naiknya kadar hormon menghasilkan
peningkatan volume darah, kadar glukosa darah, epinefrin, detak jantung,
aliran darah ke otot, oksigen asupan dan kewaspadaan mental. Pupil mata
melebar dikarenakan untuk menghasilkan bidang visual yang lebih besar.
Jika penyebab stres merupakan suatu ancaman yang ekstrem terhadap
hidup atau menetap untuk waktu yang lama, maka orang tersebut maju ke
tahap kedua yaitu tahap resistensi.
Selama tahap resistensi atau perlawanan tubuh kembali stabil dan
merespon cara yang berlawanan dengan reaksi alarm. Tingkat hormon,
denyut jantung, tekanan darah, dan curah jantung kembali normal sehingga
tubuh dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Namun, jika respon
stres diaktifkan secara kronis keadaan allostatis terjadi. Gairah kronis ini
dengan kehadian hormon yang kuat menyebabkan kehausan berlebih pada
orang tersebut yang disebut sebagai beban allostatic. Jika beban allophatic
terus persisten maka individu memasuki tahap ketiga dari GAS yaitu tahap
kehabisan tenaga atau kelelahan.
Tahap kelelahan terjadi ketika tubuh tidak lagi mampu untuk
melawan efek dari stressor dan menghabiskan energi yang diperlukan
untuk mempertahankan adaptasi. Respon fisiologis menghebat tetapi
tingkat energi individu terganggu dan adaptasi terhadap stresor hilang.
Tubuh tidak mampu untuk mempertahankan dirinya terhadap dampak
stresor, regulasi fisiologis menghilang, dan jika stres berlanjut dapat terjadi
kematian.
6. Gejala Stres
Gejala stres juga dapat ditemukan dalam diri individu baik fisik, emosi,
interpersonal dan intelektual (Hardjana, 1994 dalam Aryani, 2016) yaitu:
a. Gejala fisik meliputi: tidur tidak teratur, tegang pada leher, sakit kepala,
tidak selera makan, sering gemetar, dan berkeringat.
b. Gejala emosional meliputi: gelisah, cemas, marah-marah, sedih, mood yang
berubah-ubah, gugup, dan harga diri yang rendah.
c. Gejala interpersonal meliput: egois, mudah menyalahkan orang lain, suka
mencari kesalahan orang lain, kesedihan karena merasa kehilangan orang
yang disayangi, dan sering “mendiamkan” orang lain. Adapun gejala
intelektual yang dialami meliputi, pelupa, sering melamun, sulit
konsentrasi, pikiran kacau, sulit mengambil keputusan, sulit mengingat
sesuatu, dan rendahnya motivasi dan prestasi belajar.
a. Faktor situasional
Stres situasional muncul dari pribadi atau perubahan pekerjaan
keluarga yang ujungnya menyebabkan penyakit kronis. Ketidakpastian
terhadap penyakit dan pengobatan dapat memicu stres pada pasien dari
segala usia. Begitupun dari segi membayar untuk perawatan dan akses
terbatas ke penyedia layanan juga membuat seseorang stres.
b. Faktor kedewasaan
Stres bervariasi sesuai tahap kehidupan. anak-anak
mengidentifikasi stres yang berkaitan dengan penampilan fisik mereka,
keluarga mereka, teman-teman mereka, dan sekolah. Anak-anak remaja
mengalami stres terkait untuk masalah harga diri, mengubah struktur
keluarga sebagai akibat dari penceraian atau kematian orang tua.
Sehingga saat remaja mencari identitas dengan kelompok sebaya dan
terpisah dari keluarga mereka, sehingga mereka mengalami stres.
Kemudia stres untuk orang dewasa berpusat pada perubahan besar dalam
situasi kehidupan.
c. Faktor sosiokultural
Stresor lingkungan dan social sering menyebabkan msalah
perkembangan. Stresor potensial itu mempengaruhi semua kelompok
umur tetapi sangat menegangkan bagi kaum muda termasuk kemiskinan
yang berkepanjangan dan cacat fisik. Tetapi anak-anak menjadi rentan
ketika kehilangan orang tua dan pengasuh melalui penceraiaan, penjara
kematian atau ketika orang tua menderita penyakit mental.
Menurut Kozier (2010), terdapat beberapa indikator stres yaitu
fisiologis, psikologis, dan kognitif.
a. Indikator fisiologis
Respon terhadap stres bervariasi tergantung pada persepsi individu
terhadap peristiwa. Tanda dan gejala fisiologis stres muncul akibat
aktivitas sistem simpatetik dan sistem neuroeddokrin tubuh. Adapun
indikator fisiologis stres seperti, produksi keringat meningkat, frekuensi
jantung dan curah jantung meningkat, kulit pucat, mulut kering,
ketegangan otot meningkat, kecepatan dan kedalaman respirasi
meningkat.
b. Indikator psikologis
Adapun manifestasi psikologis stres mencakup ansietas seperti
kegelisahan mental, ketakutan, dan perasaan putus asa. Takut adalah
emosi atau rasa khawatir yang dibangkitkan oleh persepsi bahaya, nyeri,
atau ancaman lain yang akan terjadi., Marah baik dalam bentuk verbal
atau non verbal. Depresi seperti perasaan sdih, putus asa, kekesalan,
perasaan tak berharga, gangguan tidur, menarik diri, kesulitan dalam
membuat keputusan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. dan
mekanisme pertahanan ego yang tidak disadari.
c. Indikator kognitif
indikator kognitif stres adalah respon berpikir yang mencakup
pemecahan masalah, penstruktural, control diri atau disiplin diri, supresi,
dan fantasi.
10. Tingkatan Stres
Menurut Selye (1976, dalam Potter & Perry (2005) mengelompokkan
tingkat stress menjadi tiga tingkatan yaitu:
a. Stres ringan
Terjadi pada kehidupan sehari-hari dimana individu menjadi
waspada dan mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Gejala
yang dialami seperti gugup, gemetar, dan tegang yang dirasakan hingga
beberapa jam serta tidak menimbulkan penyakit.
b. Stres sedang
Individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan
mengesampingkan yang lain. Gejala yang dialami seperti, susah tidur,
sakit kepala, gelisah, mudah lelah, mudah tersinggung, mudah marah,
sulit beristirahat. Terjadi hingga beberapa jam sampai beberapa hari, serta
dapat berpengaruh pada kesehatannya.
c. Stres berat
Tahap ini persepsi individu mulai menurun dan cenderung
memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi stres. Hal ini terjadi hingga beberapa minggu sampai
beberapa tahun misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis,
kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.
Namun tingkat stres berdasarkan Psychology Foundation Of Australia
(2010 dalam Marziah, 2018) menjadi 5 tingkatan, yaitu:
a. Stres normal
Stres normal merupakan suatu reaksi alamiah yang terjadi dalam
kehidupan seseorang. Seperti merasakan detak jantung yang lebih keras
setelah beraktivitas, kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus
ujian dan lain sebagainya (Crowford & Henry, 2003).
b. Stres ringan
Stres ringan merupakan stresor yang dihadapi yang bisa berlangsung
beberapa menit atau jam. Seperti dimarahi guru, kemacetan. Stresor ini
dapat menimbulkan gejala antara lain kesulitan bernafas, bibir kering,
lemas, keringat berlebihan ketika temperature tidak panas, takut tanpa
alasan yang jelas, merasa lega jika situasi berakhir.
c. Stres sedang
Stres sedang merupakan stres yang berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari. Seperti perselisihan yang tidak dapat diselesaikan
dengan seseorang. stresor ini dapat menimbulkan gejala seperti mudah
merasa lelah, mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung
dan gelisah.
d. Stres parah
Stres parah merupakan situasi kronis yang dapat terjadi dalam
beberapa minggu, seperti perselisihan dengan guru atau teman secara terus
menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulitan finansial. Stresor ini
dapat menimbulkan gejala seperti merasa tidak kuat lagi dalam melakukan
kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan segala hal, merasa tidak
dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan dimasa depan.
e. Stres sangat parah
Stres sangat parah merupakan situasi kronis yang dapat terjadi dalam
beberapa bulan dan dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.
Biasanya seseorang untuk hidup cenderung pasrah dan tidak memiliki
motivasi untuk hidup. Seseorang dalam tingkatan dalam stres ini biasanya
teridentifikasi mengalami depresi berat kedepannya.
dari Selye (1976 dalam Potter & Perry, 2005), tentang stres dapat dilihat dari
Tingkat Stres
menurut Selye
Pembelajarn Daring (1976 dalam Potter
& Perry, 2005):
Suatu metode
pembelajaran online atau 1. Stres Ringan
melalui internet 2. Stres Sedang
3. Stres Parah
4. Stres Sangat
Parah
B. Pertanyaan Penelitian
berikut:
METODE PENELITIAN
gambaran dari suatu keadaan secara objektif. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan cross sectional, yaitu cara pengumpulan data
dilakukan sekaligus pada suatu saat. Tujuan metode penelitian ini agar diperoleh
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Februari 2020, sedangkan
pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2020.
D. Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
yang disusun peneliti atas tiga bagian yang terdiri dari:
a.Bagian A, meliputi data demografi responden yang dibuat oleh peneliti
sendiri yang
terdiri dari: usia, umur, dan jenis kelamin.
b. Bagian B, beberapa pertanyaan yang terdapat pada kuesiner DASS, berupa
kelelahan, dan emosional.
c..Bagian C, Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan kuesioner yang dikembangkan dari Depression Anxiety Stress
Scales (DASS), salah satu alat ukur yang di gunakan untuk mengukur
tingkat stres, alat ukur ini terdiri dari 14 item pertanyaan yang di
kembangkan oleh Lavibond pada tahun 1995 pada kuesioner nomor 1, 6,
8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, dan 39, dengan 3 pilihan jawabann
yaitu 0 (nol) tidak sesuai dengan saya sama sekali atau tidak pernah, satu
(1) sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu atau kadang-kadang, dua (2)
sering dan 3 (tiga) sagat sesuai dengan saya atau sering sekali. Adapun
hasil pengukuran Dass 14 adalah 0-14 Normal, 15-18 Ringan, 19-25
Sedang, 26-33 Parah, dan >34 Sangat Parah.
E. Etika Penelitian
Etik merupakan nilai moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan etik penelitian
merupakan prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam penelitian (Supardi &
Rustika, 2013). Pada penelitian ini sangat menjungjung tinggi prinsip etika
penelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian
sebagaimana dikemukakan oleh polit dan Beck (2006, dalam Setiawan &
Saryono, 2011) sebagai berikut:
1. Prinsip manfaat
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa unsyiah sebagai responden
penelitian, yang mengandung konsekuen bahwa apapun yang dilakukan
adalah demi kebaikan dan memberikan manfaaat untuk kepentingan individu
atau masyarakat secara keseluruhan.
2. Prinsip menghormati martabat manusia
Dimana pada penelitian ini responden memiliki hak asasi manusia dan
kebebasan untuk mengikuti penelitian ini, responden berhak mendapatkan
informasi terkait penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan
informed consent yang merupakan lembar persetujuan menjadi responden,
yang disetujui secara tertulis maupun verbal, dan peneliti tidak akan
memaksa, tidak akan merugikan baik dari segi fisik, mental, maupun
finansial, dan tidak juga dikenakkan biaya apapun.
3. Prinsip keadilan
Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
prosedur terkait penelitian untuk memenuhi prinsip kejujuran keadilan,
keterbukaan, dan kehati-hatian agar menjamin seluruh responden dalam
penelitian mendapatkan perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa
membedakan suku, budaya, agama dan jenis kelamin.
4. prinsip kerahasiaan
Kerahasiaan data pribadi milik responden dalam penelitian ini akan
dijaga sepenuhnya oleh peneliti, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, dan semua data pribadi responden disimpan dengan aman, dan
akan menggunakan koding untuk menjaga privasi dan kerahasiaan identitas
responden.
b. Koding
Peneliti memberikan kode dalam bentuk angka pada data.
Pemberian kode dilakukan agar memudahkan peneliti saat melakukan
pengolahan data.
c. Transferring
Setelah data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai
dari responden pertama sampai responden terakhir kemudian dimasukkan
ke dalam tabel dan data tersebut diolah sesuai dengan subvariabel yang
diteliti.
d. Tabulating
Merupakan proses dalam membuat tabel-tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian. Jawaban responden berdasarkan kategori dikelompokkan
dan dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
Variabel tingkat stres dikategorikan normal 0-14, ringan 15-18, sedang 19-
25, berat 26-33, dan sangat berat >34.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode Statistik Deskriptif.
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian
guna memperoleh gambaran atau karakteristik sebelum dilakukan analisa
bivariat (Ariani, 2014).
Hasil pengkategorian ditabulasi dalam tabel distribusi frekuensi ditentukan
presentase perolehan (p) untuk setiap kategori dengan menggunakan rumus
berikut:
ft
p= x 100 %
n
Keterangan:
p= Presentase
ft= Jumlah jawaban yang benar
n= Jumlah total pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., et al. (2020). Clinical features
of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. L Meng, L.,
Hua, F., Bian, Z. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19): emerging and
future challenges for Dental and Oral Medicine. Journal Of Dental Researc, 1-7
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/02/074651765/update-virus-corona-
dunia-2-april-934245-kasus-193891-orang-sembuh-46923
https://waspadaaceh.com/2020/04/02/update-corona-aceh-odp-1-003-pdp-jadi-49-
positif-5-kasus/
https://muda.kompas.id/baca/2020/04/06/pembelajaran-daring-apakah-efektif-untuk-
indonesia/
https://theconversation.com/riset-dampak-covid-19-potret-gap-akses-online-belajar-
dari-rumah-dari-4-provinsi-136534
https://tirto.id/bagaimana-masyarakat-dunia-bertahan-hidup-di-tengah-lockdown-
eFFk
Isman, M. (2016). Pembelajaran moda daring dalam jaringan. Jurnal Edukasi, 586-
588
Kozier. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Kinanti, O. A., Hermawaty, T., Hidayati, N. O. (2012). Gambaran tingkat stres siswa
aman 3bandung kelas x11 menjelang ujian nasional
Lazarus, R. S & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York
McGraw-Hill, Inc.
Phelan, A. L., Katz, R., Gostin, L. O. (2020). The novel coronavirus originating in
Wuhan, China: challenges for global health. Jama, doi:10.1001/jama.2020.1097
Marziah. (2018). Gambaran Tingkat Stres dan Mekanisme Koping Residen Yang
Mengikuti Rehabilitas Napza di Banda Aceh. http://www2.Psy.Unsw.Edu.au/gr
oups/dass
Sumiati, dkk. (2010). Penanganan Stres Pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
CV. Trans Info Media
Saryono. Anggraeni, M. D. Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Yogyakarta: Nuha Medika
Supardi, S., Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media